# Happy Reading #
Seminggu berlalu sejak kepergian Xavier dari rumah orang tuanya.
Banyak hal yang telah di lakukan ayah dan anak itu, seperti jalan-jalan ke mal, taman hiburan, mandi bersama di kolam dan masih banyak lainnya.
Tarqa, orang tuanya tak mencarinya, Xavier pikir karena ia tak memberi alamat sebelum ia pergi dan berjanji akan memulangkan Tarqa esok harinya, nyatanya tidak ia menahan bocah manis itu.
Liburan bersama anaknya berdampak pada Nolan juga, sekretarisnya itu sibuk mengurusi tugas kantor yang di limpahkan padanya.
Sementara di sisi lain, Rivan membatalkan rencananya untuk mengungkapkan kepemilikannya atas iu.tec perusahaan terpopuler saat ini.
Saat ini ayah dan anak itu sedang mandi bersama di dalam bathtub.
"Pa... Itu papa kok besar mirip punya Dapan?" Tanya Tarqa menunjukan ke pisang besar sang papa yang masih tertidur.
"Kan papa sama Dapan udah besar jafi itunya papa juga besar" kata Xavier.
"Tapi punya Tata kecil segini" Tarqa memperlihatkan jari kelingkingnya.
"Punya papa kok segini?" Lanjutnya memperlihatkan lengannya.
"Hahaha, nanti kalau tata udah besar juga, itunya juga bakalan besar" jawab Xavier.
"Oh" Tarqa mengangguk polos.
Selesai dengan aktivitas mandinya, mereka menuju dapur, Tarqa yang hanya duduk sembari menonton GouTube di handphone sang papa, sedangkan Xavier tengah berkutat di dapur membuat makanan yang ia bisa.
"Pa....." Panggil Tarqa
"Iya sayang?" Balas Xavier yang masih asik dengan pisaunya.
"Tata rindu buku Dapan" kata Tarqa "Tata mau membaca" tambahnya.
Seminggu bersama Xavier, Tarqa tak pernah yang namanya menyentuh buku, hanya bersenang-senang yang ia tahu.
Tarqa yang memang sudah di kenalkan pada buku sejak usian 2 setengah tahun menjadi terbiasa dengan yang namanya membaca.
"Emang tata udah bisa baca buku?" Tanya Xavier tak percaya.
"Bisa! Baca buku tata jagonya" katanya bangga.
"Yasudah tata tunggu di sini yah, papa ambil buku dulu" Xavier mematikan kompor kemudian bergerak cepat mengambil buku dongeng untuk anak-anak.
"Ini" di serahkan nya buku dongeng itu.
Tarqa menatap buku itu sejenak.
"Kok kecil pa? Buku tata kan besar" kata bocah itu, namun tangannya tetap meraih buku dan membukanya.
Seketika otak Tarqa ngeblank.
"Ini buku apa? Tata nggak bisa baca pa..." Kata Tarqa.
"Emang Tata baca buku apa?" Tanya Xavier.
"Buku yang ada tulisannya" jawab Tarqa.
Astaga benar-benar polos anak itu.
"Ya udah nanti kita cari di perpustakaan ya, sekarang makan dulu" Xavier meletakkan makanan di hadapan Tarqa, anak itu makan dengan lahap walaupun rasa masakan sang papa sedikit asin.
Ting
Tong
Selesai dengan makannya, mereka duduk menonton di ruang tamu, namun kegiatan mereka terganggu dengan suara bel yang berbunyi.
Xavier beranjak membuka pintu melihat siapa yang menggangu acaranya dengan sang anak.
Ceklek.....
Pintu terbuka dan....
Bugh.....
Kepalan tangan yang cukup keras menghantam pelipis Xavier.
Rivan datang dengan wajah datarnya.
"Dapan!!" Tarqa berlari sambil merentangkan kedua tangannya setelah melempar ponsel sang papa di atas sofa.
Rivan menyambutnya dan langsung memberi kecupan di kedua pipi Tarqa dan terakhir di bibirnya.
"Masih sehat?" Tanya Rivan.
Tarqa mengangguk semangat.
"Senang sama papanya?" Tanya Rivan lagi
"Senang" jawab Tarqa.
Riana yang ikut di belakang membantu Xavier berdiri, pukulan kakaknya itu benar-benar tak main-main.
Mereka duduk kembali, dengan Tarqa duduk di pangkuan Rivan dan Riana duduk di sampingnya, sedangkan Xavier duduk di single sofa.
Xavier terus melihat ke arah Tarqa, ah rasanya tak rela bila anak itu pergi.
"Dapan.... bawa buku buat tata?" Tanya Tarqa.
Rivan menggeleng pelan sebagai jawaban.
Wajah Tarqa seketika berubah murung.
"Nanti kita baca di rumah yah" sahut Riana yang sudah seperti ibu yang terbuang.
"Iya ma" jawab Tarqa.
"Nanti belinya sama papa aja yah" bujuk Xavier tak ingin di tinggal.
Tarqa mendongak melihat ke arah Rivan untuk meminta persetujuan.
Rivan kembali menggeleng tak mengizinkan.
"Tata baca di rumah aja" kata Tarqa yang terlihat terpaksa.
"Oh ayolah biarkan dia ikut bersamaku" sahut Xavier tak mempedulikan image nya yang selama ini terlihat kasar dan sombong, sekarang dia tengah memohon untuk kebersamaannya dengan sang anak.
"Dia anakku seharusnya kalian tak memisahkan ku darinya" tambahnya.
Rivan menatap sinis Xavier sebagai respon dari ucapan mulut si brengse*k itu.
"Oh dia anak mu?" Tanya Rivan dingin.
"Ya! Dia anakku, kau hanya pamannya" jawab Xavier.
"Kau yang merawatnya hingga sebesar ini?" Tanya Rivan.
Xavier hanya diam.
"Kau melihatnya saat dia masih berwarna merah?"
"Kau yang mengajarkannya berjalan?"
"Apakah kata papa yang keluar pertama kali dari mulutnya?"
"Oh ataukah wajahmu yang di siram olehnya lebih dulu?"
"Ah.... Tidak, mungkin kamu orang pertama yang membersihkan kotorannya?"
Riana dan Xavier hanya terdiam, mereka sama sama bukan yang pertama dari semua itu, hanya Rivan yang pertama.
Rivan yang pertama kali melihatnya saat masih merah, waktu itu keadaan Riana masih lemah.
Rivan juga yang mengajarkan Tarqa berjalan.
Dapan.... Kata yang pertama keluar dari mulut kecil Tarqa
Rivan menjadi orang yang pertama dikencingi oleh Tarqa.
Dan Rivan juga yang selalu mengganti popok si kecil.
"Kak, maafkan aku, aku sudah merepotkan mu selama ini" kata Riana merasa bersalah.
"Tidak Riana, pria itu yang salah dia yang sudah merusak mu" Tangan Rivan bergerak mengusap rambut hitam Riana.
Sementara Tarqa diam menyimak.
"Kau pria paling brengs*ek yang ku tahu sampai saat ini" Rivan menatap tajam Xavier yang hanya terdiam merenungi kesalahannya.
"Setelah merusak adikku, kau meninggalkannya sendirian, setelah itu kau berbohong mengatakan akan mengantar Tata pulang setelah sehari menginap" Kata Rivan.
"Bahkan sampai saat ini, pernahkah kamu mengucapkan kata maaf untuk adikku?" Tanya Rivan.
Xavier tang sudah tertunduk langsung mengangkat kepalanya melihat ke arah Riana.
"Maaf" katanya.
"Cihhh" Rivan berdecih sinis kemudian beranjak dari sana meninggalkan Xavier bersama Riana.
"Jangan membuatkan adik untuk Tata" kata Rivan memperingati, bukannya apa bisa saja Riana juga hanyut dalam rayuan hasrat yang dulu menghampirinya.
Riana juga seorang wanita dewasa yang butuh kasih sayang yang tak bisa ia dapatkan darinya.
Apalagi Riana sudah pernah merasakan kenikmatan itu, beda dengan Rivan.
"Pulangkan dia sebelum malam" Rivan benar-benar pergi meninggalkan kedua Manusia itu ia akan membawa Tarqa untuk mengunjungi kantornya sebentar, dan ini adalah kunjungan pertamanya di tempat tinggi itu.
"System, hubungi sekretaris Bram untuk menjemput ku di lobi perusahaan dalam 20 menit"
[ Baik tuan ]
Setelahnya Rivan mulai menjalankan mobil mahalnya menuju perusahaan yang lumayan dekat dari posisinya saat ini.
Tarqa duduk di kursi tepat di samping Rivan sambil melihat lihat gedung yang sudah di perlihatkan oleh sang papa.
"Dapan.... Tata mau rumah itu" tunjuk Tarqa pada bangunan yang paling tinggi di antara bangunan lainnya.
"Boleh" jawab Rivan
"System..........
_________________
Bye ❄️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Reza
🆙
2022-04-22
0
naiderf
ayo up thor
2022-04-05
1
bubur ayam
bjirrrr
2022-04-05
0