Setelah kejadian itu Wardana langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan karena darah terus menetes dari kepalanya. Namun setelah mendapatkan perawatan intensif, lukanya pun tak membahayakan dirinya.
Beberapa hari setelah kejadian itu berlalu, tampak Niky berusaha mengambil alih perusahaan Sun Group yang masih tersisa untuk dia kelola.
Dia menganalisa dan mencari akar permasalahan yang di sebabkan oleh Wardana pada perusahaan ayahnya.
“Begitu banyak sekali yang harus ku bereskan disini. Apa aku sanggup memperbaiki dan membuatnya bangkit kembali ?” keluhnya saat melihat banyak hal yang harus di perbaikinya apalagi di sisi finance yang tergolong sangat parah.
Anak itu terlihat frustasi. Dia pun meluruskan kakinya kemeja sambil melonggarkan ikatan dasinya agar bisa bernafas dengan lega.
“Seandainya saja... aku tidak terlambat datang mungkin aku habis masih bisa membantu Ayah memperbaiki ini.” keluhnya lagi yang masih frustasi dan mengacak-acak rambutnya.
Dia teringat lagi pada kondisi ayahnya yang butuh biaya perawatan besar dan juga dua adiknya yang masih membutuhkan biaya sekolah membuatnya bersemangat menjalankan perusahaan yang collapse itu meskipun tak ada staf yang membantunya.
“Aku harus kuat dan bisa mengatasi semua ini karenanya akulah yang jadi tumpuan mereka saat ini.” gumamnya lagi menatap layar laptop di depannya.
Niky menurunkan kembali kakinya dari meja lalu mencatat semua rencana yang akan dijalankannya dengan semangat dan mengesampingkan rasa sesak yang menghimpit dadanya.
Di lain tempat tanpa sepengetahuan Niky, Wardana mengirimkan beberapa anak buahnya untuk memantau segala aktivitasnya.
Salah seorang lelaki yang mengendarai mobil berhenti di depan perusahaan Sun Group. setelah beberapa menit dia pun segera pergi dari sana dan menghilang di tengah keramaian.
“Lapor bos... terpantau ada aktifitas di perusahaan Sun Group. Sepertinya putranya Osman yang beraktifitas di sana.” ucap lelaki tadi setelah berada jauh dari perusahaan Sun Group pada Wardana.
“Jadi bocah tengik itu mau coba-coba melawanku ? Apa yang dia bisa lakukan padaku... pengalaman saja tak punya, tak ada staf yang membantunya di sana juga, dan hanya mengandalkan otak ? Hahaha... sombong sekali. Sebentar lagi aku akan menginjak mu lihat saja !” balasnya dari seberang telepon pada anak buahnya dengan tertawa lebar lalu mematikan ponselnya.
Satu minggu berlalu. Suatu malam rumah keluarga Osman kedatangan tamu tak diundang.
Malam itu turun hujan yang sangat lebat disertai dengan angin kencang dan juga petir yang menyambar.
“duar... !” suara nyaring petir yang menyambar di langit. Seketika listrik mati total.
“Kakak... aku takut....” teriak Devan saat melihat rumah yang gelap gulita dan berlari menghampiri Niky yang sedang duduk di kursi sambil menikmati kopi.
“Tenang saja Devan, kakak akan ambil lampu emergency dulu. Kau tunggu di sini dengan kakak Fiona.” jawabnya sambil berdiri dan jalan menuju ke ruang belakang.
Saat melewati kamar ayahnya dia pun berhenti sebentar untuk melihat kondisinya.
“Ibu... bagaimana keadaan ayah ?” tanyanya pada ibunya yang duduk di dekat tempat ayah berbaring.
“Masih seperti sebelumnya dan belum ada progress perkembangan. Niky tolong bawakan ibu emergency lamp saat kau mengambilnya.” ucap ibunya pada Niky karena dia enggan meninggalkan suaminya takut jika terjadi sesuatu padanya.
“Iya ibu aku memang mau mengambil itu.” ucap Niky kemudian materi gambar ayahnya dan kembali berjalan menuju ke ruang belakang untuk mengambil emergency lamp.
Niky sampai di depan pintu gudang di mana di sana digunakan sebagai tempat untuk menyimpan barang-barang.
“klik...” Niky memutar kuncinya dan pintu terbuka. Dia segera masuk untuk mencari benda itu.
Dia melihat banyak tumpukan barang di sana dan foto waktu untuk menemukan barang yang dicarinya.
“Dimana ya...” gumamnya sambil mencari di tumpukan barang yang ada di sana menggunakan senter ponselnya.
Sementara itu tiga orang penyusup yang mengenakan baju serba hitam yang sudah ada di depan rumah itu memanfaatkan kesempatan yang ada dan segera beraksi saat listrik padam.
“Ayo kita masuk sekarang...” ucap salah satu lelaki pada dua rekannya. Mereka kemudian masuk bersama ke rumah itu dengan mengendap-endap.
Fiona melihat ada seseorang yang masuk ke rumahnya. Karena kondisi gelap dia tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang masuk.
“Kakak apakah itu kakak, kenapa kakak lewat depan ?” ucap Fiona memanggil kakaknya dan merasa aneh saja kenapa tiba-tiba kakaknya lewat pintu depan.
Fiona mengamati orang yang masuk itu dan ternyata sekarang jumlahnya bertambah menjadi tiga orang.
“Apa kakak mengajak temannya ke sini... saat lampu padam seperti ini...atau jangan-jangan...” batin gadis itu tiba-tiba mempunyai firasat buruk.
Untuk berjaga-jaga gadis itu mengambil raket badminton yang tadi belum sempat dia kembalikan setelah bermain bersama dengan Devan dan menyembunyikannya di balik punggungnya.
“Devan aku tidak tahu siapa yang datang. Apakah itu kakak atau bukan. Jika bukan kau langsung berlari ke belakang mencari kakak.” ucap Fiona berbisik lirih di telinga adiknya.
Devan tampak mengangguk mendengar ucapan dari kakaknya meskipun kakinya menjadi gemetar setelah mendengarnya.
Tak lama kemudian ketiga orang tadi sampai di depan dua anak tadi.
“Kalian....” ucap Fiona terkejut saat yang datang ternyata memang bukanlah kakaknya. Dia tidak tahu siapa mereka karena mereka bertiga mengenakan masker yang hanya memperlihatkan matanya saja.
“Hai adik kecil... ayo ikut kakak...” ucap salah satu dari penyusup itu dan akan menangkap mereka berdua.
“paak...!” Fiona memukulkan raket kepala penyusup itu.
“Devan cepat lari sekarang !!” teriak Fiona meminta adiknya untuk segera menyusul kakaknya di belakang.
Devan segera berlari dan menuju ke ruang belakang namun belum sampai ke ruang belakang orang berhasil menangkapnya.
“Gadis badung... kau berani melawanku ya ?!” ucap penyusup lainnya selalu merebutkan raket yang dipegang Fiona, mematahkannya dan menangkap gadis.
“Argh.... lepaskan aku... tolong...kakak !!” teriak Fiona sekencang-kencangnya agar kakaknya mendengar jeritannya.
Mendengar suara Fiona yang berteriak, ibunya keluar dari kamar dan menuju ke ruang tengah untuk melihat apa yang terjadi. Betapa terkejutnya dia saat melihat ada ada penyusup yang masuk ke rumahnya dan sudah menangkap dua anak.
“Oh... di sana kau rupanya ?!” ucap satu penyusup lainnya yang melihat ibunya Fiona keluar kamar dan segera menangkapnya. Lalu dia masuk ke kamar tempat wanita itu keluar dan mendapati Osman yang terbaring di sana.
“Jangan... jangan sentuh suami ku !” teriak wanita itu.
“Niky... tolong.... !!!” teriak ibunya lagi namun penyusup itu membekap mulutnya agar tidak bersuara lagi.
Sementara itu penyusup yang masuk ke kamar Osman membuat lelaki yang terbaring sakit itu terkejut melihatnya. Dan seketika penyakit jantungnya kambuh dan tak berapa lama kemudian Osman sudah tak bernafas lagi.
“Akh... akhirnya ketemu juga.” ucap Niky membawa tiga emergency lamp lalu segera keluar dari gudang itu dan kembali ke ruang tengah. Di depan pintu samar-samar dia mendengar suara teriakan dan keributan dari ruang tengah yang membuatnya mempercepat langkahnya agar segera tiba di sana.
“Siapa kalian... ? Lepaskan mereka bertiga !!!” bentak Niky saat melihat ada tiga orang yang menyandera tiga orang keluarganya setelah dia menyalakan lampu yang di pegangnya.
Tiga lelaki tadi langsung kabur saat melihat Niky datang. Namun Niky berhasil mengejarnya sebelum tiga orang itu keluar dari rumahnya.
“bak-buk-bak... !” Niky menghajar tiga orang penculik itu sampai mereka melepaskan ibu dan adiknya.
Setelah melepaskan sandera nya, ketiga orang itu kabur dari rumah dan tanpa sepengetahuan Niky ternyata rumah itu sudah disiram dengan bensin sebelumnya.
“boom... !” Satu penyusup tadi menyalakan korek api dan melemparkannya ke rumah itu. dengan cepat api menyebar ke rumah itu dan melahap rumah itu.
“Hahaha... meskipun kita gagal menangkap mereka tapi kita bisa menghabisi mereka Sesuai dengan perintah tuan Wardana.” ucap salah satu penyusup yang berdiri di depan rumah yang berkobar api itu.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Lurah Desa Konoha
Ok
2022-05-26
0
jasmine
Awas dia malah bertindak kejam
2022-05-11
0
Ana Yulia
Lima likeku Hadir untuk mu
2022-04-30
0