#07 Tidak bisa masuk kamar.

Setelah bersusah payah menaiki anak tangga dengan memegang ujung gaun pengantin nya akhirnya Yura sampai di depan pintu kamar Winter.

Yura menghela nafas kasar kemudian mengetuk pintu kamar Winter.

Tidak ada jawaban sama sekali, Winter tidak membukakan pintu untuknya.

"Bagus kalau tidak mau aku masuk, memangnya siapa yang mau tidur satu ranjang. Cih!" kesal Yura menendang pintu kamar Winter.

Kemudian Yura berkeliling sendirian dengan perasaan hampa. Ada beberapa pelayan yang menghampiri Yura dan bertanya apa gadis itu membutuhkan bantuan mereka atau tidak. Yura hanya menjawab dengan gelenggan kepala seraya tersenyum samar.

Yura masuk ke salah satu ruangan yang kebetulan tidak terkunci. Ada sofa putih yang terlihat nyaman dan dua gitar di pojok ruangan, juga ada kanvas melukis di sana.

Yura mengedarkan pandangan nya ke setiap sudut ruangan tersebut dan mendapati foto besar menempel di dinding. Mirip seperti foto keluarga.

Ketika ia mendekat, Yura melebarkan matanya. "Woaahhh ... Nathan-ku ada di sana juga ..."

Di foto itu ada Winter, Summer, Lalita, Laura, Nathan dan Nala.

"Jadi tempat ini seperti markas untuk mereka mungkin ya," gumam Yura. "Aku benar-benar tidak menyangka, kalau Nathan-ku sepupu suamiku sendiri."

"Eh tunggu, si kembar ini cara membedakannya bagaimana ..."

Yura menatap bergantian wajah Winter dan Summer.

"Satunya lagi namanya siapa ya? dan si musim dingin yang mana ..."

"Itu mungkin ya ..." Yura menunjuk salah satu foto.

"Ya, aku yakin itu. Karena si musim dingin sulit tersenyum. Kalau yang itu malah terlihat ramah, tapi yang ramah itu namanya siapa? kalau yang satu musim dingin berarti satunya lagi ..." Yura terlihat berpikir.

"Musim panas dong. S-summer ... Ya, Summer."

"Wah kebalik nih, harusnya yang menjadi suamiku Summer saja, aku lebih tahan musim panas dari pada musim dingin, musim dingin biasanya aku langsung flu ... ah tidak-tidak, lebih bagus lagi kalau suami ku itu Nathan ... bukan si musim dingin dan panas."

Yura menghembuskan nafas. "Ah tapi mau bagaimana lagi ... aku terlanjur menikah dengan si musim dingin ..."

Yura pun membalikkan badan dan tiba-tiba ia terlonjak kaget, entah dari kapan Winter berdiri di belakangnya dengan ekspresi datar.

"K-kau ... kenapa kau di sini?"

Gawat, apa dia dengar aku membicarakan dia dan kembarannya.

Winter menatap foto besar di dinding tersebut lalu beralih menatap Yura dengan tatapan dingin yang sulit di artikan oleh gadis itu.

Kemudian Winter melengos pergi begitu saja dari ruangan tersebut membuat Yura mengerutkan dahi nya.

"Apa-apaan dia ini, tidak bicara, tidak marah juga aku di sini."

Gadis itu pun mengikuti langkah Winter. Winter terlihat berjalan kembali ke kamarnya dan ketika berada di depan pintu kamarnya ia mengotak-ngatik sandi pintu kamarnya.

Yura berdiri di samping memperhatikan. Tiba-tiba Winter menarik tangan Yura, Yura yang kaget hendak menarik kembali tangan nya tapi tidak bisa. Dan Winter malah mendelik ke arah Yura membuat gadis itu menciut seketika.

"Kau ini mau apa dengan tanganku," ucap Yura pelan dengan memajukan bibirnya.

Winter menempelkan ibu jari Yura ke password pintu kamar nya. Yura menautkan kedua alisnya.

Tit tit.

Password pintu tersebut berbunyi menandakan ibu jari tangan Yura berhasil terindentifikasi.

"Pintu kamarku masih pakai kunci manual," ucap Yura sambil menatap Ibu jarinya.

"Eh kau mau kemana?" teriak Yura ketika Winter berjalan pergi meninggalkan gadis itu.

Astaga menyusahkan sekali punya suami sedikit bisu.

"Tunggu dulu ..." teriak Yura berlari menyusul Winter dengan memegang ujung gaun pengantinnya.

"Hei kau----Aaaaaa ..."

Yura tersandung kakinya sendiri, beruntung Winter segera berbalik dan menangkap gadis itu.

Kini wajahnya mereka sangat dekat, sampai hidungnya saling bersentuhan. Yura terlihat gugup sementara Winter hanya memasang wajah datar.

"Le-lepaskan aku ..."

BRUKH

"Akkhh--- kenapa kau melepaskan ku, aku jadi jatuh tau," kesal Yura memegang pinggangnya sendiri dengan mendesis kesakitan.

Winter menghela nafas kasar, bukan kah Yura sendiri yang meminta di lepaskan.

Winter tidak mau menanggapi sikap Yura, dia kembali berjalan menuruni anak tangga dan Yura kembali berteriak.

"HEI MUSIM DINGIN YANG BISU KAU MAU KEMANA?"

"Dia paling main basket Nona."

Yura menoleh ke belakang. "Kau ... dari kapan kau berdiri di situ?" tanya nya kepada Oris.

"Baru tiga detik yang lalu nona, setelah mendengar suara jatuh hehe."

Yura berdecak. "Bantu aku ..." Yura mengulurkan tangan nya.

Oris segera menghampiri dan membantu Yura berdiri dengan sedikit kesusahan karena gaun pengantin nya.

"Kau bilang dia main basket? yang benar saja, malam begini!"

"Benar Nona, biasanya ada Tuan Summer yang sudah menunggu di SMA Ganesha."

"Sudah tua masih saja main-main!"

"Belum tua nona, masih dua puluh lima tahun. Lagi pula ini sudah menjadi kebiasaan Tuan Winter dan Tuan Summer."

Yura mendengus kasar. "Yasudahlah, aku mau ke kamar. Koperku dimana?"

"Sudah di kamar nona."

"Oke." Yura pun masuk ke kamarnya.

*

Bola basket menggelinding begitu saja setelah Julian melemparnya ke sembarang arah.

Bola itu berhenti tepat di kaki Winter. Winter mengambil bola tersebut dan melempar-lempar bola itu ke atas.

"Hei, aku pikir kau tidak akan datang," ucap Summer menghampiri Winter.

"Tidak malam pertama bos?" tanya Julian.

"Kau bertanya kepada siapa?" ucap Summer.

"Kepada Tuan Winter lah, kau kan belum menikah bos."

"Huh, kau memanggil dia bos juga," pekik Summer.

"Kau, aku hanya bercanda mengajakmu basket. Kenapa kau datang. Tidak malam pert--"

"Jam itu milikku kalau kau kalah," potong Winter menatap jam di pergelangan tangan Summer.

"Ini?" Summer menunjuk jam tangan nya. Winter mengangguk.

"Tidak, tidak mau. Aku harus menabung dulu untuk membeli ini," sahut Summer.

"Pengecut!" pekik Winter menderible bola basket itu menuju ring.

"Sial*n!" hardik Summer lalu berusaha mengambil bola basket itu dari tangan Winter. Dan Julian menjadi wasit mereka.

*

Tengah malam Winter kembali ke mansion dengan wajah yang berkeringat. Di pergelangan nya ada jam tangan milik Summer.

Ia menempelkan ibu jari di pintu kamarnya tapi pintu tetap tidak bisa terbuka. Ia mencoba sekali lagi dan masih saja gagal. Winter mengerutkan dahi nya. Apa yang terjadi, kenapa tidak bisa masuk kamarnya sendiri.

Keesokan paginya, sekitar pukul sembilan pagi Yura menggeliat, meregangkan otot-ototnya. Kemudian membuka mata sambil menguap.

Ia pun melirik jam di nakas dan seketika matanya membulat sempurna.

Astaga ... jam sembilan.

Yura tergesa-gesa beranjak dari ranjang, ketika ia hendak membuka pintu kamar, ia pun merasa takut dan tak jadi membuka pintu.

Dia semalam tidur di luar ya, astajim bagaimana ini kalau dia marah. Bagaimana ya, tapi kalau aku tidak keluar dia makin marah.

Tok tok tok

Yura terhentak kaget dengan suara ketukan pintu itu.

Tok tok tok

Yura menghela nafas beberapa kali, perlahan tangan nya terulur dan membuka knop pintu dengan perasaan was-was.

Dan ketika pintu terbuka, Winter berdiri di sana. Yura pun sontak membulatkan mata lalu memejamkan mata dengan menjewer kedua telinganya. Ia berbicara sangat cepat.

"Maaf-maaf, aku tidak sengaja, semalam aku ketiduran dan menghapus sidik jari tanganmu, jangan marahi aku, jangan marahi aku ..."

Itu adalah cara Yura meminta maaf ketika membuat kesalahan yang menurutnya kesalahan besar. Biasanya Yura melakukan itu karena takut di hukum Benjamin dan Bayuni.

Winter menaikkan satu alisnya, ada apa dengan perempuan di depan nya ini. Padahal ia mengetuk pintu hanya untuk mengambil berkas yang harus ia bawa ke kantor.

Perlahan sebelah mata Yura terbuka untuk melihat ekspresi Winter. Dan ketika Winter masih memasang wajah datar, Yura kembali memejamkan matanya dengan menunduk.

Bersambung

Terpopuler

Comments

ponakan Bang Tigor

ponakan Bang Tigor

aih Winter meskipun dingin dan jutek, ternyata dia tega membegal jam milik adeknya, summel🤣🤣
abang lucknut🤣

2022-09-05

1

lelah sekali

lelah sekali

dia buka ortu mu Yura yg langsung ngasih hukuman

2022-05-29

0

Betty Nurbaini

Betty Nurbaini

minta lepasin ya dilepasinlah 🤣

2022-04-21

0

lihat semua
Episodes
1 #01 Di jodohkan
2 #02 Menolak
3 #03 Pertama kali bertemu.
4 #04 Gaun pengantin.
5 #05 Pernikahan (1)
6 #06 Pernikahan (2)
7 #07 Tidak bisa masuk kamar.
8 #08 Letta.
9 #09 Mimpi buruk & mimisan.
10 #10
11 #11
12 #12
13 #13
14 #14
15 #15
16 #16
17 #17
18 #18
19 #19
20 #20
21 #21
22 #22
23 #23
24 #24
25 #25
26 #26
27 #27
28 #28
29 #29
30 #30
31 #31
32 #32
33 #33
34 #34
35 #35
36 #36
37 #37
38 #38
39 #39
40 #40
41 #41
42 #42
43 #43
44 #44
45 #45
46 #46
47 #47
48 #48
49 #49
50 #50
51 #51
52 #52
53 #53
54 #54
55 #55
56 #56
57 #57
58 #58
59 #59
60 #60
61 #61 Bertengkar di Klab
62 #62 Mengingat masa kecil
63 #63 Berusaha mencaritahu
64 #64 Hasil Tes DNA
65 #65 Penjelasan di masa lalu
66 #66 Siapa Yura?
67 #67 Menolak punya kakak
68 #68 Magma dan Winter
69 #69 Hilangnya foto Summer dan Letta
70 #70 Magma di mansion De Willson
71 #71 Pingsan
72 #72 Gagal unboxing
73 #73 Mengetahui putrinya sakit
74 #74 ingatan kembali ...
75 #75 Benci Lautan
76 #76 Kebersamaan yang menyenangkan
77 #77 Pesta di hotel
78 #78 Summer dan Yura
79 #79 unboxing lagi
80 #80 Pertengkaran adik kakak
81 #81 Makam Nicholas
82 #82 Teman masa kecil Winter
83 #83 Hari Valentine
84 #84 Di Kantin
85 #Bunga untuk karyawan
86 #86 Donor
87 #87 Hampir di lecehkan
88 #88 Ingatan kembali lagi
89 #89 Teman masa kecil
90 #90 Anak anjing
91 #91 Koma
92 #92 Koma (2)
93 #93 Burung yang malang
94 #94 Burung bangau
95 #95 Noah & Kai
96 #96 Selamat tinggal Yura
97 #97 Selamat tinggal Yura (2)
98 #98 kremasi
99 #99 Melarung abu Yura
100 #100 Kenangan Yura
101 #101 Winter depresi
102 #102 Summer & intan
103 #103 Reagan Louis De Willson
104 #104 Winter & Reagan
105 #105 Melihat Yura
106 # 106 Melihat Yura (2)
107 #107 Melihat cctv
108 #108 Jalan-jalan ke mall
109 #109 Keluarga Benjamin
110 #110 Yura masih hidup
111 #111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112 #112 Apa yang sebenarnya terjadi? (2)
113 #113 berjuang sembuh (Flashback)
114 #114 kepulangan yang gagal (Flashback)
115 #115 Tidak tahan
116 #116 Bertemu keluarga kembali
117 #117 Peti di tukar
118 #118 Italy (1)
119 # 119 Italy (2)
120 #120 Italy (3)
121 #121 Daddy Winter masuk guci
122 #122 Selamat tinggal Javier
123 #123 Selamat tinggal Javier
124 #124 Selamat tinggal Javier
125 #125 Hidup harus berlanjut
126 #126 Belajar memasak
127 #127 Reagan dan Yura
128 #128 Kebersamaan mereka
129 #129 Rumah Benjamin
130 #130 Yura cemburu
131 #131 Winter hanya mencintai Yura
132 #132 Mual lagi
133 #133 Yura hamil?
134 #134 memberitahu Winter
135 #135 Marah kepada Winter
136 #136 Nasi goreng keluarga De Willson
137 #137 Bumil dan suaminya
138 #138 Winter & Magma
139 #139 Tas dari Magma
140 #140 Winter yang aneh
141 # 141 Sea World
142 #142 Stress dengan sikap Winter
143 #143 masih berdebat
144 #144 De Willson bingung dengan Winter
145 #145 Bertemu Anaya di mall
146 #146 Masih ngidam
147 #147 Merasa bersalah
148 #148 marah kepada Winter
149 #149 Anaya pelakor
150 #150 Ujian pernikahan Winter & Yura
151 #151 menabrak Anaya
152 #152 Anaya bertemu Maxime
153 #153 Winter menemui Anaya
154 #154 Anaya pergi ke korea
155 #155 Yura membahas Anaya
156 #156 marah kepada Reagan
157 #157 Bermain dengan Glory
158 #157 Pernikahan Nathan
159 #159 pakaian bayi
160 #160 lahiran
161 #161 Baby blues
162 #162 Magma memberi hadiah
163 #163 Happy ending
Episodes

Updated 163 Episodes

1
#01 Di jodohkan
2
#02 Menolak
3
#03 Pertama kali bertemu.
4
#04 Gaun pengantin.
5
#05 Pernikahan (1)
6
#06 Pernikahan (2)
7
#07 Tidak bisa masuk kamar.
8
#08 Letta.
9
#09 Mimpi buruk & mimisan.
10
#10
11
#11
12
#12
13
#13
14
#14
15
#15
16
#16
17
#17
18
#18
19
#19
20
#20
21
#21
22
#22
23
#23
24
#24
25
#25
26
#26
27
#27
28
#28
29
#29
30
#30
31
#31
32
#32
33
#33
34
#34
35
#35
36
#36
37
#37
38
#38
39
#39
40
#40
41
#41
42
#42
43
#43
44
#44
45
#45
46
#46
47
#47
48
#48
49
#49
50
#50
51
#51
52
#52
53
#53
54
#54
55
#55
56
#56
57
#57
58
#58
59
#59
60
#60
61
#61 Bertengkar di Klab
62
#62 Mengingat masa kecil
63
#63 Berusaha mencaritahu
64
#64 Hasil Tes DNA
65
#65 Penjelasan di masa lalu
66
#66 Siapa Yura?
67
#67 Menolak punya kakak
68
#68 Magma dan Winter
69
#69 Hilangnya foto Summer dan Letta
70
#70 Magma di mansion De Willson
71
#71 Pingsan
72
#72 Gagal unboxing
73
#73 Mengetahui putrinya sakit
74
#74 ingatan kembali ...
75
#75 Benci Lautan
76
#76 Kebersamaan yang menyenangkan
77
#77 Pesta di hotel
78
#78 Summer dan Yura
79
#79 unboxing lagi
80
#80 Pertengkaran adik kakak
81
#81 Makam Nicholas
82
#82 Teman masa kecil Winter
83
#83 Hari Valentine
84
#84 Di Kantin
85
#Bunga untuk karyawan
86
#86 Donor
87
#87 Hampir di lecehkan
88
#88 Ingatan kembali lagi
89
#89 Teman masa kecil
90
#90 Anak anjing
91
#91 Koma
92
#92 Koma (2)
93
#93 Burung yang malang
94
#94 Burung bangau
95
#95 Noah & Kai
96
#96 Selamat tinggal Yura
97
#97 Selamat tinggal Yura (2)
98
#98 kremasi
99
#99 Melarung abu Yura
100
#100 Kenangan Yura
101
#101 Winter depresi
102
#102 Summer & intan
103
#103 Reagan Louis De Willson
104
#104 Winter & Reagan
105
#105 Melihat Yura
106
# 106 Melihat Yura (2)
107
#107 Melihat cctv
108
#108 Jalan-jalan ke mall
109
#109 Keluarga Benjamin
110
#110 Yura masih hidup
111
#111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112
#112 Apa yang sebenarnya terjadi? (2)
113
#113 berjuang sembuh (Flashback)
114
#114 kepulangan yang gagal (Flashback)
115
#115 Tidak tahan
116
#116 Bertemu keluarga kembali
117
#117 Peti di tukar
118
#118 Italy (1)
119
# 119 Italy (2)
120
#120 Italy (3)
121
#121 Daddy Winter masuk guci
122
#122 Selamat tinggal Javier
123
#123 Selamat tinggal Javier
124
#124 Selamat tinggal Javier
125
#125 Hidup harus berlanjut
126
#126 Belajar memasak
127
#127 Reagan dan Yura
128
#128 Kebersamaan mereka
129
#129 Rumah Benjamin
130
#130 Yura cemburu
131
#131 Winter hanya mencintai Yura
132
#132 Mual lagi
133
#133 Yura hamil?
134
#134 memberitahu Winter
135
#135 Marah kepada Winter
136
#136 Nasi goreng keluarga De Willson
137
#137 Bumil dan suaminya
138
#138 Winter & Magma
139
#139 Tas dari Magma
140
#140 Winter yang aneh
141
# 141 Sea World
142
#142 Stress dengan sikap Winter
143
#143 masih berdebat
144
#144 De Willson bingung dengan Winter
145
#145 Bertemu Anaya di mall
146
#146 Masih ngidam
147
#147 Merasa bersalah
148
#148 marah kepada Winter
149
#149 Anaya pelakor
150
#150 Ujian pernikahan Winter & Yura
151
#151 menabrak Anaya
152
#152 Anaya bertemu Maxime
153
#153 Winter menemui Anaya
154
#154 Anaya pergi ke korea
155
#155 Yura membahas Anaya
156
#156 marah kepada Reagan
157
#157 Bermain dengan Glory
158
#157 Pernikahan Nathan
159
#159 pakaian bayi
160
#160 lahiran
161
#161 Baby blues
162
#162 Magma memberi hadiah
163
#163 Happy ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!