TERKUNCI

Star langsung masuk ke dalam apartemennya. Ia meletakkan pakaian kotornya di keranjang, kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Tubuhnya sudah mulai memerah dan hal itu membuatnya sedikit panik.

Ketika Star panik, maka tubuhnya akan bereaksi lebih dan lebih. Ia akan kesulitan bernafas, seperti saat ia terkena percikan air kopi yang menurutnya panas dan dirinya tak siap.

Star mandi dengan cepat, ia juga langsung mengambil bahan bahan makanan di kulkas dan membuat salad. Ia berpikir jika ia pergi ke cafe, ia harus menunggu lagi untuk mendapatkan makanan, sedangkan ia tak memiliki banyak waktu dan perutnya sudah berteriak untuk diisi.

Setelah menyelesaikan makannya, Star mengambil kunci mobilnya dan memggunakannya untuk pergi ke kantor. Ia memarkirkan mobilnya di basement gedung, kemudian bergegas kembali ke meja kerjanya.

Star sudah kembali ke meja kerjanya sebelum jam makan siang berakhir. Ia sedikit bernafas lega karena ia tidak membuat kesalahan lagi. Meskipun ia harus mengorbankan sedikit keinginan perutnya untuk makan dalam porsi besar, tapi ia puas dengan kinerja kerjanya sendiri.

Light yang baru kembali dari makan siang melihat Star sudah kembali duduk di mejanya. Ia tersenyum smirk melihat bagaimana kegigihan seorang Maystar Asher. Ia memiliki nilai plus bagi Star, yakni tidak memanfaatkan waktunya. Sebenarnya ia bisa saja tidak kembali ke kantor mengingat Light sudah menyuruhnya pergi, namun ia justru kembali bekerja dan tepat waktu.

*****

Waktu 2 minggu terlewati dengan biasa, tak ada hal yang terlalu menarik. Star mengerjakan pekerjaannya seperti biasa, bahkan ia merasa sedikit aman dan tentram karena Light sedang pergi ke luar negeri untuk menyelesaikan beberapa urusan pekerjaan.

Telepon di atas mejanya berbunyi, Star langsung mengangkatnya dan mendengar suara asisten Black di ujung telepon.

"Baik, saya akan mengerjakannya," ucap Star.

Star masuk ke dalam ruangan atasannya, menyalakan lampu dan mulai mencari dokumen di dalam lemari yang persis berada di belakang meja kerja Light, seperti yang diperintahkan. Namun tiba tiba tegangan listrik seperti turun dan listrik mengalami mati sesaat.

Star langsung bernafas lega ketika lampu ruangan atasannya itu menyala kembali. Ia pun segera kembali mencari dokumen dan untung saja ia menemukannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Jika ia mengerjakannya sekarang, ia bisa pulang tidak terlalu malam.

Star memegang handle pintu dan ia merasakan sedikit sengatan listrik yang membuatnya langsung mengangkat tangan dan menjauhkan dirinya dari pintu. Telapak tangannya sedikit memerah, ia mulai kembali terserang panik karena takut tak bisa keluar dari ruangan itu.

Ia berjalan mondar mandir, ia berpikir bagaimana caranya ia keluar tanpa menyentuh handle pintu tersebut. Dengan menggunakan telepon yang ada di atas meja kerja Light, ia menghubungi securitt yang berjaga di bawah. Ia menceritakan kejadian yang ia alami dan berharap security itu mau membantunya.

Terdengar derap langkah kaki di luar ruangan, Star sedikit berteriak. Ia mendengar seperti seseorang berusaha membuka pintu, tapi handle pintu sama sekali tidak bergerak.

"Apa yang mereka lakukan di luar? mengapa pintu ini tidak juga terbuka," gumam Star.

Ia mencari cara lain karena ia tak akan bisa keluar jika ia hanya diam saja. Ia membuka blazer yang ia kenakan, kemudian memegang handle pintu dan membukanya.

Ceklekk ...

Di hadapannya sudah ramai dengan beberapa orang security dan juga OB. Mereka di luar sudah berusaha membuka pintu tersebut, namun tak bisa. Saat tegangan turun tadi, pintu ruangan Light langsung mengunci secara otomatis dan hanya bisa dibuka dari dalam.

"Mengapa anda menghubungi kami jika anda bisa membukanya sendiri dari dalam," ujar sang security.

"M-maaf pak, seperti yang tadi saya ceritakan. Saya terkena sengatan listrik saat hendak membukanya. Oleh karena itu saya menggunakan ini untuk memegang handlenya," ucap Star sambil memperlihatkan blazernya.

"Ahhh, baiklah kalau begitu," akhirnya semua bubar dan meninggalkan Star seorang diri.

Ia melihat ponselnya yang berkedap kedip karena adanya panggilan masuk, bahkan lebih dari 10 kali.

"Halo."

"Nona Maystar, apakah sudah selesai?" tanya Black.

"Ahhh maaf Tuan. Saya baru mau mulai mengerjakannya. Tadi saya sempat terkunci di ruangan Tuan Light dan tidak dapat keluar," jawab Star.

"Tak ada alasan. Cepat kerjakan karena Tuan membutuhkannya sekarang. Saya hanya memberikan anda waktu 10 menit untuk menyelesaikannya," Black memutuskan panggilannya, membuat Star kaget.

Tuan dan asistennya sama saja, 11 12. Apa mereka pikir tanganku ini punya kecepatan cahaya, sampai sampai harus langsung selesai begitu mereka menginginkannya. - baru kali ini rasanya Star menggerutu. Ia tidak akan menggerutu jika atasannya memberikan waktu yang masuk akal untuk mengerjakan.

Baru saja ia ingin memuji mereka berdua yang tidak terlalu mengganggunya dengan memberikan banyak pekerjaan selama kepergian ke luar negeri. Namun, ia telah menarik pujian itu sebelum sempat ia keluarkan.

*****

Star kembali membawa mobilnya hari ini karena ia ingin pergi berbelanja. Ia mengarahkan mobilnya ke sebuah Mall besar di kota itu dan langsung menuju supermarket. Ia selalu menyetok bahan makanan di kulkas untuk membuat sandwich dan juga salad. Ia juga membeli buah buahan yang mudah untuk dimakan.

Setelah membeli barang barang yang ia butuhkan, ia kembali ke area parkir untuk memasukkan belanjaannya dan pulang. Star bukan wanita yang terlalu senang berbelanja. Ia lebih suka berada di rumah dan menikmati waktunya dengan melakukan hobbynya, yakni melukis.

Saat akan menjalankan mobilnya, ia melihat Light sedang berjalan bersama dengan seorang wanita. Ia sedikit merasa aneh karena setahunya atasannya itu masih berada di luar negeri untuk perjalanan bisnis, tapi ia berpikir positif mungkin atasannya itu sudah kembali dan langsung menuju Mall.

Tampak dari wajah sang wanita yang terlihat begitu bahagia bisa berada di sebelah Light, sementara atasannya itu tetap saja memasang wajah datar dan dingin, seperti kulkas 2 pintu. Wanita itu terlihat bergelayut manja di lengan Light dan Light tidak menggubrisnya.

Mudah mudahan wanita itu bisa membuat hatinya sedikit mencair, agar ia tidak selalu memasang wajah yang menyeramkan. - mohon Star di dalam hatinya. Star pun keluar dari parkiran dan langsung menuju ke apartemennya.

🧡 🧡 🧡

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!