Niky berangkat ke luar kota menuju ke kota terdekat setelah kota Damara, tempat tinggalnya sekarang mengendarai maserati putih miliknya.
Setelah satu jam mengendarai mobil dia pun memutuskan untuk berhenti. Dia menepikan mobilnya di dekat plang penunjuk arah.
“Kota Cempaka...” gumamnya saat membaca plang bertuliskan nama kota tempatnya berhenti sekarang. Dia sama sekali tidak mengetahui kota itu karena sebelumnya dia tidak pernah singgah ke kota itu.
“braak...”
Niky membuka pintu mobilnya dan turun sekedar untuk meluruskan punggungnya sejenak setelah satu jam duduk sambil melihat-lihat sekitar.
Kota itu tampak ramai dimana di sana banyak terdapat hotel dan juga bangunan gedung yang tinggi. Banyak swalayan dan berbagai tempat hiburan di sana.
“Mungkin aku akan mendapatkan pekerjaan di sini. karena di sini Lebih ramai Daripada di kota Damara.” batinnya yang tersenyum melihat banyak nya gedung bertingkat dan juga keramaian di sana.
Niky mencoba berjalan ke salah satu bangunan yang ada di seberang jalan melewati keramaian. Karena sebelumnya dia selalu menjaga penampilannya saat perusahaan milik ayahnya masih berdiri, kini meskipun perusahaan milik ayahnya sudah tak ada lagi dia tetap menjaga penampilannya dan selalu membuat tubuhnya beraroma wangi.
“Lihat lelaki yang berjalan melewati kita barusan. Dia tipe ku sekali. Dia tinggi, seksi dan juga tampan. Bahkan kulitnya tampak lebih bersih daripada kulit kita.” ucap seorang gadis yang menatap Niky dan menunjuknya bicara dengan temannya.
“Iya kau benar... bahkan aroma parfumnya masih tercium di sini meskipun dia sudah jauh dari kita.” timpal gadis lain menanggapi temannya lalu kembali berjalan.
Di tengah jalan Niky melewati sepasang kekasih yang hendak menyeberang jalan.
“Wow...lelaki itu benar-benar keren...” batin gadis di seberang jalan yang menatap Niky dan melepaskan tangan kekasihnya. Matanya mengikuti ke arah Niky berjalan. Dan tanpa sadar pasangan gadis itu melihatnya sedang memperhatikan Niky.
“Benar-benar kau ya. Bisa-bisanya kau melirik lelaki lain saat kau masih jalan denganku !” ucapnya pada kekasihnya dan langsung menariknya dan mempercepat langkahnya agar menjauh dari lelaki tadi.
Sementara itu Niky hanya melihat saja dari seberang jalan dua orang yang sedang bertengkar sambil melangkahkan kakinya menuju ke salah satu bangunan bertingkat.
Tak lama kemudian Niky berhenti disebuah bangunan tinggi. Dia melihat ada pos penjagaan di sana dan jalan menuju ke sana.
“Permisi pak... apa ada lowongan di perusahaan ini ?” tanyanya pada lelaki tua yang menjaga pos di sana.
“Beberapa hari yang lalu perusahaan ini memang mencari karyawan baru untuk posisi supervisor.” ucap lelaki itu menjelaskan pada Niky.
“Kebetulan sekali pak kalau begitu. Boleh aku menitipkan lamaran kerja ku sekarang ?” ucapnya dengan tersenyum lalu menyerahkan lamaran kerja yang tadi dia masukkan dalam map.
“Silahkan... nanti aku akan menyampaikannya pada bagian HRD.” jawabnya sambil menyerahkan lamaran kerjanya lalu pergi setelah mengucapkan terima kasih.
“Lulusan dari Sydney... ?!” gumam lelaki itu saat membuka lamaran Niky karena penasaran dan terkejut saat membacanya sekilas lalu memasukkannya kembali ke dalam amplop sebelum staf perusahaan melihatnya.
Niky lalu kembali berjalan ke perusahaan lain dan meninggalkan lamaran pekerjaannya di sana. Setelah satu jam berjalan dan menyebar lamaran dia pun merasakan gerah.
“Aku sudah selesai mengirimkan lamaran ku pada beberapa perusahaan di sini. Dan sepertinya aku harus break sebentar.” gumamnya berhenti di tengah jalan dan mencari penjual minuman segar saat merasakan tenggorokannya yang kering dan peluhnya mulai bercucuran.
Dia melihat ada minimarket tak jauh dari tempatnya berada sekarang.
“Sebaiknya aku secepatnya ke sana karena hari mulai gelap.” batin Niky saat melihat matahari yang sudah tenggelam. Dia pun segera menyebrang dan masuk ke minimarket.
“Tolong ini saja...” ucap Niky pada kasir setelah mengambil tiga minuman soda dingin dari etalase dan segera membayarnya setelah kasir menyebutkan nominal yang harus dia bayar.
Niky berjalan keluar mini market dan duduk sebentar di kursi yang ada di depan minimarket.
“clang...” Niky membuka satu kaleng dan meneguknya sampai habis. Karena masih merasa haus dia pun membuka dua kaleng soda yang masih tersisa dan meneguknya sampai habis lalu membuangnya ke tempat sampah yang ada di dekatnya.
“Aku harus pulang sekarang...” ucapnya lirih sambil bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan menuju ke jalan raya.
Niky menyeberang jalan saat lampu untuk pejalan kaki menyala hijau. Sebelum dia sampai ke seberang jalan tiba-tiba ada sebuah mobil merah meluncur dengan cepat ke arahnya yang menerobos lampu merah.
Mobil merah itu tak melihat jika ada orang yang menyeberang dan baru mengetahui ada orang yang menyeberang saat jarak mobilnya dengan orang itu satu meter.
Pengendara mobil itu tampak panik dan langsung menginjak rem dengan kencang.
“ckiiit.... !”
Meskipun sudah menginjak rem sekuat tenaga namun mobil merah itu tetap menyerempet Niky dan membuatnya ambruk.
“Argh... !!” teriak Niky yang berusaha menghindar dari mobil merah itu dengan mundur dan menyilangkan kedua tangannya menutupi wajahnya untuk melindungi wajahnya dari benturan mobil.
“bruk...” Niky seketika jatuh menghantam aspal dan tak sadarkan diri.
Seorang wanita berambut panjang berusia sekitar tiga puluhan keluar dari mobil merah dengan panik dan menghampiri Niky.
“Oh My God... aku sedang terburu-buru malah menabrak seorang lelaki.” ucapnya melihat Niky yang tak bangun juga meskipun dia sudah menepuk pipinya dan mengguncang tubuhnya. Mukanya ketika terlihat panik dan bingung apa yang harus dilakukannya.
“Seharusnya lelaki ini tak apa karena sama sekali tidak ada darah yang keluar dari tubuhnya juga sama sekali tak ada goresan luka di tubuhnya.” gumamnya sambil memeriksa tubuh Niky mencari luka akibat hantaman mobilnya.
“Lebih baik aku masukkan dia ke mobilku dulu saja.” ucapnya lagi.
Wanita itu berusaha mengangkat tubuh Niky namun tidak kuat. Lalu dia memanggil seorang lelaki yang berjalan melintasinya dan meminta bantuannya.
“Pak... pak... tolong bantu aku mengangkat lelaki ini dan memasukkannya ke mobil.” ucapnya memanggil pejalan kaki yang tidak dikenalnya yang kebetulan melewati nya.
“Baik nona...” jawab pejalan kaki itu berhenti lalu mengangkat tubuh Niky dan memasukkannya ke mobil merah sesuai instruksi dari wanita tadi.
“Terima kasih pak...” ucap wanita tadi pada jalan kaki yang sudah membantunya. Dia lalu segera masuk ke mobil dan kemarin mengendarai mobilnya meluncur di jalanan.
“Baiklah aku akan membawanya ke hotel dulu. Setelah acara ku selesai di sana aku akan membawanya ke rumah sakit.” gumam wanita itu sambil menatap kaca melihat Niky yang masih belum sadar juga.
Beberapa saat kemudian dia tiba di sebuah hotel berbintang lima.
Karena dia harus segera mengikuti acara yang sebentar lagi akan dimulai, diapun memesan kamar untuk Niky dan meminta petugas hotel untuk membawa tubuh Niky ke kamar yang di pesannya.
Sementara itu di lain tempat. Fiona dan Devan duduk di teras rumah menunggu kakaknya pulang. Karena mereka sudah mengantuk mereka pun masuk ke rumah.
“Ibu... kenapa kakak tidak pulang hari ini ?” tanya Devan pada ibunya.
“Mungkin kakak mu sudah mendapatkan pekerjaan dan sedang lembur. Mungkin besok kakak mu akan pulang.”jawab ibunya supaya mereka tidak khawatir.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Mentari.f.v
semangat 💪, 3 Serangkai mampir lagi
2022-05-18
1
rabbit invasion
Suka ngebut ya wanita
2022-04-10
1
adisty
Kecelakaan beneran ternyata
2022-04-08
1