#13

Winter melajukan mobilnya dengan cepat, ia hendak pergi ke Rumah Sakit. Tapi di perjalan tiba-tiba Yura terbangun.

Yura mengerjap-ngerjapkan matanya. Kemudian menoleh ke luar jendela.

"Masih belum sampai ya," ucap Yura lalu memperbaiki posisi duduknya.

"Kita ke Rumah Sakit," ucap Winter.

"Loh, kenapa Rumah Sakit? bukan pantai?"

Sontak Winter menoleh kepada Yura dengan tatapan bingung.

"Kau, tidak ingat?" tanya Winter kemudian kembali mengalihkan pandangannya lurus ke depan.

"Ingat apa?" tanya Yura.

"Kau pingsan."

"Hah?" Yura tertawa. "Apa sih, aku ini tidur tau."

Winter semakin dibuat heran. "Kau tadi menangis. Ingat?"

"Menangis. Tidak, aku tidak menangis."

Winter menghela nafas kasar. Kenapa Yura tidak ingat apa-apa, padahal jelas-jelas gadis itu menangis dan ketakutan tadi.

"Kita pulang saja," ucap Winter.

"Tidak jadi ke pantai?"

Winter menggeleng membuat Yura menekuk wajahnya. Winter tidak ingin kejadian tadi terulang, apalagi sikap Yura aneh menurutnya.

Sesampainya di mansion, mereka keluar dari mobil. Oris dan beberapa pelayan menyambut mereka di depan teras dengan membungkukan badan.

Yura ke dapur untuk meminum jamu sementara Winter naik ke atas dan pergi ke kamarnya. Setelah selesai minum jamu, Yura tidak pergi menyusul Winter. Karena ini masih sore Yura memutuskan pergi ke taman yang ada di halaman mansion.

Sore ini cuaca masih cukup bagus, ada pohon besar di taman dan di bawahnya ada kursi panjang berwarna putih, Yura duduk di sana, angin menerpa wajah cantiknya, sesekali ada daun berguguran jatuh ke paha nya.

Yura mengambil daun di paha nya kemudian menengadah menatap daun-daun di pohon itu dengan tersenyum.

Winter memperhatikan Yura di jendela kamarnya.

Yura masih menengadah menatap daun-daun di pohon itu yang tumbuh sangat banyak.

"Hei pohon, kalau aku bisa menghitung berapa kata dalam sehari Winter berbicara, jawabannya tidak sebanyak daun di pohonmu. Huhh ... menyebalkan ya."

Winter masih memperhatikan Yura yang berbicara dengan pohon di taman.

*

Malam harinya Yura keluar dari kamar menuruni anak tangga untuk makan malam. Tapi ia mengerutkan dahinya ketika tidak ada hidangan apapun di meja makan, hanya ada Winter yang duduk sambil memainkan ponselnya.

Yura celengak-celinguk mencari Oris. "Oris kemana?"

Winter menjawab dengan mengangkat kedua bahunya tidak tahu. Yura berdecak kemudian mencari Oris ke dapur sambil berteriak memanggil-manggil nama Oris.

Tapi yang ia dapatkan malah catatan yang menempel di pintu kulkas.

Nona maafkan aku, aku sekarang bekerja di kediaman Tuan Maxime. Beberapa pelayan juga ikut pindah, jadi di mansion tidak ada siapa-siapa. Belajar memasak dan mengurus suamimu sendiri ya Nona. Byee ...

Dengan kesal Yura mengambil catatan tersebut lalu menunjukannya kepada Winter.

"Tidak mungkin kan kalau tidak ada pelayan sama sekali," ucap Yura.

Winter mengambil kertas tersebut dan membacanya kemudian menyimpan kertas kecil itu di meja.

"Masih ada, tapi untuk bersih-bersih bukan memasak," sahut Winter.

"Ya tinggal suruh saja mereka memasak. Aku akan mencari pelayan itu."

Yura pun pergi mencari pelayan yang lain meminta mereka memasakan sesuatu untuk dirinya dan Winter. Tapi mereka semua hanya menjawab.

"Nona kami juga tidak pandai memasak, kami hanya di tugaskan untuk bersih-bersih di mansion saja ... mereka yang pandai memasak di pindahkan ke kediaman Tuan Maxime."

Alhasil Yura dan Winter hanya duduk di meja makan. Winter masih bermain ponselnya sementara Yura menopang kepala dengan tangannya. Wajahnya lesu karena ia sangat lapar.

"Apa kau tidak bisa memasak?" tanya Yura kepada Winter.

"Tidak."

Itu bukan omong kosong, tapi Winter benar-benar tidak bisa memasak. Dia satu-satunya keturunan De Willson yang tidak pandai memasak. Kecuali Summer, dia pandai memasak seperti Javier dan Maxime.

"Aku lapar," ucap Yura memegang perutnya.

Kemudian Yura menoleh ke belakang ketika mendengar suara langkah seseorang. Dan ternyata itu Lusi.

Lusi tidak bicara apapun, perempuan itu langsung pergi ke dapur dan menyiapkan makan malam untuk Winter dan Yura.

"Kau yang memanggilnya?" tanya Yura yang di jawab anggukan dari Winter. Yura kemudian berdecak sebal.

Setelah tiga puluh menit menunggu akhirnya makanan datang. Lusi langsung menghidangkannya di meja.

"Apa ini?" tanya Yura menunjuk salah satu makanan yang di buat Lusi.

"Itu lasagna atau pasta nona."

"Pasta? aku tidak pernah makan pasta yang seperti ini."

"Coba saja nona, Tuan Winter menyukai ini."

"O-oh ..."

Yura langsung mencoba pasta tersebut dan ketika ia mengunyahnya, makanannya benar-benar cocok di lidah Yura. Winter menatap Yura sejenak kemudian kembali sibuk dengan makanannya.

"Wahhh ini enak ..." ucap Yura.

Saat makan tidak ada percakapan yang terjadi, selain suara sendok yang berdenting dengan piring. Lusi sendiri sedang membereskan dapur selesai masak tadi.

Setelah selesai makan malam, Lusi kembali membersihkan meja. Ketika hendak membawa piring kotor ke dapur, Winter pun berkata.

"Carikan aku pelayan baru untuk memasak," ucap Winter.

"Tidak, tidak perlu. Aku akan belajar memasak," ucap Yura. Winter menaikkan satu alisnya menatap Yura, hanya untuk memastikan apa Yura yakin akan belajar memasak.

"Aku akan belajar memasak, kau tidak perlu mencari pelayan baru hehe ..."

Lusi pun menatap Winter dan Winter menganggukan kepala mengizinkan Yura yang memasak untuknya.

Lusi kembali ke dapur, Winter membaca berkas tentang proyek baru yang akan ia kerjakan dengan salah satu rekan bisnis nya.

Sementara Yura hanya duduk di depan Winter tanpa melakukan apa-apa, ia hanya sesekali melihat Lusi yang sedang mencuci piring kemudian beralih menatap Winter.

Sampai akhirnya Yura merasa kepalanya kembali pusing. Ia memejamkan mata dan merasa ada cairan yang keluar dari hidungnya. Ketika ia menggosok hidungnya, ternyata Yura mimisan.

Karena tidak mau Winter mengetahui hal tersebut, Yura segera pergi dari meja makan menuju kamar mandi dengan berlari. Winter hanya menatap kepergian Yura dengan menaikkan satu alisnya.

*

Yura bangun lebih dulu untuk membuat sarapan, ia meregangkan otot-ototnya, lalu menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya. Ia beranjak dari sofa untuk membuka tirai jendela dan ternyata di luar masih gelap.

Yura membalik dan mendapati Winter masih tertidur dengan atasan polos tanpa busana. Selimutnya hanya menutupi tubuhnya sampai pinggang saja.

Yura pun keluar dari kamar menuruni anak tangga berjalan ke dapur. Ketika ia membuka kulkas, ia melihat beberapa bahan masakan. Ada tempe, telur, sayuran, ayam dan masih banyak lagi.

"Aku harus masak apa," gumam Yura sambil menggaruk kepala nya bingung.

Kemudian ia mengingat-ngingat Bi Ijah pernah makan tempe goreng. Simpel tapi enak, Yura pun mengambil tempe di kulkas, memotongnya beberapa bagian lalu menggoreng tempe tersebut tanpa di baluri bumbu terlebih dahulu.

Dan tempenya gosong tapi Yura malah membela dirinya sendiri.

"Tempe buatan Bi Ijah warna coklat, yang ini sedikit hitam. Ah tapi masih enak kok, aku yakin."

Bukan hanya tempe, ia juga memasak nasi goreng. Entah enak atau tidak tapi Yura justru bangga dengan masakan nya sendiri.

Bersambung

Terpopuler

Comments

ulus imla

ulus imla

lucu Thor

2022-07-26

0

Rahmat Uja

Rahmat Uja

🤣🤣🤣🤣🤣🤣 kalakuan si yuraaa

2022-06-26

0

Lilis Hasanah

Lilis Hasanah

bagus

2022-04-29

0

lihat semua
Episodes
1 #01 Di jodohkan
2 #02 Menolak
3 #03 Pertama kali bertemu.
4 #04 Gaun pengantin.
5 #05 Pernikahan (1)
6 #06 Pernikahan (2)
7 #07 Tidak bisa masuk kamar.
8 #08 Letta.
9 #09 Mimpi buruk & mimisan.
10 #10
11 #11
12 #12
13 #13
14 #14
15 #15
16 #16
17 #17
18 #18
19 #19
20 #20
21 #21
22 #22
23 #23
24 #24
25 #25
26 #26
27 #27
28 #28
29 #29
30 #30
31 #31
32 #32
33 #33
34 #34
35 #35
36 #36
37 #37
38 #38
39 #39
40 #40
41 #41
42 #42
43 #43
44 #44
45 #45
46 #46
47 #47
48 #48
49 #49
50 #50
51 #51
52 #52
53 #53
54 #54
55 #55
56 #56
57 #57
58 #58
59 #59
60 #60
61 #61 Bertengkar di Klab
62 #62 Mengingat masa kecil
63 #63 Berusaha mencaritahu
64 #64 Hasil Tes DNA
65 #65 Penjelasan di masa lalu
66 #66 Siapa Yura?
67 #67 Menolak punya kakak
68 #68 Magma dan Winter
69 #69 Hilangnya foto Summer dan Letta
70 #70 Magma di mansion De Willson
71 #71 Pingsan
72 #72 Gagal unboxing
73 #73 Mengetahui putrinya sakit
74 #74 ingatan kembali ...
75 #75 Benci Lautan
76 #76 Kebersamaan yang menyenangkan
77 #77 Pesta di hotel
78 #78 Summer dan Yura
79 #79 unboxing lagi
80 #80 Pertengkaran adik kakak
81 #81 Makam Nicholas
82 #82 Teman masa kecil Winter
83 #83 Hari Valentine
84 #84 Di Kantin
85 #Bunga untuk karyawan
86 #86 Donor
87 #87 Hampir di lecehkan
88 #88 Ingatan kembali lagi
89 #89 Teman masa kecil
90 #90 Anak anjing
91 #91 Koma
92 #92 Koma (2)
93 #93 Burung yang malang
94 #94 Burung bangau
95 #95 Noah & Kai
96 #96 Selamat tinggal Yura
97 #97 Selamat tinggal Yura (2)
98 #98 kremasi
99 #99 Melarung abu Yura
100 #100 Kenangan Yura
101 #101 Winter depresi
102 #102 Summer & intan
103 #103 Reagan Louis De Willson
104 #104 Winter & Reagan
105 #105 Melihat Yura
106 # 106 Melihat Yura (2)
107 #107 Melihat cctv
108 #108 Jalan-jalan ke mall
109 #109 Keluarga Benjamin
110 #110 Yura masih hidup
111 #111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112 #112 Apa yang sebenarnya terjadi? (2)
113 #113 berjuang sembuh (Flashback)
114 #114 kepulangan yang gagal (Flashback)
115 #115 Tidak tahan
116 #116 Bertemu keluarga kembali
117 #117 Peti di tukar
118 #118 Italy (1)
119 # 119 Italy (2)
120 #120 Italy (3)
121 #121 Daddy Winter masuk guci
122 #122 Selamat tinggal Javier
123 #123 Selamat tinggal Javier
124 #124 Selamat tinggal Javier
125 #125 Hidup harus berlanjut
126 #126 Belajar memasak
127 #127 Reagan dan Yura
128 #128 Kebersamaan mereka
129 #129 Rumah Benjamin
130 #130 Yura cemburu
131 #131 Winter hanya mencintai Yura
132 #132 Mual lagi
133 #133 Yura hamil?
134 #134 memberitahu Winter
135 #135 Marah kepada Winter
136 #136 Nasi goreng keluarga De Willson
137 #137 Bumil dan suaminya
138 #138 Winter & Magma
139 #139 Tas dari Magma
140 #140 Winter yang aneh
141 # 141 Sea World
142 #142 Stress dengan sikap Winter
143 #143 masih berdebat
144 #144 De Willson bingung dengan Winter
145 #145 Bertemu Anaya di mall
146 #146 Masih ngidam
147 #147 Merasa bersalah
148 #148 marah kepada Winter
149 #149 Anaya pelakor
150 #150 Ujian pernikahan Winter & Yura
151 #151 menabrak Anaya
152 #152 Anaya bertemu Maxime
153 #153 Winter menemui Anaya
154 #154 Anaya pergi ke korea
155 #155 Yura membahas Anaya
156 #156 marah kepada Reagan
157 #157 Bermain dengan Glory
158 #157 Pernikahan Nathan
159 #159 pakaian bayi
160 #160 lahiran
161 #161 Baby blues
162 #162 Magma memberi hadiah
163 #163 Happy ending
Episodes

Updated 163 Episodes

1
#01 Di jodohkan
2
#02 Menolak
3
#03 Pertama kali bertemu.
4
#04 Gaun pengantin.
5
#05 Pernikahan (1)
6
#06 Pernikahan (2)
7
#07 Tidak bisa masuk kamar.
8
#08 Letta.
9
#09 Mimpi buruk & mimisan.
10
#10
11
#11
12
#12
13
#13
14
#14
15
#15
16
#16
17
#17
18
#18
19
#19
20
#20
21
#21
22
#22
23
#23
24
#24
25
#25
26
#26
27
#27
28
#28
29
#29
30
#30
31
#31
32
#32
33
#33
34
#34
35
#35
36
#36
37
#37
38
#38
39
#39
40
#40
41
#41
42
#42
43
#43
44
#44
45
#45
46
#46
47
#47
48
#48
49
#49
50
#50
51
#51
52
#52
53
#53
54
#54
55
#55
56
#56
57
#57
58
#58
59
#59
60
#60
61
#61 Bertengkar di Klab
62
#62 Mengingat masa kecil
63
#63 Berusaha mencaritahu
64
#64 Hasil Tes DNA
65
#65 Penjelasan di masa lalu
66
#66 Siapa Yura?
67
#67 Menolak punya kakak
68
#68 Magma dan Winter
69
#69 Hilangnya foto Summer dan Letta
70
#70 Magma di mansion De Willson
71
#71 Pingsan
72
#72 Gagal unboxing
73
#73 Mengetahui putrinya sakit
74
#74 ingatan kembali ...
75
#75 Benci Lautan
76
#76 Kebersamaan yang menyenangkan
77
#77 Pesta di hotel
78
#78 Summer dan Yura
79
#79 unboxing lagi
80
#80 Pertengkaran adik kakak
81
#81 Makam Nicholas
82
#82 Teman masa kecil Winter
83
#83 Hari Valentine
84
#84 Di Kantin
85
#Bunga untuk karyawan
86
#86 Donor
87
#87 Hampir di lecehkan
88
#88 Ingatan kembali lagi
89
#89 Teman masa kecil
90
#90 Anak anjing
91
#91 Koma
92
#92 Koma (2)
93
#93 Burung yang malang
94
#94 Burung bangau
95
#95 Noah & Kai
96
#96 Selamat tinggal Yura
97
#97 Selamat tinggal Yura (2)
98
#98 kremasi
99
#99 Melarung abu Yura
100
#100 Kenangan Yura
101
#101 Winter depresi
102
#102 Summer & intan
103
#103 Reagan Louis De Willson
104
#104 Winter & Reagan
105
#105 Melihat Yura
106
# 106 Melihat Yura (2)
107
#107 Melihat cctv
108
#108 Jalan-jalan ke mall
109
#109 Keluarga Benjamin
110
#110 Yura masih hidup
111
#111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112
#112 Apa yang sebenarnya terjadi? (2)
113
#113 berjuang sembuh (Flashback)
114
#114 kepulangan yang gagal (Flashback)
115
#115 Tidak tahan
116
#116 Bertemu keluarga kembali
117
#117 Peti di tukar
118
#118 Italy (1)
119
# 119 Italy (2)
120
#120 Italy (3)
121
#121 Daddy Winter masuk guci
122
#122 Selamat tinggal Javier
123
#123 Selamat tinggal Javier
124
#124 Selamat tinggal Javier
125
#125 Hidup harus berlanjut
126
#126 Belajar memasak
127
#127 Reagan dan Yura
128
#128 Kebersamaan mereka
129
#129 Rumah Benjamin
130
#130 Yura cemburu
131
#131 Winter hanya mencintai Yura
132
#132 Mual lagi
133
#133 Yura hamil?
134
#134 memberitahu Winter
135
#135 Marah kepada Winter
136
#136 Nasi goreng keluarga De Willson
137
#137 Bumil dan suaminya
138
#138 Winter & Magma
139
#139 Tas dari Magma
140
#140 Winter yang aneh
141
# 141 Sea World
142
#142 Stress dengan sikap Winter
143
#143 masih berdebat
144
#144 De Willson bingung dengan Winter
145
#145 Bertemu Anaya di mall
146
#146 Masih ngidam
147
#147 Merasa bersalah
148
#148 marah kepada Winter
149
#149 Anaya pelakor
150
#150 Ujian pernikahan Winter & Yura
151
#151 menabrak Anaya
152
#152 Anaya bertemu Maxime
153
#153 Winter menemui Anaya
154
#154 Anaya pergi ke korea
155
#155 Yura membahas Anaya
156
#156 marah kepada Reagan
157
#157 Bermain dengan Glory
158
#157 Pernikahan Nathan
159
#159 pakaian bayi
160
#160 lahiran
161
#161 Baby blues
162
#162 Magma memberi hadiah
163
#163 Happy ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!