PEMECATAN SUNNY

Star mengerjapkan matanya. Ia kembali mencium bau obat obatan yang sangat khas.

Aku kembali lagi ke sini. Menyebalkan! - Star.

"Kamu sudah sadar?" Star merasa tangannya dipegang oleh seseorang. Ia langsung menghempaskan tangan itu saat melihat siapa yang ada di sana.

Star menekan tombol yang ia sudah hafal betul posisinya. Ia memanggil dokter dan tidak menghiraukan keberadaan Ray sama sekali. Tak lama, seorang dokter masuk ke dalam kamar rawat Star.

"Dok, saya ingin pulang," pinta Star. Ia memang tak tahan berada di rumah sakit.

"Saya akan memeriksa anda dulu, Nona."

"Saya tidak apa apa. Izinkan saya pulang," pinta Star sekali lagi.

"Biarkan dokter memerksamu dan beristirahatlah," perintah Ray. Ia baru mengeluarkan suaranya lagi.

Star menatap tajam ke arah Ray dan baru pertama kali Ray melihat tatapan mata Star yang seperti itu, "Jangan campuri urusanku. Kamu tidak tahu apa apa tentangku jadi jangan mengaturku."

Star menarik jarum infus yang tertancap di punggung tangannya, kemudian berusaha turun dari tempat tidur. Dokter yang melihat Star melakukan itu langsung menyuruhnya untuk kembali ke tempat tidur, "Nona, saya belum memeriksa anda. Anda belum diperbolehkan untuk pulang."

"Saya tahu keadaan tubuh saya sendiri. Jangan memaksa saya untuk tetap di sini. Apa ada surat yang perlu saya tanda tangani, agar rumah sakit ini tak terkena masalah? Berikan padaku akan aku tanda tangani."

"Star!"

Star tak ingin melihat ke arah Ray. Ia langsung berjalan keluar dari kamar dan menuju ke bagian administrasi. Ia meminta surat yang harus ia tanda tangani, kemudian menyelesaikannya. Ia berjalan keluar dari rumah sakit, tanpa menghiraukan Ray sama sekali.

Pada awalnya Star tak masalah jika Ray ingin mengungkapkan perasaannya, tapi tidak dengan cara memaksa. Ray yang memang sudah membayar semua biaya perawatan Star, berjalan mengikuti gadis itu.

"Star! berhenti! Aku minta maaf," Star menghentikan langkah kakinya saat mendengar ucapan Ray. Namun ia kembali berjalan dan menunggu taksi di depan lobby. Ray langsung meraih pergelangan tangan Star.

"Maafkan aku. Aku salah. Aku akan mengantarmu pulang, tunggu sebentar," Ray langsung menuju parkiran dan menjalankan mobilnya. Ia mendekati Star yang ada di depan lobby.

"Naiklah, aku akan mengantarmu," Star terpaksa naik ke dalam mobil Ray karena semua barang miliknya masih ada di dalam mobil.

Di dalam mobil, tak ada pembicaraan sama sekali di antara keduanya. Mereka sampai di apartemen Star. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Star turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam. ia sama sekali tak menoleh ke arah Ray.

Aku hanya ingin menolongmu. Kalau kamu bersamaku, kakak tidak akan menyiksamu lagi. Meskipun kakak dingin, tapi ia tak akan membiarkan keluarganya terluka. - Ray.

Star menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur. Ia menatap langit langit kamar, mengingat kembali ucapan Ray.

Aku menyukaimu, apakah kamu mau menjadi kekasihku?

Siapa yang tak akan suka dan menolak jika seorang pria tampan, gagah, mapan, ingin menjadi kekasihmu? tentu tidak ada. Namun, Star sadar diri. Ia tahu kelemahan dirinya.

Star masuk ke dalam kamar mandi dan mulai membersihkan dirinya. Setiap selesai mandi, ia akan bercermin dan melihat dirinya sendiri. Semua itu untuk mengingatkan dirinya, agar tak dekat dengan pria manapun.

Ia keluar dari kamar mandi dan mengambil pakaian tidurnya di dalam wardrobe. Ia berjalan ke tempat tidur dan langsung memejamkan matanya. Untuk hari ini ia tak menghubungi orang tuanya.

*****

Light mengepalkan tangannya saat melihat rekaman CCTV selama ia pergi. Ia melihat adiknya begitu dekat dengan sekretarisnya, wanita yang seharusnya ia hancurkan dengan cepat. Ia tahu ia sudah terlalu lama awalnya ia hanya menargetkan 3 bulan saja untuk menyiksa Star.

Black membuka pintu ruangan Light. Ia memberitahukan tentang meeting yang akan mereka lakukan setiap bulan bersama dengan semua divisi.

"Apa kamu sudah menemukan dalang dari kesalahan laporan keuangan waktu itu?" tanya Light.

"Sudah, Tuan. Aku sudah memasukkannya dalam laporan bersama dengan bukti bukti yang ada."

"Langsung pecat saja dan buat dia tidak bisa bekerja lagi di negara ini," perintah Light.

"Baik, Tuan," Black segera keluar dan melaksanakan perintah. Namun sebelum ia sempat keluar, Light kembali memanggilnya.

"Black, kapan kita ada dinas ke luar lagi?"

"Minggu depan, Tuan. Kita harus menemui Mr. Lim untuk proyek pusat perbelanjaan di Kota ShenZhen."

"Minta wanita itu untuk ikut," perintah Light dan Black pun mengangguk.

Aku harus segera menyelesaikannya. Aku tak akan membiarkan kamu hidup dengan tenang dan nyaman. Aku ingin kamu hidup dalam ketakutan, rasa malu, kesepian, kesakitan. Tak hanya untukmu, tapi juga keluargamu. - Light.

Hari itu, Sunny, sang supervisor, dipecat dengan tidak hormat oleh XL Corp. Ia turun dengan membawa sebuah kardus yang berisi barang barang pribadinya. Ia sengaja menjebak Star karena merasa wanita itu terlalu dekat dengan Light, pria yang ia incar. Jika ia bisa membuat Star dipecat, maka ia akan mengajukan diri menggantikan Star menjadi sekretaris CEO mereka itu. Namun, kini ia yang justru harus melangkahkan kaki keluar dari XL Corp dengan rasa malu. Semua mata tertuju padanya dan memandang sinis padanya.

🧡 🧡 🧡

Terpopuler

Comments

Pansy

Pansy

Jangan asal Light, emangnya kamu tahu kejadiannya ky apa

2022-04-22

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!