Bu Siti, bu RT dan tiga tetangga rempong sedang berada di kontrakan Fira, mereka berniat membantu.
Suara mobil berhenti di depan rumah Fira, dia menurunkan kaca mobilnya.
"Siang bu RT, siang semuanya, pada ngapain nih berkumpul?" tanya dia langsung pada intinya.
"Eh, Bu Ratih, habis dari mana?" tanya balik Bu RT.
"Saya habis belanja bu RT, suami sayakan naik jabatan jadi asisten manager." Ucapnya sombong memamerkan emas yang baru ia beli.
"Ck, sombong amat, mentang-mentang punya," bisik tetangga satu.
"Ya, bener," balas tetangga dua dan tiga.
"Saya nanya, ini ada apa pada ramai di mari?" tanya Ratih kembali.
"Oh, kita lagi nunggu nak Fira, kita mau membantunya beres-beres rumah," jelas bu RT.
"Dia masih muda loh jeng, cantik, janda muda," celetuk tetangga.
"Ooh, janda muda. Apa! janda!" Ratih terlonjak kaget setelah ngeh dengan kata janda.
"Jangan salah bu Ratih, meski janda tapi kayak gadis, cantiknya beehhh luar biasa cantik banget" timpal bu Siti.
Karena penasaran bu Ratih ingin ikut bergabung.
"Haikal, kita mampir ke rumah bu RT dulu!" ucap Ratih kepada anaknya.
"Iya, Bu," jawab Haikal.
Lalu Ratih turun dari mobil menghampiri para ibu-ibu.
"Saya jadi penasaran jandanya kaya apa?"
"Kepoooo,"ucap kompak trio rempong.
"Terserah saya dong mau kepo atau enggak juga, hak-hak saya kenapa kalian yang sewot? Duh di sini panas gak ada AC nya." Jawabnya ngegas sambil mengibaskan tangan yang ada perhiasannya.
"Kumaat," ucap kompak trio rempong.
"Haikal, tolong bawakan ibu kipas! Di sini panas sekali," pekiknya menyuruh Haikal mengambilkan kipas.
Haikal pun menuruti perintah sang ibu dan memberikannya.
Tak lama kemudian mobil angkot pak Komar tiba di pekarangan rumah.
"Akhirnya sampai juga," kata pak Komar.
Mereka bengong melihat wajah Syafira dari dekat ternyata sangat cantik meski tanpa polesan makeup. Fira turun dari angkot di susul Felix lalu berjalan sambil bergandengan tangan menghampiri mereka.
"Aduuuhh gustiii! cantik pisan euy. Kalau jandanya kaya gini anak saya pasti mau," pekik bu RT.
Haikal yang sedang memberikan kipas menoleh ke belakang. Dia juga terpesona akan kecantikan Fira, meski sederhana tapi itu mampu menghipnotis matanya.
Mata Haikal terus saja menatap tak berkedip hingga Fira tiba di hadapannya. Dan itu tidak luput dari pandangan Ratih yang memperhatikan anaknya.
Ratih kembali memperhatikan Syafira, matanya melotot kaget.
"Kau! Rupanya kau yang di angkot waktu itu."
"Halo, Bu. Kita ketemu lagi," tanya Fira dengan ramah.
"Bisa bahaya ini mah, Haikal sampai bengong gitu. Dia kan playboy cap badak, tiap ada yang bening pasti di gaet," batin Ratih was-was.
"Jadi ini janda mudanya? Cantik sih, masih muda, pasti kamu hamil di luar nikah?" Celetuk Ratih tanpa berfikir.
"Astaghfirullahaladzim! Bu, kalau bicara jangan sembarangan! siapa tahu dia menikah muda," kata bu RT membela.
"Bener bu Ratih, nanti fitnah jadinya kalau salah," timpal bu Siti geram.
"Ucapan saya benar ko, coba kalian fikir! masih muda, sudah punya anak, pindah kesini apa lagi kalau mau lari karena malu. Masalah suaminya meninggal siapa tahu itu cuman rekayasa."
"Cebenalnya yang membuat kita jelek di mata olang-olang bukan kita, tapi mulut tetangga yang cok tahu tentang hidup kita," celetuk Felix.
Fira sendiri hanya tersenyum tipis, dia sudah menduga akan seperti ini jika pindah tempat.
"Ck, anak kecil jangan sok tahu, masih kecil pintar bicara gak punya sopan santun," cebik Ratih.
"Yang gak punya copan santun itu olang yang sok tahu, bicala tanpa belfikil, dan mengumbal kejelekan olang tanpa tahu kebenalannya," saut Felix.
"Kenapa malah ribut? mending pulang saja, Haikal bawa ibumu pulang" saut Komar, dan Fadil sendiri sudah pulang kerumahnya karena ingin mencoba barang baru.
Tapi ucapan pak Komar tidak di tanggapi oleh yang lain.
"Mending tante pulang, colat, teluc minta ampun sama Allah, agal tante macuk culga," ucap Felix
Semua orang mengulum kan bibirnya menahan tawa
"Diam kalian! Jangan menceramahi saya, dasar anak haram," bentak bu Ratih karena sudah kesal.
Fira marah mendengar ucapan itu.
"Jangan pernah kau menghina anak saya! Saya masih terima jika kau menghina saya, saya tidak akan diam jika itu sudah menyangkut anakku." Fira menatap tajam Ratih, matanya sudah merah karena marah.
"Ck, janda blagu, jika saya tidak diam kau mau apa hah? Kau hanya orang miskin, orang kayak kamu gak akan bisa mengalahkan saya," bentak Ratih menantang.
"Saya emang miskin, tapi saya bukan orang yang suka diam jika menyangkut anak saya," balas Fira.
"Kamu mau mengancam saya? apa kamu tahu siapa saya? saya orang kaya di sini, saya bisa berbuat apa saja padamu," ancamnya.
Suasana semakin memanas antara Fira dan bu Ratih.
"Terus kalau anda orang kaya saya harus tepuk tangan? guling-guling di jalan? oh maaf, saya bukan orang gila."
Yang lain tersenyum menahan ketawa akan ucapan Fira.
Dengan santai Fira duduk menyilangkan kakinya dan di kiri Felix berdiri dengan gagah.
"Haikal, bawa ibumu pulang!" titah pak Komar.
"Ayo Bu, kita pulang! Malu di lihat orang," ucap Haikal menarik tangan Ratih, tapi di tepis oleh Ratih
Bu Ratih semakin panas, emosinya memuncak sampai ke ubun-ubun.
"Kurang ajar, kamu menantang saya? Semakin lama, kalian semakin membuat saya emosi, dasar janda tak tahu diri kamu," hardik Ratih dengan wajah penuh amarah.
"Cabal, ictighfal, talik nafac pelan-pelan lalu buang," ucap Felix.
Bu Ratihpun mengikuti instruksi Felix.
"Saya bisa buat kamu keluar dari sini tanpa hormat, dan saya bisa tuntut kamu!"
Bu RT melerai. "Sudah bu, jangan marah-marah gak baik bagi kesehatan!"
"Iya Bu, mending pulang lalu istirahat! kasian belanjaannya di anggurin," timpal tetangga.
"Diam kalian! Jangan ikut campur urusan saya!" bentak Ratih memarahi para tetangga.
Ibu-ibu terdiam, nyalinya menciut mendengar bentakan bu Ratih.
"Bu, jadilah orang yang menjaga lisan di sekelilingmu, meski orang lain tak menjaga lisannya," kata Fira.
"Cabal ya, olang cabal di cayang Tuhan," sahut Felix.
Ratih semakin panas saja, dia ingin menjambak rambut Fira, tapi keburu di hadang oleh Haikal.
"Ayo pulang Bu!" Haikal menarik ibunya untuk masuk.
"Lepasin Ibu, saya akan buat perhitungan sama janda itu," ancam Bu Ratih.
"Silahkan! Saya tidak takut, di tunggu waktunya!" sahut Fira.
Haikal memasukan Ratih ke mobil secara paksa.
"Taubat ya, Bu! Surga menantimu!" teriak Fira.
"Dasar janda gatel, awas kau!" saut Ratih tak kalah keras.
Huhuhu sorak trio rempong.
Bersambung.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Rani Saraswaty
Haduw bocil ini kyk mak2 e 😁😁
2022-06-17
0
Yani
Bu Ratih kepanasan semdiri 🤣🤣🤣
2022-06-11
0
Fay
😃
2022-06-10
0