Setelah meletakkan semua cangkir di meja. Ai, berdiri di samping Bapak. Gadis itu kembali menunduk. Mata Ai, terbelalak saat melihat seseorang menyodorkan telapak tangan kearahnya. Ai mengangkat tangannya dengan sedikit bergetar. Saat ingin menyentuh tangan orang itu, telapak tangannya menggenggam. Ya dia ragu-ragu, untuk berjabat tangan. Dengan telapak tangan lebar itu.
"Ehem!" Dehaman itu membuat Ai, segera menjabat tangan lebar itu.
Daeng menjabat tangan Ai, kuat. Lelaki itu bisa merasakan getaran dari tangan Ai.
Captain juga bisa melihat bahu Ai, nampak bergetar hebat. Kaki Ai, mundur sedikit. Membuat tubuhnya sedikit terhuyung kebelakang. Spontan Daeng memegang pundak Ai, dengan tangan kirinya. Agar Ai, tidak jatuh ke belakang.
"Aaa ...aaa ...aaa!" teriak Ai, saat tangan kekar itu memegang pundaknya.
Membuat seluruh keluarga om Hanan, menatapnya.
Ai menepis tangan Daeng. Gadis itu berlari ke kamar sambil bergidik ngeri. Terlalu sensitif terhadap sentuhan lelaki.
Daeng menatap punggung Ai, dengan kerutan di keningnya.
'Ha? Dia kenapa teriak-teriak. Sebenarnya siapa yang akan menjadi calon istriku. Tidak mungkin gadis itu kan! Dia lebih pantas sebagai adikku! Mungkin saja Kakaknya, yang akan dijodohkan dengan ku' batin Daeng sambil duduk lagi.
"Maaf! Atas kejadian ini!" Bapak menunduk malu karena kelakuan putrinya.
"Tidak masalah Kang Mas, itu wajar kok!" Mama tersenyum memaklumi.
"Gila suara sirine Kakak ipar, bikin merinding. Nggak bisa ngebayangin kalau, malam pertama sama Aa! Pasti bunyi mulu!" Enna menggeleng pelan. Kedua kakaknya yang duduk menghimpitnya. Mampu mendengar perkataannya.
Rendra menahan tawanya, pemuda itu menutupi mulutnya dengan tangan.
Sedangkan Daeng berpikir keras, mencoba memahami yang Enna maksud.
'Kakak ipar? Maksud Enna, apa? Tidak mungkin! Dia tidak mungkin yang dijodohkan denganku' Daeng menggeleng yakin, jika gadis yang berteriak adalah adik dari calon istrinya.
"Enak banget Aa, nikah sama Kakak ipar tidak perlu. Mengeluarkan uang bulanan banyak. Lihat saja, dia tidak memakai make-up sama sekali!" Enna menyadarkan kepalanya di bahu Rendra. Dan menepuk pundak Daeng.
Jujur saja Daeng tidak sempat melihat wajah Ai. Karena sewaktu bersalaman Ai, terus menunduk.
"Enna! Kau jangan bercanda!" Daeng terlihat geram.
"Aku tidak becanda, dia memang calon istrinya Aa. Dan aku lebih tua darinya 2 tahun!" Enna memperlihatkan jari telunjuk dan tengah.
Daeng mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Mimpi apa dia harus menikah dengan gadis yang lebih cocok jadi adiknya.
Daeng baru teringat. Jika ia belum melakukan kewajibannya. Daeng berbisik ditelinga adiknya.
"Enna! Aa belum sholat magrib, kurang sepuluh menit nih! Tadi Aa, buru-buru jadi lupa mampir musholla!"
"Om! Aa, mau sholat katanya!" Enna bersuara. Membuat Bapak yang tadi asik bercengkrama dengan papa dan mama. Teralihkan perhatiannya karena Enna bersuara.
"Oh ... silahkan! Kamar mandinya ada dibelakang!" Bapak tersenyum kearah calon menantunya. Daeng mengangguk pelan kemudian meninggalkan ruang tamu. Daeng pun kembali dengan wajah yang sudah basah.
"Lan! Kamar Ayyas dikunci!" Emak'e memberi tahu.
"Yasudah, biar Captain sholat dikamar Ai!" Bapak menjawab.
Daeng hanya diam saja, apa yang akan terjadi. Saat bertemu dengan gadis yang tadi berteriak entah karena apa. Jujur Daeng masih bingung.
Tok ...tok ...tok
"Ai, keluarlah! Biarkan Mas Captain sholat dikamar mu!" Emak'e mengetuk pintu.
Ai yang mendengar suara Emak'e, dia tidak mau membuka kamarnya.
"Ai, waktu magrib sangat sebentar! Kasian Mas Captain, kalau harus ninggalin sholat!"
Daeng hanya menyandarkan tubuhnya ditembok kayu di samping pintu kamar Ai.
Ai berpikir sejenak, sebenarnya dia itu manusia atau setan. Kenapa menghalang-halangi orang yang mau bersujud kepada Pemilik-Nya. Dengan berat hati akhirnya Ai, membuka pintu kamarnya. Pintu itu terbuka sedikit demi sedikit, mata Ai terkejut. Saat Daeng berdiri di samping pintu kamarnya. Lelaki itu bersendekap. Matanya menatap dirinya, membuat Ai langsung menunduk.
"Bisa saya sholat dikamar mu?"
...***...
Aa harusnya bilang "Bisa saya jadi imammu sekarang juga Neng Ai"
Thanks!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
captain mo nikah ma bocah ni ceritanya😂 kebayang lucunya
2022-04-10
0
Asri
krn si captain sadar diri thor, dia sdh telat, pastinya ai sdh sholat sedari tadi 🤭
2022-04-05
0
I Fa
iya tuh harusnya aa daeng bilang gitu sama ai kayanya si ai bakal pingsan dahh😁😁. Cemungut kakak othor yang rajin update ya
2022-04-05
0