Doni dan Fira cukup kaget mendengar kata wasiat.
"Wasiat?" ucap mereka berdua secara bersamaan.
"Wasiat! Wasiat apa?" tanya Fira kaget, dia melirik kearah Doni tapi Doni hanya menggelengkan kepalanya tidak tahu.
"Silahkan pak, lanjutkan!" ucap Doni mempersilahkan.
"Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Sofi Al-Hussein dan Rio Nicholas Saputra selaku pemilik Sunshine Cafe & Resto, dengan yakin seyakin-yakinnya saya menyerahkan semua Cafe saya kepada Fira tanpa paksaan dan tanpa tekanan dari siapapun." Ucap pengacara membacakan isi surat wasiat tersebut.
Fira memejamkan matanya, ia tidak percaya akan mendapatkan tanggung jawab sebesar ini. Dan Doni juga tidak percaya akan mendapatkan sebagian harta dari kaka angkatnya.
"Ini adalah surat sah yang di tulis sodari Sofi sebelum kecelakaan, dan surat ini sudah di resmikan oleh notaris." jelasnya.
"Terima kasih, Pak. Sudah berkenan memberitahukan ini pada kami," ucap Doni.
"Ini sudah menjadi kewajiban saya pak Doni. kalau gitu saya pamit undur diri, karena masih banyak lagi yang harus saya kerjakan," pamitnya.
"Silahkan, Pak. Sekali lagi terima kasih, mari kami antar!" Doni dan Fira mengantarkannya kedepan setelah mereka saling menyalami.
"Aku tak percaya ini!" celetuk Fira.
"Paman juga, Paman hanya orang lain tapi mamamu masih mengingat Paman." balas Doni sama hal nya dengan Fira merasa tidak percaya.
"Ini amanah, aku harus bisa memegang amanah ini. Mulai sekarang aku harus lebih ekstra lagi dalam mengurus semuanya, demi anakku ku!" ujar Fira menyemangati diri sendiri.
Doni tersenyum, dia mengelus rambut Fira sayang.
"Baiklah, aku harus bekerja kembali. Sekarang aku 'kan general manager Cafe, jadi tanggung jawabku tambah banyak. Benar 'kan, pak Doni?" tanya Fira menaik turunkan alisnya.
"Ck, tapi ucapanmu benar. Dan Paman akan selalu membantumu."
"Mending paman urus diri sendiri saja, cepat cari istri! Umur Paman sudah 30 tahun, sudah tua," ledek Fira menekankan kata tua.
"Hei, siapa bilang Paman tua? Paman tuh masih muda, coba lihat! Paman masih tampan dan masih gagah!" elak Doni yang tidak terima akan perkataan sang ponakan.
"Tampan sih tampan, tapi jomblo hahaha," ledek Fira kembali sambil tertawa puas, dia berlari menghindari amukan Doni.
"Syafiraaa!!" teriak Doni dengan kesal.
Semua orang yang melihatnya mengulum senyum menahan tawa.
"Apa lihat-lihat? kerja-kerja!" gerutu Doni mengibaskan kedua tangannya.
Sedangkan Fira kembali keruangannya untuk melihat sang anak.
"Bi, apa Felix nangis?" Fira berlutut melihat sang anak yang sedang tidur di Sofa.
"Tidak non, dia anteng-anteng saja. Mungkin dia tahu kalau bundanya lagi kerja," jawab bi Caca
"Masa sih bi? apa sebaiknya di bangunin untuk mimi, ini udah mau dua jam loh bi!" ucap Fira khawatir.
"Untuk bayi mah udah biasa non, apalagi den Felix baru usia dua bulan, masih banyak tidur dari pada bangunnya. Nanti kalau haus pasti mereka bangun non."
"Oh gitu ya. Ya udah, aku lanjut kerja lagi." Pamitnya, bi Cacapun mempersilahkan.
Fira merasa tenang jika sudah melihat keadaan anak dan dia melanjutkan pekerjaannya.
****
Di bagian belakang.
"Mba Ulfa, sayurannya pilih yang paling segar, ya! Kita harus mengecek kelayakan makanannya." Fira berucap saat melihat Ulfa sedang memilih sayuran hijau.
"Baik Chef," jawab Ulfa.
"Gimana rasanya naik jabatan, Ka?" tanya Fira pada Denis.
Denis yang sedang fokus mengolah makanan menoleh ke asal suara lalu tersenyum.
"Gimana, ya? rasanya takut," jawab Denis.
"Kenapa takut? 'kan Kaka sudah sering masak!"
"Masalahnya sekarang tanggung jawabku lebih besar, Ra. Jadi aku harus benar-benar totalitas dalam segalanya."
Fira manggut-manggut.
"Hmmm, benar juga. Tapi, yang paling utama adalah rasa. Meski tampilannya sederhana jika rasanya luar biasa pelanggan akan suka, dan pembeli akan kembali lagi."
"Iya, bu Bos. Kamu emang paling tahu soal itu. Siapa dulu? Chef Syafira." Denis merasa bangga bisa bekerja di bawah naungan Syafira.
Menurutnya Syafira itu pemimpin yang baik, tidak sombong, royal, ramah, dan yang pastinya cantik.
"Terima kasih," ucap Fira tulus sambil tersenyum.
Firapun terus mengecek bahan-bahan yang akan di pakai, sesekali ia membantu memasak.
****
Bandara
Rey dan Arman sudah tiba di kota yang mereka tuju, yaitu kota M. Tujuan pertamanya mencari makan sebelum ke hotel. Dan mereka berhenti sejenak di Sunshine Cafe & Resto karena hanya itu yang dekat dengan bandara.
"Pah, Rey ke toilet sebentar." Izin Rey setelah memesan makanan dan minuman.
Arman mengangguk dan dia duduk menunggu pesanan datang.
****
Di dapur
"Ka, biar saya yang antar pesanannya, kamu kerjakan yang lain saja!" pinta Fira kepada salah satu pelayan Cafe.
"Tapi Chef, ini kerjaan saya," balasnya tak enak hati.
"Gak pa pa, saya sudah biasa." Fira kekeh ingin membantu.
Dengan sedikit paksaan dari Fira, mau tak mau dia memberikan nampannya ke Fira. kemudian dia melangkah ke luar berniat mengantarkan minuman ke meja no 10.
Saat sedang berjalan ke meja yang di tuju, tiba-tiba Fira di tabrak seseorang dan minumannya tumpah ke pakaian pria tersebut.
Dugghh.... prang....
"Kalau jalan lihat-lihat dong!" bentak Rey.
Orang yang menabrak Fira adalah Reyhan. Saat itu Rey fokus pada benda pipih di tangannya, membalas pesan dari sang adik.
"Astagaa! maaf, maaf," ucap Fira kaget, dia meminta maaf, mengelap baju Rey pakai tisu.
"Loe bisa kerja gak sih? jalan tuh pakai mata!" bentaknya lagi.
Fira mendongak menatap matanya dengan tajam.
"Yang harusnya jalan pakai mata tuh situ!" jawab Fira kesal.
"Saya jalan pakai kaki, bukan pakai mata nona!" balas Rey tak mau kalah.
"Hei, jalan emang pakai kaki. Tapi, mata loe yang harus lihat-lihat! Kalau jalan jangan sambil main handphone!" ucap Fira dengan sengit.
"Loe yang salah ngalangin jalan gue." Reyhan berapi-api, dia tidak terima di salahkan. Menurutnya wanita itu yang salah karena sudah menabrak dia.
"Loe batu ya? sudah salah, gak mau kalah, nyolot lagi!" balas Fira sengit, "Ini baru gue yang salah."
Byurrr....
Karena kesal Fira mengambil minuman yang ada di sebelahnya kemudian menyiramkan minuman itu ke wajah Rey.
Reyhan terlonjak kaget, begitupun dengan para pembeli.
"Apa yang loe lakukan, hah?" bentak Rey marah, rahangnya mengeras, mukanya memerah menahan amarah, tangannya mengepal ingin meninju.
"Apa loe? mau marah? mau ngadu? sono ngadu sama emak loe! Gue gak peduli!" ucap Fira sambil pergi.
"Cewek gila! Jangan kabur loe!" teriak Rey mengusap wajahnya secara kasar.
Fira menoleh dan menjulurkan lidahnya meledek Rey.
"Loe harus tanggung jawab, cewek gila!" teriaknya kembali.
"Tanggung jawab saja sendiri!" balas Fira tak kalah kencang sambil berlari.
"Sialan kau! Dasar cewek gila!" umpatnya. dengan kesal Rey mengelap wajah sendiri secara kasar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Putri Bungsu
rey itu sepupuan sam Rio ya thor
2022-06-11
1
Yani
Rey jangan bilang gila ntar cinta loh.🤣🤣🤣
2022-06-11
0
Mariana Frutty
✔️
2022-06-10
0