Osman memanggil beberapa orang kepercayaannya untuk menyelidiki kasus yang telah menimpanya saat ini.
“Segera cari siapa dalang dibalik semua ini dan laporkan pada aku dalam 1 x 24 jam.” perintah Osman pada beberapa lelaki berjas dan berkaca mata hitam yang tampak misterius.
“Baik, kami akan segera menyelidiki dan segera melaporkannya pada tuan sebelum 24 jam ke depan.” balas dua lelaki itu kemudian pergi dan berjalan keluar dari ruangan sambil menelpon seseorang.
Osman berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke dekat jendela sekedar untuk menghirup udara segar di luar setelah melihat rekaman cctv dari laptopnya yang menayangkan aksi demo yang barusan terjadi di perusahaannya.
Satu hari berlalu. Pagi hari sekali dua lelaki yang sebelumnya ditugaskan oleh Osman untuk menyelidiki dalang di balik semua masalah ini masuk ke ruangannya dan menghadap dirinya.
“Tuan Osman kami sudah menemukan dalang dibalik semua kekacauan ini beserta buktinya.” ucap salah satu lelaki berjas dan berkaca mata hitam itu pada Osman.
“Katakan siapa dalangnya ?” tanya Osman yang tampak penasaran sekali sambil menaruh berkas yang di pegang nya ke meja.
“Star Group tuan yang melakukan semua kekacauan ini langsung di bawah pimpinan tuan Wardana sendiri. Dan ini ada beberapa bukti terkait hal itu.” jawab lelaki itu sambil menyerahkan bukti berupa video dan rekaman yang dia dapat dari seorang mata-mata yang bekerja di sana.
“Sudah ku duga itu adalah perbuatan Wardana. Kenapa dia serakah sekali dan ingin mendepak ku dari dunia bisnis ? Padahal aku sama sekali tak pernah berurusan dengannya.” balas Osman yang tampak tidak terkejut mengetahui siapa dalang dibalik kerusuhan ini.” ucapnya lagi yang tampak geram dan merasa kesal pada trik kotor yang dimainkan oleh Star Group.
“Baiklah kalian boleh pergi. aku akan menghubungi kalian segera untuk menindak lanjuti ini semua.” ucap Osman pada dua lelaki tadi.
Dua lelaki tadi segera keluar dari ruangan Osman dan menghilang di tengah keramaian.
“Apa yang harus ku lakukan ?” keluh lelaki tua itu sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi yang dia duduki lalu berpikir mendalam mencari jalan untuk memblok ada kompetitor nya yang curang itu.
Satu bulan berlalu. Osman sudah berusaha untuk membalik keadaan namun usahanya gagal di tengah jalan dan Star Group berhasil menghentikan usahanya. Bahkan keadaan bertambah parah dan lebih buruk dari sebelumnya. Tak hanya bisnisnya di bidang elektronik yang berhasil dihancurkan oleh Wardana, namun bisnis lainnya di sektor pertanian dan waralaba juga di hancurkan oleh lelaki itu.
Suatu pagi ada yang mendatangi rumah Osman.
“tok... tok...” terdengar suara ketukan di pintu depan. Istri Osman yang mendengar ada yang menutup pintu sudah berjalan dan membukakan pintu.
Seorang pengacara berdiri di depannya sambil membawa beberapa berkas yang tampak penting.
“Selamat pagi Nyonya Osman. Kedatangan ku kemari hanya untuk menyampaikan ini.” ucap lelaki yang mengaku sebagai pengacara itu dan menyerahkan beberapa berkas pada istri Osman kemudian langsung pergi dari sana nya setelah wanita itu menerima berkasnya.
Wanita itu tampak gemetar dan Berkeringat dingin setelah membuka dan membaca isi dokumen yang di terimanya.
“Surat penyitaan perusahaan ?” pekik wanita itu yang tampak shock kemudian tak sadarkan diri setelah membacanya.
Satu per satu aset milik Osman akhirnya harus di relakan untuk menutupi biaya operasional perusahaannya dan menggaji para karyawannya serta urusan lainnya yang tak bisa disebutkan satu persatu.
Sementara itu di lain tempat, di negara Australia.
Seorang lelaki muda yang mengikuti studi di negeri kanguru berjalan bersama beberapa temannya setelah kelas usai.
“Kau ada acara ke mana malam nanti Niky ?” tanya salah satu lelaki yang bersamanya.
“Kau mau mengajakku ke mana ?” tanya Niky balik pada temannya.
“Bagiamana jika kita ke club malam ?” tanya temannya Niky lagi.
“Bukannya aku menolak kawan tapi maaf hari ini aku hanya ingin pergi ke bioskop saja.” balasnya menolak ajakan dari temannya itu lalu menuju ke mobil mewah yang di parkirnya di tempat parkir khusus.
Niky masuk ke mobilnya sambil melambaikan tangan pada para temannya. Beberapa saat kemudian setelah dia hampir sampai ke apartemennya, ponsel nya berdering.
“kring... kring...” Niky mengambil ponsel dari sakunya lalu mengangkatnya sambil menyetir.
“Halo ayah... ada apa ayah menelpon ku... sebentar aku masih di jalan ayah. Sebentar lagi aku akan sampai ke rumah.” balasnya sambil mempercepat laju mobilnya dan telepon terputus.
Sepuluh menit kemudian di sampai ke apartemennya. Niky keluar dari mobil sambil menelepon balik ayahnya.
Telepon tersambung dan dia berbicara di telepon sambil berjalan masuk.
“Ayah maaf tadi aku masih di jalan dan sekarang sudah sampai. Ada kabar apa ayah di sana ?” ucap Niky bertanya pada ayahnya.
“Niky kita sedang mengalami masalah keuangan. Beberapa perusahaan kita collapse dan ada yang di sita. Ayah minta kau segera kembali dan rantai kuliah untuk sementara waktu sampai keadaan stabil kembali.” ucap ayahnya dari seberang telepon.
Anak itu tampak tak percaya dengan apa yang di ceritakan oleh ayahnya kenapa tiba-tiba seperti itu.
“Ayah... apa yang terjadi ? Kenapa tiba-tiba saja perusahaan milik ayah collapse padahal sebelumnya baik-baik saja ?!” tanya anak itu lagi pada ayahnya sambil bersandar ke dinding.
“Ada yang sengaja membuat masalah dengan kita. Cepat segera pulanglah dan urusi studi mu di sana.” ucap ayahnya kembali dan telepon terputus sebelum dia sempat menjawabnya.
“Huft... siapa yang di maksud ayah sebenarnya ?” gumamnya menutup telepon yang sudah tidak tersambung dengan sedikit kesal lalu membanting tubuhnya ke kursi.
“Lalu apa yang harus ku katakan pada teman-teman di sini tentang kepindahan ku yang mendadak ?” gumam anak itu sambil memegang kepalanya lalu menatap ke langit-langit.
Niky tak bisa berpikir jernih dan belum bisa menerima keadaan. Studinya di Australia sebenarnya hanya kurang enam bulan lagi dan dia akan lulus, tapi dia terpaksa harus kembali ke tanah airnya dan tidak meneruskan studinya karena terbentur masalah biaya. Kepalanya terasa pusing setelah memikirkannya. Dia pun memilih masuk ke kamar dan menyandarkan kepalanya yang terasa berat pada bantal untuk mengusir rasa pusing itu.
“Lebih baik ku pikir kan besok saja.” gumamnya lalu tertidur setelahnya.
Dua hari kemudian ia berpamitan pada semua temannya di kampus setelah mengemasi semua barang yang akan dibawanya pulang.
“Niky kenapa kau tiba-tiba kembali ke tanah air mu ?” tanya para temannya di kampus yang terkejut sekali dengan kepergiannya yang mendadak.
“Yah... sebenarnya ayahku membutuhkan bantuan ku saat ini untuk mengurusi bisnisnya.” jawabnya asal mengarang cerita yang terdengar logis sambil tersenyum.
Satu jam setelah berpamitan pada semua temannya, dia segera berangkat ke bandara karena pesawat yang dinaikinya akan tinggal landas empat puluh menit lagi.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
pat_pat
mampir lagi ❤️
2022-05-29
3
Lurah Desa Konoha
👍
2022-05-26
1
cassabalanca
Bagus
2022-04-17
1