#20

"Aw bos, pelan-pelan!!" Julian terus memegangi paha nya, kakinya terasa sangat ngilu, kaki kirinya di perban. Ia tidak bisa menyetir alhasil Summer lah yang membawa mobil. Tapi pria itu sesekali mengerem mobilnya mendadak membuat kaki Julian menahan tubuhnya yang hampir menabrak dashboard.

"Bos kau gila!! kakiku hampir patah!!" kesal Julian.

"Hahaha." Summer malah tertawa.

Sementara Yura di belakang terus memandangi ponselnya tanpa berkedip.

Hati-hati, bahaya kanker darah (Leukimia) ini gejalanya.

Yura menghela nafas, memasukan kembali ponselnya ke tas lalu mengalihkan pandangan ke luar jendela. Artikel di google berhasil menguasai pikirannya, ia selalu yakin artikel di google itu salah.

Karena sibuk memikirkan artikel itu ia seakan-akan tidak mendengar dua pria sedang ribut di depan, bahkan mobil yang sering mengerem mendadak karena permainan Summer pun Yura tidak perduli.

Ia hanya memikirkan kemungkinan dirinya terkena Leukimia.

Kalau aku sakit Leukimia bagaimana. Berapa banyak obat yang harus aku minum dalam sehari, belum lagi kemoterapi. Tidak-tidak ... aku tidak boleh sakit. Aku yakin artikel itu yang salah.

"Yura ..." panggil Summer yang melihat Yura melamun menatap jalanan.

"Yura ..." ulang Summer karena Yura masih melamun.

Julian pun menoleh ke belakang lalu berteriak.

"HEI YURA!!"

Yura sontak mengerjap kaget. "Eh, iya. Apa?"

"Awww!!" Summer langsung menoyor kepala Julian.

"Bos kau kenapa lagi?!'

"Kau mengagetkannya," sahut Summer.

"Tidak apa-apa, maaf ya tadi aku melamun hehe."

"Tidak apa Yura. Tapi kau kenapa, ada masalah?" tanya Summer yang menatap Yura dari spion depan kemudian beralih menatap jalanan di depan.

"Tidak, tidak ada."

"Cerita saja dengan bos ku ini Yura. Dia pintar mencari solusi dan lagi dia juga adik iparmu kan."

"Aku hanya kurang enak badan, badanku pegal-pegal."

"Kau kecapean?" tanya Summer.

"Kau tidak dijadikan babu oleh Winter kan Yura?" tanya Julian.

"Hati-hati kalau bicara!" Summer mendelik kepada Julian.

"Ya kan kakakmu itu super duper dingin dan menyeramkan, Bos. Bisa saja dia menjadikan istrinya babu karena tidak mencintainya."

"Kau ya."

Ciittt

"Aa--akkhhh!! Bosss!!" Julian langsung memegang kakinya dengan memekik kesakitan ketika lagi-lagi Summer mengerem mendadak mobilnya sebagai hukuman atas ucapan Julian. Untung saja Yura memakai seatbealt di belakang.

"Makannya kalau bicara di saring dulu lah," kesal Summer dan kembali melajukan mobilnya.

"Yura, kau istirahat di mansion Daddy ku nanti ya," ucap Summer.

"Eum, boleh tidak kalau kita ke pantai dulu?" pinta Yura.

"Pantai?" ucap Summer dan Julian bersamaan.

"Kau mau apa ke pantai?" tanya Julian.

"Aku tidak tau, tiba-tiba rindu dengan pantai," ucap Yura.

Julian menoleh kepada Summer. "Bagaimana bos?"

"Yasudah kita ke pantai."

Summer dapat melihat Yura tersenyum senang di spion depan.

*

Mobil terparkir di pesisir pantai. Yura dan Summer keluar lebih dari mobil sementara Julian malah tertidur sendirian di mobil.

Summer dan Yura berdiri menyenderkan tubuhnya di kap mobil.

"Tidak mau membangunkan dia?" tanya Yura.

"Sudahlah, biarkan saja. Kalau bangun dia juga jalannya harus pakai tongkat. Menyusahkan."

Yura terkekeh dan Summer pun tersenyum.

"Kau suka pantai ya?" tanya Summer.

"Aku trauma pantai," sahut Yura.

"Hah?" Summer mengerutkan dahinya. "Kalau trauma kenapa mau ke sini?"

Yura menghela nafas panjang, menatap ombak yang tidak terlalu tinggi.

"Pantai itu seperti bahagia dan derita untukku. Terkadang aku sangat rindu pantai tanpa alasan yang jelas, seperti aku pernah bahagia bersama seseorang di pantai. Tapi di sisi lain, aku selalu membayangkan lautan yang luas ini mau membunuhku ..."

"Kenapa kau berpikir seperti itu?" tanya Summer.

"Karena saat kecil aku pernah terseret tsunami."

"Benarkah?" mata Summer membulat tak percaya.

Yura mengangguk.

"Kau terseret sendirian?" tanya Summer.

"Itu dia, aku tidak ingat."

"Bagaimana denganmu, Summer?" tanya Yura kemudian.

Summer tersenyum dengan wajah sedih.

"Sama sepertimu, pantai itu ibarat bahagia dan luka. Aku pernah bahagia bertemu teman kecilku di pantai yang ada di Italy, kami berteman dan janji akan bertemu lagi. Tapi ketika aku kembali ke Italy, dia tidak tahu ada dimana, rumahnya sudah di ubah menjadi hotel bintang lima di dekat pantai. Sampai sekarang, ketika aku melihat pantai, aku seakan terluka karena belum menemukan dia."

Yura terkekeh dan Summer mendelik.

"Kenapa kau tertawa, memangnya ceritaku lucu?"

"Maaf-maaf, aku hanya baru menyadari kalau sikapmu dan Winter benar-benar sangat berbeda, kau bisa cerita soal masa lalu mu, tapi Winter? bisa bicara dengan dia saja sudah seperti keajaiban."

Sekarang giliran Summer yang tertawa. "Dia memang seperti itu, Yura."

Summer menatap Yura.

"Mau buat istana pasir?"

"Tidak mau ah, istana pasir kecil, tidak muat untuk tubuhku," sahut Yura seraya terkekeh.

"*Letta, mau buat istana pasir?"

"Tidak mau ah, istana pasir kecil, tidak muat untuk tubuhku*."

"Summer kau kenapa?" tanya Yura yang melihat Summer menatapnya tanpa berkedip.

"Summer?" Yura mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Summer.

Summer pun sontak mengerjap kemudian mengalihkan pandangannya ke ombak di depannya.

"T-tidak Yura."

Yura berjalan mendekati ombak, ia berlari seraya melambaikan tangan ke arah Summer. Dan hal itu membuat Summer kembali mengingat Letta.

Gadis kecil itu suka sekali mendekati ombak, berlari dan bermain air. Persis dengan yang di lakukan Yura sekarang. Beruntung ombak tidak terlalu besar dan membuat trauma Yura tidak kambuh.

"Summer kemari!" teriak Yura.

Summer tersenyum dan berlari mendekati Yura. Mereka bermain air, saling menyiram tubuh dan saling mengejar satu sama lain. Yura tertawa lepas, tawa yang tidak bisa ia dapatkan ketika bersama Winter.

Sebuah mobil BMW berhenti di sisi jalan, seorang pria keluar dari mobil menatap Summer dan Yura yang saling bercanda satu sama lain. Dan dia, Winter.

Seharusnya Winter pulang besok tapi karena pekerjaannya selesai lebih cepat, hari ini ia bisa pulang. Dan jalanan menuju mansion nya melewati pantai ini, jadi dia berhenti setelah melihat Yura.

Winter masih diam membisu menatap keduanya. Sampai akhirnya gerimis perlahan membasahi tubuh Winter, Winter menengadah menatap langit yang gelap. Hujan akan turun.

Winter segera berlari menghampiri Yura.

"Yura ... Yura kau kenapa?" Summer terlihat panik melihat Yura tiba-tiba berjongkok dengan menutup kedua telinganya.

"Yura hei--"

"Yura." Winter langsung memeluk Yura.

"Kau bukannya ke luar kota?" tanya Summer heran.

Winter tidak menjawab, ia langsung menggendong Yura mendekati mobilnya. Summer pun mengikuti Winter.

Perlahan Winter memasukan Yura ke mobil kemudian menutup pintu mobil.

"Dia kenapa?" tanya Summer.

"Dia takut hujan dan petir. Aku akan membawanya pulang," ucap Winter menepuk pundak Summer beberapa kali lalu masuk ke mobilnya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

lid

lid

ah alurnya authorrr....terus summer gimana winter gimana ah

2022-06-30

0

Santi Lestari

Santi Lestari

summer bakal nyesel deh nolak dijodohin sm yura..padahal yura cinta masa kecilnya🥲

2022-06-22

0

Lilis Hasanah

Lilis Hasanah

semangat

2022-04-29

0

lihat semua
Episodes
1 #01 Di jodohkan
2 #02 Menolak
3 #03 Pertama kali bertemu.
4 #04 Gaun pengantin.
5 #05 Pernikahan (1)
6 #06 Pernikahan (2)
7 #07 Tidak bisa masuk kamar.
8 #08 Letta.
9 #09 Mimpi buruk & mimisan.
10 #10
11 #11
12 #12
13 #13
14 #14
15 #15
16 #16
17 #17
18 #18
19 #19
20 #20
21 #21
22 #22
23 #23
24 #24
25 #25
26 #26
27 #27
28 #28
29 #29
30 #30
31 #31
32 #32
33 #33
34 #34
35 #35
36 #36
37 #37
38 #38
39 #39
40 #40
41 #41
42 #42
43 #43
44 #44
45 #45
46 #46
47 #47
48 #48
49 #49
50 #50
51 #51
52 #52
53 #53
54 #54
55 #55
56 #56
57 #57
58 #58
59 #59
60 #60
61 #61 Bertengkar di Klab
62 #62 Mengingat masa kecil
63 #63 Berusaha mencaritahu
64 #64 Hasil Tes DNA
65 #65 Penjelasan di masa lalu
66 #66 Siapa Yura?
67 #67 Menolak punya kakak
68 #68 Magma dan Winter
69 #69 Hilangnya foto Summer dan Letta
70 #70 Magma di mansion De Willson
71 #71 Pingsan
72 #72 Gagal unboxing
73 #73 Mengetahui putrinya sakit
74 #74 ingatan kembali ...
75 #75 Benci Lautan
76 #76 Kebersamaan yang menyenangkan
77 #77 Pesta di hotel
78 #78 Summer dan Yura
79 #79 unboxing lagi
80 #80 Pertengkaran adik kakak
81 #81 Makam Nicholas
82 #82 Teman masa kecil Winter
83 #83 Hari Valentine
84 #84 Di Kantin
85 #Bunga untuk karyawan
86 #86 Donor
87 #87 Hampir di lecehkan
88 #88 Ingatan kembali lagi
89 #89 Teman masa kecil
90 #90 Anak anjing
91 #91 Koma
92 #92 Koma (2)
93 #93 Burung yang malang
94 #94 Burung bangau
95 #95 Noah & Kai
96 #96 Selamat tinggal Yura
97 #97 Selamat tinggal Yura (2)
98 #98 kremasi
99 #99 Melarung abu Yura
100 #100 Kenangan Yura
101 #101 Winter depresi
102 #102 Summer & intan
103 #103 Reagan Louis De Willson
104 #104 Winter & Reagan
105 #105 Melihat Yura
106 # 106 Melihat Yura (2)
107 #107 Melihat cctv
108 #108 Jalan-jalan ke mall
109 #109 Keluarga Benjamin
110 #110 Yura masih hidup
111 #111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112 #112 Apa yang sebenarnya terjadi? (2)
113 #113 berjuang sembuh (Flashback)
114 #114 kepulangan yang gagal (Flashback)
115 #115 Tidak tahan
116 #116 Bertemu keluarga kembali
117 #117 Peti di tukar
118 #118 Italy (1)
119 # 119 Italy (2)
120 #120 Italy (3)
121 #121 Daddy Winter masuk guci
122 #122 Selamat tinggal Javier
123 #123 Selamat tinggal Javier
124 #124 Selamat tinggal Javier
125 #125 Hidup harus berlanjut
126 #126 Belajar memasak
127 #127 Reagan dan Yura
128 #128 Kebersamaan mereka
129 #129 Rumah Benjamin
130 #130 Yura cemburu
131 #131 Winter hanya mencintai Yura
132 #132 Mual lagi
133 #133 Yura hamil?
134 #134 memberitahu Winter
135 #135 Marah kepada Winter
136 #136 Nasi goreng keluarga De Willson
137 #137 Bumil dan suaminya
138 #138 Winter & Magma
139 #139 Tas dari Magma
140 #140 Winter yang aneh
141 # 141 Sea World
142 #142 Stress dengan sikap Winter
143 #143 masih berdebat
144 #144 De Willson bingung dengan Winter
145 #145 Bertemu Anaya di mall
146 #146 Masih ngidam
147 #147 Merasa bersalah
148 #148 marah kepada Winter
149 #149 Anaya pelakor
150 #150 Ujian pernikahan Winter & Yura
151 #151 menabrak Anaya
152 #152 Anaya bertemu Maxime
153 #153 Winter menemui Anaya
154 #154 Anaya pergi ke korea
155 #155 Yura membahas Anaya
156 #156 marah kepada Reagan
157 #157 Bermain dengan Glory
158 #157 Pernikahan Nathan
159 #159 pakaian bayi
160 #160 lahiran
161 #161 Baby blues
162 #162 Magma memberi hadiah
163 #163 Happy ending
Episodes

Updated 163 Episodes

1
#01 Di jodohkan
2
#02 Menolak
3
#03 Pertama kali bertemu.
4
#04 Gaun pengantin.
5
#05 Pernikahan (1)
6
#06 Pernikahan (2)
7
#07 Tidak bisa masuk kamar.
8
#08 Letta.
9
#09 Mimpi buruk & mimisan.
10
#10
11
#11
12
#12
13
#13
14
#14
15
#15
16
#16
17
#17
18
#18
19
#19
20
#20
21
#21
22
#22
23
#23
24
#24
25
#25
26
#26
27
#27
28
#28
29
#29
30
#30
31
#31
32
#32
33
#33
34
#34
35
#35
36
#36
37
#37
38
#38
39
#39
40
#40
41
#41
42
#42
43
#43
44
#44
45
#45
46
#46
47
#47
48
#48
49
#49
50
#50
51
#51
52
#52
53
#53
54
#54
55
#55
56
#56
57
#57
58
#58
59
#59
60
#60
61
#61 Bertengkar di Klab
62
#62 Mengingat masa kecil
63
#63 Berusaha mencaritahu
64
#64 Hasil Tes DNA
65
#65 Penjelasan di masa lalu
66
#66 Siapa Yura?
67
#67 Menolak punya kakak
68
#68 Magma dan Winter
69
#69 Hilangnya foto Summer dan Letta
70
#70 Magma di mansion De Willson
71
#71 Pingsan
72
#72 Gagal unboxing
73
#73 Mengetahui putrinya sakit
74
#74 ingatan kembali ...
75
#75 Benci Lautan
76
#76 Kebersamaan yang menyenangkan
77
#77 Pesta di hotel
78
#78 Summer dan Yura
79
#79 unboxing lagi
80
#80 Pertengkaran adik kakak
81
#81 Makam Nicholas
82
#82 Teman masa kecil Winter
83
#83 Hari Valentine
84
#84 Di Kantin
85
#Bunga untuk karyawan
86
#86 Donor
87
#87 Hampir di lecehkan
88
#88 Ingatan kembali lagi
89
#89 Teman masa kecil
90
#90 Anak anjing
91
#91 Koma
92
#92 Koma (2)
93
#93 Burung yang malang
94
#94 Burung bangau
95
#95 Noah & Kai
96
#96 Selamat tinggal Yura
97
#97 Selamat tinggal Yura (2)
98
#98 kremasi
99
#99 Melarung abu Yura
100
#100 Kenangan Yura
101
#101 Winter depresi
102
#102 Summer & intan
103
#103 Reagan Louis De Willson
104
#104 Winter & Reagan
105
#105 Melihat Yura
106
# 106 Melihat Yura (2)
107
#107 Melihat cctv
108
#108 Jalan-jalan ke mall
109
#109 Keluarga Benjamin
110
#110 Yura masih hidup
111
#111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112
#112 Apa yang sebenarnya terjadi? (2)
113
#113 berjuang sembuh (Flashback)
114
#114 kepulangan yang gagal (Flashback)
115
#115 Tidak tahan
116
#116 Bertemu keluarga kembali
117
#117 Peti di tukar
118
#118 Italy (1)
119
# 119 Italy (2)
120
#120 Italy (3)
121
#121 Daddy Winter masuk guci
122
#122 Selamat tinggal Javier
123
#123 Selamat tinggal Javier
124
#124 Selamat tinggal Javier
125
#125 Hidup harus berlanjut
126
#126 Belajar memasak
127
#127 Reagan dan Yura
128
#128 Kebersamaan mereka
129
#129 Rumah Benjamin
130
#130 Yura cemburu
131
#131 Winter hanya mencintai Yura
132
#132 Mual lagi
133
#133 Yura hamil?
134
#134 memberitahu Winter
135
#135 Marah kepada Winter
136
#136 Nasi goreng keluarga De Willson
137
#137 Bumil dan suaminya
138
#138 Winter & Magma
139
#139 Tas dari Magma
140
#140 Winter yang aneh
141
# 141 Sea World
142
#142 Stress dengan sikap Winter
143
#143 masih berdebat
144
#144 De Willson bingung dengan Winter
145
#145 Bertemu Anaya di mall
146
#146 Masih ngidam
147
#147 Merasa bersalah
148
#148 marah kepada Winter
149
#149 Anaya pelakor
150
#150 Ujian pernikahan Winter & Yura
151
#151 menabrak Anaya
152
#152 Anaya bertemu Maxime
153
#153 Winter menemui Anaya
154
#154 Anaya pergi ke korea
155
#155 Yura membahas Anaya
156
#156 marah kepada Reagan
157
#157 Bermain dengan Glory
158
#157 Pernikahan Nathan
159
#159 pakaian bayi
160
#160 lahiran
161
#161 Baby blues
162
#162 Magma memberi hadiah
163
#163 Happy ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!