Mission

Suasana malam kian mencekam, bukan karena menyeramkan, tapi karena saya merasa bingung perihal hantu yang di incar manusia. Bukankah biasanya manusia yang di incar hantu, ini kenapa jadi terbalik??

Tante muka gosong kembali duduk sambil menunduk, ia tak banyak berkata dan lebih memilih diam seolah menyimpan suatu rahasia.

"Di incar para manusia? Bukankah kalau memang begitu, kita bisa melawan mereka? Dukun punya kekuatan dan kita pun memilikinya. Terlebih lagi, ketika jadi hantu saya bisa melakukan banyak hal. Terbang, menembus dinding, membaca isi hati, bahkan yang terbaru, saya punya kekuatan seperti para pahlawan super. Lalu, apa yang perlu di takutkan dari mereka?" tanya saya. Tamusong masih bungkam, membuat saya berspekulasi atas segala jawaban yang hendak ia ucapkan.

"Saya tahu, derajat manusia itu lebih mulia di bandingkan iblis dan malaikat.. karena mereka adalah penciptaan sempurna dari sang maha pencipta. Tapi, apakah yang Tamusong maksud bukan dukun itu adalah manusia pilihan yang memiliki kemampuan tertentu yang lebih hebat? Seperti Bang Wan- ah, maksud saya seperti Kiyai?" terka saya. "Kalau pun memang dia orangnya, Kihihihi.. tak masalah tuh. Dia orang baik. Dia bisa menghancurkan ilmu hitam jahat dari para dukun. Dia pasti akan melindungi saya dari manusia-manusia penganut ilmu hitam itu." Saya melanjutkan.

Pada akhirnya Tamusong mengangkat kepalanya dan menatap saya. "Beruntung jika kau di temukan oleh orang-orang baik, tapi tak beruntung jika kau di temukan oleh orang yang buruk. Penganut ilmu hitam memang buruk karena memperbudak jin dan hantu, serta mencelakai manusia, tapi.. kiyai yang kau kira baik semasa hidup, sebenarnya..." Ia menatap kedua mata saya dengan tajam. "....adalah orang yang buruk." tukasnya.

Saya terkesiap mendengar ucapannya. Tak perlu memprotes berlebihan, karena bahasa tubuh saya sudah jelas sangat tidak setuju dengan ucapannya.

"Apa kau tidak setuju dengan ucapanku barusan?" tanyanya.

"Saya mengatup bibir dengan rapat sebelum memulai bicara. "Bagaimana bisa saya mempercayai Tamusong yang baru saya kenal dua hari, sementara Kiyai sudah lama saya kenal. Dia adalah orang yang baik. Dia membantu melindungi orang-orang yang ingin mengungkap kasus yang terjadi. Lalu orang itu Tamusong bilang sebagai orang yang buruk?" protes saya lagi.

Ia terdiam, raut wajahnya sedikit sayu. "Kau akan tahu nanti, karena dia.. tak akan memperlakukan dirimu seperti anak kecil lagi " tukasnya.

Kami berdua terdiam di tengah bisingnya malam. Bagaimana tidak, pembicaraan kami mendapatkan backsound suara tertawaan dan tangisan para hantu di kuburan. Tempat yang di kira manusia sebagai tempat sepi di kala malam, malah menjadi tempat yang begitu ramai sekarang.

Serasa janggal. Apakah saya bertindak dingin dengan tidak mempercayainya, sementara satu-satunya hantu yang menerima kehadiran saya adalah dirinya? Saya tak tahu bagaimana caranya bersikap dan berperilaku yang baik agar tak menyakiti hati orang lain, karena apa yang tersirat itu selalu jujur dalam hati saya. Saya tak punya filter untuk menyaringnya, dan selalu keluar begitu saja.

Tapi, perkataan mengenai Bang Wanto yang buruk, sangat-sangat tak bisa di terima. Bahkan meski di segani para hantu, ia masih membuat jalur pelalu agar kami bisa keluar dari sekolah. Yah, meskipun dia membatasinya, tapi bukankah itu bisa di katakan baik?

Tapi, membela Bang Wanto di depan Tamusong sangat tidak etis. Sepertinya, saya harus melakukan sesuatu. Hanya Tamusong yang mau menerima saya menjadi teman dan tak berlaku buruk pada saya. Saya tak mau ia akan menjauhi saya seperti yang lain karena hal ini. Saya tak mau sendirian, saya butuh teman dan butuh seseorang untuk bertukar pikiran tentang dunia baru ini. Meski terkesan licik dan egois, tapi saya memang memerlukannya. Manipulatif, itu adalah kalimat yang di sematkan Ayah pada saya. Sekarang, sebaiknya saya mengatakan sesuatu untuk mencairkan suasana.

"Mm, Tamusong..." saya mulai menyapanya. Ia masih menoleh meski saya sedikit membuatnya jengkel. "Kemarin malam, saya bertemu dengan hantu bau di toilet. Ia memakan tai manusia di dalam kloset. Itu sejenis hantu apa hah? Bodohnya sudah tampak dari bulu hidungnya yang bergoyang." ucap saya, membuatnya mengernyit.

"Hantu di kloset??" Ia mengulang.

"Ya!! Dia memakan tai. Apakah Tamusong memakan tai juga?"

"SEMBARANGAN!!" serunya tiba-tiba, membuat saya terperanjat kaget. "Kau kan sudah tahu kalau aku memakan bunga kemuning! Mana mau aku makan tai!!" pekiknya kesal.

"Galak sekali! Membuat jantung mendidih saja." keluh saya sambil mengusap dada dengan wajah tenang, dan baginya itu terlihat menyebalkan. "Waktu itu Tamusong bilang, kalau makanan hantu hanyalah darah dan juga bunga, tapi ternyata ada juga tuh yang memakan kotoran. Makanya, saya ingin tahu itu jenis hantu apa. Cuma itu." keluh saya.

Ia mendengkus dengan banyak kerutan di kening gosongnya. "Memang sebagian ada yang melakukannya. Mereka itu hantu-hantu berperawakan jelek dan berbau busuk. Mereka memakan kotoran manusia, air seni, darah bahkan sisa tulang-tulang."

"Sisa tulang? Jadi mereka kanibal? Memakan tulang sesama manusia?" sergah saya.

Tamusong terkesiap mendengar ucapan saya. "Pikiranmu ini liar! Siapa bilang mereka memakan tulang manusia? Tulang yang ku maksud adalah sisa-sisa makanan manusia. Biasanya, manusia yang selepas makan selalu menyisakan tulang makanan di piring. Sebagiannya ada yang membiarkan piring tersebut sampai semalaman dan baru besok pagi di bersihkan."

"Kau tahu.." Ia menilik dengan wajah serius. "Pada malam hari, beberapa golongan kita yang tak terkurung, akan menghinggapi setiap sisa makanan di wastafel."

"Makanan sisa itu tercium sedap, jadi banyak mengundang golongan kita untuk datang. Setiap di makan, maka tulang-tulang itu akan busuk dan berbau. Bahkan muncul para ulat-ulat kecil yang mengerumuninya. Ulat kecil itu berasal dari mulut jin busuk, dan tertinggal di piring-piring tersebut." Saya meringis geli membayangkannya.

"Awalnya kita hanya datang untuk menyantap tulang-tulang itu, tapi lama kelamaan, itu akan menjadi kebiasaan hingga kita memilih tinggal di tiap rumah yang melakukan hal tersebut."

"Untuk apa pergi dari sana, kita sudah mendapatkan tempat tinggal baru, bahkan mendapatkan makanan pula. Beruntung kalau bagian dari kita tak mengganggu, tapi kau tau sendiri.. kalau sudah tinggal bersama dengan manusia, setan mana yang tak ingin muncul dan mengganggu? Kita.."

"Selalu ingin keberadaan kita di anggap oleh manusia, kan?? Maka dari itu, rumah yang sebelumnya kosong dari gangguan kita, akan mengundang munculnya kerumunan kita, yang membuat isi rumah menjadi tidak tenang."

"Berarti, itu adalah jin jahat?" saya mengecam secara subjektif.

"Kita itu tidak jahat. Kita hanya datang karena di undang. Itu saja." Ia membela diri.

Kasusnya sama seperti toilet umum. Hantu taik bilang, kalau ia tinggal di sana karena telah mendapatkan makanan dan juga tempat tinggal. Meskipun begitu, dia masih saja ingin tinggal di dalam diri manusia. Tapi, kenapa Tamusong tak membahas mengenai alasan hantu memakan kotoran ya??

Lalu, mau di undang atau tidak, kesannya hantu-hantu seperti itu tetap jahat karena mengganggu ketenangan manusia. Sudah di kasih makan, mengganggu tuan rumah pula. Dasar setan!! Tak tahu kenapa mereka senang mengganggu manusia. Tapi saya tak bisa menyalahkan salah satu pihak saja. Manusia pun menjadi inti permasalahannya. Coba saja kalau mereka tidak jorok dengan menumpuk sisa makanan, menyirami kloset dan WC umum, serta memberikan fasilitas yang baik untuk tempat umum, tentu itu tak akan mengundang para hantu untuk datang.

Intinya adalah, hantu itu.. tidak menyukai kebersihan. Dan kalau manusia itu selalu bersih, maka tidak akan mengundang hantu untuk datang.

"Bukannya saya banyak tanya ya, tapi.. selain dari kotoran, darah dan juga tulang, makanan mereka apa lagi??"

Tante muka gosong langsung menyipitkan kedua matanya menatap saya. "Bukannya banyak tanya, tapi itu juga sudah banyak tanya tahu!! Tak ada lagi makanan selain itu. Hanya itu makanan para hantu." balasnya gamblang.

Saya menekan dagu sendiri. "Jadi, saya harus mamam tai juga."

Tamusong langsung menoleh dengan cepat. "Woi!! Kenapa lagi kau mau makan tai? Kan sudah ku bilang, yang memakan itu cuma jin kafir berbau busuk dengan rupa jelek. Kau mau ikut-ikutan jadi busuk dan jelek juga?!" kecamnya, memarahi saya sampai ludahnya muncrat-muncrat.

"Aduh!! Gerimis Maghrib!" Keluh saya sambil melindungi wajah dari ludahnya. "Padahal dia sendiri yang bilang makanan hantu tai, sekarang malah jadi marah-marah seperti anak gadis datang bulan." gerutu saya, bersungut-sungut.

"Aku kan pernah bilang, kalau kita bisa makan bunga. Itu lebih baik untuk menjaga penampilan dan bau badanmu." ujarnya. Saya menatap penuh curiga ke arahnya. Ia pun menyadari tatapan aneh dari saya. "Kenapa kau melihatku begitu?!" bentaknya.

"Ternyata Tante ini centil juga ya."

"Kau ini memang bocah nakal yaa!!" kecamnya mengamuk, sambil mengarahkan kepalan tangan ke wajah saya.

"Gyaaaaah!!" Saya langsung terbang tunggang-langgang. "Seram sekali!! Saya melihat tangan pocong yang keluar dari kafaaan!!" pekik saya sambil terbang menjauhinya. Meski ia pernah melakukannya, tapi saya sengaja untuk membuatnya jengkel saja dengan berteriak seperti itu.

"Hei!! Kembali anak kecil!! Aku akan mengajarimu bagaimana menjadi setan baik!! Jangan pergi begitu saja!!" pekiknya.

Saya terhenti mendadak dan menoleh ke arahnya. "Hah? Les privat ya?"

"Makanya, kemari!!" Ia melambaikan tangannya ke arah saya. Mau tak mau saya pun kembali dan menghampirinya. "Duduk di batu ini, jangan terbang kemana-mana." pintanya. "Kalau kau terbang, akan ku lem pantatmu dengan paku payung."

"Baik Pak Guru." sahut saya sambil duduk dengan manis.

"Pak guru Bapak mu!! Aku perempuan!!" sergahnya garang.

"Oh, salah ya? Baik Tante guru." Saya mengoreksi.

Ia menghela napas lelah. "Sebenarnya saya tak ingin mengajari hantu baru yang kurang ajar seperti mu, Kuno. Hanya saja.. melihat keteledoranmu melepaskan kekuatan, aku tak bisa membiarkanmu begitu saja, terlebih lagi kau tak tahu apa-apa tentang kekuatan para hantu."

"Aku yakin kau sudah di incar, entah dengan sesuatu yang buruk atau baik. Para hantu kuat yang merasakan kekuatan itu pun kemungkinan akan datang dan menghampiri mu."

Saya mengernyitkan dahi. "Untuk apa?"

"Tentu saja adu mekanik. Mereka ingin mendapat julukan hantu terkuat, padahal yang sebenarnya terjadi, kau tak sengaja melepaskan itu dan kesulitan untuk melakukannya lagi. Tapi bagi mereka, pelepasan kekuatan gaib itu, mengundang mereka datang, mirip seperti menantang. Begitu." terangnya. Saya menjelekkan wajah, aneh-aneh saja dunia para hantu ini.

"Kau dengar ya. Bukankah saat ini, yang kau lakukan adalah menghindar dari frekuensi para hantu yang membencimu. Tapi kalau kau naik level, kau tak bisa menghindari semua itu. Kau bisa berada di semua frekuensi tanpa terkecuali, dan bisa melihat semua hantu. Makanya, kau harus lebih kuat ketika berada di level itu. Agar, tak akan ada hantu yang berani membully atau menghajarmu. Nanti saja bahasan tentang itu." terangnya cepat. Dia tahu saya menghindari frekuensi??? Atau cuma menerka?

"Aku ingin mengajarkanmu sesuatu. Sebagai hantu yang baik, kau harus punya keahlian khusus yang membuat para hantu lain segan terhadapmu. Inti utamanya itu, kalau sudah jago.. bukan cuma hantu yang bisa kau lawan, tapi juga manusia yang memiliki kekuatan. Sebenarnya ini untuk jaga diri, sih. Bukan untuk adu laga!"

"Waaah..." gumam saya kagum. "Apa yang harus saya lakukan untuk menjadi hantu hebat?"

Ia menilik ke atas sesaat untuk berfikir. "Kau harus melalui beberapa tahap sih. Misalnya, kau harus bisa menakuti manusia, mengejutkan mereka, atau bahkan membuat mereka menyadari keberadaanmu, tanpa bersuara dan tanpa menghancurkan benda-benda di sekitarmu seperti tadi." ucapnya.

Saya menyipitkan mata dan mengerucutkan bibir. Dari mana dia tahu kalau saya telah menghancurkan semua itu?? "Aaah!! Sok tahu Tante guru! Memangnya Tante tahu dari mana kalau saya telah menghancurkan lemari, kursi dan meja di hadapan para polisi?"

Ia menyipitkan matanya ke arah saya. "Itu apa?! Barusan kau yang mengatakannya sendiri!!" pekiknya penuh emosi.

"Masa' sih? Saya kira ini mimpi." sahut saya sambil cengengesan, sengaja menunjukkan sifat kekanak-kanakan saya.

"Kau mau ku masukkan ke karung goni? Hah?!" bentaknya lagi.

"Oke oke, lanjuuut!!"

Ia mendengkus kasar. "Selanjutnya, kau harus bisa membuat image namamu sendiri, dalam artian.. membuatmu terkenal di kalangan manusia sebagai hantu yang menakutkan bagi mereka. Intinya, manusia harus tahu dulu, kalau kau benar-benar ada, dan kehadiranmu itu berbahaya!"

Saya langsung memotong pembicaraannya "Jadi, kesimpulannya.. saya harus terkenal di kalangan masyarakat? Bukankah itu menarik perhatian para hantu juga? Nanti mereka ikut datang dan mau adu mekanik juga, membuktikan siapa yang paling terkenal di kalangan manusia?? Benar kan?" saya memprotes.

Ia menggelengkan kepalanya. "Hantu yang di takuti manusia, merupakan suatu prestasi yang harus di akui hantu lain, karena tak semua hantu bisa melakukan hal ini. Jadi kalau namamu terangkat di kalangan manusia, hantu akan merasa kalau kau hebat, dan tentu saja kualitasmu di atas mereka. Karena apa? Karena hantu yang terkenal bagi manusia, biasanya sudah memiliki skill di atas hantu lain, dalam segi ilmu spiritual, seperti pahlawan super yang kau bilang tadi." ujarnya lagi.

"Image seram di mata manusia juga bisa membuka mata batinmu yang terkunci, menjadi terbuka seluruhnya. Makanya, tadi ku bilang.. kalau levelmu sudah naik, maka kau bisa melihat semua level frekuensi tanpa terkecuali. Semua hantu bisa kau lihat, meskipun itu roh semut hitam sekalipun. Kau tak bisa membatasinya seperti yang sekarang." Saya mengerjap mendengar ucapannya. Sepertinya dia memang tahu, saya membatasi frekuensi untuk menghindari Yuk Yeni dan teman-teman?

"Karena tak mau berinteraksi dengan hantu yang memusuhimu, kau mengganti emosi di dalam hatimu menjadi lebih baik agar tak berada satu frekuensi dengan mereka, kan? Kalau sudah naik level, kau tak bisa menghindari itu. Kau harus menghadapi mereka." tukasnya. Ternyata benar, dia memang sudah tahu mengenai pembatasan frekuensi yang saya lakukan.

Tentu saja dia paham, dia juga pasti sudah pernah berada dalam situasi seperti saya, makanya itu bukan hal yang mengejutkan kalau dia tahu.

"Jadi, aku akan memberikan misi hantu padamu. Mulai lah tahap mengganggu manusia. Senin ini sekolah sudah berlangsung seperti biasa. Lakukan tugas hantumu, lalu laporkan hasilnya padaku di malam harinya. Aku akan melihat potensimu." lanjutnya lagi.

"Haaaaaah! Sebenarnya saya malas melakukan semua ini, membuang-buang nyawa saja!!" keluh saya sambil menguap lebar.

"Memangnya kau masih punya nyawa?! Lakukan saja! Kalau kau menjadi kuat, lebih kuat, lebih kuat, dan lebih kuat lagi.. maka kau tak hanya bisa melindungi diri dari hantu pembully, dari manusia berilmu khusus, dari para hantu yang ingin ada mekanik, tapi kau.. juga bisa.."

"...melawan iblis sekalipun..." Kedua mata saya terbelalak mendengarnya, dan seketika tubuh saya mendadak bergetar.

"Melawan iblis??" Saya menyeringai ketika mengatakannya.

.......

.......

.......

.......

...Bersambung......

.

.

.

.

Note Author..

Hai Kunations tercintaaaa, bagaimana puasa kalian??

Aku mau kasih pesan nih, terkhusus sama pembaca yang mungkin masih bingung bedanya karya fiksi dengan non fiksi..

Oke aku jelasin, kalau novel aku ini murni karya fiksi yah, genrenya aja Fantasi Horor. Aku sengaja pake genre fantasi sebagai genre utama ya karena emang mau bikin cerita yang penuh khayalan gitu.

Ini murni cerita, jadi jangan pada sangkutpautin ke dalil, hadist, atau bahkan hal-hal realistis yang ada di pikiran kalian. Ini hanya cerita, nikmati sebagaimana cerita novel pada umumnya, bukan berpatok kalau tulisan ini nyata dan udah di teliti sebelumnya.. Enggak guys!! Ini hanya cerita, jangan terlalu serius hingga imajinasi kalian terkotak dan mikirnya kemana-mana. Namanya fantasi, ya emang gak masuk akal loh ceritanyaaaa 😭

Dan masalah frekuensi dalam dunia hantu itu emang ada, jangan kayak terkesan meledek gitu masalah frekuensi, dan bilang gak ada hubungannya sama dunia mistis. Di luar negeri, mereka sengaja bawa perekam suara yang bisa menangkap gelombang frekuensi hantu, dan di sini aku cuma mau ngenalin loh, kalau hantu itu ada gelombang frekuensi buat bisa saling melihat satu sama lain.

Mari nikmati ceritanya tanpa harus memperdebatkannya.

Semoga puasa kalian berkah semua..

love u Kunations.... ❤️

Terpopuler

Comments

Ira Resdiana

Ira Resdiana

/Joyful//Joyful/ awas di lem pake paku payung loh Kun....

2024-11-05

0

Um-hanan Mostafa

Um-hanan Mostafa

Aku baca nya telat ini udah setahun yg lalu thor,, soalnya di tunggu kelanjutan k. U. N ga ada.eh ga tau nya Judul baru

2024-03-11

1

Aliz

Aliz

hantu juga punya skill ya😂

2023-04-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!