...# Happy Reading #...
Rivan sudah berada di depan pintu Ruang bawah tanah yang ia temukan 6 bulan yang lalu, di sampingnya ada Riana yang menatap bingung pintu hitam itu.
Rivan ingin memberitahu apa yang ia temukan pada Riana agar adiknya itu tak banyak memikirkan hal-hal yang tak perlu di pikirannya.
Rivan menyentuh pintu itu sambil mengucapkan kata 'Pencipta' yang tak di mengerti oleh Riana.
Ceklek
Pintu terbuka, lihatlah bagaimana reaksi Riana mulutnya sudah hampir jatuh melihat pemandangan yang ada di sana, pemandangan yang sama saat pertama kali Rivan masuk.
Rivan melangkah masuk lebih dulu kemudian langsung saja menuju ke tempat dingin yang ada di sana.
Mengambil pisau yang terlihat sudah di siapkan.
Mendekat pada seekor ayam yang terlihat membeku, dan tanpa ragu lagi ia akan menyembelih hewan itu.
Di luar dugaan, saat pisau menyentuh tubuh beku si ayam, ayam itu sempat berkokok lebih dulu sebelum akhirnya pasrah untuk di sembelih.
Riana menatap takjub pada sang kakak yang terlihat membawa ayam yang masih berdarah itu padanya.
Rivan meletakkan ayam itu pada sebuah keranjang kosong berwarna emas yang tersusun rapi di sudut ruangan, kemudian menuju perkebunan sayuran untuk mengambil beberapa bahan makanan.
Riana yang melihatnya ikut ikutan mengambil sayur di samping kakanya.
"Ini tempat apa kak?" Tanya Riana.
Rivan mengangkat bahunya tak tahu. Sebelum berbicara dengan pelan "ingat, ini rahasia jangan membocorkannya pada siapapun" katanya.
Riana mengangguk mengerti dengan senyum manisnya.
Setelah di rasa cukup, akhirnya mereka meninggalkan ruangan itu. Riana terus bertanya ini itu tentang apa yang baru saja ia lihat namun hanya di balas seadanya oleh Rivan.
"Besok kakak ajak jalan-jalan ke dalam" kata Rivan. "Sekarang tidur"
Riana mengangguk semangat kemudian beranjak menuju kamarnya di lantai 2.
__________
Seminggu berlalu sejak Rivan mengajak Riana mengelilingi ruang bawah rumahnya.
Keduanya menjadikan perpustakaan sebagai tempat favorit mereka, di sana cukup banyak ilmu pengetahuan yang dapat di peroleh. Melihat dari ukurannya dan banyaknya buku, Rivan dapat menyimpulkan bahwa perpustakaan itu mungkin adalah perpustakaan terlengkap yang ada sampai saat ini.
Hari-harinya mulai berjalan dengan normal, keuangan yang tadinya sekarat mulai pulih dengan penjualan kerikil emas yang di ambil dari tambang berlian. Harganya cukup fantastis karena jenis emas yang dijualnya termasuk emas murni dengan kualitas tinggi.
Penjualan 4 hari yang lalu senilai 2 miliar lebih untuk 3 Kg emas, dan emas itu hanya berupa kerikil tambang bahwa tanah. Rivan belum mengetahui apa yang di tambang di goa emas itu, mungkin lain kali ia akan masuk lebih jauh untuk mengetahuinya-pikir Rivan.
Sedangkan Riana kembali aktif bersekolah, ia semakin sibuk menjelang ujian kelulusannya.
Rivan saat ini sedang duduk di bangku yang ada di perpustakaan, membolak-balikkan halaman demi halaman buku yang ada di tangannya dengan serius, ia tak memikirkan kuliahnya lagi, ilmu yang di butuhkan semua ada pada perpustakaan ini.
Perpustakaan terbagi berdasarkan rak bukunya, mulai dari buku bisnis dan ekonomi, kesehatan, otomotif, transportasi, hiburan, hingga hal hal yang berbau dewasa juga ada lemarinya tersendiri dan semuanya tersusun rapih tanpa debu sama sekali.
Seperti saat ini, Rivan tengah asik memandangi gambar yang terlihat bergerak di ********** memperlihatkan bagaimana kegiatan yang terjadi di dalam buku dewasa itu.
Glek
Rivan menelan Saliva nya bagaimanapun ia adalah lelaki normal yang berada di puncak masa pubertasnya 19 tahun.
Sesuatu di antara dua pahanya sudah sedari tadi berdenyut tak karuan.
Huffffft
Menarik nafas yang dalam, Rivan akhirnya memilih tidak melanjutkan membaca buku dewasa yang lebih mirip sebuah video bumerang di setiap gambar dengan disertai penjelasan.
Buku-buku itu memang aneh, namun semakin di perhatikan malah menjadi semakin menarik.
Baik Rivan maupun Riana menyadari jika dirinya melangkahkan kaki masuk di ruang bawah tanah ini, mereka seolah-olah di bawa ke dunia fantasi semua hal yang di lihatnya tidak masuk akal sebelum di saksikan sendiri dengan mata kepala.
Setelah meletakkan buku dewasa itu, Rivan berjalan menuju rak yang berisi buku-buku tentang dunia medis, mulai dari sejarahnya, medis tradisional dan obat-obatannya, hingga medis modern, semua tersusun berurutan dari dasar hingga ke ilmu tang lebih rumit ini memudahkan Rivan untuk lebih memahami semuanya secara cepat dan tepat.
Ah mengenai system, sejauh ini Rivan belum mengetahui banyak tentangnya, tentang system yang bisa memperoleh informasi namun harus dengan data yang cukup seperti nama lengkap. Rivan tak ambil pusing dengan fungsi system, selagi ia masih dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, bodoh amat dengan dunia luar.
Puas membaca buku mengenai anatomi, Rivan menuju tempat di mana ia melihat rongsokan kendaraan yang terlihat seperti dari masa depan bertumpuk seperti gunung.
Rivan mendekat pada sebuah kendaraan yang berada agak di pinggir sehingga tak tertumpuk dengan kendaraan lainnya.
Kendaraan itu mirip motor, namun tak memiliki roda Rivan menyerngitkan dahinya itu lebih mirip sky boat di pantai.
Rivan mengambil posisi duduk di atasnya, namun ia bingung cara mengoperasikan kendaraan aneh itu.
Setelah di perhatikan dengan seksama, Rivan dapat melihat ada tempat untuk meletakkan sidik jari seperti absen elektronik karyawan kantor.
Dengan ragu Rivan mengulurkan jari jempolnya pada tempat itu.
Beberapa saat terlihat kendaraan itu seperti memindai sidik jari Rivan sebelum sebuah layar hologram terpampang pada kepala kendaraan.
Setelahnya kendaraan itu tiba-tiba melayang di atas tanah, Rivan yang sudah terbiasa terkejut masih saja terkejut dengan apa yang terjadi.
Terpampang jelas status kendaraan di sana, seperti speedometer, waktu serta tanggal, dan sesuatu yang cukup aneh menurut Rivan.
| Energi kristal 10 %🔷|
"Mungkin bahan bakarnya" gumam Rivan.
Tak mau ambil pusing, Rivan memilih mengemudikan kendaraan yang ia sebut Mob itu dengan cara yang sama Persis seperti motor matic miliknya.
Mob berjalan lancar meninggalkan gundukan kendaraan lainnya yang di kemudikan oleh Rivan menuju goa emas tempat tambang.
Sekalian memeriksa isi tambang itu- pikir Rivan.
Mob bergerak meliuk-liuk mengikuti jalan masuk goa yang cukup untuk di lewatinya sesekali bak kuda yang sedang meloncati palang, Rivan juga melakukan hal yang sama pada Mob saat menjumpai batu yang sekiranya tinggi.
Senyum kesenangan yang sudah lama tak terlihat kini nampak di wajah Rivan, jidatnya yang putih mulus terpampang akibat rambut yang biasa menutupinya tertiup angin.
Kecepatan Mob saat ini terlihat 50 Km/jam dan Rivan merasakan itu terlalu santai? Atau karena Mob inilah yang terlalu nyaman di kendarai.
Setelah beberapa menit mengagumi isi goa yang terlihat berwarna-warni, Rivan akhirnya tiba di tempat yang menurutnya sangat luas!.......
See You ❄️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Reza
🆙🆙
2022-04-22
1
Jimmy Avolution
Keren...
2022-04-05
1