"Bisa saya sholat dikamar mu?"
Ai tidak menjawab, gadis itu langsung berlari kecil meniggalkan Daeng.
Enna dan Rendra memperhatikan kedua orang itu dari jarak lumayan dekat.
"Aku jadi ngebayangin, kalau Aa, dan Ai nikah! Captain tidak boleh masuk kamar, dan akhirnya si Captain harus. Tetap bertahan berdiri diambang pintu! Seraya mengetuk pintu! Minta dibukakan!" Enna menggeleng pelan, bayangan lucu itu telah terekam di otaknya.
"Kasian!" Rendra menggeleng pelan. Membayangkan nasib Captain, yang malang.
Di dapur Ai, sedang menata makanan yang akan dihidangkan untuk tamunya. Akan tetapi dia baru ingat harus memberi tahu kakak, jika tamunya sudah datang.
"Mbak Dewi, aku ke kamar dulu ya! Aku lupa nanyain kapan kakak pulang! Soalnya sudah hampir i'sya!"
Mbak Dewi mengangguk pelan, Ai pun berjalan ke kamarnya. Gadis itu membuka pintu kamarnya pelan, Ai selalu saja menundukkan kepala. Hal ini justru akan membuatnya dalam masalah.
Cekklek! Ai mengunci pintu kamarnya. Gadis itu membalikkan badannya dan.
"Aaa ...aaa ...aaa!" teriak Ai saat melihat sosok lelaki sedang berbaring di kasurnya. Ai segera membalikkan badannya dan menarik handle pintu. Sialnya pintu tidak bisa dibuka.
Teriakan Ai terdengar diruang tamu. Membuat semua menatap ke kamar Ai. Sedangkan Daeng, yang tadi berbaring di ranjang. Lelaki itu terperanjat kaget saat mendengar teriakkan Ai.
Sebenarnya tadi Captain, Ingin langsung keluar dari kamar Ai, setelah sholat usai. Akan tetapi saat melihat jam yang menggantung di kamar Ai. Kurang tiga menit memasuki sholat isya, dia memutuskan untuk membaringkan tubuhnya sejenak. Karena lelah, maklum jarak antara tempat pesta dan rumah Bapak, terbilang jauh. Ternyata inisiatif Daeng buat menyambung sholat isya. Malah membuat sirine Ai bunyi lagi.
"Bapak! Tolong bukain pintu Ai!" Ai menggedor pintu sambil menarik handle.
Rendra dan Enna saling menatap, kedua adik-kakak itu. Sepertinya mendapatkan tontonan gratis.
Daeng berjalan kearah Ai, lelaki itu berdiri dibelakang Ai. Yang terus menarik handle. Kini posisi Captain sedang mengungkung tubuh Ai dari belakang. Tangan kekar Daeng, memegang tangan Ai yang menarik handle.
Ai merasakan hangatnya telapak tangan Daeng. Hal itu membuat ia menjerit.
"Aaa ...aaa ...aaa!" Ai berteriak karena itu kali pertama dia. Ada di satu ruangan dengan lawan jenisnya. Apalagi posisi dada Daeng menempel di kepalanya.
Bapak langsung berlari kearah kamar Ai. Yang dikuti om Hanan dan mama. Sedangkan Enna dan Rendra tetap duduk nyantai. Drama Korea terbaru, baru dimulai.
"Sirine ke–tiga berbunyi! Apa yang terjadi dengan Capt! Hilafkah?" Enna menikmati setiap waktu yang terjadi.
"Capt, kehilangan kendali dan akhirnya, brakkkk. Oleng, imannya menipis dan terjadilah! Blup!" Rendra memainkan kedua tangannya. Seolah sedang berciuman.
"Ai kenapa kamu Nak?" Bapak menggedor pintu. Om Hanan berdiri di samping Bapak.
"Bapak, pintu Ai nggak bisa dibuka huaaaaaa!" Ai menangis, gadis itu berjongkok di pinggir pintu.
Membiarkan Daeng menarik handle pintu sendiri.
Daeng menatap wajah Ai, yang dibasahi air mata. Lelaki itu menghela nafas kasar.
"Saya enggak ngapa-ngapain kamu, kenapa nangis? Percayalah ini pasti terbuka!" Daeng masih menarik handle pintu. Kenapa otak Captain, tidak berfungsi saat kondisi seperti ini. Bukankah seorang Pilot, mempunyai sifat sense of accuracy. Lantas mengapa ini tidak berguna saat urgent.
"Bapaaaaaaaaak! Aiiiiii! Mau keluar!" teriak Ai, sambil menangis.
Enna dan Rendra tertawa cekakakan karena teriakan Ai.
Mama menatap anaknya tajam, ini sedang ada masalah. Mereka malah bahagia lahir batin.
"Bapakkkkkkkkk!" Ai kembali berteriak, membuat Daeng budek seketika.
'Gila, ini anak! Aku nggak ngapa-ngapain dia. Kenapa jatuhnya seperti korban pelecehan! Harusnya dia bisa tenang, kalau teriak terus, yang ada malah runyam!'
"Dengerin Bapak! Ai, kau dengar?" Tidak ada sahutan dari dalam kamar.
Ai menarik ujung celana Daeng, seolah membutuhkan pertolongan. Daeng menundukkan wajahnya, untuk menatap Ai. Matanya membulat melihat Ai, seperti orang kambuhan penyakit asma. Lelaki itu langsung berjongkok memegang pundak Ai.
"Ai-Ai your okay?" Daeng menepuk pipi Ai. Lelaki itu merengkuh kepala Ai.
Ai menarik napas panjang, dadanya terasa sesak.
Ai menarik kaus Daeng bagian leher, dadanya naik turun.
"Ai bertahanlah!" Daeng mengangkat tubuh Ai, yang semakin memprihatinkan. Lelaki itu menyandarkan tubuh Ai, di kepala ranjang. Mencoba mencari alat bantu pernapasan. Tapi dia tidak menemukan alat itu. Daeng melirik kearah Ai, gadis itu semakin kesulitan bernapas. Membuat Daeng tambah khawatir. Lelaki itu langsung berlari mendekati Ai.
"Ai! Ai masih dengar Mas?" Lelaki itu menggoyang pundak Ai.
Daeng mulai mengendorkan baju Ai. Karena itu adalah salah satu cara utama, untuk membantu orang yang susah bernafas. Lelaki itu membuka kancing kemeja Ai. Gadis itu menggeleng kepalanya, lemah seolah bilang. 'Jangan-jangan' Mulutnya seolah terkunci.
Akan tetapi Daeng tetap dalam pendirian.
Daeng mengangkat dagu Ai dengan hati-hati. Membuat posisi kepala Ai, menjadi mendongak. Daeng mencubit lubang hidung Ai. Capten menarik napas dalam, dan meletakkan mulutnya menutupi mulut Ai. Jadilah mouth to mouth antara Ai dan Daeng. Dan diwaktu bersamaan, pintu kamar terbuka. Semuanya terbelalak kaget, saat meyaksikan. Daeng dan Ai beradegan intim. Apalagi dengan Ai, yang hanya memakai tank top. Dan tangannya digulung dileher Daeng.
"Daeng!" Lelaki itu menarik kerah baju Daeng dari belakang.
...***...
Nampaknya akan ada sesuatu. Mempererat atau Memperenggang hubungan.
Masuk katagori dewasa nggak sih?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
yaampuuuun, ngakak aku captain😂😂😂😂😂😂
2022-04-10
0
Asfa black sweet
wkwkwk...langsung nikah nih kayak nya...👏👏
2022-04-06
1
I Fa
ngakak bener lihat tingkah laku daeng ama aii
Cie kayanya bakalan nikah malam ini juga
2022-04-06
0