Semua pegawai yang berada di bawah naungan Arman sedang melakukan tugasnya masing-masing. Ada yang sedang melayani pembeli di bagian kasir, ada yang sedang berkeliling mengecek ketersediaan barang.
"Gilang," panggil Arman pada salah satu pegawai yang sedang mengecek barang.
"Iya, pak bos," sahutnya menghampiri.
"Tolong kamu cek barang yang sedang turun! Sekalian kamu ajak Daffa untuk memasang stempel harga di berbagai macam mainan lalu kalian susun sesuai tempatnya!" perintah Arman.
"Baik, pak bos. Siap laksanakan."
"Panggil saja saya Papa seperti biasanya! Lagian kamu 'kan teman anak saya."
"Gak enak atuh pak bos. Kita 'kan sedang bekerja, Pak."
"Pah," panggil Reyhan, Arman menoleh.
"Ingat Lang, kamu harus panggil saya Papa tidak atau sedang bekerja sekalipun!" perintahnya tanpa mau di bantah, kemudian berjalan menghampiri sang anak.
"Ada apa, Rey?" tanya Arman.
"Ada yang mau Rey bicarakan dengan Papa," ucapnya Rey dengan wajah serius.
"Kita keruangan Papa saja!"
Arman dan Reypun masuk keruangan yang ada di lantai atas. Arman duduk di sofa dan di ikuti oleh Rey.
"Pah, kenapa selama seminggu ini Papa selalu menghindari Nenek? Bahkan Papa jarang pulang dan lebih memilih menginap di kantor. Apa Papa tahu, jika Nenek selalu bertanya pada Rey tentang Papa," tanya Rey penasaran.
"Huufff....Jujur, Papa masih kecewa kepada nenekmu. Itu sebabnya Papa jarang pulang karena takut jika Papa tidak bisa mengontrol emosi Papa," jawabnya.
Rey menghelakan nafasnya, jika sudah begini dia tak mungkin memaksa kehendaknya.
"Apa kamu sudah mendapatkan informasi mengenai Bibimu?" tanya Arman kembali.
Rey tersadar, ia baru ingat tujuan sebenarnya adalah memberitahukan tentang bibinya. Dia merubah duduknya menjadi tegak, wajahnya kembali serius.
"Menurut info yang Rey dapat, ada seseorang yang melihat Bibi di sekitar terminal bus dan naik jurusan kota J, sepertinya usia dia setara dengan Papa."
Arman dengan setia mendengarkan tanpa mau menimpali ucapan Rey.
"Dan setelah Rey telusuri, Bibi naik pesawat dengan seorang wanita paruh baya ke kota M. Itu informasi Rey dapat dari orang-orang suruhan Rey," jelas Rey.
"Jadi, kemungkinan bibimu berada di kota M," kata Arman memandang wajah anaknya penasaran akan info yang di dapat.
"Menurut mereka seperti itu, sebab tak ada lagi nama Bibi yang keluar dari kota tersebut," balas Rey yakin.
"Pantesan, dulu kita tak mampu menemukan keberadaan bibimu, ternyata dia pergi ke luar kota, dan kamu tahu sendiri Rey, dulu keadaan ekonomi kita tidak seperti sekarang. Kalau gitu, Papa akan memulai kembali mencari bibimu di kota M, dan semoga saja di sana Papa bisa menemukannya." Arman berharap ini adalah awal yang baik untuk bisa menemukan keberadaan adiknya.
Wajahnya terlihat sedikit ceria, begitu besar harapan Arman.
"Kalau gitu Rey ikut! Untuk urusan di sini, kita bisa menyerahkannya kepada Amel. Rey yakin Amel juga mampu untuk menghandle toko-toko kita, Pah!" ujar Rey mengusulkan.
"Baiklah, terserah kamu. Papa percayakan semuanya kepada kamu!"
Rey mengangguk dan dia pamit untuk menyelesaikan dulu persoalan tentang tokonya sebelum berangkat untuk ikut mencari sang bibi.
Arman berdiri dari duduknya melihat ke arah luar, fikirannya menerawang jauh entah kemana. Batinnya berkata, "Semoga ini awal yang baik dan semoga kita bisa menemukanmu di sana. Maafkan Kaka tidak mengetahuinya dari dulu."
Arman adalah salah satu penjual mainan anak-anak, tokonya sudah terkenal di kota tersebut. Dia juga memiliki beberapa toko yang terletak di berbagai tempat.
****
Hari yang cerah secerah hati seorang perempuan, hari ini Fira mulai bekerja kembali. Dia bekerja di cafe yang dirintis oleh mama Sofi. Pagi-pagi sekali Fira sudah bersiap untuk berangkat, dan dia juga sudah mendandani anaknya untuk di bawa bekerja, dia di bantu oleh baby sitter pilihan Doni..
Tidak membutuhkan waktu yang lama mereka sudah sampai di SUNSHINE CAFE & RESTO, Fira segera memarkirkan mobilnya di parkiran.
Cafe ini dirintis oleh Mama Sofi sejak usia Rio 17 tahun. Semenjak mama di usir dari keluarganya, mama pergi ke kota M. Disana mama bekerja serabutan demi menghidupi kehidupannya. Sebagian dari gajinya, Mama sisihkan dan sebagian lagi ia pakai untuk keperluannya.
Dan kini cafe yang Mama rintis sudah berdiri selama 7 tahun dan selama itu pula Rio berusaha mengembangkannya. Usaha tak pernah mengkhianati hasil, Rio berhasil mempunyai 4 cabang cafe di berbagai tempat.
"Bi, tolong tunggu di atas bersama Felix, ya! Saya ada meeting dulu bersama yang lain." Ucap Fira setelah mereka sampai di dalam Cafe.
"Iya non," jawab bi Caca.
Fira masuk ke ruang meeting dan tak lama kemudian yang lainnya ikut masuk. Hari ini meeting akan di pimpin oleh Doni.
"Selamat siang semuanya," sapa Doni setelah semuanya duduk.
"Siang pak," jawab mereka kompak.
"Hari ini saya mengumpulkan kalian semua untuk membahas mengenai kenaikan jabatan bagi beberapa orang. Seperti yang kalian ketahui, bahwa general manager cafe kita pak Rio sudah meninggal satu bulan yang lalu. Maka dari itu saya sebagai asisten pemilik cafe, ingin mengangkat sodara Syafira selaku kepala chef menjadi general manager cafe. Tapi di sini Fira masih bisa bekerja sesuai yang ia mau!" jelas Doni menegaskan.
Rio dan mama Sofi tidak pernah memberitahukan kepada siapapun bahwa mereka pemiliknya kecuali Fira, Mita, dan Doni. Yang mereka tahu Rio hanya general manager dan Fira adiknya dan kinerja mereka berdua tidak di ragukan lagi.
"Untuk Chef Denis, saya angkat kamu menjadi kepala Chef. Untuk Chef Ulfa, saya akan menempatkanmu sebagai asisten Chef Denis. Untuk tadi orang-orang yang saya sebut, selamat atas jabatan barunya. Saya harap kalian bisa menghandle semua SUNSHINE CAFE & RESTO yang ada di berbagai tempat." Lanjut Doni.
Semua orang bertepuk tangan.
"Ingat! Di sini kalian harus tangguh, ramah, mudah beradaptasi dan rajin. Kami akan menilai kinerja kalian dan jika kerja kalian bagus, kami akan memberikan bonus atau mungkin menaikan jabatan kalian." Lanjut Doni setelah semua kembali hening.
"Silahkan, jika ada yang mau bertanya?" tanya Doni mempersilahkan.
"Tidak, Pak," ucap mereka.
"Ok, saya rasa cukup meeting hari ini. Selamat siang, dan selamat beraktifitas kembali. Semangat!" Doni menyemangati para karyawan dengan mengangkat tangan yang di kepal.
"Semangat, Pak."
Dan merekapun membubarkan diri, kembali ke pekerjaan mereka masing-masing.
"Fira, kamu ikut saya!" titah Doni.
Firapun mengikutinya, Doni membawa Fira keruangan yang dulu di tempati Rio.
"Ini adalah ruanganmu sekarang, dan perkenalkan beliau adalah pengacara Rio." Doni memperkenalkan Fira kepada orang yang sudah ada di dalam ruangan Rio yang dulu.
Meski bingung, tapi dia tak urung menyalami orang tersebut.
Lalu mereka duduk.
"Langsung saja, kedatangan saya kesini atas wasiat dari almarhum Rio dan Nyonya Sofi" ucapnya.
"Wasiat?"......
Bersambung.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Lina ciello
ktemu di makam pak 🥺🥺
2024-09-01
0
Yani
Keren thor 👍👍👍👍
2022-06-11
0
Fay
bagus thor
2022-06-09
0