Kepedihan Jiwa
"Sebaiknya anak, Ibu, dan, Bapak, dirawat di RSJ,” kata psikolog yang menangani Larisa.
Kedua orang tua itu menghembuskan nafas kasar juga menatap sang dokter dengan penuh kekecewaan.
“Anda, pikir anak saya gila?” Endra seolah tak terima dengan saran psikolog itu.
“Pak, ini sudah percobaan bunuh diri yang kelima kalinya. Larisa butuh perawatan dan dampingan, Pak. Sampai kapan kalian akan tetap melakukan konseling pribadi? Sudah berapa psikolog yang kalian datangi?” Psikolog itu pun ikut kesal dengan sikap Endra sebagai orang tua.
Sepertinya mereka lebih mementingkan nama baik dan juga gengsi. Sebagai seorang pengusaha terkenal Endra merasa malu jika sang anak harus di rawat di RSJ. Apa kata orang-orang serta rekan bisnisnya nanti?
“Pak, kesehatan anak Bapak jauh lebih penting dari rasa malu dan gengsi Anda. Larisa masih muda, masa depannya panjang, Pak. Jangan sampai anda menyesalinya nanti,” tambah Psikolog itu.
“Benar, Pa apa kata, Pak Gino. Kita pun sudah kewalahan mengurus Larisa di rumah” ujar sang istri.
Endra menarik nafas dalam menurunkan emosi yang tadi sempat membara. Lalu ia menundukan kepala menimang-nimang saran nan diberikan semua psikolog yang sudah mereka datangi. Berharap sang anak bisa sembuh nyatanya mereka semua mengatakan kalau Larisa harus dirawat.
“Kalau, Bapak setuju saya akan kasih surat rekomendasi ke salah satu RSJ di kota ini. Pastinya yang terbaik untuk kesembuhan anak, Bapak,” terang Psikolog itu.
Endra mengangguk lemah. “Baik, Pak. Tolong dibantu. Kami pun sudah hampir putus asa rasanya. "
...🐷🐷🐷🐷...
Larisa gadis berusia 20 tahun itu mengalami depresi setelah ditinggal nikah oleh sang kekasih. Bayu--cinta pertama sekaligus cinta matinya Larisa. Mereka bertemu di kampus yang sama. Pandangan pertama membuat gadis itu langsung jatuh hati padanya.
Saat Bayu mengetahui hal itu, ia pun memanfaatkan perasaan tulus Larisa. Karena anak tunggal dan sebagai pewaris perusahaan, pergaulan Larisa dibatasi oleh sang papa. Membuatnya tumbuh menjadi seorang gadis yang polos. Ia memang memiliki otak yang pintar, namun otak pintar tak bisa dipakai untuk menilai seseorang. Apakah dia beneran tulus atau tidak terhadap kita.
Satu bulan menjalani PDKT Bayu menyatakan cinta palsunya pada Larisa. Mengubah status hubungan mereka menjadi pacaran. Bagi Larisa saat itu dunianya seakan penuh warna dan berbunga. Hari-hari ia lalui dengan semangat, senyuman, keceriaan dan kebahagiaan.
Apa yang diminta oleh Bayu ia penuhi. Mulai dari biaya kuliah sampai gaya hidupnya yang selangit di tanggung oleh gadis polos itu. Larisa tak bisa menolak karena ia tak ingin orang yang dicintainya merasa kecewa dan terluka. Janjinya ia akan membahagiakan Bayu. Lima tahun pacaran Larisa tak pernah menaruh curiga sama sekali, kepercayaan penuh ia berikan pada sang kekasih.
Hal itu dimanfaatkan Bayu untuk mencari kebahagiaan lain diluar sana.Mengencani wanita yang ia suka bermodalkan uang yang diberikan oleh Larisa.
Karena tak mau kehilangan Bayu, Larisa pun ingin segera menikah. Awalnya Bayu menolak dengan alasan ia belum mapan. Bahkan baru saja lulus kuliah dan ingin mencari pekerjaan terlebih dahulu.
Tetapi Larisa tetap memaksanya. Ia mengatakan kalau Bayu tak perlu repot-repot mencari pekerjaan, karena nantinya ia bisa meneruskan perusahaan sang papa. Sedangkan ia akan menjadi istri yang baik di rumah, menunggu kepulangan suami seperti yang dilakukan sang mama. Setelah dipikir-pikir Bayu pun akhirnya setuju dan pernikahan mereka mulai dipersiapkan.
Pesta lamaran sudah dilaksanakan dengan megah dan mewah. Bayu adalah orang yang paling beruntung. Dalam sekejap dirinya akan menjadi menantu seorang pengusaha terkenal di kota ini. Otomatis statusnya yang dari kalangan orang biasa akan berubah menjadi orang kaya. Senyum kebahagiaan tak luntur dari wajah Larissa. Satu bulan setelah lamaran, pesta pernikahan pun akan digelar.
Gedung hotel yang terkenal dan termewah di kota ini sudah disulap seperti sebuah kerajaan. Ya, itu semua atas permintaan Larisa. Ia ingin mewujudkan pernikahan impiannya seperti dalam film princes yang ia tonton dulu di masa kecil. Semua berjalan lancar sesuai rencana. Hari H semakin dekat, rasa deg-deg an serta bahagian membuncah menjadi satu dalam dada.
Larisa sudah tak sabar ingin segera memakai gaun cinderellanya. Bersanding dengan pangeran Bayu di atas pelamin. Oh, pasti hari itu adalah hari yang paling menggembirakan sekaligus membahagiakan dalam hidupnya.
Hari yang di nanti-nanti telah tiba. Pagi ini Larisa sudah cantik dengan make up pengantin juga kebaya putih mewah nan ditaburi kristal sudah melekat di badannya. Ia duduk di kamar hotel sambil menghubungi Bayu lewat aplikasi chatting.
Namun tak ada balasan sama sekali. Ia tetap santai, mungkin Bayu sedang sibuk mempersiapkan diri bersama keluarganya pikir Larisa. Memang keluarga pengantin pria tak menginap di hotel seperti keluarga pengantin perempuan. Satu jam lagi ijab kabul akan segera dilakukan. Namun tak ada tanda-tanda kedatangan Bayu beserta keluarga.
Membuat Larisa dilanda rasa cemas. Ia coba menghubungi nomor ponsel Bayu tapi tak aktif sama sekali. Begitu pula dengan nomor kedua orang tuanya. Sang Mama berusaha menenangkan anaknya itu. Air mata sudah menganak di pelupuk, tapi berusaha ia tahan takut akan merusak riasannya nanti.
Tepat di waktu ijab kabul akan dilakukan seorang kurir datang mengantarkan surat atas nama Bayu. Larisa menerimanya dengan raut wajah yang sulit diartikan. Ia masih menatap ke arah pintu berharap Bayu akan datang dan surat ini hanyalah sebuah kejutan manis yang biasa ia lakukan.
Amplop putih persegi panjang itu mulai dibuka dengan rasa takut, cemas dan khawatir. Dugaan demi dugaan muncul di benak Larisa tentang Bayu yang tak kunjung datang. Mata hitam nan bulat itu bergerak kekiri dan kanan saat membaca selembar surat dari calon pangerannya.
Seketika Larisa menjatuhkan diri di lantai ia menangis histeris setelah membaca goresan tinta hitam dari Bayu. Laki-laki itu tak bisa datang karena ia dituntut agar bertanggung jawab atas kehamilan sang pacar. Kalau tidak maka ia akan dilaporkan pada pihak yang berwajib.
Bayu juga mengatakan kalau selama ini ia tak pernah mencintai Larisa. Ia mau menjalani hubungan ini hingga mau menikah dengannya hanya karena harta yang dimiliki. Ia memilih menikahi sang pacar karena mereka saling mencintai, sedangkan Bayu tak yakin bisa hidup bahagia dengannya meski bergelimang harta.
Wanita itu benar-benar hancur sehancur hancurnya. Dibohongi, dikhianati, dicampakkan dan ditinggal pas pernikahan akan dilaksanakan membuatnya tak bisa menahan gejolak kesedihan. Larisa mengamuk menghancurkan dekorasi gedung yang indah itu. Ia benci, marah, kecewa, sakit hati namun tak bisa melampiaskan pada orang yang sudah melakukan hal ini padanya. Semua tamu undangan menatap heran pada calon pengantin itu.
Hingga pesta pun dibatalkan dan itu menjadi berita hangat di kalangan media. Semakin menambah beban pikiran Larisa. Keluarganya kini menanggung malu akibat dirinya, sedih, tertekan, kecewa yang berkepanjangan membuat Larisa depresi bahkan ia sampai histeris menghancurkan benda-benda yang ada di dekatnya sebagai bentuk pelampiasan emosi yang tak tersampaikan.
Sejak saat itu Endra dan Davira menemui psikolog untuk membantu sang putri mengatasi depresinya dan berharap kesembuhan segera datang, tapi malah keadaan Larisa semakin parah. Beberapa kali ia mencoba melakukan tindakan bunuh diri, namun berhasil di gagalkan. Kini satu-satunya cara adalah menempatkan sang putri di tempat yang seharusnya. Rumah bukan lagi tempat yang aman untuk Larisa.
...----------------...
Tolong dukungannya di novel ke tiga ini ya..
Tinggalkan like 👍 komen 🖊 hadiah 🎁 serta vote 🔖
Terimakasih banyak ☺😊😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Iga Mawarni
izin mampir kak
2024-01-08
0
Nhaa
😒😒😒😒 Aku mampir. ceritanya Lucu 🤣
2022-11-01
1
Leni Marlena
sedih
2022-06-26
2