Fiona Dan Devan memeluk kakaknya karena merasa khawatir padanya sebelumnya setelah semalam tidak pulang.
“Kakak kenapa semalam tidak pulang ?” tanya Devan pada Niky segera melepas pelukannya.
Niky melihat senyuman yang mengembang di wajah Devan dan juga Fiona membuatnya tak tega untuk menceritakan jika dirinya belum mendapatkan pekerjaan.
“Yah kalian tahu... kakak mendapatkan pekerjaan akhirnya. Dan semalam kakak kelelahan karena mendapatkan banyak tugas. Maaf tak sempat memberi kabar dan baru pulang...” jawab Niky bohong dengan tersenyum lebar menyembunyikan kesedihannya yang mendalam pada kejadian semalam.
Mendengar apa yang di katakan Niky barusan, ibunya ikut mendekat dan bergabung bersama mereka.
“Niky... uhuk... apa benar yang kau katakan itu...uhuk... kau sudah mendapatkan pekerjaan ?” tanya ibunya yang terlihat senang sambil tersenyum lebar dan batuk beberapa kali.
“Benar ibu... aku juga ada sedikit uang untuk ibu berobat nanti.” balasnya sambil mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya dan memberikannya pada ibunya.
“Syukurlah nak... ibu ikut senang kau sudah mendapat pekerjaan.” jawab ibunya kembali tersenyum setelah menerima uang pemberian Niky.
Devan yang tidak pernah pergi bermain atau keluar sejak pindah ke sana, berinisiatif untuk pergi beberapa tempat terdekat sekedar untuk hirup udara segar dan melihat keramaian di kota itu.
“Kakak... aku sudah lama sekali tidak pernah berenang sejak kita pindah ke sini. Aku ingin berenang kak.” ucap Devan manja pada Niky.
Niky tak tega menolak permintaan adiknya itu meskipun sebenarnya dia masih enggan keluar dari rumah. Tapi demi menyenangkan adiknya, dia pun menuruti permintaan Devan.
“Baiklah Kakak akan membawamu ke kolam renang terdekat yang ada di sini. Bersiaplah sekarang...” balas Niky lalu mengacak rambut adiknya itu. Sesaat rasa sedihnya hilang entah kemana setelah melihat senyum dari Devan.
“Fiona kau ikut kakak sekalian ke kolam renang. Cepat bersiap lah sekarang...” ucap Niky mengajak Fiona yang menurutnya juga butuh hiburan setelah beberapa masalah yang menimpa keluarganya.
Gadis itu hanya tersenyum kecil kemudian berlari masuk ke kamarnya untuk bersiap. Niky pun masuk ke kamarnya dan melepas setelah jasnya berganti dengan pakaian santai.
“Baiklah ayo kita berangkat sekarang.” ucapnya mengajak kedua adiknya setelah melihat Fiona dan Devan sudah siap.
Fiona pernah melihat ada kolam renang terdekat dari rumah yang mereka tempati sekarang yang bisa ditempuh dalam waktu 10 menitan dan menyarankan pada kakak dan adiknya untuk jalan kaki saja daripada naik mobil.
“Udaranya segar ya kak...” ucap Fiona yang merasakan angin yang terasa dingin meniup rambut panjangnya. Niky hanya membalasnya dengan tersenyum dan melihat jalanan.
Beberapa saat kemudian mereka bertiga tiba di kolam renang yang berada tak jauh dari tempat tinggal mereka berada sekarang.
Niky yang terbiasa selalu menjaga tubuhnya harum dan menjaga penampilannya, menjadi pusat perhatian beberapa gadis yang ada di kolam renang itu.
“hiss...” Niky hanya melihat saja beberapa gadis cantik yang dari tadi memperhatikannya dan mengabaikan tatapan mereka. Niky melepas kacamata yang di pakainya serta bajunya dan hanya memakai celana renang yang memperlihatkan tubuhnya.
“byuur...”
Mereka bertiga melompat bersamaan ke kolam renang umum. Devan berenang sendiri menjauh dari Niky dan Fiona.
Entah kenapa tempat itu semakin lama semakin ramai setelah beberapa gadis melihat Niky yang masuk ke kolam renang.
“Kenapa para gadis itu menatap ku seperti itu... seolah ingin memakan ku saja.” batin Niky yang melihat beberapa gadis menatapnya dari kejauhan dan beberapa lainnya mencoba berenang untuk mendekatinya.
“Sebaiknya aku mencari tempat yang sepi saja...” batinnya lagi lalu berenang menjauh dari para gadis itu dan mencari tempat yang sepi. Di sana dia berenang sampai ke dasar dan sengaja menahan nafas lama untuk menjernihkan pikirannya.
Di lain tempat, tepatnya di rumah yang di tinggali Niky bersama keluarganya sekarang terlihat ibunya Niky yang masuk ke kamarnya setelah mendengar ponsel di rumah dari tadi.
“kring... kring...kring...”
Suara ponsel Niky yang berdering.
“Anak itu ternyata meninggalkan ponselnya dan menaruhnya begitu saja di meja.” ucap Ibunya Niky yang melihat ponsel putih itu tergeletak di meja.
“kring... kring...kring.” ponsel itu kembali berdering. Ibu mengambil ponsel itu dan melihat siapa yang menelpon.
“Tidak ada nama penelpon nya ?” gumam wanita itu membatalkan untuk menerima panggilan dari nomor tak di kenal karena Sebelumnya Niky sudah mewanti-wanti nya agar tidak menerima panggilan dari orang tak dikenal di ponselnya, di takutkan itu dari Wardana yang berusaha melacak keberadaan mereka.
“Bagaimana ya... jika ternyata ini telepon penting dari seseorang.” gumamnya saat ponsel Niky kembali berdering dan mengambilnya. Namun akhirnya wanita itu kembali menaruh ponsel itu ke meja dan meninggalkan nya begitu saja.
Beberapa saat kemudian setelah Fiona dan Devan puas bermain-main di air, Niky pun mengajak mereka berdua untuk kembali ke rumah.
Tak lama kemudian mereka bertiga tiba di rumah. Niky yang merasa lelah setelah berenang, merebahkan tubuhnya ke tempat tidur.
Dia sempat melewati ponselnya saat menaruh tasnya kemeja namun tidak menyentuhnya sama sekali.
“Semoga saja aku mendapatkan panggilan kerja setelah ini...” batinnya lalu menatap langit-langit kosong dan berapa lama kemudian dia tertidur.
Melihat Devan dan Fiona yang sudah pulang ibunya Ricky bergegas masuk ke kamar lelaki itu dengan maksud untuk memberitahunya jika tadi ada panggilan masuk di ponselnya.
“Niky... tadi ada...” ucap ibunya yang tak di lanjut lagi saat tiba di kamarnya dan melihat anak itu sedang tertidur pulas.
“Mungkin Niky sudah tahu ya karena dia sudah ada di kamarnya dan pasti dia sudah melihat ponselnya tadi.” ucap ibunya yang bermaksud untuk membangunkannya namun diurungkannya dan segera keluar dari sana agar anak itu bisa beristirahat.
Keesokan paginya saat Devan dan Fiona sarapan, ibunya tidak melihat Niky dan bergegas masuk kamarnya.
“Niky... bangun nak... apa kau tidak terlambat kerja ?” ucap ibunya membangunkan Niky dan menepuk-nepuk bahunya. Sesaat kemudian anak itu langsung bangun setelah mendengar suara ibunya.
“Ibu... ?” tanyanya sambil melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 07.00.
“Nak... hari ini kau libur kerja ?” tanya ibunya kembali saat melihat Niky yang masih duduk dengan tenang.
“Oh iya ibu...” jawabnya seketika panik setelah teringat jika dia berbohong sebelumnya pada ibunya. Dia pun segera bersiap untuk berangkat kerja.
“Oh ya nak... kemarin saat kau mengantarkan adikmu pergi ke kolam renang ponselmu terus berdering. Ibu mau mengangkatnya namun itu telepon dari orang tak di kenal, jadi ibu biarkan saja.” cerita ibunya pada Niky sebelum keluar dari kamarnya.
Niky langsung mengambil ponselnya dan memeriksa daftar panggilan masuk.
“Siapa ya...apa aku coba telepon balik saja barangkali ini panggilan kerja...” gumamnya dan segera menelepon balik nomor yang memanggilnya itu.
“Halo... maaf ini dari siapa ya kemarin nomor ini menghubungi aku.” ucap Niky setelah telepon tersambung.
“Ini dari perusahaan Magie. Anda mendapatkan panggilan tes interview kemarin namun kami mengulangi panggilan dan tak ada yang menjawab.” ucap suara dari seberang telepon.
“Ah... maaf kemarin aku tidak melihat ponsel. Apakah aku masih boleh mengikuti tesnya sekarang ?” tanya Niky sangat berharap.
“Maaf tidak bisa... tesnya sudah ditutup karena sudah ada yang mengisinya.” balas suara di telepon itu lalu panggilan berakhir.
“Ahh... sial sayang sekali...” ucap Niky kesal dan kecewa.
Dari luar ibunya Niky sempat mendengar percakapan Niky dan merasa ada yang aneh.
“Bukannya Niky bilang sudah mendapatkan pekerjaan ? Namun barusan dia bilang mau ikut tes interview ?” batin ibunya lagi dan mau menanyakan padanya secara langsung. Namun saat wanita itu kembali ternyata putranya sudah tak ada di kamarnya.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
phoenix
Akhirnya dpt. Kerja halal
2022-04-16
0
rabbit invasion
Bagus dpt kerja
2022-04-10
0
adisty
Harusnya di kasih kesempatan ke dua tes
2022-04-08
0