...# Happy Reading #...
Rivan bersama Tarqa tiba di rumahnya, di parkiran sudah terparkir rapih mobil Riana, ternyata ia sudah tiba lebih dulu.
Baru saja membuka pintu, ia telah di suguhkan pandangan tak sedap dari adiknya itu.
Astaga sebaiknya mereka segera di nikahkan saja.
"Ekhm" suara keras Rivan membuyarkan aktivitas saling menyalurkan saliva di sana.
"Bibir mama merah" Tarqa berkata dengan suara yang cukup keras.
Rivan menatap tajam pada dua manusia dewasa itu, namun tatapannya lebih tajam mengarah pada Xavier, rasanya ingin memukul pria brengsek itu lagi, jika saja Tarqa ada yang menjaga mungkin bogeman mentah kembali mendarat di wajah Xavier.
"Ck, kalian berdua sudah sangat mirip pria hidung belang dengan jallangnya" Ejek Rivan tak mempedulikan perasaan Riana.
Riana menunduk saja, sekarang Situasinya benar-benar mirip seorang suami yang memergoki istrinya selingkuh. Ia merasa sakit hati saat kakaknya menyebut dirinya jallang.
"Berapa banyak wanita yang kamu tiduri Xavier?" Kata Rivan.
Xavier menggeleng "Hanya Riana" jawabannya.
Rivan menaikkan alisnya sekilas. Sebelum raut terkejut jelas terlihat di wajahnya.
"Oh wow, kau beruntung sekali Riana pria ini hanya pernah bermain dengan mu, tapi kau?" Rivan terlihat memikirkan sesuatu. "Kau sudah banyak memanggil gigolo kan?" Lanjutnya menyeringai jahat.
Baik Xavier maupun Riana menegang mendengarnya, tentu saja yang di katakan Rivan hanyalah dusta.
"Kak?" Riana menatap kakaknya tak perca, bisa-bisa kakaknya itu menghinanya sekarang.
"Apa? Bahkan suara indah mu kedengaran hingga kamarku saat malam" kata Rivan lagi, ia melirik reaksi Xavier.
Riana menggeleng tak membenarkan, ia melirik ke arah Xavier yang hanya diam.
"Tak usah mengelak, jika itu tak benar tidak mungkin kamu dan dia akan melakukan hubungan suami-istri saat pertama kali bertemu kan?" Rivan menuang bahan bakar ke kobaran api.
Xavier diam, ia sedang bergulat dengan pikirannya sendiri, namun terlihat jelas api amarah menyala di matanya.
Rivan tersenyum puas melihatnya, ia sedang mengetes keputusan apa yang di ambil lelaki Brengssek itu.
"Besok aku akan menikahkan kalian berdua" Rivan berkata dengan tegas.
"Sekarang pulanglah, pikirkan keputusan yang akan kamu ambil" lanjutnya pada Xavier.
Tanpa kata, Xavier berjalan dengan sedikit linglung.
Rivan sengaja menyuruhnya pulang agar Riana tak mengatakan yang sebenarnya.
Setelah kepergian Xavier, Riana menatap kakaknya itu dengan wajah datarnya.
"Kau mau marah?" Kata Rivan.
Riana diam, tatapan datarnya berubah tajam menatap kakaknya itu penuh kebencian.
Sementara Rivan yang melihatnya hanya memasang wajah datar, ternyata adiknya itu sudah ada perasaan pada pria yang menjadi ayah keponakannya dalam waktu sesingkat itu.
Tak menghiraukannya, Rivan membawa Tarqa menuju kamarnya untuk membersihkan diri kemudian beristirahat.
__________
Di sisi lain, Xavier yang tengah mengemudikan mobil di atas kecepatan rata-rata itu sedang memikirkan banyak hal.
'Banarkah yang dia katakannya'
'apakah Riana memang seperti itu?'
'tapi rasanya sangat sempit, seperti saat pertama kali'
'bagaimana ini? Aku bahkan belum mengetahui nomor telepon Riana untuk memberi penjelasan'
Pippppppp
Pikiran Xavier yang berpusat tentang masalah Riana mengganggu konsentrasinya.
Dari arah depan, mobil kontainer sedang melaju.
Mobil Xavier melewati garis tengah, dengan segera ia membanting kemudi ke jalur seharusnya.
Huffft
Xavier bernapas lega, hampir saja ia memegang nyawa, ia mengehentikan mobil sejenak, pikirannya benar-benar kacau saat ini.
Drrrrrrtttt
Ponselnya berdering, siapa yang meneleponnya?
+628123******
"Halo?" Jawab Xavier, dalam hati ia berharap bahwa Riana yang menghubunginya.
|Pulang sekarang| sahut suara berat di seberang sana.
Xavier memejamkan matanya.
"Ada urusan apa Tuan Ertarto?"
|Kau!! Jaga bicaramu, cepat pulang|
"Tidak"
|Huffft pulanglah kita bicarakan masalahmu, kita cari jalan tengahnya| suara itu berubah lembut.
Xavier diam, ia memikirkan tawaran sang ayah karena sekarang posisinya dalam keadaan lemah tak berdaya, perusahaannya sudah di ambil alih oleh sang anak yang pastinya di urus oleh Rivan, ia sudah tak berhak campur tangan di sana.
|Setidaknya bicarakan masalah ini baik-baik, kau tahukan siapa Padre?| Nada bicara ayahnya terkesan lembut namun terdapat ancaman di sana.
Xavier tentu tahu ayahnya, karena ia juga termasuk di dalamnya, Ayahnya adalah seorang mafia yang tak segan pada korbannya, baik itu pria ataupun wanita, untuk anak-anak dan lansia, Xavier tak tahu ia belum pernah melihat korban ayahnya di kedua golongan itu.
"Baiklah" Jaeab Xavier, setelahnya ia membawa mobil Riana menuju kediaman keluarga, sudah di pastikan ayahnya ada di sana.
____________
Tak butuh waktu lama bagi Xavier untuk tiba di kediaman Ertarto.
Saat memarkirkan mobilnya ia memejamkan mata untuk menahan emosi.
Sepertinya ayahnya itu bahkan tak berniat membicarakan hubungannya dengan Riana, terlihat dari mobil milik keluarga Zaltam yang terparkir di sana.
Xavier melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah dan benar saja, sudah ada kepala keluarga Zaltam di sana.
"Kamu sudah datang?" Ayah Xavier berdiri menyambut anaknya.
"Iya tuan Ertarto" jawab Xavier.
"Haisss anak ini, berhenti memanggilku seperti itu"
Xavier tak menjawab karena ia sudah di tarik menuju ruang tamu.
Tuan dan nyonya Zaltam, putri bungsu mereka, dan seorang pria yang Xavier tahu adalah kakak perempuan itu.
Dengan malas ia duduk di sofa yang ada di sana.
"Jadi bagaimana dengan anak yang kemarin kamu bawa?" Tanya nyonya Zaltam.
"Itu tidak ada urusannya dengan anda nyonya"
"Vier!" Kata ibu Xavier.
"Sudahlah jangan di bahas lagi, hanya permasalahan kecil" kata tuan Zaltam.
"Iya hanya permasalahan kecil, tak usah di hiraukan" tambah tuan Ertarto.
"Kalau begitu bukankah pernikahan bisa di adakan seminggu lagi?" Kata Nyonya Zaltam.
"Tentu"
"Tidak"
Jawaban berbeda itu keluar dari Tuan Ertarto dan Xavier.
"Kenapa kalian ingin sekali aku menikahi anak kalian?" Tanya Xavier, "Aku pria yang telah memiliki anak" lanjutnya.
"Tentu saja untuk mempererat hubungan keluarga kan? Dan lagi tak apa bila kamu sudah memiliki anak, kita bisa memaklumi itu sebagai kesalahan di masa muda yang panas" kata Nyonya Zaltam di akhiri kekehan ringan.
"Berhenti mengatakan anakku adalah sebuah kesalahan!" Kata Xavier tak terima.
"Bukankah memang seperti itu Vier?"Nyonya Ertanto tersenyum penuh arti.
"Itu juga karena ulah mu" sinis Xavier. "Dan lagi, wanita seperti ini yang mau kau nikahkan denganku?" Xavier menelisik penampilan putri bungsu keluarga Zaltam itu.
"Apa maksudmu?" Kata Tuan Zaltam tak terima, putrinya seolah sedang di hina saat ini.
"Bahkan pengawal ku telah memakainya di depan mataku sendiri" Xavier berkata dengan terang-terangan mengatai putri keluarga Zaltam itu adalah seorang wanita malam.
Putri bungsu keluarga Zaltam yang memang sedari tadi tak ingin memperlihatkan wajahnya pun mengangkat dengan ragu.
Astaga pria itu benar-benar pria yang telah membayarnya mahal untuk melayani 5 pengawal waktu itu.
"Sudahlah kurasa tak ada yang perlu di bicarakan sekarang" Xavier meninggalkan rumah itu dengan semua orang yang hanya bisa diam.
__________
Bye ❄️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Reza
🆙
2022-04-22
0
Mrs bee
crazy up thor, semngat
2022-04-09
0
Mrs bee
masa iya ortu Xavier lebih memilih batu kerikil daripda berlian, ih b**o bgt.
2022-04-09
3