Dua puluh menit kemudian Niky tiba di bandara. Dia turun dari mobil dengan membawa beberapa koper.
“Aku akan merindukan tempat ini...” gumamnya kembali menoleh kebelakang dan berhenti sebentar menatap sekeliling kemudian berjalan kembali sambil menyeret barang bawaannya dengan berat hati.
Sepuluh menit kemudian Niky sudah berada di pesawat. Pikirannya masih kacau dan semrawut tak bisa berpikir jernih setelah kembali teringat pada apa yang diucapkan oleh ayahnya sebelumnya. Dia pun memilih untuk memejamkan matanya sejenak agar pikirannya tidak ruet.
Dua jam berikutnya lelaki itu terbangun dan menatap jam di tangannya yang menunjukkan pukul 01.00 dini hari.
“Ternyata masih empat jam lagi baru akan sampai...” gumamnya setelah melihat jam di tangan kanannya. Dia menatap ke sekitar melihat semua penumpang masih terlelap tidur.
Dia pun kembali memejamkan matanya meskipun sudah tidak merasa mengantuk sama sekali sambil mendengarkan musik yang diputarnya melalui headset yang barusan dia tancapkan ke telinganya.
Empat jam berikutnya Niky tiba di bandara Indonesia. Dia merupakan penumpang yang terakhir turun dari pesawat setelah penumpang lainnya turun lebih dulu daripada dia.
“srak...”
Lelaki itu menyeret beberapa kopernya keluar dari bandara. Dia menatap ke sekeliling yang masih tampak sedikit gelap dan edarkan pandangan ke sekeliling mencari seseorang.
“Kakak... Kak Niky di sini... !!” teriak seorang gadis berusia 18 tahunan memanggil nya dari kejauhan sambil melambaikan tangan ke arahnya.
“Fiona... !” teriak balik Niky pada adiknya sambil berjalan menuju ke pintu keluar tempat adiknya berada.
“Kakak.. aku rindu sekali padamu.” ucap gadis itu lalu memeluk kakaknya yang sudah lama tak ia jumpai. Sementara itu Niky balas memeluk adiknya karena juga merasa rindu padanya.
“Bagaimana gambar ayah dan yang lainnya ?” tanya Niky setelah melepas pelukan adiknya.
“Huft... mengenai hal itu nanti akan aku ceritakan saat sampai di rumah. Sekarang ayo kita pulang dulu, kak.” balas gadis itu sambil membantu kakaknya membawa masuk beberapa koper nya ke mobil.
“Biar aku saja yang mengemudi.” ucap Niky meminta adiknya untuk pindah kursi. Fiona segera turun lagi dari mobil dan berpindah ke kursi sebelah. Niky naik setelah Fiona sudah duduk di sebelahnya.
“broom....”
Niky mengambil alih kemudi dan mobil meluncur dari bandara menuju ke rumahnya.
Di sepanjang perjalanan tampak sesekali lelaki itu melihat jalanan di kiri dan kanan nya karena banyak yang berubah dan juga banyak terdapat bangunan baru yang belum pernah dilihatnya.
“Sekarang daerah sini semakin ramai ya...” ucapnya sambil melihat adiknya yang tampak sendu. Fiona hanya mengangguk dan tersenyum menatap kakaknya.
“Fiona bagaimana sekolah mu, apa kau juga ingin melanjutkan studi ke Australia atau ke America setelah ini ?” tanyanya saat berhenti di lampu merah.
“Untuk saat ini itu tidak mungkin karena kondisi finansial ayah sedang tidak fit....” jawab gadis itu menjelaskan pada kakaknya dengan tatapan sedih.
“Ceritakan pada ku apa yang sebenarnya terjadi ?” tanya Niky kembali yang semakin bingung karena ada yang mau memberitahunya.
Lagi-lagi Fiona hanya diam membisu saat dia menanyakan hal itu. Hingga akhirnya dia tiba di rumah.
“Kita sudah sampai...” ucap Niky matikan mesin mobil lalu keluar dari mobil bersama Fiona.
Mendengar suara mobil yang masuk ke rumah, seorang anak lelaki keluar dari rumah dan menghampiri mereka berdua.
“Kakak Niky dan kakak Fiona sudah kembali...” ucap anak lelaki yang berusia 15 tahunan menghampiri mereka berdua.
“Devan... !” ucap Niky memanggil adik lelakinya yang kini memeluknya sambil tersenyum.
“Dimana ayah dan ibu ?” tanya Niky pada adiknya itu sambil mengusap rambut Devan.
“Ada di dalam kak...” jawabnya yang langsung terlihat murung setelah mendengar pertanyaannya.
Devan lalu menarik tangan Niky dan mengajaknya masuk ke dalam.
“Ayah... ibu... aku pulang... !” teriak Niky saat memasuki rumah. Namun suasana rumah tampak sepi dan hening.
Karena tak ada jawaban, dia pun sudah masuk ke kamar ayahnya untuk menghapus rasa penasarannya.
Matanya terbelalak kaget saat melihat ayahnya yang sedang terbaring di tempat tidur dengan alat bantu pernafasan yang terpasang dan juga selang infus yang menancap di tangannya.
Dia juga melihat ibunya yang duduk di samping ayahnya yang tertidur dalam posisi duduk sambil memegang tangan ayahnya.
“bruk... !” Tas yang dipegang Niki terlepas dari tangan ke lantai setelah melihat kondisi ayahnya. Senyumnya yang mengembang hilang seketika saat melihat kondisi ayahnya. Dia masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya itu karena beberapa hari sebelumnya ayah nya baik-baik saja saat meneleponnya.
“Ibu...” panggilnya sambil menghampiri ibunya dan menyentuh bahu ibunya lembut yang membuat wanita itu datar dan bangun dari tidurnya.
“Niky... kau sudah pulang, nak ?” tanya ibunya setelah bangun dan memeluknya langsung.
“Ibu apa yang sebenarnya terjadi... ?Ada apa dengan ayah ? Kenapa tiba-tiba sakit seperti ini...beberapa hari yang lalu aku dengar suara ayah baik-baik saja.” ucapnya bertanya pada ibunya.
Ibunya menatap ayahnya lalu beralih menatap dirinya dan seketika air matanya pecah, tak bisa di bendung lagi.
Dada Niky rasa sesak melihat air mata ibunya yang mengalir. Dirinya semakin tidak mengerti akan permasalahan yang terjadi.
“Ibu tolong ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi ??” tanya Niky mengulang pertanyaannya lagi.
Ibunya menyeka air matanya lalu berdiri dan mengajaknya keluar dari kamar setelah melihat suaminya yang masih tertidur.
“Ayo ibu ceritakan di luar.” ucap Ibunya Niky masih dengan suara yang terisak mengajaknya duduk di ruang keluarga.
Niky duduk di samping ibu nya dan menunggu cerita darinya. Tampak sang ibu kembali menitikkan air matanya saat akan mulai bercerita.
“Ini ibu ambillah...” ucap Niky memberikan tisu yang diambil dari saku bajunya pada ibunya.
“Jadi begini ceritanya. Star Group mengembangkan jaringan bisnisnya. Awalnya dia mencoba merambah dunia elektronik dan mengungguli bisnis kita. Namun setelah berhasil membuat Sun Group.... tak hanya itu dia juga... bla...bla-bla...” ucap ibunya bercerita menjelaskan panjang lebar awal kejadiannya sampai terjadi di hal seperti ini yang menyebabkan ayahnya terkena serangan jantung mendadak.
“Jadi begitu ceritanya... ini semua karena ulah dari si tua Wardana ?” ucap Niky yang tampak geram dan emosi setelah selesai mendengarkan cerita dan penjelasan panjang lebar dari ibunya.
Niky memeluk ibunya untuk menenangkannya karena wanita itu kembali menangis setelah menjalani hidup yang tak seperti sebelumnya.
“Ibu....aku janji padamu meskipun aku harus mempertaruhkan nyawa ku aku akan membalaskan dendam keluarga kita dan membuat hidupnya lebih sengsara dari pada kita.” ucap Niky dengan tatapan mata yang marah sambil mengepal kan tangannya.
“Apa yang bisa kau lakukan, nak ? Kau belum tahu siapa Wardana itu. Ayah mu saja tak sanggup menghadapinya.” jawab ibunya yang tidak setuju dan melarangnya untuk balas dendam.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Sergiy Karasyuk Lucy S.K.L.
Mampir Thor.... penasaran sm krya Othor 👍😎
2023-03-26
2
Lurah Desa Konoha
Ok
2022-05-26
1
sepatukaca
Oh... Kasihan
2022-04-08
1