Bab 15 - Insomnia

...༻✿༺...

Hening menyelimuti suasana. Bella dan Ben saling membisu. Bella bahkan tidak dapat bermain ponsel. Gadis itu sedang memikirkan cara untuk pulang.

"Sebaiknya aku pulang saja," ungkap Bella sembari bangkit dari tempat duduk.

"Sekarang? Apa kau yakin? Ini hampir jam 12 malam. Lebih baik kau bermalam saja," saran Ben dengan raut wajah datarnya.

"Be-bermalam? Di sini?" Bella menunjuk dirinya sendiri sambil lekas menggeleng. Lalu mengatakan tidak. Dia tidak berani bermalam. Takut kalau-kalau Lucky kembali.

"Kenapa kau terlihat ragu, Dokter? Jangan bilang kau takut?" Ben melakukan tatapan selidik.

Kini Bella bingung harus menjawab apa. Jika menolak, dia takut Ben akan marah. Tetapi Bella juga tidak mau bermalam di rumah Ben. Selain mengerikan, Bella juga belum mempercayai Ben maupun Lucky.

"Tidak. Aku harus secepatnya pulang karena ada pekerjaan lain." Bella memberikan alasan.

"Ya sudah, aku tidak memaksa. Tetapi jangan memintaku untuk mengantarmu." Ben berdiri. Kemudian beranjak menaiki tangga.

Bella tercengang. Ben memang tidak memiliki rasa kepedulian yang tinggi. Pria itu sama sekali tidak berminat memastikannya baik-baik saja.

Bella mendengus kasar. Matanya sempat mendelik ke arah tangga. Giginya menggertak kesal. Dia akhirnya pergi keluar dari rumah. Baru beranjak beberapa langkah, sosok Ben terdengar memanggil.

Pandangan Bella otomatis mengedar. Dia menemukan Ben berdiri dengan tenang di balkon. Pria itu menatap lurus ke arah Bella. Meletakkan kedua tangannya ke atas pagar pembatas.

"Kau tahu kenapa aku tinggal di sini? Karena hutan di sini lebat. Banyak psikopat seperti Lucky yang berkeliaran di sini," ujar Ben. Ia mengalihkan bola matanya ke arah langit. Sedangkan Bella masih mematung di tempat. Gadis itu lagi-lagi menghela nafas panjang.

Bella menggigit bibir bawahnya. Setelah mendengar ucapan Ben, dia mendadak dirundung perasaan gelisah. Kepalanya tertunduk sebentar. Tetapi setelah mencoba menatap Ben kembali, Bella menemukan pria itu sudah menghilang.

Dari pada menanggung resiko, Bella memutuskan tidak jadi pergi. Dia sebenarnya sempat terpikir menelepon Cecil. Namun tidak dilakukan karena merasa cemas. Lagi pula Ben ada benarnya. Malam memang sudah terlalu larut. Jalanan menuju kota sangat sepi. Bella akhirnya kembali masuk ke rumah Ben. Lalu duduk di sofa yang ada di ruang tengah.

Bella memeluk tubuhnya sendiri. Suasana rumah Ben sangat mencekam. Suara angin yang berdesir membuatnya meringis ngeri.

"Ikut aku!" Ben tiba-tiba bersuara. Menyebabkan Bella sontak tersentak kaget. Gadis itu menoleh. Dia menemukan Ben sudah melangkah menaiki tangga.

"Kau menyuruhku ikut?" Bella memastikan seraya bangkit dari tempat duduk.

"Ya." Ben menjawab singkat.

Bella segera mengekori Ben. Dia di antarkan ke sebuah kamar yang letaknya tidak jauh dari tangga. Tanpa sepatah kata pun, Ben lantas pergi.

Bruk!

Bella menutup pintu kamar. Dia tidak lupa untuk menguncinya. Selanjutnya, Bella langsung telentang ke atas kasur. Gadis cantik itu mencoba tidur.

Bella hanya sempat tertidur beberapa jam. Sebab suara berisik dari luar menyebabkan dirinya harus terbangun. Ada bunyi derap langkah misterius yang terdengar. Bella merasa takut sekaligus penasaran.

"Ya ampun, rumah ini benar-benar horor!" gumam Bella. Ia berusaha untuk kembali tidur. Akan tetapi suara derap langkah justru terdengar lagi. Bella tidak bisa tidur dengan tenang. Alhasil gadis itu memeriksa keluar kamar.

Hanya ada hening yang menyambut Bella. Pemilik langkah kaki yang terdengar tadi bahkan menghilang. Tetapi saat Bella hendak kembali masuk ke kamar, bunyi derap kaki muncul dari arah utara.

'Apa itu Ben?' benak Bella bertanya-tanya. Dia berniat mencari sumber suara derap kaki.

Bella perlahan melangkah. Ia berjalan menuju bagian belakang rumah. Ketika membuka pintu belakang, Bella dikejutkan dengan Ben yang sedang bertelanjang dada.

"Sial!" Bella reflek mengalihkan pandangan. Dia tidak menyangka akan menemukan pemandangan begitu di larut malam.

"Kau pasti tidak bisa tidur." Ben menyimpulkan. Dia terlihat santai saja dengan sikap Bella. Sebab dirinya benar-benar tidak tertarik kepada wanita.

Ben sudah masuk ke dalam bath up berisikan air hangat. Letak bath up itu sendiri berada di teras belakang rumah.

"Apa kau akan terus menontoniku?" timpal Ben sembari mengangkat salah satu alisnya

Bella memutar bola mata malas. Ia akhirnya memilih kembali ke kamar. Namun sebelum itu, Bella sempat bertanya Ben mengenai suara langkah kaki tadi.

"Apa kau tadi memang berjalan bolak-balik di tangga? Itu kau bukan?" Bella memastikan.

"Ya." Ben lagi-lagi menjawab singkat. Dia sebenarnya ingin memberitahu kalau dirinya harus mengambil beberapa barang ke loteng. Tetapi Ben urung mengatakannya karena malas bicara panjang lebar.

...***...

Keesokan harinya, Bella bangun lebih dulu dibanding Ben. Setidaknya begitulah yang dia pikirkan. Tetapi ketika turun dari tangga, Bella melihat Ben sudah sibuk berada di dapur.

"Kau tidak tidur semalaman?" tanya Bella yang tiba-tiba cemas.

"Ya. Insomnia selalu menyerangku saat Lucky baru saja muncul. Tetapi tadi malam tidak separah biasanya," terang Ben. Dia terlihat sudah mengenakan setelan jas rapi. Bersiap untuk ke kantor sekaligus mengantar Bella.

"Kau tidak perlu mengantar, biar aku menyuruh Cecil atau Brian untuk menjemput." Bella sebenarnya tidak bersungguh-sungguh. Seperti perempuan pada umumnya, dia hanya bersikap jual mahal.

"Ah begitu," tanggap Ben tenang. Ia segera mengambil kunci mobil. Lalu pergi keluar dari rumah lebih dulu.

Kini Bella sudah terbiasa dengan sikap dingin Ben. Menurutnya dia harus melakukan sesuatu untuk menangani hal tersebut. Bella akan memikirkan cara sebelum sesi terapi Ben di mulai.

Wush!

Ben pergi begitu saja dengan mobilnya. Sedangkan Bella baru saja menghubungi Cecil melalui telepon rumah. Gadis itu tadi sempat melakukannya sebelum Ben pergi. Sekarang Bella duduk di teras untuk menanti kedatangan salah satu rekannya.

Selang lima belas menit berlalu, sebuah mobil berhenti tepat di hadapan Bella. Ternyata orang yang menjemput adalah Brian. Tanpa pikir panjang, Bella bergegas masuk ke mobil.

Kesibukan Bella terus berlanjut saat pulang ke rumah. Dia harus mengurus ayahnya serta bertanggung jawab dengan beberapa taman bunga milik tetangga.

Setelah memastikan David sarapan, Bella segera berganti baju. Ia mengenakan celana jeans selutut, lalu mengenakan kaos pendek berwarna hitam. Bella tidak lupa untuk mengenakan topi agar kepalanya bisa terlindung dari terik panas matahari.

Kebetulan Bella memulai perbaikan di taman rumah milik Mia. Dia menanam satu per satu bibit bunga. Bella sempat membelinya saat pulang bersama Brian tadi.

Perlu waktu satu jam untuk mengatur penanaman dengan rapi. Ketika segalanya sudah selesai untuk Bella. Saat itulah Mia keluar dan memeriksa.

"Kau kenapa menanam bunga mawar? Aku tidak terima! Cepat ganti bunganya. Bunga mawar berduri dan berbahaya!" ujar Mia sambil geleng-geleng kepala. Dia berlagak seperti majikan. Sementara Bella bak pelayan baginya.

Bella mendengus kasar. Meskipun begitu, dia mencoba bersabar menghadapi betapa cerewetnya Mia. Alhasil Bella melakukan apa yang disuruh oleh Mia.

..._____...

Catatan Kaki :

Insomnia : Kesulitan untuk tertidur atau tetap tertidur dan tidak merasa cukup beristirahat.

Terpopuler

Comments

Rania Wardani

Rania Wardani

serem dah😱

2022-06-03

2

Wina Yuliani

Wina Yuliani

bella menjadi dirimu sepertinya melelahkan,,, semangat belll💪💪💪

2022-04-12

2

friyana

friyana

momen dirumah horor paling seru.. lagi Thor...😘😘

2022-04-11

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Diremehkan
2 Bab 2 - Demensia
3 Bab 3 - Digandrungi Banyak Pria
4 Bab 4 - Anxiety Disorder (Gangguan Kecemasan)
5 Bab 5 - Rencana Red Rose
6 Bab 6 - Dia Selingkuh? [Bonus Visual]
7 Bab 7 - Pasien Misterius
8 Bab 8 - Ben Mayers
9 Bab 9 - Kepribadian Ganda
10 Bab 10 - Keberhasilan Bella
11 Bab 11 - Serasa Dilecehkan Pacar Sendiri
12 Bab 12 - Ke Rumah Ben
13 Bab 13 - Terjebak
14 Bab 14 - Dream A Little Dream Of Me
15 Bab 15 - Insomnia
16 Bab 16 - Diculik
17 Bab 17 - Ketidakpedulian Ben
18 Bab 18 - Hipotermia
19 Bab 19 - Masih Dingin, Sedingin Salju
20 Bab 20 - Depresi [Stay, and Love Yourself]
21 Bab 21 - Dipaksa Ikut
22 Bab 22 - Ben is a Trouble Maker
23 Bab 23 - Lucky And The Gang
24 Bab 24 - Satu-Satunya Wanita
25 Bab 25 - Menjadi Penolongmu Lagi
26 Bab 26 - Mencari Tahu Identitas Red Rose
27 Bab 27 - Ben Harus Berjuang Sendiri
28 Bab 28 - Seribu Bunga Dalam Seratus Buket
29 Bab 29 - Undangan Pesta
30 Bab 30 - Tidak Sengaja Bertemu
31 Bab 31 - Malam Yang Tak Di Ingat
32 Bab 32 - Tanda Merah Misterius
33 Bab 33 - Yang Terjadi Malam Itu...
34 Bab 34 - Menghilang & Keonaran
35 Bab 35 - Bantuan Tak Terduga
36 Bab 36 - Ben Salah Tingkah
37 Bab 37 - Menganalisis Perasaan
38 Bab 38 - Menguak Masa Lalu Ben [1]
39 Bab 39 - Menguak Masa Lalu Ben [2]
40 Bab 40 - Menguak Masa Lalu Ben [3]
41 Bab 41 - Pesona Bella
42 Bab 42 - Lucky Is A Monster!
43 Bab 43 - Ciuman Pertama Lucky
44 Bab 44 - Seperti Dongeng Putri Tidur
45 Bab 45 - Musuh Dalam Selimut
46 Bab 46 - Ternyata Hanya...
47 Bab 47 - Panggilan Bella
48 Bab 48 - Kau Datang Terlalu Cepat, Bodoh!
49 Bab 49 - Terapi Di Luar Ruangan
50 Bab 50 - Riset Tentang Cinta
51 Bab 51 - Rencana Pergi Ke Hawai
52 Bab 52 - Justin Menolak?
53 Bab 53 - Tawaran Mengejutkan
54 Bab 54 - Ranjang Pemula
55 Bab 55 - Banyak Gangguan
56 Bab 56 - Pengakuan Bella
57 Bab 57 - Perkelahian!
58 Bab 58 - Pernyataan Cinta Ben
59 Bab 59 - Pengkhianat Sejati
60 Bab 60 - Sad Boy
61 Bab 61 - Hari Pernikahan Yang Kacau
62 Bab 62 - Justin Tetap Menyebalkan!
63 Bab 63 - Rencana Baru
64 Bab 64 - Ben Bebas
65 Bab 65 - Kemurkaan Lucky
66 Bab 66 - Masa Lalu Nan Kelam
67 Bab 67 - Masa Pemulihan [Lucky Telah Pergi]
68 Bab 68 - Sama-Sama Sibuk
69 Bab 69 - Ayo Kita Menikah!
70 Bab 70 - Ending [Menerima Apa Adanya Kamu]
71 Pengumuman
72 Novel Baru
73 Novel Baru Konflik Rumah Tangga
74 Novel Baru Gairah Cinta Zerin & Zidan
75 Novel Baru
76 NOVEL WANITA KUAT
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 - Diremehkan
2
Bab 2 - Demensia
3
Bab 3 - Digandrungi Banyak Pria
4
Bab 4 - Anxiety Disorder (Gangguan Kecemasan)
5
Bab 5 - Rencana Red Rose
6
Bab 6 - Dia Selingkuh? [Bonus Visual]
7
Bab 7 - Pasien Misterius
8
Bab 8 - Ben Mayers
9
Bab 9 - Kepribadian Ganda
10
Bab 10 - Keberhasilan Bella
11
Bab 11 - Serasa Dilecehkan Pacar Sendiri
12
Bab 12 - Ke Rumah Ben
13
Bab 13 - Terjebak
14
Bab 14 - Dream A Little Dream Of Me
15
Bab 15 - Insomnia
16
Bab 16 - Diculik
17
Bab 17 - Ketidakpedulian Ben
18
Bab 18 - Hipotermia
19
Bab 19 - Masih Dingin, Sedingin Salju
20
Bab 20 - Depresi [Stay, and Love Yourself]
21
Bab 21 - Dipaksa Ikut
22
Bab 22 - Ben is a Trouble Maker
23
Bab 23 - Lucky And The Gang
24
Bab 24 - Satu-Satunya Wanita
25
Bab 25 - Menjadi Penolongmu Lagi
26
Bab 26 - Mencari Tahu Identitas Red Rose
27
Bab 27 - Ben Harus Berjuang Sendiri
28
Bab 28 - Seribu Bunga Dalam Seratus Buket
29
Bab 29 - Undangan Pesta
30
Bab 30 - Tidak Sengaja Bertemu
31
Bab 31 - Malam Yang Tak Di Ingat
32
Bab 32 - Tanda Merah Misterius
33
Bab 33 - Yang Terjadi Malam Itu...
34
Bab 34 - Menghilang & Keonaran
35
Bab 35 - Bantuan Tak Terduga
36
Bab 36 - Ben Salah Tingkah
37
Bab 37 - Menganalisis Perasaan
38
Bab 38 - Menguak Masa Lalu Ben [1]
39
Bab 39 - Menguak Masa Lalu Ben [2]
40
Bab 40 - Menguak Masa Lalu Ben [3]
41
Bab 41 - Pesona Bella
42
Bab 42 - Lucky Is A Monster!
43
Bab 43 - Ciuman Pertama Lucky
44
Bab 44 - Seperti Dongeng Putri Tidur
45
Bab 45 - Musuh Dalam Selimut
46
Bab 46 - Ternyata Hanya...
47
Bab 47 - Panggilan Bella
48
Bab 48 - Kau Datang Terlalu Cepat, Bodoh!
49
Bab 49 - Terapi Di Luar Ruangan
50
Bab 50 - Riset Tentang Cinta
51
Bab 51 - Rencana Pergi Ke Hawai
52
Bab 52 - Justin Menolak?
53
Bab 53 - Tawaran Mengejutkan
54
Bab 54 - Ranjang Pemula
55
Bab 55 - Banyak Gangguan
56
Bab 56 - Pengakuan Bella
57
Bab 57 - Perkelahian!
58
Bab 58 - Pernyataan Cinta Ben
59
Bab 59 - Pengkhianat Sejati
60
Bab 60 - Sad Boy
61
Bab 61 - Hari Pernikahan Yang Kacau
62
Bab 62 - Justin Tetap Menyebalkan!
63
Bab 63 - Rencana Baru
64
Bab 64 - Ben Bebas
65
Bab 65 - Kemurkaan Lucky
66
Bab 66 - Masa Lalu Nan Kelam
67
Bab 67 - Masa Pemulihan [Lucky Telah Pergi]
68
Bab 68 - Sama-Sama Sibuk
69
Bab 69 - Ayo Kita Menikah!
70
Bab 70 - Ending [Menerima Apa Adanya Kamu]
71
Pengumuman
72
Novel Baru
73
Novel Baru Konflik Rumah Tangga
74
Novel Baru Gairah Cinta Zerin & Zidan
75
Novel Baru
76
NOVEL WANITA KUAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!