#18

Yura jogging pagi sendirian di salah satu lapangan. Berkeliling dengan sesekali menyeka keringat di pelipisnya.

Tempat jogging ini menyatu dengan taman, jadi ada juga yang hanya duduk di taman seraya sarapan dan menonton mereka yang sedang berolahraga. Taman juga cukup ramai.

Mata Yura menyipit ketika mengenali sosok pria tua yang juga sedang jogging di depannya.

"Grandpa Javier bukan ya," gumam Yura.

Pria itu diam sejenak untuk mengatur nafasnya dan disaat itu Yura berlari mendekatinya.

"Grandpa ..."

"Yura ..." ucap Javier setelah menoleh.

"Grandpa suka jogging juga?" tanya Yura tersenyum ramah.

"Ah iya, hanya seminggu sekali. Grandpa kan harus tetap jaga kesehatan juga," katanya dengan terkekeh pelan.

"Grandpa sendiri?"

"Grandpa ..." Javier mengedarkan pandangannya lalu menujuk salah satu kursi taman.

"Grandpa sama mereka, Yura." Javier menunjuk Keenan and the geng yang sedang makan bubur.

"Ih kok mereka malah makan." Yura tertawa.

"Ah biasalah, pengacau selalu beda dari yang lain. Ayo kita duduk."

Yura mengangguk mengikuti langkah Javier. Mereka duduk di salah satu kursi taman yang kosong.

Keduanya meneguk air di botol nya masing-masing sebelum berbicara.

"Tidak dengan Winter, Yura?"

Yura menggeleng. "Winter ke luar kota, grandpa."

"Benarkah? kapan?"

"Semalam."

"Dengan Lusi?"

"Iya Grandpa."

Javier mengangguk-ngangguk. "Dia cukup pintar memajukan perusahaan sama seperti Ayahnya."

"Oh iya, bagaimana hubunganmu dengan Winter?"

"Hah? eum ... kami baik-baik saja grandpa."

"Sulit ya?" tanya Javier tersenyum. "Dia memang begitu. Dengan keluarganya sendiri saja tidak dekat, dia hanya dekat dengan Summer."

"Kalau boleh tau, kenapa Summer tidak di sini grandpa."

"Summer itu pergi ke Italy setelah lulus SMP. Dari SMA sampai kuliah dia di Italy, alasannya bosan dengan orang-orang yang selalu salah membedakan dia dan Winter. Jadinya mereka berpisah."

"Oh begitu ... di sana dia kerja juga granpda?"

"Dia memimpin cabang perusahaan yang ada di sana."

"Kau bisa membedakan mereka?" tanya Javier kemudian.

Yura terlihat berpikir membuat Javier tertawa.

"Sulit ya?"

"Hehe iya grandpa. Untungnya Summer tidak ada di sini."

"Dulu gaya rambut mereka saja berbeda, Summer lebih cuek dengan penampilan. Tapi setelah dewasa dia mulai merawat diri dan gaya nya malah semakin mirip dengan Winter. Kalau dia tidak tersenyum, kau akan berpikir kalau dia Winter."

"Tapi, grandpa bisa membedakan mereka?"

"Untuk keluarga pasti bisa, untuk orang baru yang sulit. Tapi kau tenang saja, ada ciri yang mudah membedakan mereka."

"Apa grandpa?"

Javier mendekat ke arah Yura dan berbicara pelan. "Winter punya tahi lalat kecil di telinga nya."

*

Setelah jogging, biasanya Javier akan di jemput oleh Maxime. Maxime tidak mempercayakan Javier satu mobil dengan rombongan Keenan and the geng, karena mereka suka sekali ugal-ugalan di jalan. Tidak ingat umur.

"Yura ..." panggil Maxime setelah keluar dari mobil.

"Dad." Yura tersenyum menghampiri Maxime lalu memeluk mertua nya itu.

"Winter keluar kota ya," ucap Maxime setelah melepas pelukannya.

"Iya Dad. Semalam baru berangkat."

"Ada pembangunan mall di sana, jadi dia harus pergi untuk melihat tempat pembangunannya."

"Iya Dad."

Maxime tersenyum kemudian menghampiri Javier dan membantu pria itu masuk ke mobil.

"Pelan-pelan," ucap Maxime.

"Aduh, aku ini semakin tua ya."

"Iya Dad, beruntung sekali umurmu panjang, kalau tidak, kau sudah bersama Nicholas mungkin."

"Sial*n kau Max!"

Setelah masuk Maxime pun mengajak Yura.

"Mau menginap di mansion Daddy tidak?"

"Ah tidak usah Dad hehe. Aku pulang saja."

"Yasudah, ayo masuk. Biar Dad antar pulang."

Dan ketika Yura hendak masuk tiba-tiba ada dua mobil dengan kecepatan tinggi melaju di dekat mereka. Satu orang keluar dari jendela mobil itu.

"Haii Yura ..." teriak Aiden melambaikan tangan.

Maxime menggelengkan kepalanya. "Acuhkan mereka, orang gila."

Yura hanya terkekeh pelan melihat kepergian mobil itu.

*

Sesampainya di depan gerbang mansion Winter, Yura keluar dari mobil.

"Terimakasih Daddy ..." ucap Yura dengan membungkukan badan.

"Daddy pulang dulu ya."

"Iya Dad."

Terlihat Javier melambaikan tangan kepada Yura di dalam mobil. Yura pun ikut melambaikan tangan.

Mobil melaju pergi dan Yura pun masuk ke mansion nya. Ia pergi ke dapur, meminum jamu lalu naik ke kamarnya.

Di kamar ia merebahkan dirinya di sofa. Mengecek ponselnya dan kemudian menekuk wajahnya ketika tahu Winter bahkan tidak menghubunginya sama sekali. Menanyakan kabarnya saja tidak ada.

Apa aku coba kirim pesan duluan ya.

Yura pun membuka pesan di ponselnya. Ia mencoba mengetik menanyakan kabar Winter, tapi belum tiga detik pesan itu kembali di hapus.

Tidak-tidak, jangan tanya kabar.

Yura kembali mengetik menanyakan, bagaimana pekerjaan Winter di sana. Tapi lagi-lagi bukan di kirim, pesan itu malah kembali di hapus.

"Arrrggghhh bingung sekali punya suami seperti dia!" kesal Yura menggaruk kepalanya frustasi.

Tapi kemudian Yura di buat kaget ketika ada panggilan video call dari Winter. Yura segera menarik tubuhnya untuk duduk, ia membenarkan rambutnya terlebih dahulu.

"Tunggu-tunggu ... rambutku berantakan ..."

Setelah merasa cukup rapi, Yura menghela nafas panjang kemudian mengangkat panggilan video call tersebut.

"Hai," ucap Yura tersenyum dengan melambaikan tangan.

"Mau ini?" tanya Winter memperlihatkan gantungan lumba-lumba di tangannya. Gantungan lumba-lumba itu terbuat dari berlian asli.

Yura menyipitkan matanya. "Itu untuk apa?"

"Gelang mutiaramu."

"Tapi kan sudah putus," ucap Yura.

"Nanti di perbaiki."

"Terus lumba-lumbanya?"

"Gantungan di gelang mu," sahut Winter.

Yura tersenyum. "Oh oke, mau deh."

Winter mengangguk kemudian mematikan panggilan video call nya membuat senyum di wajah Yura memudar seketika.

"Aarrggghhh ... apa-apaan dia ini, bicara tanpa basa-basi, langsung menawariku gantungan untuk gelang. Cih!"

Yura meledek cara bicara Winter dengan wajah menyemenye. "Mau ini, intik gilingmi, ninti di pirbiiki, cih menyebalkan! memangnya dia itu jualan, menawariku gantungan mirip seperti penjual menawari ke pembeli!!"

Yura mendengus kasar kemudian kembali merebahkan dirinya di sofa menatap langit-langit kamarnya.

"Haruskah aku meminta Bi Ijah membuat jamu anti dingin untuk Winter," gumamnya.

Setelah itu Yura ketiduran di sofa. Sebelum akhirnya ia kembali terbangun karena merasa sangat pusing, tubuhnya demam dan juga mengigil. Badannya juga terasa sangat lemah.

Yura terus bergerak di atas sofa nya sampai akhirnya ia terjatuh ke bawah.

"Akhhh!!" Ia memekik kesakitan ketika keningnya terbentur lantai.

Yura berusaha untuk naik kembali ke sofa dengan memegang keningnya. Ia kemudian melihat telapak tangannya, ada darah yang sudah pasti dari keningnya itu.

Bukan hanya itu, tiba-tiba ia merasa hidungnya mengeluarkan cairan. Perlahan ia menggosok hidungnya dan lagi, Yura mimisan. Yura mendengus kasar.

"Sepertinya aku harus benar-benar ke dokter," gumamnya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

ponakan Bang Tigor

ponakan Bang Tigor

weh perhatian juga winter ini

2022-09-05

1

ulus imla

ulus imla

sakit nya parah ya thor

2022-07-27

0

lid

lid

semoga cepet swmbuh yura..........suka banget kalo baca jamal dan keenan and the geng🤣🤣🤣

2022-06-30

0

lihat semua
Episodes
1 #01 Di jodohkan
2 #02 Menolak
3 #03 Pertama kali bertemu.
4 #04 Gaun pengantin.
5 #05 Pernikahan (1)
6 #06 Pernikahan (2)
7 #07 Tidak bisa masuk kamar.
8 #08 Letta.
9 #09 Mimpi buruk & mimisan.
10 #10
11 #11
12 #12
13 #13
14 #14
15 #15
16 #16
17 #17
18 #18
19 #19
20 #20
21 #21
22 #22
23 #23
24 #24
25 #25
26 #26
27 #27
28 #28
29 #29
30 #30
31 #31
32 #32
33 #33
34 #34
35 #35
36 #36
37 #37
38 #38
39 #39
40 #40
41 #41
42 #42
43 #43
44 #44
45 #45
46 #46
47 #47
48 #48
49 #49
50 #50
51 #51
52 #52
53 #53
54 #54
55 #55
56 #56
57 #57
58 #58
59 #59
60 #60
61 #61 Bertengkar di Klab
62 #62 Mengingat masa kecil
63 #63 Berusaha mencaritahu
64 #64 Hasil Tes DNA
65 #65 Penjelasan di masa lalu
66 #66 Siapa Yura?
67 #67 Menolak punya kakak
68 #68 Magma dan Winter
69 #69 Hilangnya foto Summer dan Letta
70 #70 Magma di mansion De Willson
71 #71 Pingsan
72 #72 Gagal unboxing
73 #73 Mengetahui putrinya sakit
74 #74 ingatan kembali ...
75 #75 Benci Lautan
76 #76 Kebersamaan yang menyenangkan
77 #77 Pesta di hotel
78 #78 Summer dan Yura
79 #79 unboxing lagi
80 #80 Pertengkaran adik kakak
81 #81 Makam Nicholas
82 #82 Teman masa kecil Winter
83 #83 Hari Valentine
84 #84 Di Kantin
85 #Bunga untuk karyawan
86 #86 Donor
87 #87 Hampir di lecehkan
88 #88 Ingatan kembali lagi
89 #89 Teman masa kecil
90 #90 Anak anjing
91 #91 Koma
92 #92 Koma (2)
93 #93 Burung yang malang
94 #94 Burung bangau
95 #95 Noah & Kai
96 #96 Selamat tinggal Yura
97 #97 Selamat tinggal Yura (2)
98 #98 kremasi
99 #99 Melarung abu Yura
100 #100 Kenangan Yura
101 #101 Winter depresi
102 #102 Summer & intan
103 #103 Reagan Louis De Willson
104 #104 Winter & Reagan
105 #105 Melihat Yura
106 # 106 Melihat Yura (2)
107 #107 Melihat cctv
108 #108 Jalan-jalan ke mall
109 #109 Keluarga Benjamin
110 #110 Yura masih hidup
111 #111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112 #112 Apa yang sebenarnya terjadi? (2)
113 #113 berjuang sembuh (Flashback)
114 #114 kepulangan yang gagal (Flashback)
115 #115 Tidak tahan
116 #116 Bertemu keluarga kembali
117 #117 Peti di tukar
118 #118 Italy (1)
119 # 119 Italy (2)
120 #120 Italy (3)
121 #121 Daddy Winter masuk guci
122 #122 Selamat tinggal Javier
123 #123 Selamat tinggal Javier
124 #124 Selamat tinggal Javier
125 #125 Hidup harus berlanjut
126 #126 Belajar memasak
127 #127 Reagan dan Yura
128 #128 Kebersamaan mereka
129 #129 Rumah Benjamin
130 #130 Yura cemburu
131 #131 Winter hanya mencintai Yura
132 #132 Mual lagi
133 #133 Yura hamil?
134 #134 memberitahu Winter
135 #135 Marah kepada Winter
136 #136 Nasi goreng keluarga De Willson
137 #137 Bumil dan suaminya
138 #138 Winter & Magma
139 #139 Tas dari Magma
140 #140 Winter yang aneh
141 # 141 Sea World
142 #142 Stress dengan sikap Winter
143 #143 masih berdebat
144 #144 De Willson bingung dengan Winter
145 #145 Bertemu Anaya di mall
146 #146 Masih ngidam
147 #147 Merasa bersalah
148 #148 marah kepada Winter
149 #149 Anaya pelakor
150 #150 Ujian pernikahan Winter & Yura
151 #151 menabrak Anaya
152 #152 Anaya bertemu Maxime
153 #153 Winter menemui Anaya
154 #154 Anaya pergi ke korea
155 #155 Yura membahas Anaya
156 #156 marah kepada Reagan
157 #157 Bermain dengan Glory
158 #157 Pernikahan Nathan
159 #159 pakaian bayi
160 #160 lahiran
161 #161 Baby blues
162 #162 Magma memberi hadiah
163 #163 Happy ending
Episodes

Updated 163 Episodes

1
#01 Di jodohkan
2
#02 Menolak
3
#03 Pertama kali bertemu.
4
#04 Gaun pengantin.
5
#05 Pernikahan (1)
6
#06 Pernikahan (2)
7
#07 Tidak bisa masuk kamar.
8
#08 Letta.
9
#09 Mimpi buruk & mimisan.
10
#10
11
#11
12
#12
13
#13
14
#14
15
#15
16
#16
17
#17
18
#18
19
#19
20
#20
21
#21
22
#22
23
#23
24
#24
25
#25
26
#26
27
#27
28
#28
29
#29
30
#30
31
#31
32
#32
33
#33
34
#34
35
#35
36
#36
37
#37
38
#38
39
#39
40
#40
41
#41
42
#42
43
#43
44
#44
45
#45
46
#46
47
#47
48
#48
49
#49
50
#50
51
#51
52
#52
53
#53
54
#54
55
#55
56
#56
57
#57
58
#58
59
#59
60
#60
61
#61 Bertengkar di Klab
62
#62 Mengingat masa kecil
63
#63 Berusaha mencaritahu
64
#64 Hasil Tes DNA
65
#65 Penjelasan di masa lalu
66
#66 Siapa Yura?
67
#67 Menolak punya kakak
68
#68 Magma dan Winter
69
#69 Hilangnya foto Summer dan Letta
70
#70 Magma di mansion De Willson
71
#71 Pingsan
72
#72 Gagal unboxing
73
#73 Mengetahui putrinya sakit
74
#74 ingatan kembali ...
75
#75 Benci Lautan
76
#76 Kebersamaan yang menyenangkan
77
#77 Pesta di hotel
78
#78 Summer dan Yura
79
#79 unboxing lagi
80
#80 Pertengkaran adik kakak
81
#81 Makam Nicholas
82
#82 Teman masa kecil Winter
83
#83 Hari Valentine
84
#84 Di Kantin
85
#Bunga untuk karyawan
86
#86 Donor
87
#87 Hampir di lecehkan
88
#88 Ingatan kembali lagi
89
#89 Teman masa kecil
90
#90 Anak anjing
91
#91 Koma
92
#92 Koma (2)
93
#93 Burung yang malang
94
#94 Burung bangau
95
#95 Noah & Kai
96
#96 Selamat tinggal Yura
97
#97 Selamat tinggal Yura (2)
98
#98 kremasi
99
#99 Melarung abu Yura
100
#100 Kenangan Yura
101
#101 Winter depresi
102
#102 Summer & intan
103
#103 Reagan Louis De Willson
104
#104 Winter & Reagan
105
#105 Melihat Yura
106
# 106 Melihat Yura (2)
107
#107 Melihat cctv
108
#108 Jalan-jalan ke mall
109
#109 Keluarga Benjamin
110
#110 Yura masih hidup
111
#111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112
#112 Apa yang sebenarnya terjadi? (2)
113
#113 berjuang sembuh (Flashback)
114
#114 kepulangan yang gagal (Flashback)
115
#115 Tidak tahan
116
#116 Bertemu keluarga kembali
117
#117 Peti di tukar
118
#118 Italy (1)
119
# 119 Italy (2)
120
#120 Italy (3)
121
#121 Daddy Winter masuk guci
122
#122 Selamat tinggal Javier
123
#123 Selamat tinggal Javier
124
#124 Selamat tinggal Javier
125
#125 Hidup harus berlanjut
126
#126 Belajar memasak
127
#127 Reagan dan Yura
128
#128 Kebersamaan mereka
129
#129 Rumah Benjamin
130
#130 Yura cemburu
131
#131 Winter hanya mencintai Yura
132
#132 Mual lagi
133
#133 Yura hamil?
134
#134 memberitahu Winter
135
#135 Marah kepada Winter
136
#136 Nasi goreng keluarga De Willson
137
#137 Bumil dan suaminya
138
#138 Winter & Magma
139
#139 Tas dari Magma
140
#140 Winter yang aneh
141
# 141 Sea World
142
#142 Stress dengan sikap Winter
143
#143 masih berdebat
144
#144 De Willson bingung dengan Winter
145
#145 Bertemu Anaya di mall
146
#146 Masih ngidam
147
#147 Merasa bersalah
148
#148 marah kepada Winter
149
#149 Anaya pelakor
150
#150 Ujian pernikahan Winter & Yura
151
#151 menabrak Anaya
152
#152 Anaya bertemu Maxime
153
#153 Winter menemui Anaya
154
#154 Anaya pergi ke korea
155
#155 Yura membahas Anaya
156
#156 marah kepada Reagan
157
#157 Bermain dengan Glory
158
#157 Pernikahan Nathan
159
#159 pakaian bayi
160
#160 lahiran
161
#161 Baby blues
162
#162 Magma memberi hadiah
163
#163 Happy ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!