Syafira dan Felix sekarang sudah berada di kediaman pak Komar, sopir angkot yang tadi Fira negoisasi.
"Bapak bawa siapa? Cantik pisan!" tanya bu Siti pada suaminya.
"Ini Fira dan anaknya, mereka sedang mencari kontrakan di daerah sini, mereka berasal dari kota M," jelas pak Komar.
"Oh begitu, kebetulan salah satu rumah pak RT akan di kontrakan, tapi rumah nya kecil."
"Gak apa-apa Bu, biarpun kecil yang penting kita bisa berteduh. Terima kasih mang, bu, sudah mau membantu kami," jawab Fira tulus.
"Sama-sama nak, kamu siapa namanya?" tanya bu Siti pada Felix, ia tersenyum melihat ke lucuan bocah itu.
"Namaku Felix Nicholas Saputra, umulku 4 tahun," jawab Felix memperkenalkan dirinya sendiri menampilkan senyum manis serta wajah yang polos.
Jika bicara soal nama, Felix lancar menyebut huruf R dan S. Aneh memang, tapi itulah Felix.
"Ya Allah lucunya."
"Pasti kalian capek, kalau gitu kalian istirahat dulu ya, di kamar tamu!" lanjut bu Siti.
"Bener neng, kalian istirahat dulu saja!" sambung pak Komar.
"Tidak usah, kami tunggu di sini saja." Tolak Fira dengan halus dan sopan karena merasa tidak enak.
"Bunda, aku ngantuk," celetuk Felix.
Rupanya Felix kelelahan, terlihat dari matanya yang sayu.
"Kasian anaknya, istirahat dulu, ayo!" Ajak bu Siti menuntun Felix dan Felix pun berdiri mengikuti.
"Kamu juga istirahat dulu, pasti capek perjalanan kota M ke sini 'kan cukup memakan waktu," perintah pak Komar.
"Ayo!" ajak Bu Siti kembali.
Sejenak Fira berfikir, dia memang kelelahan, akhirnya Fira memutuskan untuk mengikuti Felix.
****
"Eh, ce, tadi yang bersama pak Komar siapa ya?" tanya tetangga 1.
"Kita juga tidak tahu, kayaknya dia bukan orang sini deh," tetangga 2.
"Tadi saya lihat dia cantik ce, masih muda lagi," tetangga 3.
"Kira-kira siapa, ya?" tanya tetangga 2.
"Mungkin sodaranya kali ce? Sodara dari jauh misalkan?" jawab tetangga 1.
"Ah masa sih? saya belum pernah lihat mereka loh ce! Kalian tahu 'kan rumah saya dekat dengan pak Komar," saut tetangga 3.
"Iya, ya, kita juga sama belum pernah melihatnya. Eh itu pak Komar, kita tanya saja padanya!" tunjuk tetangga dua pakai lirikan mata.
Ketika pak Komar dan Fira turun, para tetangga tadi memperhentikan karena tidak biasanya pak Komar membawa penumpang ke rumahnya.
"Sore ibu-ibu, permisi, numpang lewat ya." Ucap pak Komar ketika melewati sekumpulan ibu-ibu rempong.
"Eh, pak Komar. Silahkan pak! Oh, iya pak, yang tadi siapa pak? sodaranya ya?" tetangga satu memberanikan diri bertanya karena penasaran.
Pak Komar berhenti sejenak.
"Iya bu, mereka sodara saya dari jauh, mereka dari kota M," jawab pak Komar.
"Kalau gitu saya permisi dulu bu ibu, mau ke warung soalnya, permisi ya!" Pamitnya dengan sopan dan di persilahkan oleh mereka.
Mereka belum puas akan jawaban yang di berikan pak Komar, mereka berniat bertanya kembali pada bu Siti saat mereka bertemu nanti.
****
Di tempat yang berbeda seseorang dengan sibuk mengecek laporan tentang toko mainannya, dia berubah menjadi pendiam dan selalu menyibukkan diri setelah pulang dari kota M.
Sang anak hanya bisa berdoa somoga ada orang yang mampu membuat Papa nya kembali seperti dulu yang selalu tertawa lepas dan banyak bicara.
"Pah, kemarin Amel bilang bahwa toko yang ada di blok M hampir kemalingan," Rey membuka suaranya terlebih dulu.
Arman terhenti dari kegiatannya, ia mendongak ke arah Reyhan.
"Kapan? kenapa papa tidak tahu? apa adikmu baik-baik saja?" Arman bertanya karena merasa tidak tahu apa-apa.
"Dia baik pah, dan toko kita juga selamat, kata Amel ada yang menolongnya."
"Syukurlah, Papa lega dengarnya," balas Arman penuh syukur.
"Waahhh, bos mainan rajin bener, sampai lupa pada kita," celetuk seseorang.
Arman dan Reyhan menoleh dan Arman bangkit dari duduknya kemudian bersalaman ala pria.
"Hai, bro. Apa kabar kalian? Sudah lama kita tidak bertemu."
"Kabar gue mah baik, tahu tuh kalau kabar Dika," tunjuk Nicho sama sahabatnya.
"Gue juga baik bro," saut Dika.
Arman, Nicho, dan Dika berteman dari kuliah sampai sekarang. Namun karena ke sibukan masing-masing membuat mereka jarang bertemu.
"Halo, Rey," sapa Nicho dan Dika.
"Halo, juga om," balas Rey dengan mencium tangan teman papanya.
Mereka semua bercengkrama ngaler ngidul membahas apa saja yang mereka inginkan. Dan Rey, hanya diam menjadi pendengar sesekali menimpali ucapan para orang tua.
****
Kediaman pak Komar.
Di rumah pak Komar kini terasa ramai karena adanya Felix, bu Siti dan pak Komar merasa senang dan menerima kehadiran mereka dengan tangan terbuka. Felix juga langsung merasa betah, sebab mereka bertemu orang baik, mereka bisa menilai jika keluarga pak Komar keluarga baik.
Dan kini Felix sedang bermain adu gambar dengan cara menumpukan gambar kemudian mereka tepuk pake tangan secara bergilir hingga habis, gambar yang terbalik akan menjadi milik si pemenang, dan yang paling sedikit akan mendapat coretan bedak.
Mereka bermain bersama Fadil anak kedua bu Siti.
"Hole, aku menang lagi," pekik Felix girang. Dia jingkrak-jingkrakan sambil bertepuk tangan.
"Yaaaah, kalah lagi," ucap Fadil lesu.
"Cekalang, ka Fadil aku colet wajahnya," kata Felix lalu mencoretkan lipstik ke wajah Fadil.
Sedangkan Fira membantu bu Siti memasak dan pak Komar bertemu pa RT membicarakan perihal Fira yang ingin mengontrak salah satu rumah pa RT yang ada di sebelah pak Komar.
Ke esokan harinya.
Ada beberapa orang tetangga yang sedang berkumpul membicarakan sesuatu yang menurut mereka seru.
"Eh, dengar tidak? Katanya ada tetangga baru ngontrak di rumah pak RT," kata tetangga.
"Iya, saya juga dengar. Dan katanya dia janda anak satu, masih muda lagi," timpal yang lain.
"Masa? kata siapa? jangan sok tahu kamu!"
"Kata bu RT langsung, tadi pagi saya sempat bertemu di warung ,dan Bu RT sendiri yang cerita."
"Tuh tuh ada bu Siti lewat, kita tanya saja yuk!" ajaknya.
"Pagi, bu Siti," ucap kompak para tetangga.
"Eh, ece ece, ini teh udah siang bukan pagi lagi," sindir Bu Siti.
"Hehe lupa, keasikan ngobrol jadi lupa waktu. Saya kira masih pagi, cuacanya sih yang enak buat duduk santai," ucap tetangga cengengesan.
Batin bu Siti mencebik, "Dasar rempong," batinnya.
"Eh bu, apa benar ada tetangga baru? Katanya cantik, masih muda dan udah janda benar gak?" Ucap salah satu dari mereka dan di angguki oleh dua orang lainnya.
Bu Siti memutar bola matanya jengah, ia menghela nafas dengan kasar.
"Oh itu, dia neng Syafira, sodaranya suami saya dari kota M, yang tadi ece bilang benar, dia janda muda dengan anak satu di tinggal suaminya meninggal," jelas bu Siti.
"Ooohhh, di tinggal mati," jawab mereka.
"Saya duluan ya ce, mau bantu beresin rumah neng Fira." Pamit bu Siti, dia habis dari warung membeli sabun pencuci lantai untuk membersihkan kontrakan yang akan di tempati Fira dan anaknya.
"Tunggu ce! Apa Fira akan tinggal di mari?" Tanya nya kembali memberhentikan langkah bu Siti.
Bu Siti tak menjawab hanya sebuah anggukan yang ia berikan.
Begitulah keadaan di sebagian tempat, banyak orang yang kepo akan urusan orang lain. Tidak sedikit orang yang ingin tahu tentang kehidupan orang lain, tapi tidak sedikit pula yang acuh akan kehidupan orang lain.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
qyana
Mati hanya untuk mahluk hidup selain manusi klo meninggal untuk manusia
2022-06-28
0
Yani
Dasar ema -ema rempong kepo banget
2022-06-11
0
Renisa Reni
pdhl bos..kok hrs ngontrak d perkampungan yg bnyak emak2 nyinyir sih . 🤔
2022-06-10
0