Keesokan paginya Niky bangun saat mendengar suara Devan dan Fiona yang berebut kamar mandi.
“Jam berapa ini ?” tanya nya yang melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 06.00 pagi.
“Tidak... aku harus segera bersiap dan berangkat sekarang.”gumamnya lalu berlari menuju ke kamar mandi dan segera menguncinya.
“klik...” pintu kamar mandi terkunci. Devan dan Fiona baru tersadar jika kalanya sudah masuk duluan ke kamar mandi.
“Kakak... curang... !” ucap Devan dan Arthur bersamaan yang tak terima kakaknya menyerobot.
“Kakak hampir terlambat sebentar lagi selesai. Tunggu sebentar.” jawab Niky yang mandi dengan cepat. Dan Tak lama kemudian dia keluar dari kamar mandi dengan membalutkan handuk di pinggangnya dan segera masuk ke kamarnya untuk berganti baju.
Di ruang makan tampak ibunya Niky sedang menyiapkan sarapan pagi di meja makan dan melihat Niky yang duduk di ruang makan sambil memasang dasinya.
“Bagaimana pekerjaan mu di sana ?” tanya ibunya sambil menyerahkan sarapan pagi pada lelaki itu.
“Ya sejauh ini baik bu.. sebenernya aku buru-buru dan hampir terlambat.” ucapnya sambil makan dengan cepat karena hampir terlambat.
Niky tak menghabiskan sarapan paginya dan segera berangkat setelah berpamitan pada ibunya.
“Tanda merah di leher Niky itu seperti...” batin wanita itu melihat tanda merah yang sudah pudar di leher anaknya dan merasa khawatir jika saja anak itu berbuat sesuatu yang melampaui batas.
“Tunggu Niky... leher mu merah...apa itu...” ucapnya bertanya sambil berjalan mendekat untuk melihatnya lebih jelas.
“Ah... ini alergi udara ibu beberapa waktu yang lalu dan hampir sembuh.” jawabnya sambil memegang lehernya, menutupinya agar ibunya tidak melihatnya.
Niky segera mempercepat langkahnya sebelum mendapatkan lebih banyak pertanyaan dari ibunya.
“broom...” Niky memacu maserati putih keluar dari rumahnya menuju ke tempat kerja.
Dalam mobil dia mengambil cermin kecil yang ada di dasbor dan bercermin.
“Dasar wanita gila itu. Aku harus lebih berhati-hati lagi setelah ini.” umpatnya setelah mengembalikan cermin ke dasbor.
Beberapa saat kemudian dia tiba di tempat kerjanya. Dia berjalan dengan cepat dan memilih berlari saat sampai di depan lift yang akan tertutup daripada menunggu lift lainnya.
“huft...hampir saja... ” ucapnya saat sudah masuk ke lift.
“buuk...” karena masuk dengan tergesa-gesa tanpa sengaja Niky menyenggol seorang wanita yang ada di dalam lift dan membuat dokumen yang di pegang wanita itu jatuh.
Niky segera memunguti dokumen yang jatuh lalu menyerahkan pada wanita manis berkaca mata sambil meminta maaf padanya.
“Maaf... aku terburu-buru dan tidak sengaja melakukannya...” ucapnya lalu segera bergeser menjauh dari wanita tadi.
“Ya tak apa...” jawab wanita itu singkat sambil mengamati Niky.
“Apa dia staf baru di sini. Aku belum pernah melihatnya.” batinnya sambil membetulkan posisi kaca matanya yang melorot.
“ting...” pintu lift terbuka dan semua orang segera keluar dari sana.
Niky berjalan dengan cepat menuju ke ruangannya. Sementara wanita berkaca mata tadi berjalan dengan santai meskipun jam menunjukkan hampir masuk.
“Oh... jadi dia staf accounting baru...” batinnya saat melihat Niky melintasinya dan masuk ke ruangan accounting lalu berjalan masuk ke sebuah ruangan yang hanya dia saja yang menempatinya.
Tampak Niky menghirup napas dalam-dalam setelah duduk di kursinya lalu membuka laptopnya. Dia berniat menyelesaikan semua laporan hari ini juga.
“tik... tik...” jari panjang Niky menyapu keyboard mengetikkan kan angka-angka dengan berbagai rumusnya dalam kolom tak berujung.
Sesekali dia melirik Jessi yang mencuri-curi pandang padanya.
“ehem...” Niky berdehem dan mengambil air minum yang ada di meja. Tampak Jessi seketika salah tingkah setelah tertangkap basah mencuri pandang pada Niky.
Jessi pun kembali menatap layar laptopnya dan mulai mengecek kembali kotak masuk email nya.
Niky merilekskan sebentar jemarinya yang terasa kaku sebelum mulai mengetik lagi.
Tiga jam kemudian Niky selesai mengerjakan semua laporannya dan segera mengirimkan ke alamat e-mail Jessi.
“Ding... !” terdengar nada pesan masuk di laptop Jessica. Lalu dia membuka surelnya dan memeriksa siapa lagi yang telah mengirimkan laporan padanya.
“Niky... dia sudah selesai mengerjakan semua laporannya dalam waktu dua hari ?” ucapnya setelah memeriksa laporan Niky yang masuk dan mengajaknya kembali untuk mencari ada yang salah atau kurang tepat.
“Luar biasa sekali... lagi-lagi dia mengerjakan dengan baik dan benar.” batin Jessi merasa puas dengan kinerja lelaki itu.
Tak berapa lama kemudian Jessi mencetak laporan yang sudah selesai lalu menumpuknya kemeja dan menatanya ke ordner.
Dia melihat swasta yang ada di sana dan semuanya tampak masih sibuk kecuali Niky.
“Niky... tolong ke sini sebentar dan bantu aku.” ucap wanita itu memanggil Niky sambil memeriksa laporan lainnya yang masuk.
Niky segera berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Jessi.
“Jessi ada apa memanggilku... ?” ucap Niky setelah berada di depan meja wanita itu.
“Tolong bantu aku... tolong serahkan dokumen ini pada Bu Sherly yang ada di ruangan sana.” ucapnya sambil menunjukkan sebuah ruangan.
Tanpa menunggu jawaban dari Niky wanita itu langsung menyerahkan setumpuk laporan pada Niky.
“Baik Jessi.” jawab Niky lalu segera membawa beberapa ordner keluar dari ruangan itu dan menuju ke ruangan yang di tunjuk Jessi.
“Ruang direktur accounting...” gumam Niky membaca papan nama yang ada di depan ruangan itu.
Dia tidak tahu siapa direktur accounting dan seperti apa penampilannya.
“tok... tok...” ucap Niky mengetuk pintu ruangan.
“Masuk saja...” jawab sebuah suara dari dalam ruangan itu. Niky pun melangkahkan kakinya masuk.
“Permisi Bu Sherli... ini berkas untuk Ibu.” ucapnya saat menyerahkan berkas itu dan menatap direktur accounting yang ternyata seorang wanita yang tak lain adalah wanita yang tadi ditabraknya saat di lift. Wanita itu hanya mengangguk dan menerima dokumen dari Niky, membacanya sebentar dan menaruhnya kembali ke meja.
Karena tak ada pesan atau tugas dari wanita itu, Niky pun surat keluar dari ruangan itu setelah berpamitan dan masuk kembali ke ruangannya.
Terlihat Sherli yang terkenal sebagai wanita dingin tersenyum pada Niky setelah lelaki itu pergi dari ruangannya.
Menjelang sore saat jam pulang, Niky keluar kantor meskipun beberapa staf lainnya tampak lembur.
“tap... tap... tap...” Niky berjalan ke ruang parkir dan masuk ke maserati putihnya lalu segera meluncur keluar dari kantor.
Setelah keluar sejauh tiga meter tiba-tiba ada yang menghentikan mobilnya.
“ckiit... !” Niky menginjak rem agar tidak menabrak wanita yang ada di tengah jalan.
“Sedang apa kau di sini, dasar wanita gila !” teriak Niky kesal dan menurunkan kaca jendelanya.
“Aku mau menumpang... ban ku bocor. Cepat buka pintunya.” ucap Naomi kemudian berjalan menghampiri Niky.
“Hah...” dengan berat hati Niky membukakan pintu mobilnya dan memberikan tumpangan pada Naomi mengingat sebelumnya dialah yang menolong nya mendapat pekerjaan meskipun dia sedikit khawatir pada apa yang akan terjadi setelahnya.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
milyader koin
Statusnya apa ya direktur acc nua
2022-04-17
1
Amber Kiss❤️
Wah direktur ya pasti cantik
2022-04-16
0
garuda ganteng
Statusnya apa ya dia
2022-04-15
0