Bab 5 - Rencana Red Rose

...༻✿༺...

Setelah mengetahui masalah yang harus diselesaikan, Bella segera bergerak. Dia tentu saja tidak sendiri. Cecil dan Brian selalu menemani.

"Aku sudah mencari tahu nama suami Emerald lewat data pribadi. Namanya adalah Alfred Winston. Aku dulu kagum dengannya. Tetapi setelah melihat kedoknya seperti apa, sudah tidak lagi." Brian memberitahu sembari berjalan kian mendekat.

"Jadi, apa rencana kita?" tanya Cecil. Dia menaikkan kacamatanya yang tidak sengaja merunduk ke bawah.

"Aku akan menemuinya secara pribadi. Kita ajak dia bicara baik-baik terlebih dahulu. Jika tidak bisa, barulah kita membuat rencana ekstrem." Bella melangkah memasuki kamar.

"Kenapa kita tidak langsung pakai rencana ekstrem saja. Orang jahat seperti Alfred tidak pantas dikasihani," ucap Brian. Dia menyilangkan tangan di depan dada. Memasang ekspresi wajah sinis.

"Bersabarlah, Brian. Bila kau ingin main hakim terus, lebih baik kau bergabung saja dengan komplotan penjahat di luar sana!" sahut Cecil. Dia memang sering melakukan adu mulut dengan Brian. Keduanya masih duduk di ruang tengah. Menunggu Bella yang tak kunjung keluar dari kamar.

"Kenapa kau selalu saja sinis, Cecil." Brian tidak habis pikir dengan perkataan Cecil.

Tidak lama kemudian, barulah Bella muncul dari kamar. Penampilannya membuat Brian dan Cecil terpana. Bagaimana tidak? Bella kali ini berdandan. Ia mengenakan kemeja cokelat dan rok ketat hitam selutut. Sementara rambut brunette-nya tergerai rapi melewati beberapa senti bagian pundak. Intinya Bella sangat cantik.

"Sekarang aku mengerti kenapa kau tidak berdandan saat bekerja. Kecantikanmu itu pasti akan membuat para pasienmu tidak fokus. Honestly, kini aku mengkhawatirkan Alfred!" Brian dapat menggambarkan apa yang dilihatnya dengan kata-kata. Sebenarnya itu salah satu bakat terpendam Brian.

Plak!

Bella menepuk belakang kepala Brian. "Jangan berlebihan!" geramnya yang sama sekali tidak menganggap serius pujian Brian.

"Ouch!" Brian hanya bisa mengaduh sambil meringiskan wajah.

"Kali ini aku sependapat dengan Brian, Bella. Kecantikanmu memang tambah luar biasa saat berdandan," ujar Cecil. Senyuman tulus merekah diwajahnya.

"Oh my god, Cecil. Kau juga?" Pipi Bella memerah karena mendapat pujian dari dua rekannya.

"Kau jahat sekali, Bella. Kenapa pujian singkat Cecil diterima, sedangkan aku tidak?" protes Brian yang terdengar seakan merajuk.

"Brian, bisakah kita fokus? Kita harus secepatnya menyelesaikan masalah Emerald," tanggap Bella. Kedua tangannya mengulur ke depan.

"Oke, oke." Brian terpaksa setuju. Dia dan Cecil segera bersiap.

Membantu secara maksimal. Itulah alasan kenapa Red Rose dikenal sebagai psikiater hebat. Bella memang selalu bertindak berani. Tidak heran dia berusaha memilih pasien tertentu saja. Kebetulan Bella hanya menerima pasien yang memiliki masalah terberat. Jika masalah pasien cenderung ringan, Bella biasanya menyuruh pasien itu untuk berobat ke dokter lain. Hal tersebut juga sebagai tindak kepeduliannya terhadap rekan sesama dokter. Meskipun sukses, Bella tetap rendah hati.

Salah satu alasan dibalik keberanian Bella, itu karena dia menyukai yang namanya tantangan. Bella sangat suka pengalaman baru. Dia bahkan pernah beberapa kali menerima pasien yang berasal dari kalangan kriminal. Dari mulai penguntit sampai pembunuh.

Bella tidak pernah lupa mendokumentasikan proses terapi yang dia berikan. Itulah alasan kenapa dirinya harus memiliki Cecil dan Brian untuk menemani. Brian bertugas sebagai orang yang memantau rekaman tersembunyi, sedangkan Cecil mendapat bagian mencatat permasalahan pasien di buku jurnal.

...***...

Bella, Cecil dan Brian sedang dalam perjalanan menuju perusahaan Alfred. Kebetulan Emerald memberitahukan kalau suaminya akan memiliki istirahat saat tengah hari dan jam tujuh malam.

"Emerald memberitahu salah satu nama selingkuhan Alfred. Namanya adalah Helena Brown." Cecil berucap setelah membaca pesan dari Emerald.

"Baiklah." Bella merapikan rambut serta pakaian.

"Kau siap?" Brian memastikan.

"Apa kau yakin bisa melakukannya sendiri?" tanya Cecil yang cemas. Matanya mengedip pelan.

"Kalian selalu saja begini jika aku beraksi sendirian. Tenanglah, aku bisa menjaga diriku sendiri. Kalian tahu aku juga jago berkelahi. Jika terjadi apa-apa, aku tinggal melemparkan tendanganku saja." Bella menatap Cecil dan Brian secara bergantian.

Brian dan Cecil lantas mengangguk setuju. Keduanya mempersilahkan Bella untuk beraksi. Gadis itu segera keluar dari mobil dan melenggang menuju perusahaan.

Sosok Bella langsung menarik banyak pasang mata. Kini Bella menyesal karena sudah berdandan. Mengenakan hodie dan celana jeans memang yang terbaik. Tetapi demi mengkondisikan tempat, Bella tentu tahu bagaimana pakaian yang pantas dan tidak. Dia tidak akan diperbolehkan masuk ke perusahaan jika hanya memakai pakaian sehari-hari.

Bella berhenti tepat di meja resepsionis. Dia meminta untuk bertemu dengan Alfred.

"Apakah anda sudah membuat janji dengan Tuan Winston?" tanya resepsionis dengan nada ramah.

"Tentu saja. Bilang kepadanya kalau Helena Brown datang menemui," ujar Bella. Sang resepsionis mengangguk dan segera memberitahukan Alfred mengenai kedatangan Bella.

Benar saja, Alfred setuju untuk bertemu. Bella di suruh menunggu di ruang tunggu yang ada di depan kantor Alfred.

Tanpa pikir panjang, Bella langsung masuk ke dalam lift. Sesampainya di tempat tujuan, dia duduk di sofa ruang tunggu. Di sana Bella melihat ada seorang pria yang juga menunggu. Pria itu tampak sibuk membaca majalah. Kebetulan Bella sama sekali tidak tertarik untuk berinteraksi dengan pria tersebut.

Bella lebih memilih melihat-lihat keadaan sekitar. Dia memperhatikan perabotan yang ada. Sesekali Bella akan mengaitkan anak rambut ke daun telinga. Dia duduk dengan santai.

Akibat lama menunggu, Bella mulai menggedik-gedikkan salah satu kakinya. Mungkin itu salah satu cara dia untuk menghilangkan rasa bosan.

Kaki Bella memperdengarkan bunyi detak sepatu. Membuat pria yang duduk di depannya sontak menggerakkan bola mata. Pria itu menatap tajam ke arah Bella. Ia menurunkan majalahnya secara perlahan.

"So-sorry..." Bella yang mengerti segera menghentikan gedikan kakinya. Dia menunduk dan tersenyum kecut. Bella masih saja tidak memperhatikan sosok pria di hadapannya itu. Dirinya justru memilih memeriksa ponsel.

"Mr. Mayers!" Sekretaris Alfred berseru. Ia memanggil pria yang duduk menunggu bersama Bella. Saat itulah Bella memusatkan atensinya kepada pria tersebut. Mereka saling bertukar pandang tidak sampai satu detik.

Bella termangu. Dia merasa tidak asing dengan mata pria tadi. Bella yakin pernah melihatnya di suatu tempat. Ia sangat ingat betul bentuk mata itu. Biru, tajam dan berkharisma. Bagaikan tatapan elang yang pasti akan mampu membuat banyak orang bertekuk lutut. Meskipun begitu, Bella juga bisa melihat adanya kerapuhan dan kesedihan. Setidaknya itulah yang dirasakan Bella ketika menatap mata pria tersebut.

"Tunggu!" tanpa sadar, Bella mencegat pergerakan pria yang dia ketahui memiliki nama belakang Mayers itu.

Mr. Mayers berbalik badan. Dahinya berkerut dalam. Ia tentu heran kenapa Bella tiba-tiba memanggil. Padahal sedari tadi gadis itu sama sekali tidak tertarik dengannya.

Bella reflek membulatkan mata. Dia tidak tahu harus berkata apa. Bella hanya ingin memastikan wajah pria yang membuatnya penasaran.

"Ti-tidak apa-apa. Aku melakukan kesalahan. Maaf!" Bella sedikit membungkukkan badan. Pernyataannya malah membuat Mr. Mayers tambah cemberut.

"Kau hanya membuang-buang waktuku!" ketus Mr. Mayers dingin. Mengharuskan Bella tercengang.

"Ternyata sikap pria itu tidak serupawan wajahnya," komentar Bella sambil geleng-geleng kepala. Dia lantas kembali duduk ke sofa.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

hnm...sambilan belajar cara kerja psikiiater

2022-07-15

0

Aisy Hilyah

Aisy Hilyah

tidak semua yang rupawan elok perangainya

2022-04-19

1

Wina Yuliani

Wina Yuliani

kayaknya bella ketemu calon jodoh nich 😊

2022-04-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Diremehkan
2 Bab 2 - Demensia
3 Bab 3 - Digandrungi Banyak Pria
4 Bab 4 - Anxiety Disorder (Gangguan Kecemasan)
5 Bab 5 - Rencana Red Rose
6 Bab 6 - Dia Selingkuh? [Bonus Visual]
7 Bab 7 - Pasien Misterius
8 Bab 8 - Ben Mayers
9 Bab 9 - Kepribadian Ganda
10 Bab 10 - Keberhasilan Bella
11 Bab 11 - Serasa Dilecehkan Pacar Sendiri
12 Bab 12 - Ke Rumah Ben
13 Bab 13 - Terjebak
14 Bab 14 - Dream A Little Dream Of Me
15 Bab 15 - Insomnia
16 Bab 16 - Diculik
17 Bab 17 - Ketidakpedulian Ben
18 Bab 18 - Hipotermia
19 Bab 19 - Masih Dingin, Sedingin Salju
20 Bab 20 - Depresi [Stay, and Love Yourself]
21 Bab 21 - Dipaksa Ikut
22 Bab 22 - Ben is a Trouble Maker
23 Bab 23 - Lucky And The Gang
24 Bab 24 - Satu-Satunya Wanita
25 Bab 25 - Menjadi Penolongmu Lagi
26 Bab 26 - Mencari Tahu Identitas Red Rose
27 Bab 27 - Ben Harus Berjuang Sendiri
28 Bab 28 - Seribu Bunga Dalam Seratus Buket
29 Bab 29 - Undangan Pesta
30 Bab 30 - Tidak Sengaja Bertemu
31 Bab 31 - Malam Yang Tak Di Ingat
32 Bab 32 - Tanda Merah Misterius
33 Bab 33 - Yang Terjadi Malam Itu...
34 Bab 34 - Menghilang & Keonaran
35 Bab 35 - Bantuan Tak Terduga
36 Bab 36 - Ben Salah Tingkah
37 Bab 37 - Menganalisis Perasaan
38 Bab 38 - Menguak Masa Lalu Ben [1]
39 Bab 39 - Menguak Masa Lalu Ben [2]
40 Bab 40 - Menguak Masa Lalu Ben [3]
41 Bab 41 - Pesona Bella
42 Bab 42 - Lucky Is A Monster!
43 Bab 43 - Ciuman Pertama Lucky
44 Bab 44 - Seperti Dongeng Putri Tidur
45 Bab 45 - Musuh Dalam Selimut
46 Bab 46 - Ternyata Hanya...
47 Bab 47 - Panggilan Bella
48 Bab 48 - Kau Datang Terlalu Cepat, Bodoh!
49 Bab 49 - Terapi Di Luar Ruangan
50 Bab 50 - Riset Tentang Cinta
51 Bab 51 - Rencana Pergi Ke Hawai
52 Bab 52 - Justin Menolak?
53 Bab 53 - Tawaran Mengejutkan
54 Bab 54 - Ranjang Pemula
55 Bab 55 - Banyak Gangguan
56 Bab 56 - Pengakuan Bella
57 Bab 57 - Perkelahian!
58 Bab 58 - Pernyataan Cinta Ben
59 Bab 59 - Pengkhianat Sejati
60 Bab 60 - Sad Boy
61 Bab 61 - Hari Pernikahan Yang Kacau
62 Bab 62 - Justin Tetap Menyebalkan!
63 Bab 63 - Rencana Baru
64 Bab 64 - Ben Bebas
65 Bab 65 - Kemurkaan Lucky
66 Bab 66 - Masa Lalu Nan Kelam
67 Bab 67 - Masa Pemulihan [Lucky Telah Pergi]
68 Bab 68 - Sama-Sama Sibuk
69 Bab 69 - Ayo Kita Menikah!
70 Bab 70 - Ending [Menerima Apa Adanya Kamu]
71 Pengumuman
72 Novel Baru
73 Novel Baru Konflik Rumah Tangga
74 Novel Baru Gairah Cinta Zerin & Zidan
75 Novel Baru
76 NOVEL WANITA KUAT
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 - Diremehkan
2
Bab 2 - Demensia
3
Bab 3 - Digandrungi Banyak Pria
4
Bab 4 - Anxiety Disorder (Gangguan Kecemasan)
5
Bab 5 - Rencana Red Rose
6
Bab 6 - Dia Selingkuh? [Bonus Visual]
7
Bab 7 - Pasien Misterius
8
Bab 8 - Ben Mayers
9
Bab 9 - Kepribadian Ganda
10
Bab 10 - Keberhasilan Bella
11
Bab 11 - Serasa Dilecehkan Pacar Sendiri
12
Bab 12 - Ke Rumah Ben
13
Bab 13 - Terjebak
14
Bab 14 - Dream A Little Dream Of Me
15
Bab 15 - Insomnia
16
Bab 16 - Diculik
17
Bab 17 - Ketidakpedulian Ben
18
Bab 18 - Hipotermia
19
Bab 19 - Masih Dingin, Sedingin Salju
20
Bab 20 - Depresi [Stay, and Love Yourself]
21
Bab 21 - Dipaksa Ikut
22
Bab 22 - Ben is a Trouble Maker
23
Bab 23 - Lucky And The Gang
24
Bab 24 - Satu-Satunya Wanita
25
Bab 25 - Menjadi Penolongmu Lagi
26
Bab 26 - Mencari Tahu Identitas Red Rose
27
Bab 27 - Ben Harus Berjuang Sendiri
28
Bab 28 - Seribu Bunga Dalam Seratus Buket
29
Bab 29 - Undangan Pesta
30
Bab 30 - Tidak Sengaja Bertemu
31
Bab 31 - Malam Yang Tak Di Ingat
32
Bab 32 - Tanda Merah Misterius
33
Bab 33 - Yang Terjadi Malam Itu...
34
Bab 34 - Menghilang & Keonaran
35
Bab 35 - Bantuan Tak Terduga
36
Bab 36 - Ben Salah Tingkah
37
Bab 37 - Menganalisis Perasaan
38
Bab 38 - Menguak Masa Lalu Ben [1]
39
Bab 39 - Menguak Masa Lalu Ben [2]
40
Bab 40 - Menguak Masa Lalu Ben [3]
41
Bab 41 - Pesona Bella
42
Bab 42 - Lucky Is A Monster!
43
Bab 43 - Ciuman Pertama Lucky
44
Bab 44 - Seperti Dongeng Putri Tidur
45
Bab 45 - Musuh Dalam Selimut
46
Bab 46 - Ternyata Hanya...
47
Bab 47 - Panggilan Bella
48
Bab 48 - Kau Datang Terlalu Cepat, Bodoh!
49
Bab 49 - Terapi Di Luar Ruangan
50
Bab 50 - Riset Tentang Cinta
51
Bab 51 - Rencana Pergi Ke Hawai
52
Bab 52 - Justin Menolak?
53
Bab 53 - Tawaran Mengejutkan
54
Bab 54 - Ranjang Pemula
55
Bab 55 - Banyak Gangguan
56
Bab 56 - Pengakuan Bella
57
Bab 57 - Perkelahian!
58
Bab 58 - Pernyataan Cinta Ben
59
Bab 59 - Pengkhianat Sejati
60
Bab 60 - Sad Boy
61
Bab 61 - Hari Pernikahan Yang Kacau
62
Bab 62 - Justin Tetap Menyebalkan!
63
Bab 63 - Rencana Baru
64
Bab 64 - Ben Bebas
65
Bab 65 - Kemurkaan Lucky
66
Bab 66 - Masa Lalu Nan Kelam
67
Bab 67 - Masa Pemulihan [Lucky Telah Pergi]
68
Bab 68 - Sama-Sama Sibuk
69
Bab 69 - Ayo Kita Menikah!
70
Bab 70 - Ending [Menerima Apa Adanya Kamu]
71
Pengumuman
72
Novel Baru
73
Novel Baru Konflik Rumah Tangga
74
Novel Baru Gairah Cinta Zerin & Zidan
75
Novel Baru
76
NOVEL WANITA KUAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!