RUN

RUN

Intro

Kegelapan menyeruak di antara tirai-tirai terbang. Mata saya sayu, meski belum sadar sepenuhnya. Dinding yang saya tahu terasa kering dan berdebu, kini terasa lembab dan berbau karat, semacam darah.

Terlalu menyengat hingga memaksa kesadaran saya yang berada di awang-awang untuk segera bangun dan beranjak.

Tapi...

Tak semestinya begini, saya tak mengerti apa yang telah terjadi. Pun bunyi-bunyi bising yang sebelumnya tak pernah saya ketahui, terasa berputar-putar di kepala hingga membuat pusing.

Sekali lagi, saya hanya sadar tapi tak sepenuhnya. Entah apa yang terjadi, tapi rasanya serupa mimpi.

Tubuh yang ringan dan tempat random yang tak pernah di telusuri. Suasana gelap dan saya hanya melihat warna serupa hitam dan putih. Tidak untuk buta warna, saya adalah seorang pelukis dan saya mampu membuat beribu warna hanya dengan tiga warna dasar.

Ini memang aneh, janggal, tubuh tak beraturan serupa terbang tapi cukup kaku. Sebelumnya saya tak pernah merasakan situasi semacam ini. Dan ini semakin mempertegas kalau semua hanyalah mimpi.

Saya memejamkan mata kembali, merutuki diri dan berusaha terbangun dari tidur aneh ini. Tapi ketika kedua mata terbuka lebar, apa yang terlihat masih sama seperti sebelumnya.

Kedua telapak tangan, tempat hitam putih, tirai-tirai terbang dan dinding lembab serta bau karatnya masih tetap sama seperti sebelumnya.

Saya berusaha bangun dengan pandangan yang terus menyusuri sekeliling tempat. Ketika tubuh saya sedikit bergerak, hal aneh mulai terasa.

Tubuh yang seharusnya saya perintahkan untuk duduk malah melesat ke langit-langit dan melayang bagaikan kantong kresek yang tertiup kipas angin.

Wuuusshh!!!

Saya memejamkan mata dan berusaha melindungi kepala dengan kedua tangan ketika hampir terbentur ke atas plafon, tapi hal mengejutkan kembali terjadi.

Saya melesat menembus benda padat, membuka mata ketika merasa sebuah cahaya menusuk ke dalam pandangan dan ternyata, saya menemukan warna aneh di bagian atap.

Tidak, ini bukan tikus!

Tak mungkin tikus memakai senter di kepalanya. Memangnya mereka mampu membeli baterai?? Mereka juga tak mungkin bisa berbelanja di toko dan memesan benda tersebut. Lantas, benda apa yang kini berada di hadapan saya??

Sepasang mata mulai menatap. Menyeringai tak memperhatikan tempat. Namun apa yang dia tuju hanya satu. Yaitu, saya.

Saya mengerjap, tak paham tentang apa yang telah terlihat. Seorang wanita berbaju putih kumal duduk berjongkok di atas sana. Rambutnya panjang dan acak-acakan. Kulitnya putih pucat seperti tak teraliri darah. Urat-urat tangan berwarna hijau keunguan, persis seperti tangan mayat. Dia memiliki tatapan aneh dengan kedua lingkar mata kemerahan sedikit hitam. Namun, siapa dia?

Tatapan kami terus terjalin, hingga pandangan itu berubah menjadi seringaian menyeramkan bak hendak menyantap saya yang berada di hadapannya.

"Kiiiiiiiiik!! Penipu jahan*m!!!"

Ia menyergah, sambil melemparkan sesuatu yang padat. Itu begitu cepat, bahkan saya tak bisa melihat gerakannya. Benda yang di lemparkan tersebut menghantam dada saya, membuat tubuh ini terhempas dan kembali jatuh ke tempat semula.

Bruuak!!

Kepala saya menghantam lantai, terpental dan kembali mengambang. Sakit, tapi bukan berasal dari hantaman, melainkan dari serangan mendadak tadi.

Saya terkapar di atas angin, kebingungan dan tak paham. Kalau ini mimpi, kenapa terasa menyakitkan?? Kalau tadi saya bisa menembus atap, sekarang kenapa tubuh saya menghantam lantai?

"Apa yang terjadi?" suara serak saya mulai terdengar.

Tapi tak akan ada yang bisa menjawab pertanyaan saya, jadi itu cuma sia-sia. Beranjak perlahan lebih baik ketimbang bertanya-tanya. Sambil mencengkram lantai, saya mengawasi sekeliling tempat dan atap, takut-takut akan terpental seperti sebelumnya.

Serangan tadi memberikan energi aneh pada tubuh saya. Membawa memori berputar pada saat sebelum semua ini terjadi.

Dan.. kenangan itu, kembali terputar dalam memori. Kenangan yang membawa saya pada ambang kematian. Meskipun pertama kali membuka mata, ada perasaan aneh yang membelah dan memisah dalam diri saya.

.......

.......

.......

.......

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Apri Liani

Apri Liani

kenapa... kenapa aku baru nemu ini setelah novel KUN pun uda tamat ku baca...

kenapa????

huhu jadi sedih seneng jadi satu

2023-10-15

0

Isnaaja

Isnaaja

huaaa,,,,aku ketinggalan cerita kak rima.padahal semua novelnya aku jadiin favorit tapi kok gak ada notif nya ya? biasanya kan suka ada notif nya bahwa "author favorit kamu menulis cerita baru".yg kaya gitu

2022-10-05

0

Asri

Asri

mampir 😚

2022-09-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!