MELUPAKAN SEMUA KESEDIHAN

"Aku akan pergi," ucap Amelie.

"Aku akan menghubunginya dan memintanya pulang," ujar Leon. Saat ini ia sudah tak bisa lagi mengatur putran pertamanya, karena Light sudah terbiasa sendiri. Bahkan ia membangun perusahaannya sendiri tanpa bantuan sedikitpun dari Sebastian Group.

Sebastian Group saat ini dipimpin oleh Giovan, putra pertama Mikael. Sementara Giorgio dan Ray menjadi wakilnya. Mereka bertiga tak pernah bertengkar ataupun memperebutkan posisi CEO, karena mereka tahu semakin tinggi posisi, maka tanggung jawab akan semakin besar.

Giovan adalah pribadi yang tegas dan disiplin, sementara Giorgio lebih ceria dan santai. Ray, putra kedua Leon, lebih senang berada di balik meja, tanpa banyak bertemu orang, karena itu jugalah maka ia tak mau menjadi CEO.

"Jangan memintanya untuk pulang, biar aku yang pergi ke sana. Aku ingin melihat apa yang ia lakukan dan apa ia masih mengingatku," Amelie memejamkan matanya dan mendesahh pelan.

Leon mendekatinya dan memeluknya dari samping, "Light membutuhkan seseorang yang bisa menyayanginya dengan sepenuh hati. Ia memerlukan cinta. Apa sebaiknya kita menjodohkannya dengan seorang wanita?"

Amelie membuka matanya dan melihat ke arah Leon, "Aku berharap akan semudah itu. Apa kamu tidak ingat bagaimana ia dengan terang terangan menolak Chloe saat akan dijodohkan dengannya?"

"Ingat, aku ingat sekali. Hal itu membuat Chloe langsung mundur saat itu juga, padahal aku tahu kalau Chloe sangat menyukai Light."

Amelie kembali menghela nafasnya pelan, "Aku hanya berharap ia kembali menjadi Baby Xavier. Saat ia masih begitu ceria dan tertawa sepanjang hari. Aku sangat merindukannya. Bahkan saat ini aku ingin memeluknya, tapi ia seperti semakin menjauh dari kita."

"Aku akan menemanimu," ucap Leon, "Aku akan segera menyiapkan semuanya. Kapan kamu ingin pergi?"

"Besok."

"Baiklah," ucap Leon.

"Terima kasih, honey," Amelie bersandar di bahu Leon dan menghirup harum maskulin suaminya, membuat tubuhnya terasa nyaman dan pikirannya lebih tenang.

*****

"Mom!!" Light terkejut ketika mendapat Mommynya berada di dalam apartemen.

"Mommy kira kamu sudah melupakan Mom."

"Maaf Mom, aku sedang sibuk."

"Apa kamu tidak memiliki alasan lain selain sibuk? Kamu hanya perlu mengatakan bahwa kamu tidak ingin bertemu dengan keluargamu lagi, maka Mommy akan segera keluar dari sini dan tidak akan pernah menemuimu lagi," ucap Amelie.

"Mom!" Light berjalan mendekati Amelie yang sedang duduk di sofa. Ia duduk di samping Amelie dan memeluknya dari samping.

"Apa Mom ke sini seorang diri? Mana Dad?" Amelie masih terdiam dan berpikir. Ia begitu merindukan putra pertamanya, tapi ketika bertemu rasanya begitu sulit untuk meluapkan kerinduannya.

"Mom hanya datang ke sini untuk melihat bagaimana keadaanmu dan apa kamu masih mengharapkan Mom sebagai Mommymu."

"Jangan mengatakan seperti itu, Mom. Maafkan aku, tapi jika Mommy menginginkanku kembali ke Indonesia, aku tidak bisa. Kenanganku terlalu buruk di sana," ucap Light menjelaskan.

"Apa kamu menganggap di sana hanya ada Grandpa Axelle saja? Kamu tidak pernah menganggap kami ada? Apa kami juga adalah kenangan buruk untukmu?" Amelie meluapkan semua yang ada di dalam hatinya. Sudah lama ia memendam hal ini, bahkan sejak kematian Daddynya.

"Apa kamu kira hanya dirimu yang merasa kehilangan? Apa kamu pernah melihat bagaimana perasaan Mommy? perasaan Grandma?" Light hanya bisa diam mendengar semua keluh kesah Mommynya. Ia tahu apa yang dikatakan oleh Mommynya adalah benar. Ia tak pernah memikirkan perasaan orang lain, karena ia merasa tak ada yang pernah mengerti bagaimana perasaannya.

Semua orang menutupi kebenaran darinya. Kalau ia tidak mendengar semuanya sendiri, tak ada yang akan memberitahunya hingga detik ini.

Sepertinya aku harus mulai mencari gadis itu dan membalaskan semuanya. Semua ini berawal darinya. Dia yang telah membuatku kehilangan Grandpa. Dia juga yang telah membuat Mommy menangis saat ini. Aku akan membuatmu merasakan semua kesedihan yang kurasakan. - Light.

* Flashback on

Light yang terbaring di brankar rumah sakit berusaha untuk memejamkan mata. Ia terus meminta pada Daddy dan Mommynya untuk mempertemukannya dengan Axelle, tapi mereka hanya menjawab nanti.

Saat mendengar pintu terbuka, Light memejamkan matanya, berpura pura tidur.

"Akhirnya dia tidur juga," ujar Leon.

"Itu lebih baik. Bagaimana jika dia mendengar bahwa Grandpa nya telah meninggal?"

Deghhh ....

Dada Light terasa sesak. Ia ingin berteriak dan menangis saat itu juga mendengar kebenaran itu. Namun, ia berusaha menahannya karena ia tak ingin mereka tahu kalau ia sedang berpura pura.

"Lalu bagaimana dengan Star?" tanya Amelie.

"Kondisi Star kurang baik. Untung saja Dad berhasil menyelamatkannya di saat yang tepat. Kalau tidak, mungkin kita akan kehilangan Star juga."

"Aku sangat bangga pada Dad karena memikirkan keadaan Star. Bahkan di akhir hidupnya, ia masih memikirkan orang lain dibanding dirinya," ucap Amelie.

"David minta maaf. Kalau saja Dad tidak menyelamatkan Star, mungkin Daddymu masih hidup," ucap Leon.

"Tapi kalau bukan karena Star, maka kita akan ....," belum sempat Amelie melanjutkan ucapannya, seseorang membuka pintu dan memanggil mereka keluar.

Ketika kedua orang tuanya keluar, Light baru mengeluarkan air matanya. Ia menumpahkan semua rasa sedihnya, hingga tak lagi tersisa air matanya. Di dalam pikirannya hanya ada nama Star, seorang gadis yang menyebabkan Grandpa nya meninggal. Ia mengepalkan tangannya, menyimpan semua rasa kesal dan dendamnya, untuk dibalaskan suatu saat nanti.

* Flashback off

"Tahun ini aku belum bisa pulang, Mom. Aku sudah memiliki janji penuh selama tahun ini. Banyak sekali investor yang ingin menanamkan sahamnya di perusahaanku. Aku tidak bisa pulang begitu saja dan meninggalkan semua tanggung jawab. Aku berjanji, Mom."

"Mom, hanya ingin kamu melupakan semua kesedihan di masa lalu, sayang. Ingatlah bahwa kamu masih memiliki kami, keluargamu. Kami akan selalu ada untukmu," ucap Amelie.

"Aku tahu, Mom. Terima kasih."

"Baiklah. Mom akan kembali ke hotel dulu. Dad pasti sudah menunggu Mom."

"Aku akan mengantar Mom. Apa Mom sudah makan malam? ayo kita makan malam bersama," ajakan Light membuat Amelie tersenyum. Ia tak akan menolak ajakan makan malam ini karena memang sangat jarang terjadi.

"Ayo," Amelie mengambil tas miliknya dan berjalan bersama dengan Light.

Aku harus membuat Mom mempercayaiku terlebih dahulu dan tidak selalu memintaku pulang. Tenanglah Mom, aku akan membalaskan semua dendam dan kesakitan keluarga kita. Setelah itu aku akan pulang membawa sukacita untuk semuanya dan kesedihan bagi mereka yang pantas mendapatkannya. - Light tersenyum dalam hatinya.

Mereka pun pergi menuju hotel dan menjemput Leon untuk makan malam bersama. Awalnya Leon ingin menemani Amelie bertemu Light, tapi ternyata Amelie ingin berbicara empat mata dengan putra pertama mereka itu.

🧡 🧡 🧡

Terpopuler

Comments

Sak. Lim

Sak. Lim

mc naiiiiif goblokkkk lebaaaay

2023-08-08

0

siska widya

siska widya

pagi

2023-07-14

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

star mLaikat kehidupanmu light....bukan chloe

2023-01-19

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!