"Suprii, Ucup, seraang!"
Namun tiba-tiba sreettt....
Mereka yang ada di sana menjerit histeris melihat aksi Syafira.
Fira menggoreskan ujung pisau ke wajah Parto hingga mengeluarkan darah.
"Waaaw! bunda hebat!" ucap Felix. Bukannya takut, Felix malah merasa takjub melihat aksi Bundanya.
"Jangan melangkah! Talau tidak, bos kalian akan mati di sini!" Perintahnya menatap tajam anak buah Parto.
"A ampuni ka ka mi bocah! le lepaskan saya!" Parto merasa ketakutan, dia merasa nyawanya di ujung tanduk ketika lawannya benar marah.
"Cih, melepaskanmu? Apa jaminannya jika saya lepaskan hah?" bentak Fira sambil menaruh ujung pisau ke lehernya Parto.
"Ka kami akan berhenti merampok, kami akan bertaubat, dan kami akan menuruti perintahmu," janjinya dengan suara terbata penuh ketakutan.
Sedangkan Ucup malah mengompol saking takutnya.
"Bau apa nih?" ucap Felix.
Ia mencari-cari asal bau itu, matanya melotot kemudian tertawa.
"Hahaha maca pleman ngompol!" tunjuk Felix ke Ucup.
Semua yang di sana tertawa terbahak-bahak.
"Hahaha, kau lucu om! Badan aja di gedein, tapi nyali ciut kaya kerupuk." Amarah Fira mulai mereda setelah melihat tingkah anak buah Parto.
"Udah ah, sono om pulang! Mandi, cuci muka, gosok gigi langsung tidur! Suruh tuh anak buah om cuci celananya, bau pesing!" kata Fira mendorong Parto kedepan.
"Kali ini saya ampuni kalian, tapi jika saya melihat kalian merampok lagi saya tidak akan segan-segan membunuh kalian!" mata Fira memerah bak harimau mencari mangsa. Tatapannya begitu menyeramkan seolah ingin membunuh.
Nyali mereka semakin menciut melihatnya, tubuh mereka gemetar ketakuatan.
"Ba baik, ka kami janji."
Tanpa aba-aba, Parto dan Supri lari terbirit-birit. Sedangkan Ucup malah diam dengan lulut gemetar tak bisa melangkah.
Supri yang sudah keluar kembali lagi menarik Ucup untuk segera pergi dari sana.
"Kalian tidak apa-apa?" tanya Fira setelah semuanya aman.
"Kami tidak apa-apa, terima kasih sudah menyelamatkan kami," kata Dinda mewakili.
"Terima kasih Syafira, ini kedua kalinya kamu menolong," ujar Amel.
"Sama-sama, aku hanya membantu semampuku."
"Bunda, hebat! aku mau sepelti bunda, jago belkelahi bantu olang-olang," ucap Felix.
Fira tersenyum. "Pak Heru, tolong urus ke kekacauan di sini! Saya ganti semua kerugiannya."
"Baik," jawab Heru.
"Saya pamit dulu. Maaf, karena saya Cafe ini jadi berantakan," ucap Fira merasa bersalah.
"Tidak apa nona, justru kami yang harus berterima kasih karena anda kami semua selamat dari perampokan," balas manager Cafe di sana yang kebetulan dia seorang wanita.
"Sama-sama," saut Fira.
Setelah dari Cafe , mereka melanjutkan acara jalan-jalan nya. Dengan bantuan google maps, Syafira bisa mencari tempat bermain terdekat.
Felix begitu antusias saat tiba di wahana permainan, dia mencoba segala macam permainan. Fira yang duduk tersenyum sesekali melambaikan tangan Kepada sang anak.
"Bunda," pekik Felix melambaikan tangan.
"Hati-hati mainnya nak!"
"Baik bunda," balas Felix.
Setelah puas mereka memutuskan untuk pulang, tapi sebelumnya Felix meminta untuk di belikan ice cream.
"Bunda, aku mau ecklim," Rengek Felix manja.
Felix terus menarik tangan Fira, dengan sedikit berlari Fira mengimbangi langkah Felix yang berlari menariknya.
"Sayang, belinya jangan banyak-banyak ya, satu aja!"
"Tapi aku mau dua!" pinta Felix.
"Jangan banyak makan ice cream! nanti giginya sakit, terus bolong dan ada kumannya," ucap Fira berusaha membujuk.
Felix mengangguk, "Baik bunda."
Setelahnya mereka berlalu untuk pulang. Sambil berjalan Felix selalu bercanda, bahkan dia berlari meninggalkan Fira di belakan.
"Felix, jangan berlarian, Nak!" pekik Fira memperingati.
Bruukk...
Tanpa sengaja Felix menabrak seorang wanita.
"Maaf Tante!" ucap Felix menyesal.
Muka dia merah karena marah, dia mengibaskan pakaiannya yang ternoda pakai tangan.
"Maaf maaf, ini baju gue jadi kotor, jalan yang bener," bentak dia.
"Anak siapa sih? bandel banget!" timpal perempuan yang satunya lagi.
Felix hanya diam menatap polos tanpa rasa takut.
"Lihat, Mah! Baju mahal aku jadi kotor," ucap Bela.
"Heh, anak bandel! Mana orang tua mu?asih kecil sudah bandel, mau jadi apa kamu?" bentak Elsa mamanya Bela sambil mendorong bahu Felix
"Saya di sini! anak saya sudah meminta maaf, kenapa kalian masih marah?" saut Fira menangkap tubuh mungil anaknya agar tidak terjatuh.
"Jadi kau ibunya?" Elsa meneliti penampilan Syafira dari atas hingga bawah.
"Ck, ternyata hanya wanita miskin," cibir Elsa.
"Ada apa ini jeng?" tanya seseorang menghampiri. Dia melihat ke wanita yang ada di depannya. Matanya membola karena terkejut.
"Hey janda gatel! ngapain kau disini?" hardik Ratih.
"Kamu mengenalnya jeng?" tanya Elsa.
"Dia janda gatel yang saya ceritakan itu jeng."
Bu Ratih dan Elsa saat itu sedang mengadakan pertemuan arisan antara ibu-ibu sosialita.
Dengan sinis Elsa menghina penampilan Fira. "Ooohh, jadi ini orangnya? Ck, bagusan anak saya kemana-mana. Di lihat dari penampilannya dia hanya orang miskin."
Fira Menghelakan nafasnya kasar, tanpa mau memperkeruh keadaan ia memutuskan untuk meninggalkan tempat itu. Tapi langkahnya di hadang oleh Bela.
"Hei, mau kemana kau?" cegah Bela.
"Pulang! saya tak punya urusan dengan kalian yang orang kaya," jawabnya. Wajah Fira berubah menjadi dingin.
Elsa ikut menghadang langkah Fira. "Eiittt tunggu dulu, janda miskin! kau fikir setelah merusak pakaian anakku, kami akan membiarkanmu pergi? tidak, saya tidak akan membuat kau mudah pergi dari sini!"
"Anda siapa nyonya? dan kenapa saya tidak boleh pergi?" tanya Fira menatap Elsa.
Fira menuntun tangan Felix ingin meninggalkan tempat itu.
Bu Ratih mendorong bahu Fira hingga ia mundur beberapa langkah.
"Waktu itu saya membiarkan kau menang, dan sekarang saya akan membalasmu!" tunjuk Ratih.
"Nenek sihir! Kenapa kalian ganggu kami?" celetuk Felix.
"Hei, anak kecil diam!" bentak Bela.
Fira menggelengkan kepala agar Felix tidak melawan.
Ketiga orang itu saling lirik, merencanakan sesuatu.
"Perhatian semuanya!" Bu Ratih menepuk-nepuk tangannya meminta perhatian semua orang.
"Untuk kalian dengarkan baik-baik! dan lihat baik-baik! Dia," tunjuk Ratih pada Fira.
"Adalah pelakor, dia janda dan dia selalu berusaha menggoda para lelaki kaya, jadi kalian berhati-hatilah padanya!" Ratih berucap penuh dendam, dia akan mempermalukan Fira sebagai balasan karena sudah berani menantangnya.
Semua yang di sana saling berbisik, mencemooh Fira. Felix mengepalkan tangannya marah.
"𝑱𝒂𝒏𝒅𝒂 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒌𝒐𝒓?" 𝒈𝒖𝒎𝒂𝒎 𝒃𝒂𝒕𝒊𝒏 𝑭𝒊𝒓𝒂. Ia menyunggingkan tipis sudut bibir nya dengan sinis.
"Bunda, bukan janda pelakol!" teriak Felix membela Bundanya.
"Mana ada pelakor ngaku? Sudah miskin, janda, pelakor pula!" Bela ikut menghina.
"Kalian boleh menilai ku sesuka kalian, kalian boleh menghinaku sepuasnya. Tapi dengarkan oleh kalian! tidak semua janda jadi pelakor, dan tidak semuanya pelakor itu janda," kata Fira dengan santai.
"Halaaah, pelakor tetap pelakor!" saut Ratih menggebu.
Fira melihat suasana semakin memanas, dia memperhatikan setiap orang, ada yang merekam bahkan ada yang melakukan live streaming.
"Yang baik belum tentu baik, dan yang buruk belum tentu terlihat buruk. Seperti kalian! terlihat baik, tapi hati kalian buruk."
"Saya tegaskan di hadapan kalian semua, 𝗦𝗮𝘆𝗮 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗷𝗮𝗻𝗱𝗮 𝗽𝗲𝗹𝗮𝗸𝗼𝗿. Kalian faham?" jawab Fira menatap tajam ketiganya. Lalu dia pergi meninggalkan tempat itu.
"Hei, jangan kabur!" teriak Ratih.
"Perbanyak mencibir, Bu! biar amalnya pindah sama saya," teriak Fira.
Felix terkekeh dan Fira menelpon seseorang.
"Hapus semua rekaman tentang saya sekarang juga!" titahnya tegas.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Siti Zen
hehhh bu ratih mau lu laki lo di pecat...berani nya lo sama bos
2022-08-14
0
Yani
Helo Ratih ntar malu sendiri lu itu ga ada apa" nya suami lu anak buahnya Fira
2022-06-11
0
Fay
makin seru
2022-06-10
0