BERTAHAN 9 BULAN

Setelah beberapa hari di XL Corp, ya belum genap 1 minggu ia di sana. Ia selalu mendengar teriakan Light pada Star. Ray sengaja tak menutup rapat pintu ruangannya agar ia bisa mengawasi Star dari balik pintu.

Hari itu, Light pergi bersama dengan Black menemui seseorang. Ray berjalan keluar dari ruangannya dan mendekati Star.

"Sudah jam makan siang. Apa kamu tidak makan?" tanya Ray.

Star menengadahkan kepalanya melihat ke arah pria yang terlihat begitu tampan di matanya. Meskipun wajahnya datar dan dingin, sama seperti atasannya, tapi Ray lebih ramah. Buktinya ia mau menyapa Star dan menanyakan apakah dirinya sudah makan atau belum. Kalau atasannya, ia pasti akan diberi pekerjaan dan pekerjaan, makan itu nomor kesekian.

"Aku sudah membawa bekalku sendiri," Star meraih sebuah tas bekal yang selalu ia bawa.

"Makanan apa yang kamu bawa?" tanya Ray ingin tahu.

Star membuka tempat makannya dan memperlihatkan sebuah kue brownies yang ia beli saat perjalanan menuju ke XL Corp.

"Kamu hanya makan ini saja?" Star menganggukkan kepalanya.

"Kamu harus makan lebih banyak untuk bekerja di sini," ungkap Ray lagi, "Ikutlah denganku, aku ingin kamu menemaniku makan siang."

"T-tapi Tuan," Star takut kalau Light akan marah jika ia meninggalkan mejanya.

"Ini perintah! Ayo ikut denganku," mau tidak mau akhirnya Star ikut dengan Ray. Ia membawa kotak bekal bersamanya.

"Letakkan itu, aku tidak mau kamu memakan browniesmu selama denganku!" perintah Ray. Star yang kaget mendengar suara Ray yang cukup keras pun akhirnya kembali meletakkan tas bekal ke tempatnya semula.

Memang kakak dan adik 11 12. Baru saja aku mengatakan dia ramah, tapi sepertinya harus kucabut lagi perkataanku itu. - Star sedikit menelan salivanya dan berjalan mengikuti Ray.

*****

Mereka masuk ke dalam sebuah Mall yang berada di pusat kota. Semua mata tertuju pada Ray ketika ia memasuki Mall tersebut, terutama para wanita, baik yang single maupun yang sudah emak2.

Memang tak dipungkiri bahwa perawakan Ray yang tinggi dengan dada bidang dan memakai setelan jas, begitu menarik perhatian para wanita. Sementara Star berjalan agak dibelakangnya. Ia tak ingin bersebelahan karena para wanita akan menatap sinis padanya.

"Bagaimana kalau kita makan di sana saja?" tanya Ray saat melihat sebuah restoran shabu shabu.

Star langsung menggelengkan kepalanya. Ia suka berada di dalam Mall karena dingin, tapi tidak dengan resyoran restoran di sana, terutama restoran dengan aktivitas rebus merebus dan bakar membakar.

"Lalu bagaimana kalau di sana?" Lagi lagi Star menggelengkan kepalanya. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, mencari sesuatu yang bisa ia makan. Ia tahu seharusnya ia mengikuti keinginan adik atasannya itu, tapi ... ia tidak mau terjadi sesuatu pada dirinya dan membuat repot orang lain.

"Apa anda suka dengan sushi?" tanya Star.

"Hmm, tentu saja. Apa kamu ingin makan sushi?" Star akhirnya mengangguk. Baginya sushi adalah makanan aman. Ia tak perlu takut dengan api atau sesuatu yang panas.

Mereka berdua duduk di sebuah kursi dan saling berhadapan. Sebuah rel kecil terletak di samping meja mereka yang digunakan untuk mengantarkan pesanan mereka yang dipesan melalui sebuah tablet kecil yang terletak di atas meja.

"Star, dari mana asalmu?" tanya Ray membuka pembicaraan.

"Ahhh aku dari Munich," jawab Star.

"Apa kamu suka bekerja di XL Corp?"

"Ya, begitulah."

Awalnya aku suka. Aku kira aku bisa banyak belajar di sini, tapi ternyata pekerjaan yang diberikan tidak sesuai dengan keinginanku. Kini aku merasa tersiksa. - Star.

"Apa ada sesuatu yang mengganggumu di XL Corp? Kalau iya, katakan padaku. Aku akan membantumu."

"Tidak, tidak ada, Tuan," jawab Star.

Bagaimana aku bisa mengatakan kalau yang menggangguku adalah kakaknya sendiri. Ia pasti akan membela kakaknya dibandingkan aku. Nanti yang ada malah mereka berdua menyiksaki dengan pekerjaan yang lebih banyak. - Star.

Dari kejauhan, dua pasang mata melihat interaksi mereka. Light yang ingin makan siang setelah bertemu dengan kliennya, malah diperlihatkan kondisi adiknya sedang bersama dengan wanita yang ingin ia hancurkan.

Tidak akan kubiarkan Ray mendekatimu ataupun sebaliknya. Aku akan menghancurkanmu sebelum saat itu datang. - Light.

*****

"Dari mana kamu?" tanya Light ketika ia melihat Star baru tiba di kantor. Light sengaja kembali ke kantor terlebih dahulu agar bisa memergoki sekretarisnya itu.

"Masuk!" Light meminta Star untuk masuk ke dalam ruangannya sesaat setelah ia sampai.

"Maaf, Tuan. Tuan Ray meminta saya untuk menemaninya makan siang," ucap Star.

"Atasanmu itu aku, bukan dia. Jadi perintahku yang harus dituruti, bukan perintahnya. Mengerti?!"

"Mengerti."

"Keluar dan kerjakan semua berkas yang ada di atas mejamu. Jangan pulang sebelum selesai. Jika aku tahu kamu berdekatan lagi dengan Ray atau melanggar perintahku, aku akan menghukummu lebih dari ini."

Star menghela nafasnya pelan. Ia sudah tahu akan seperti ini jadinya.

Bodoh! bodoh! seharusnya kamu tidak mengikuti Tuan Ray. Kamu sudah tahu seperti apa atasanmu itu, kamu malah mencari gara gara. - Star.

Brughh!!!

Sebuah buku kembali melayang dan mengenai kepalanya, "Jangan melamun! Aku tidak menggajimu di sini untuk melamun. Cepat keluar dan kerjakan semua perintahku."

Star keluar dari ruangan dan kembali duduk di balik mejanya. Ia mengelus kepalanya sendiri yang terkena lemparan buku lagi. Jika kepalanya itu adalah tanah liat yang sedang dibentuk, mungkin keadaannya saat ini sudah tak jelas karena plenyek sana sini.

Ia bahkan tak bisa menghitung sudah berapa kali ia mendapatkan sentilan di kening, lemparan kertas di wajah, lemparan buku di kepala, dan pekerjaan yang tidak jelas gunanya.

Setelah 1 tahun, ya setelah kontrak itu berakhir, aku akan langsung mengundurkan diri. Tak perlu lagi memperpanjang kontrak itu. Sabar, sabar Star, kamu hanya perlu bertahan 9 bulan lagi. Anggap saja kamu sedang menantikan kelahiran seorang bayi. - Star menggelengkan kepalanya sendiri dan sedikit terasa pusing.

Akhirnya ia kembali bekerja dan berusaha menyelesaikannya, meskipun hingga malam menjelang. Ia sudah sangat terbiasa dengan lembur, hingga ia membawa beberapa pakaiannya ke kantor agar ia bisa berganti pakaian saat di rasa mulai tidak nyaman untuknya

🧡 🧡 🧡

Terpopuler

Comments

Pansy

Pansy

Aku juga belum makan Ray, boleh ikut ga? 😁

2022-04-21

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!