"Hahaha Winter? Hahaha ..." Yura tak henti-hentinya tertawa mendengar nama calon suaminya yang menurutnya aneh itu.
Dan lebih parahnya lagi hanya dia sendiri yang tertawa. Semua orang di gedung hening dan menatap heran calon pengantin perempuan itu yang tertawa terbahak-bahak.
Jangan tanya seberapa kesalnya Benjamin dan Bayuni melihat sikap Yura. Keluarga De Willson hanya bisa menggelengkan kepala saja.
Pendeta di dekatnya berdehem lalu berbicara pelan. "Nona, orang yang memberi nama Winter ada di sini."
"Dimana?" tanya Yura dengan masih tertawa.
Yura mengikuti arah pandang pendeta tersebut yang mengarah ke wajah Maxime yang duduk dengan wajah datar.
Sontak Yura pun berhenti tertawa melihat wajah Maxime yang datar seperti Winter. Tapi kemudian pandangan Yura menatap pria yang duduk di samping Maxime. Summer.
"Loh ..." Yura menatap bergantian Summer dan Winter.
"Kembaran ku," ucap Winter yang tahu Yura bingung dengan wajah Winter yang sama dengan pria yang duduk di dekat Maxime.
"O-oh ..."
Janji pernikahan kembali di ulang untuk ketiga kalinya. Dan syukurlah, kali ini Yura tidak banyak bercanda lagi.
Setelah itu mereka memasang cincin di jari pasangannya masing-masing.
"Kau boleh mencium pengantinmu," ucap Pendeta tersebut.
"Hah?" Yura menoleh kepada pendeta dengan melebarkan matanya.
Winter maju selangkah demi selangkah. Nafas Yura seketika memburu, ia pun memundurkan langkahnya perlahan sambil menelan saliva nya susah payah.
Jangan ... jangan es batu ... jangan mendekat.
Yura menggelengkan kepalanya menatap Winter. Tapi Winter justru menarik kepala Yura mendekat dan mencium keningnya, jantung Yura seakan berhenti sesaat.
Orang-orang pun memberi tepuk tangan sebagai ucapan selamat untuk pengantin baru itu. Yura masih membeku di tempat, tak percaya ada pria yang mencium nya untuk pertama kali.
*
Setelah selesai, acara di lanjutkan dengan banyaknya hiburan. Sudah beberapa penyanyi ikut menyumbangkan lagu di acara pernikahan Winter dan Yura.
Dan yang di tunggu-tunggu adalah naiknya Nathan ke atas panggung. Para fans langsung bertepuk tangan, begitu pula dengan para tamu yang lain.
Yura menjerit kesenangan di samping Winter. Ia saling melambaikan tangan dengan Bella.
Yura pun turun dari altar dengan memegang bawah gaun nya yang terlalu panjang. Ia berlari mendekati sahabatnya itu dengan senyum mengembang di wajahnya.
Winter menatap Lusi yang berdiri di dekat keluarganya. Lusi pun naik ke altar menghampiri Winter.
"Dia jadi terbawa kaku juga bersama kembaranmu bos," ucap Julian kepada Summer.
Dua pria itu sedang menikmati lagu yang di nyanyikan oleh Nathan dengan sesekali meneguk wine di tangan nya.
"Siapa?" tanya Summer.
"Tuh ..." Julian menunjuk Lusi yang sedang menaiki beberapa anak tangga ke atas altar.
"Kalau dia banyak bicara sepertimu sudah di pecat dari dulu!" sahut Summer membuat Julian terkekeh.
"Hehe, tidak mungkin kan aku banyak diam seperti patung. Hanya kembaran mu saja yang kuat jadi patung, bos!"
Summer hanya berdecak kemudian mengalihkan pandangan ke kerumunan fans Nathan yang berada di bawah panggung sambil ikut bernyanyi bersama, dengan mengayunkan lengannya ke kanan kiri mengikuti irama lagu. Summer melihat istri kembarannya itu yang lebih antusias bernyanyi dengan Nathan daripada berbicara dengan Winter.
"Besok pembukaan yayasan Tuan," ucap Lusi.
"Laptop," ucap Winter.
"Hah? T-tapi anda sedang menikah Tuan."
Winter mendelik ke arah Lusi dan Lusi pun hanya bisa pasrah untuk menuruti keinginan Tuan nya itu. Ia turun untuk mengambil laptop dan kemudian kembali naik untuk memberikan laptop itu kepada Winter.
Maxime dan Milan sedang mengobrol bersama Benjamin dan Bayuni. Kemudian Maxime melihat putra nya yang sibuk sendiri dengan laptop di paha nya.
"Apa-apaan dia itu," ucap Maxime.
Milan, Benjamin dan Bayuni pun mengikuti arah pandang Maxime.
"Sedang menikah malah sibuk bekerja," lanjut Maxime. Milan menggelengkan kepalanya.
"Kau pernah lihat acara pernikahan seperti ini?" tanya Keenan kepada Aiden.
"Belum," sahut Aiden.
"Pengantin perempuan sibuk dengan idola nya, pengantin laki-laki sibuk dengan kerjaannya ..." Keenan menggelengkan kepalanya tak habis pikir.
Kemudian Maxime berjalan menghampiri Winter dan mengambil laptop dari paha pria itu.
"Dad ..."
"Lebih baik kau bawa istrimu ke sini dan ajak dia berbicara dari pada mengurus pekerjaan di waktu tidak tepat seperti ini, Winter. Kau ini sedang menikah!!"
"Kita akan membangun mall baru di--"
"Dad tidak perduli, kau mau membangun apa. Yayasan, mall, showroom mobil. Terserah kau saja, tapi sekarang bawa istrimu ke sini dan berbicara dengannya Winter!"
"Bicara apa?" tanya Winter.
"Coba tanya, kapan matahari dan bulan bisa muncul bersama," ucap Summer yang tiba-tiba datang bersama Julian.
"Ini lagi!" Maxime memukul pelan lengan Summer.
"Kenapa Dad?" tanya Summer.
Julian berdiri di samping Lusi sambil tersenyum menggoda. Lusi terlihat acuh dan datar.
"Kau yang seharusnya menikah dengan Yura, sikapmu dan Yura itu cocok. Winter lebih banyak diam, kasihan Yura ..."
"Astaga Dad ... jangan berbicara seperti itu di depan suami Yura dong," sahut Summer.
Winter menghela nafas kemudian turun dari altar meninggalkan mereka semua dan mengacuhkan teriakan Maxime.
Lusi pun ikut turun dari altar mengikuti Tuan nya.
"Nah, yang cocok bersama Winter harusnya Lusi. Sama-sama kaku," ucap Summer terkekeh pelan.
"Jangan begitu dong boss!" pekik Julian.
Winter menghampiri Javier dan duduk di sampingnya.
"Grandma?" tanya Winter.
"Tadi pergi mencari Noah dan Kai, tapi tidak tau kemana," sahut Javier.
Javier langsung merangkul cucu nya itu sambil tersenyum.
"Semoga pernikahanmu bahagia Winter ..."
Winter tidak menjawab, ia hanya tersenyum samar kepada Javier.
"Dulu, grandpa juga tidak mencintai grandma. Grandma juga sama, kami menikah karna kesalahan Ayah tiri grandma mu, tapi lama-kelamaan kita saling mencintai dan bertahan sampai sekarang. Jadi tidak apa-apa kalau kau belum mencintai istrimu ... dan istrimu juga sepertinya lebih terobsesi dengan Nathan, jalani saja sampai kalian bisa menerima satu sama lain ..."
Winter menjawab dengan anggukan kepala. Javier tersenyum menepuk pundak Winter beberapa kali.
Dan sekarang Winter melihat Yura naik ke atas panggung dengan membawa ponsel. Gadis itu selfie berdua bersama Nathan. Senyum mengembang di wajahnya yang terlihat begitu bahagia.
Laura menghampiri Winter dan duduk di sampingnya.
"Selamat ya Tuan es batu," ucap Laura merangkul Winter.
"Terimakasih," sahut Winter melepas rangkulan Laura.
"Huh dasar kau ini tidak berubah!"
*
Selesai acara Yura di ajak pulang ke mansion Winter. Gadis itu sempat menolak dan merengek kepada Benjamin agar kembali pulang bersama Benjamin dan Bayuni.
Tapi tentu saja tidak bisa karena Yura sudah menikah. Dan dengan berat hati Yura ikut bersama Winter.
Sekarang mereka ada di dalam mobil, berada di perjalanan menuju mansion Winter. Winter duduk di balik kemudi dengan Yura yang duduk di sampingnya.
Yura terlihat menekuk wajahnya dengan memalingkan wajah keluar jendela. Selama di perjalanan tidak ada yang mulai berbicara, suasana benar-benar hening.
Sesampainya di mansion, Oris datang membukakan pintu untuk Yura.
"Barang-barangmu ada di bagasi Nona?" tanya Oris.
"Ah, iya ..."
Oris pun mengambil beberapa koper Yura di bagasi mobil. Winter jalan lebih dulu ke dalam mansion, Yura mendesis kesal karena gaun pengantin nya yang terlalu panjang membuatnya sulit berjalan.
Apa dia tidak niat membantuku, astajim kenapa aku punya suami seperti dia.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
KaylaKesya
hahahahaha yura🤣
2023-12-26
0
Rierudi Laras
😂😂😂😂😂😂 astaga boleh2nya kau tersasul ucap nama suami mu Yura
2022-12-02
0
Rahmat Uja
astajim yura🤣🤣🤣🤣 winter sesuai dngn kutub ess
2022-06-26
0