Ketiga lelaki kiriman Wardana tadi masih melihat api yang melahap rumah itu.
“Bodoh... Ayo cepat kita pergi dari sini sebelum yang lainnya datang kemari !” ucap penyusup lainnya. Dan mereka bertiga pun segera beranjak dari tempat itu.
“Jadi ini semua ulah Wardana lagi...” gumam Niky yang berusaha mengejar orang itu dan mendengar obrolan mereka.
“Kakak... tolong... !” panggil Devan dan Fiona bersamaan.
Niky segera berbalik dan membatalkan niatnya mengejar ketiga penyusup tadi setelah mendengar teriakan dua adiknya.
Niky menghampiri dua adiknya yang berteriak histeris dan terlihat syok setelah melihat ibunya yang pingsan.
“Ibu... !!” panggil Niky agar ibunya segera sadar sambil membaringkannya di kursi panjang.
“Wuus....” api menyebar dengan cepat di rumah itu.
“Kakak aku takut...” ucap Devan yang menangis saat melihat api kini membakar ruang tamu rumah mereka.
“Kita harus segera keluar dari sini sebelum api bertambah besar...!” ucap Niky pada dua adiknya yang terlihat panik dan ketakutan.
“Cepat ambil air dan basahi seluruh tubuh kalian. Aku akan mengeluarkan ayah dari kamar.” ucapnya pada dua adiknya.
Dua adik Niky langsung berlari ke kamar mandi terdekat yang berada di sebelah kamar Devan. Mereka mengguyur tubuh mereka sampai basah kuyup lalu keluar dari kamar mandi dan membawakan air untuk membasahi tubuh ibunya.
“Ayah... aku akan mengangkat mu sekarang.” ucapnya meminta izin pada ayahnya sambil mencabut selang infus yang menancap di tangannya. Namun ayah nya itu sama sekali tak merespon dirinya dan hanya menatapnya dengan mata yang tidak berkedip.
“Ayah... ayah kenapa ?” tanyanya lagi yang punya firasat buruk lalu mengecek denyut nadi dan nafasnya.
“Argh.... tidaaak... ayah... maafkan aku yang terlambat menyelamatkan mu...” ucapnya seketika merasa seluruh otot tubuhnya lemas saat mengetahui ayahnya sudah tiada.
Niky menitikkan air mata sambil mengeluarkan tubuh ayahnya dari kamar itu menahan rasa pedihnya yang teramat sangat.
“Kakak apa yang terjadi pada ayah ?” tanya Niky dan Fiona bersamaan saat melihat kakaknya yang terlihat menitikkan air mata.
“Ayah sudah meninggal... mungkin karena terkejut...” jawabnya menjelaskan kondisi ayahnya.
“Ayah...!!” teriak Fiona dan Devan persamaan kemudian memeluk ayahnya sambil menangis. Ibunya yang baru sadar dari pingsan kembali lagi pingsan suaminya meninggal secara tiba-tiba.
“Ibu... !” teriak Niky dan menahan tubuh ibunya agar tidak jatuh ke lantai.
Sementara itu api semakin membesar dan tak ada satupun tetangga yang datang atau membantu mereka karena memang listrik belum menyala.
“Devan... Fiona aku akan membawa ayah keluar dari sini dan kalian tunggu dulu di sini. Kakak akan segera kembali.” ucapnya sambil membawa jasad ayahnya keluar dari rumah melewati api yang mulai menjalar ke pintu.
Sesampainya di luar, Niky langsung menuju ke maserati nya dan membaringkan ayahnya di sana lalu kembali masuk ke rumah.
“Devan... Fiona ayo cepat keluar dari sini !” Niky menggendong Devan sambil menggendong Fiona melompati api yang semakin menjalar di setiap sisi rumah.
“Kalian cepat masuk ke mobil ! Kakak akan kembali ke dalam dan mengeluarkan ibu.”
Niky kembali masuk ke dalam dan membopong tubuh ibunya yang dia baringkan di kursi dan segera keluar dari sana lalu menyusul dua adiknya sudah berada di maserati putihnya.
“braak... !”
Niky membanting pintu maseratinya dan mulai menyalakan mesin mobilnya. Dia menghentikan mobilnya sebentar di depan rumah untuk melihat rumahnya yang sudah dilalap api untuk terakhir kalinya.
“Wardana dasar bajingan kau ! Aku akan membuatmu membusuk di neraka ! Akan ku balaskan semua rasa sakit yang ku derita dan membuat seluruh keluargamu menderita 100 kali lipat dari yang kami rasakan !” ucap Niky geram melihat rumahnya yang terbakar habis.
“jeder....” petir menyambar seolah mendengarkan dan mengabulkan permintaan lelaki itu.
Niky segera melajukan mobilnya menuju ke satu rumah milik ayahnya yang masih tersisa untuk sementara waktu.
Sementara itu tampak Wardana duduk di ruang kerjanya yang ada di rumah dan sedang menunggu kabar dari tiga orang suruhannya.
“kring... kring...”
Wardana langsung mengangkat ponselnya yang tergeletak di meja dengan antusias.
“Halo... kalau sudah selesai ? Bagaimana misi kalian... ku harap aku mendengarkan kabar bagus kali ini.” ucapnya bertanya pada orang suruhannya dan sabar mendengar jawabannya.
“Misi kali ini sukses besar tuan. Kami sudah membakar habis rumahnya. Osman sudah mati duluan dan pasti yang lainnya mati juga terbakar dalam api yang berkobar melahap rumahnya itu.” ucap suruhannya tadi.
“Bagus... bagus... kerja kalian bagus. Kalian akan mendapatkan bonus kali ini. Hahaha...” ucap lelaki tua itu sambil tertawa lebar dan mengangkat kakinya ke atas meja sambil menyesap rokok.
“Terima kasih tuan Wardana...” balas ketiga orang itu lalu mengakhiri percakapan mereka.
Satu jam kemudian hujan reda dan listrik menyala kembali. Para tetangga yang tinggal di dekat rumah Niky yang kebakaran segera keluar dari rumah setelah melihat asap yang mengepul dan membumbung tinggi di udara.
“Rumah Pak Osman kebakaran.” ucap salah satu warga yang melihat api masih melahap rumah itu.
“Cepat hubungi pemadam kebakaran sekarang ! Semoga saja mereka sekeluarga selamat semua.” ucap warga lain.
Beberapa warga berlari ke depan rumah itu dan bermaksud untuk masuk ke sana dan menyelamatkan penghuni rumah namun mengurungkan niatnya saat melihat pondasi rumah yang roboh dan terbakar.
“Apa yang sebenarnya terjadi ? Kenapa di tengah hujan lebat seperti ini bisa terjadi kebakaran ?” tanya warga lain yang merasa ada kejanggalan di sana. Namun semuanya tak ada yang tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana kondisi keluarga itu.
Beberapa saat kemudian mobil petugas pemadam kebakaran. para petugas pemadam kebakaran nya segera memadamkan api menjalar di rumah itu.
Satu jam kemudian api yang menjalar di rumah itu berhasil dijinakkan. Namun kondisi rumah terlihat rusak berat meskipun api sudah padam.
Beberapa petugas yang masuk kedalam untuk mengevakuasi korban keluar dengan tangan hampa.
“Bagaimana kondisi korban ?” tanya salah satu petugas pemadam kebakaran pada rekannya yang baru keluar dari rumah itu.
“Rumah ini rusak berat. Aku tidak menemukan adanya korban di dalam. Mungkin saja tubuh mereka semua sudah habis terlahap oleh api.” jawab petugas pemadam kebakaran itu pada rekannya dengan wajah yang kecewa karena gagal menyelamatkan korban.
Setelah semua api padam para petugas pemadam kebakaran keluar dari sana. Para warga sekitar yang tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh para petugas pemadam kebakaran tadi mencoba masuk ke rumah Osman untuk memeriksanya sendiri.
“Aku sama sekali tak menemukan kan siapa pun di sini.” ucap para warga yang mencari bersamaan. karena tak menemukan apapun di sana mereka pun keluar dari rumah itu dengan rasa sedih karena sosok keluarga Osman bagi mereka merupakan sosok keluarga yang baik, hangat dan dermawan pada siapa saja.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
dementor
benar sekali itu.. sudah jatuh tertimpa rumah..
2023-06-13
1
Lurah Desa Konoha
👍
2022-05-26
0
Mentari.f.v
semangat kak💪 aku mampir nih 😊
2022-05-12
0