...#Happy Reading #...
6 Bulan sebelumnya...........
Rifan saat ini sedang berada di depan pintu kayu berwarna hitam dan terlihat kokoh, Rivan yakin ada ruang ruang bawah tanah di balik pintu itu.
Padahal saat rumah yang ia tempati sekarang di beli oleh orangtuanya, baik sang ayah maupun ibu tak ada yang membahas ruang bawah tanah itu.
Ceklek
Ceklek
Ceklek
Rivan mencoba menekan kenop pintu berkali-kali namun sia-sia, pintu terkunci.
Sejenak Rivan terdiam mengamati pintu itu, tak mungkin bisa di dobrak.
Mengamati pintu itu lebih teliti, merasa ada yang janggal di sana. Tapi apa....?
Tunggu.....
Pintu itu terkunci.....
Tapi.....
Tak ada lubang kunci? Juga tak ada gembok ? Apakah terkunci dari dalam? Pikir Rivan yang menemukan keanehan pada pintu itu.
Masih dengan rasa penasarannya, Rivan mulai meraba tekstur pada pintu itu.
Debu.....
Ada tumpukan debu yang menempel dan menutupi corak aneh di permukaan pintu itu.
Rivan mulai membersihkan debu yang di rasa menutupi corak yang hampir tak nampak di sana.
Setelah di rasa cukup bersih, Rivan kembali meneliti corak pada pintu itu, terdapat ukiran aneh di sana, jika melihat sekilas, ukiran itu berbentuk simbol sihir yang di lihatnya di anime-anime.
Namun di lihat lebih teliti lagi, itu berubah menjadi tumbuhan, hewan, angka, symbol, dan sayap, seolah ukiran itu mengabarkan sesuatu yang ada di alam semesta.
Di bawah ukiran itu ada sebuah tulisan yang tak dikenali oleh Rivan, namun anehnya ia merasa tertarik untuk menatap lama lukisan itu.
Raut wajah Rivan berubah aneh saat tulisan aneh yang di tatapannya lama mulai berubah menjadi kata-kata yang dapat di pahaminya.
'PENCIPTA'
Tanpa sadar Rivan mengumamkan kata itu dengan suara lirih.
Clek
Suara dari pintu yang seolah menyadarkannya, dengan ragu Rivan mengulurkan tangan kembali mencoba membuka pintu itu.
Ceklek
Pintu terbuka ............
Bersamaan dengan itupun cahaya terang menerpa wajah Rivan.
Seketika Rivan di buat takjub dengan apa yang di lihatnya, itu bukanlah sebuah ruang bawah tanah biasa.
Ruangan itu lebih mirip kulkas yang di penuhi oleh buah-buahan dan sayuran di dalamnya.
Kebun dengan berbagai tanaman yang telah berbuah.
Rivan melangkahkan kaki memasuki ruangan aneh itu, masih tak percaya dengan apa yang di lihatnya ia mencoba melihat langit-langit ruangan memastikan apakah ada langit dan matahari di atas sana.
Kosong, tak ada yang aneh dengan langit-langit ruangan itu.
Pandangan Rivan teralihkan pada sebuah benda yang mengeluarkan cahaya yang sangat mirip dengan matahari.
Benda itu melayang di atas sana, berdampingan dengan pelataran Es di sampingnya.
Rivan takjub dengan itu, kedua sisi itu benar benar sangat kontras, sisi yang bercahaya terasa hangat, sedangkan sisi yang berbeda dingin di penuhi dengan es.
Rivan menyipitkan mata melihat apa yang terletak di pelataran es itu.
Daging..... Bukan...... Itu adalah banyak hewan yang tengah membeku!!!.
Semua hewan nampak beku namun terlihat jelas hewan hewan itu hidup. Di lihat dari pergerakan pupil matanya yang mengikuti gerak gerik Rivan.
Melangkah lebih dekat, Rivan semakin jauh menelusuri Ruangan yang belum terlihat ujungnya itu.
Setumpuk Emas dan berlian serta batu batuan indah terletak di hadapannya tambang!!
Namun dinding tambang itu bukanlah sebuah tanah melainkan emas, kerikil nya berupa berlian serta batu batuan indah seperti Zamrud dan Ruby.
Apa yang di tambang di dalam sana jika tempat tambangnya saja sudah seperti tambang?? Pikir Rivan.
Rivan sebenarnya sedari tadi sudah tergiur dengan semua yang di lihatnya, hanya saja ia tak berani menyentuhnya karena takut akan resiko yang di terimanya.
Kembali melangkah menjauh dari sana, hingga sampailah Rivan di tempat 'pembuangan' tumpukan kendaraan yang terlihat seperti barang buangan ada di hadapannya.
Pernah melihat museum masa depan yang ada di dubai ?
Apa yang di lihat Rivan di hadapannya sekarang adalah gunung kendaraan masadepan yang saling bertumpukan.
Menggiurkan!!! Rivan ingin salah satunya.
Sejenak Rivan tergiur dengan berbagai macam kendaraan di sana, namun lagi-lagi ia tak berani menyentuhnya.
"Hufft" Rivan membuang nafas sejenak mencoba memikirkan apa yang di alaminya.
Tanpa sadar ia telah sampai di penghujung ruangan itu.
Perpustakaan ?
Deretan buku-buku besar tersusun rapih di hadapannya, perpustakaan ini hampir setengah dari keseluruhan ruangan yang telah Rivan telusuri.
Pandangan Rivan tertuju pada sebuah buku yang ada di tengah-tengah ruangan itu.
Rivan merasa tertarik menyentuhnya.
"Tak apa Rivan hanya menyentuh saja" kata Rivan meyakinkan dirinya sendiri.
Perlahan Rivan mengulurkan tangannya pada buuku hitam yang terkesan menyeramkan sekaligus mengagumkan itu.
"Dasar Penciptaan" Gumam Rivan membaca sampul buku itu.
Niat yang tadinya hanya ingin menyentuh berubah seketika, Rivan membuka sampul buku itu dan yang terlihat selanjutnya adalah gambar Tinta dan sebuah pena.
"Skenario adalah awal dari segala penciptaan"
"Siapa yang menciptakan Skenario?" Rivan membaca kutipan pada lembaran pada baris terakhir.
Tak ada jawaban.........
"Siapa yang menciptakan Skenario??" Gumam Rivan mengulang pertanyaan dari buku itu, namun tak menemukan jawaban.
Tiba-tiba halaman buku terbuka dengan sendirinya hingga sampai pada halaman terakhir.
"Akhir dari penciptaan adalah kehancuran" Rivan membaca teks yang ada di halaman terakhir buku itu.
Setelah menutup buku, Rivan terus berfikir tentang apa yang di maksud buku itu.
Tuhan
Kehidupan
Kematian
Hanya itu yang dapat menjawab semua pertanyaannya.
Larut dalam pikirannya, Rivan tak menyadari sebuah lingkaran sihir bercahaya di bawah kakinya, sampai sebuah meja muncul dari bawah tanah.
Di atas meja ada sebuah buku berwarna emas, dan di sampingnya ada beberapa alat yang mirip dengan suntik.
Rivan tentu terkejut, tangannya meraih buku berwarna emas yang ada di atas meja itu.
SKENARIO TELAH DI TULIS, SIAPA PENULISNYA?, judul buku itu.
Isi buku itu berupa panduan untuk menyuntikkan cairan yang ada di atas meja tadi.
Biru
Emas
Hitam
Dan Putih
Warna itu sesuai dengan warna cairan yang ada di atas meja.
Rivan memperhatikannya, siapa juga orang bodoh yang mau memasukkan cairan aneh yang tidak di ketahui ke dalam tubuhnya ?? Tentu saja tak ada kan ??
Rivan menghiraukannya, ia lebih memilih untuk beranjak pergi dari ruangan itu, mencoba melupakan hal gila yang di alaminya.
Saat setelah tiba di pintu untuk keluar, pikirannya terus saja di bayangi oleh buku hitam, buku emas dan setiap yang dilaluinya dalam perjalanan kembali.
"Ck" setelah berdecak, Rivan dengan segera berlari menuju meja tadi.
Langsung saja Rivan mengambil suntik berwarna Biru dan menyuntikkannya di lengan kanannya.
Berlanjut dengan warna Emas
Kemudian Hitam, Putih
Dan yang terakhir suntik yang tak memiliki warna, hanya berupa cairan yang mirip dengan air biasa.
Arrrrrrggggghhh
Rivan mengeram saat cairan yang mirip air itu telah di suntikkan sepenuhnya.
Buku emas di atas meja terjatuh.
-Cairan Gagal, tak di sarankan untuk menggunakannya-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Reza
🆙🆙🆙🆙🆙🆙
2022-04-22
1
Jimmy Avolution
Josss....
2022-04-05
1