Ale-5

...# Happy Reading #...

Aula goa, itulah yang pertama kali terlintas di benak Rivan menyaksikan tempat ini.

Mewah dan mahal.

Aula yang luasnya sekitar 4 kali lapangan sepakbola sudah ada di hadapannya tiang 7 tiang tinggi menopang langit-langit ruangan yang terlihat menyilaukan.

Rivan baru menyadari, seharusnya sudah sedari tadi gelap datang menghampiri dirinya saat masuk ke tempat ini namun itu tak terjadi karena ada cahaya yang berasal dari dinding emas goa ini benda itu bercahaya bak lampu penerang.

Rivan berdecak kagum melihat semuanya.

Masuk lebih dalam melewati aula, Rivan sampai pada sebuah taman yang di tumbuhi oleh tumbuhan emas yang berbunga kristal dengan berbagai warna.

Di taman itu ada sebuah tanaman yang langsung menarik perhatiannya bentuknya paling tinggi dan paling besar serta berada di pusat seluruh tanaman.

Bunga kristal yang berwarna pelangi pada tanaman terletak paling atas sangat mirip dengan sebuah mahkota.

Bunga itu seolah mengatakan 'Akulah pemimpin tempat ini, akulah rajanya'

Rivan tertarik dengan tanaman itu, akhirnya ia berjalan mendekatinya melewati banyak tanaman lain.

Tinggi tanaman itu kira kira sebatas bahunya yang tinggi Rivan sendiri adalah 190 cm.

Sekitar 175..........

Di tengah-tengah kelopak terlihat ada sebuah liontin dengan bandul tanaman dengan dua daun berwarna hitam dan putih.

Tangan Rivan terulur mengambil liontin itu mengamatinya dengan seksama.

"system bisa identifikasi benda ini?" Tanya Rivan pada system yang terus saja diam seolah tak ada.

[Bisa tuan]

[Liontin itu di sebut dengan liontin elemen hanya seseorang yang memiliki elemen hitam dan putih yang dapat memakainya]

"Oh berarti aku bisa pakai ini?" Tanya Rivan mengingat pemberitahuan system saat ia berada di rumah sakit.

[Bisa tuan]

Rivan tanpa berbicara langsung saja memakai liontin itu namun.......

Tak ada apapun yang terjadi, harapan Rivan dirinya akan merasa jauh lebih kuat dari sebelumnya dan mungkin sedikit lebih tampan?.

"Apa fungsi liontin ini?" Tanya Rivan.

[Untuk menyembunyikan elemen milik anda, serta menambah kekuatan sihir anda tuan] jawab sistem.

"K-kau!!" Rifan geram, menurutnya kalung yang sedang ia gunakan tak ada artinya sama sekali karena saat ini bumi tak memiliki energi sihir.

[.......] System hanya diam karena ia hanya akan menjawab dan berbicara saat di tanya atau di perintah.

"Yasudah kita kembali saja, Riana akan pulang sebentar lagi" gumam dirinya sendiri.

Rivan mendekat pada kendaraan yang sebelumnya ia parkir, mungkin karena terlalu asik ia lupa mematikan kendaraan itu.

Saat Mob akan di gas, ia tak bergerak.

|Energi Kristal 2%🔷 harap mengganti kristal lebih dulu⚠️|

Itulah yang dapat di baca oleh Rivan pada layar hologram di sana.

"Mampus" gumam Rivan menatap nanar kendaraan yang masih melayang sekitar 10 cm dari permukaan tanah.

"System? Bagaimana mengganti kristalnya?" Tanya Rivan.

[Anda bisa mengambil kristal yang ada di bagian kanan depan]

Rivan mengikuti perintah system ia melihat permukaan bagian kanan depan dan menemukan bentuk kotak di sisi sana.

Rivan mencoba menekan kotak itu.

Ceklek

Terbuka dan langsung saja ia di perlihatkan dengan sebuah kristal yang sudah tak memiliki warna terjepit di sana.

Rivan mengambil kristal itu dan secara perlahan Mob yang tadinya masih berada 10 cm di atas permukaan tanah turun secara perlahan.

"Di ganti dengan apa?" Tanya Rivan.

[Anda bisa memetik kelopak bunga yang ada dekat anda] jawab system.

Rivan langsung saja mencabut kelopak bunga yang tepat berada di samping, kelopak itu berwarna merah gelap. Kemudian langsung di jepit di posisi yang tadi dan di tutup.

Kemudian Rivan kembali meletakkan jari jempolnya yang sudah ia anggap sebagai tempat kunci di Mob.

Dan berhasil.

|Energi Kristal 170%🔷|

"Oh lebih angka seratus?" Gumam Rivan.

[Kristal yang anda gunakan sedikit berbeda dengan yang tadi] system menjawab seolah apa yang keluar dari mulut Rivan tadi di tujukan padanya.

Rivan mengangguk saja, bodoh amat dengan itu.

Kembali melewati aula goa sambil sesekali mengambil kristal di dinding yang tertancap tidak terlalu dalam.

Tak terasa Rivan telah berada di ruang bawah tanah sekitar 9 jam sejak pukul 6 pagi.

Setelah menutup pintu hitam ruang bawah tanah itu, Rivan berjalan menuju dapur dimana Riana seharusnya sudah berkutat menyediakan makan siang di sana.

Kosong

Tak ada aktivitas di sana, makanan pun belum ada.

Mungkin Riana baru saja datang dan membersihkan diri di kamar-pikir Rivan.

Memilih untuk menuju kamar Riana dan mengetuk pintu lebih dulu sebelum masuk. Bukan apa-apa Rivan melakukan itu, takutnya sang adik sedang menganti seragam di dalam sana.

Tok. Tok. Tok.

"Ana?" Kata Rivan datar

Tok. Tok. Tok.

"Ana?"

Taka ada jawaban.

Rivan memilih memutar kenop pintu dan ternyata tak terkunci, kamar Riana juga kosong tak ada bekas seragam sekolah di sana.

Mengecek kamar mandi juga tak ada.

Rivan panik sendiri...... Ada apa ini? Apa yang terjadi dengan Riana sekarang?

Memilih menenangkan diri, Rivan menuju ruang tamu untuk menunggu sang adik pulang, sesekali ia melirik jam yang terpajang di dinding.

10 menit lagi tepat pukul 4 sore dan Riana belum ada kabar, mencoba menghubungi namun ia teringat belum sempat membeli ponsel baru untuk Riana, ingatkan dia nanti.

10 menit berlalu, tak ada tanda tanda Riana akan datang, Rivan semakin panik sampai akhirnya dengan pikiran bodohnya ia mengingat system.

"System temukan Artelariana Dominic" perintah Rivan.

[..........] System memberinya data dan tempat Riana saat ini.

Mengetahui tempat adiknya sekarang, perasaan Rivan menjadi kacau, pikirannya sudah kemana-mana dalam hati ia terus berharap semoga adiknya itu tak melakukan hal yang di luar batas.

Ia segera menuju kamar untuk mengambil kunci motor serta sweater hitamnya kemudian menghampiri motor matic buntutnya dan berlalu menuju tempat yang di beritahu system.

Dan sialnya jalan raya macet karena Sekarang adalah jam pulang kantor dengan sedikit sabar ia menunggu antrian yang lumayan panjang.

Sekitar 1 jam terjebak macet, Rivan akhirnya mengemudikan motornya dengan kecepatan yang lumayan tinggi menuju di mana Riana berada.

Matanya memerah menahan amarahnya akibat pikiran buruknya sendiri, jantungnya berdegup kencang bersama dengan naiknya adrenalin yang di picu karena sedang mengendara di kecepatan tinggi.

Setelah beberapa saat, Rivan sampai dengan perasaan yang tak karuan menatapi bangunan yang terlihat tinggi itu, sekarang jam menunjukan pukul 18:00, Rivan bahkan melupakan rasa laparnya saat ini.

Dengan wajah tegasnya ia langsung berjalan memasuki lift melewati kemanan dan petugas yang berjaga, bodoh amat dengan mereka.

Ceklek.....

Pintu ruang terbuka seketika itu juga air mata Rivan membasahi wajah datarnya...........

Bye ❄️

----------------

Oke sampai sini dulu bahahaha besok kita lanjut ya!!! jangan lupa Likenya :v

BTW cerita ini bakal ada lintas Dimensi jadi yang nggak suka bisa di skip.......

Terpopuler

Comments

Reza

Reza

🆙

2022-04-22

0

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

Sippp...

2022-04-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!