#08 Letta.

Winter pergi ke pembukaan Yayasan hari ini bersama Lusi sementara Yura di kamar sedang uring-uringan tidak jelas karena merasa malu.

"Aaaaarghh ... kenapa tadi aku harus meminta maaf dan menjewer telingaku di depan dia sih! dia pasti besar kepala setelah ini!!"

Ponsel di samping bantalnya berdering panjang. Panggilan masuk dari Benjamin, sang Ayah.

"Daddy," gumam Yura lalu segera mengangkat telpon tersebut.

"Hallo Daddy ..."

"Selamat pagi ..."

"Pagi Dad ..."

"Bagaimana kabarmu, Yura?"

"Ah, aku baik-baik saja dad."

"Baguslah, kau sudah sarapan kan?"

"Sa-sarapan ..." Yura ingat, ia belum sarapan padahal sekarang sudah pukul setengah sepuluh.

"Sudah, Dad. Sudah ..."

"Baguslah, jangan sampai lupa sarapan, ingat kau tidak bisa minum obat, jangan sampai sakit."

"Ah gampang Dad, tinggal kirim Bi Ijah saja kalau aku sakit."

"Ayura!!"

"Hehe bercanda-bercanda ..."

"Winter sudah berangkat ke kantornya kan?" tanya Benjamin kemudian.

"Sudah Dad."

"Jadi istri yang baik, dengar. Luluhkan sikap dingin suami mu itu ..."

"Tenang saja, Dad ... gampang kalau itu."

"Yasudah. Dad juga mau pergi bekerja dulu."

"Mommy?" tanya Yura.

"Ada, sedang nonton tv. Jangan pulang, diam saja di situ!" Benjamin kemudian mengakhiri panggilan telponnya.

"Eh, kok begitu sih! anaknya mau pulang tidak boleh ..." Yura mengerucutkan bibirnya.

Kemudian ia beranjak dari ranjang, tapi kepalanya tiba-tiba pusing dan pandangan nya buram seketika, kamarnya seakan berputar. Ia mendesis memegang kepalanya yang terasa berdenyut kemudian kembali duduk di ranjang.

"Ah, pasti karena telat sarapan ..." gumam Yura.

Yura hanya menepuk-nepuk pelan kepalanya dengan telapak tangan untuk menormalkan kembali pandangannya. Setelah beberapa menit barulah ia merasa lebih baik dan turun ke bawah untuk sarapan.

*

Winter tidak pergi ke kantor, ia pergi ke pembukaan yayasan barunya. Pembukaan yayasan ini tidak sampai di siarkan di televisi, hanya rekan-rekan terdekatnya saja yang ikut hadir.

Setelah selesai Winter barulah pergi ke kantor bersama Lusi yang berjalan di belakangnya, Mereka masuk ke dalam lift khusus presdir.

Ketika sampai di ruangan, Winter duduk di kursi kebesarannya dan Lusi berdiri di sampingnya.

"Beberapa karyawan sudah memasang spanduk yayasan di jalanan, Tuan."

Winter mengangguk.

"Apa ... orang-orang tidak perlu tau kalau yayasan itu milik anda, Tuan?"

"Tidak perlu!"

Yayasan tersebut di bangun untuk membantu orang-orang yang tidak mampu. Entah itu datang untuk meminta modal usaha, untuk berobat, membeli keperluan sekolah dan banyak lagi.

"Kita akan mempromosikan yayasan lewat internet juga, Tuan. Agar banyak orang yang menyebarkannya ..."

Winter mengangguk.

Ponsel Lusi bergetar tanda pesan masuk. Ia membaca pesan tersebut dari Julian.

"Julian mengabari kalau Tuan Summer akan kembali ke Negara X, Tuan ..."

Winter mengangguk.

Kemudian seseorang menekan bel ruangan. Lusi menekan tombol merah di meja dan pintu ruangan otomatis terbuka.

Seorang satpam masuk dengan berjalan tergopoh-gopoh.

"Tuan, ada yang menitipkan paket untukmu ..." Satpam itu menyimpan kotak coklat di meja.

"Terimakasih," ucap Winter.

"Sama-sama, Tuan. Permisi ..." satpam itu kembali pergi.

Winter membuka kotak coklat tersebut dan ada sepatu basket di dalamnya dengan kertas putih bertuliskan.

Aku merasa berdosa karena merusak sepatu mu semalam. Jadi aku menggantinya. -Summer-

Winter menarik ujung bibirnya tersenyum. Kemudian memberikan kotak itu kepada Lusi.

"Simpan."

"Baik, Tuan ..."

*

Sore harinya Winter kembali ke mansion, Yura sedang menonton tv seraya makan cemilan dengan mengangkat kakinya ke atas kursi.

"Hai ..." Yura melambai tapi Winter malah melengos naik ke kamarnya.

"Dia tidak mendengar ku atau tidak melihatku ya," gumam Yura.

Yura pun memutuskan menyusul Winter ke kamarnya. Dan ketika ia membuka pintu, Yura langsung menjerit dan membalikkan badan dengan menutup wajah menggunakan tangan nya.

"Seharusnya kau bilang kalau mau buka baju!" teriak Yura.

Beberapa detik kemudian Yura merasa suasana hening, kemudian ia membalikkan badan dan ternyata Winter sudah tidak ada.

"Kemana lagi dia itu," gumam Yura.

Terdengar suara shower menyala di kamar mandi. Yura pun menghela nafas.

"Ohh ... sedang mandi."

Yura duduk di sofa sambil membaca majalah, Winter keluar dari kamar mandi dengan menggeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil.

"Eh, kita bisa bicara?" tanya Yura.

Winter mengangguk.

Dia mengangguk, dia yakin mau bicara denganku, bicara saja jarang sekali.

Winter pun duduk di samping Yura. Yura berdehem sesaat kemudian menoleh kepada Winter.

"Begini, aku ingin membahas soal pernikahan kita. Aku yakin sebenarnya ini pernikahan bisnis, kau merasakan hal yang sama. Iya kan?"

"Tidak," sahut Winter dengan membuka majalah di meja.

"Tidak? coba kau pikir lagi, Daddy ku mendesakku menikah denganmu, bukan kah itu aneh."

"Tidak," sahut Winter.

Yura berdecak. "Tidak apa sih?"

"Tidak aneh ..."

Yura menghela nafas. "Apa kau tidak mencoba menolak soal perjodohan ini sebelumnya?"

"Tidak."

"Coba bisa tidak bicara yang lain selain tidak!" kesal Yura.

"Coba tanya yang lain," ucap Winter membuat Yura menggeram kesal sampai menggepalkan tangan nya.

Yura mencoba berpikir, bagaimana caranya membuat Winter menjelaskan soal pernikahan ini. Ia ingin cerita yang jelas dan sebenarnya.

"Hubungan Daddy mu dan Daddy ku apa?"

"Teman."

"Teman kampus kan?"

"Iya."

"Eh tapi Daddy ku sepertinya lebih tua dari Daddy mu."

"Memang."

"Beda berapa tahun?"

"Tidak tau."

"Mungkin daddy ku kakak tingkat Daddy mu waktu kuliah kali ya."

"Iya."

"Bisa tidak kau jelaskan cerita yang sebenarnya jangan hanya menjawab. Iya, tidak, memang!" kesal Yura mengambil majalah di tangan Winter.

Winter berdecak kemudian beranjak dari duduknya pergi dari kamar. Membuat Yura uring-uringan tidak jelas saking kesalnya dengan sikap Winter.

*

Sementara itu di Negara X, Summer duduk di ruangannya. Ia menatap foto dirinya dan seorang gadis di pantai saat Summer berusia sepuluh tahun. Dan gadis itu berusia tujuh tahun.

"Besar nanti aku akan menikahimu ..."

"Benarkah?"

"Ya, kau harus menungguku di sini. Jangan pergi kemana-mana ..."

"Tapi kau kan tidak tinggal di sini."

"Aku kesini untuk berkunjung ke mansion grandpa Xander, tapi nanti aku janji kuliah di sini dan akan tinggal di sini juga. Lalu aku akan mencarimu ..."

"Aku akan menunggumu ... Summer."

"Aku janji padamu, Letta ..."

"Kau ada dimana, Letta ..." gumam Summer dengan menghela nafas berat.

"Bos, kita sudah mencarinya bertahun-tahun dan tidak ada hasilnya sama sekali, apa mungkin gadis itu ..."

"Aku yakin dia masih hidup."

Summer enggan pergi dari Negara X (Negara kelahiran Xander) orang-orang berpikir Summer terlalu nyaman tinggal di Negara X karena saat kecil sering menginap di mansion Xander.

Padahal sebenarnya, ia sedang mencari gadis kecil yang sering ia temui di pantai. Letta, anak seorang penjual ikan di pesisir pantai selalu menemani Summer bermain pasir. Dan sampai sekarang, Summer tidak tahu dimana gadis itu.

Bersambung

Terpopuler

Comments

ponakan Bang Tigor

ponakan Bang Tigor

jangan-jangan letta ini Ayura Aletta?? istrinya winter
yah kasian banget summer nolak dinikahkan ama doi kecilnya

2022-09-05

2

lid

lid

wkwkwkw letta

2022-06-29

0

lelah sekali

lelah sekali

letta nya ya istri si es batu kayak nya

2022-05-29

0

lihat semua
Episodes
1 #01 Di jodohkan
2 #02 Menolak
3 #03 Pertama kali bertemu.
4 #04 Gaun pengantin.
5 #05 Pernikahan (1)
6 #06 Pernikahan (2)
7 #07 Tidak bisa masuk kamar.
8 #08 Letta.
9 #09 Mimpi buruk & mimisan.
10 #10
11 #11
12 #12
13 #13
14 #14
15 #15
16 #16
17 #17
18 #18
19 #19
20 #20
21 #21
22 #22
23 #23
24 #24
25 #25
26 #26
27 #27
28 #28
29 #29
30 #30
31 #31
32 #32
33 #33
34 #34
35 #35
36 #36
37 #37
38 #38
39 #39
40 #40
41 #41
42 #42
43 #43
44 #44
45 #45
46 #46
47 #47
48 #48
49 #49
50 #50
51 #51
52 #52
53 #53
54 #54
55 #55
56 #56
57 #57
58 #58
59 #59
60 #60
61 #61 Bertengkar di Klab
62 #62 Mengingat masa kecil
63 #63 Berusaha mencaritahu
64 #64 Hasil Tes DNA
65 #65 Penjelasan di masa lalu
66 #66 Siapa Yura?
67 #67 Menolak punya kakak
68 #68 Magma dan Winter
69 #69 Hilangnya foto Summer dan Letta
70 #70 Magma di mansion De Willson
71 #71 Pingsan
72 #72 Gagal unboxing
73 #73 Mengetahui putrinya sakit
74 #74 ingatan kembali ...
75 #75 Benci Lautan
76 #76 Kebersamaan yang menyenangkan
77 #77 Pesta di hotel
78 #78 Summer dan Yura
79 #79 unboxing lagi
80 #80 Pertengkaran adik kakak
81 #81 Makam Nicholas
82 #82 Teman masa kecil Winter
83 #83 Hari Valentine
84 #84 Di Kantin
85 #Bunga untuk karyawan
86 #86 Donor
87 #87 Hampir di lecehkan
88 #88 Ingatan kembali lagi
89 #89 Teman masa kecil
90 #90 Anak anjing
91 #91 Koma
92 #92 Koma (2)
93 #93 Burung yang malang
94 #94 Burung bangau
95 #95 Noah & Kai
96 #96 Selamat tinggal Yura
97 #97 Selamat tinggal Yura (2)
98 #98 kremasi
99 #99 Melarung abu Yura
100 #100 Kenangan Yura
101 #101 Winter depresi
102 #102 Summer & intan
103 #103 Reagan Louis De Willson
104 #104 Winter & Reagan
105 #105 Melihat Yura
106 # 106 Melihat Yura (2)
107 #107 Melihat cctv
108 #108 Jalan-jalan ke mall
109 #109 Keluarga Benjamin
110 #110 Yura masih hidup
111 #111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112 #112 Apa yang sebenarnya terjadi? (2)
113 #113 berjuang sembuh (Flashback)
114 #114 kepulangan yang gagal (Flashback)
115 #115 Tidak tahan
116 #116 Bertemu keluarga kembali
117 #117 Peti di tukar
118 #118 Italy (1)
119 # 119 Italy (2)
120 #120 Italy (3)
121 #121 Daddy Winter masuk guci
122 #122 Selamat tinggal Javier
123 #123 Selamat tinggal Javier
124 #124 Selamat tinggal Javier
125 #125 Hidup harus berlanjut
126 #126 Belajar memasak
127 #127 Reagan dan Yura
128 #128 Kebersamaan mereka
129 #129 Rumah Benjamin
130 #130 Yura cemburu
131 #131 Winter hanya mencintai Yura
132 #132 Mual lagi
133 #133 Yura hamil?
134 #134 memberitahu Winter
135 #135 Marah kepada Winter
136 #136 Nasi goreng keluarga De Willson
137 #137 Bumil dan suaminya
138 #138 Winter & Magma
139 #139 Tas dari Magma
140 #140 Winter yang aneh
141 # 141 Sea World
142 #142 Stress dengan sikap Winter
143 #143 masih berdebat
144 #144 De Willson bingung dengan Winter
145 #145 Bertemu Anaya di mall
146 #146 Masih ngidam
147 #147 Merasa bersalah
148 #148 marah kepada Winter
149 #149 Anaya pelakor
150 #150 Ujian pernikahan Winter & Yura
151 #151 menabrak Anaya
152 #152 Anaya bertemu Maxime
153 #153 Winter menemui Anaya
154 #154 Anaya pergi ke korea
155 #155 Yura membahas Anaya
156 #156 marah kepada Reagan
157 #157 Bermain dengan Glory
158 #157 Pernikahan Nathan
159 #159 pakaian bayi
160 #160 lahiran
161 #161 Baby blues
162 #162 Magma memberi hadiah
163 #163 Happy ending
Episodes

Updated 163 Episodes

1
#01 Di jodohkan
2
#02 Menolak
3
#03 Pertama kali bertemu.
4
#04 Gaun pengantin.
5
#05 Pernikahan (1)
6
#06 Pernikahan (2)
7
#07 Tidak bisa masuk kamar.
8
#08 Letta.
9
#09 Mimpi buruk & mimisan.
10
#10
11
#11
12
#12
13
#13
14
#14
15
#15
16
#16
17
#17
18
#18
19
#19
20
#20
21
#21
22
#22
23
#23
24
#24
25
#25
26
#26
27
#27
28
#28
29
#29
30
#30
31
#31
32
#32
33
#33
34
#34
35
#35
36
#36
37
#37
38
#38
39
#39
40
#40
41
#41
42
#42
43
#43
44
#44
45
#45
46
#46
47
#47
48
#48
49
#49
50
#50
51
#51
52
#52
53
#53
54
#54
55
#55
56
#56
57
#57
58
#58
59
#59
60
#60
61
#61 Bertengkar di Klab
62
#62 Mengingat masa kecil
63
#63 Berusaha mencaritahu
64
#64 Hasil Tes DNA
65
#65 Penjelasan di masa lalu
66
#66 Siapa Yura?
67
#67 Menolak punya kakak
68
#68 Magma dan Winter
69
#69 Hilangnya foto Summer dan Letta
70
#70 Magma di mansion De Willson
71
#71 Pingsan
72
#72 Gagal unboxing
73
#73 Mengetahui putrinya sakit
74
#74 ingatan kembali ...
75
#75 Benci Lautan
76
#76 Kebersamaan yang menyenangkan
77
#77 Pesta di hotel
78
#78 Summer dan Yura
79
#79 unboxing lagi
80
#80 Pertengkaran adik kakak
81
#81 Makam Nicholas
82
#82 Teman masa kecil Winter
83
#83 Hari Valentine
84
#84 Di Kantin
85
#Bunga untuk karyawan
86
#86 Donor
87
#87 Hampir di lecehkan
88
#88 Ingatan kembali lagi
89
#89 Teman masa kecil
90
#90 Anak anjing
91
#91 Koma
92
#92 Koma (2)
93
#93 Burung yang malang
94
#94 Burung bangau
95
#95 Noah & Kai
96
#96 Selamat tinggal Yura
97
#97 Selamat tinggal Yura (2)
98
#98 kremasi
99
#99 Melarung abu Yura
100
#100 Kenangan Yura
101
#101 Winter depresi
102
#102 Summer & intan
103
#103 Reagan Louis De Willson
104
#104 Winter & Reagan
105
#105 Melihat Yura
106
# 106 Melihat Yura (2)
107
#107 Melihat cctv
108
#108 Jalan-jalan ke mall
109
#109 Keluarga Benjamin
110
#110 Yura masih hidup
111
#111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112
#112 Apa yang sebenarnya terjadi? (2)
113
#113 berjuang sembuh (Flashback)
114
#114 kepulangan yang gagal (Flashback)
115
#115 Tidak tahan
116
#116 Bertemu keluarga kembali
117
#117 Peti di tukar
118
#118 Italy (1)
119
# 119 Italy (2)
120
#120 Italy (3)
121
#121 Daddy Winter masuk guci
122
#122 Selamat tinggal Javier
123
#123 Selamat tinggal Javier
124
#124 Selamat tinggal Javier
125
#125 Hidup harus berlanjut
126
#126 Belajar memasak
127
#127 Reagan dan Yura
128
#128 Kebersamaan mereka
129
#129 Rumah Benjamin
130
#130 Yura cemburu
131
#131 Winter hanya mencintai Yura
132
#132 Mual lagi
133
#133 Yura hamil?
134
#134 memberitahu Winter
135
#135 Marah kepada Winter
136
#136 Nasi goreng keluarga De Willson
137
#137 Bumil dan suaminya
138
#138 Winter & Magma
139
#139 Tas dari Magma
140
#140 Winter yang aneh
141
# 141 Sea World
142
#142 Stress dengan sikap Winter
143
#143 masih berdebat
144
#144 De Willson bingung dengan Winter
145
#145 Bertemu Anaya di mall
146
#146 Masih ngidam
147
#147 Merasa bersalah
148
#148 marah kepada Winter
149
#149 Anaya pelakor
150
#150 Ujian pernikahan Winter & Yura
151
#151 menabrak Anaya
152
#152 Anaya bertemu Maxime
153
#153 Winter menemui Anaya
154
#154 Anaya pergi ke korea
155
#155 Yura membahas Anaya
156
#156 marah kepada Reagan
157
#157 Bermain dengan Glory
158
#157 Pernikahan Nathan
159
#159 pakaian bayi
160
#160 lahiran
161
#161 Baby blues
162
#162 Magma memberi hadiah
163
#163 Happy ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!