BAU TAK SEDAP

Light berdiri di balkon apartemen mewahnya sambil memandang kerlap kerlip lampu di Kota London dan bintang bintang di atasnya. Ia meminta Black menyelesaikan semua administrasi rumah sakit Star kemudian meninggalkannya. Ia tak peduli apa yang akan terjadi pada gadis itu

Jika para pria suka mengalihkan pikiran dan masalah mereka pada rokok, maka tidak demikian hal nya dengan Light. Ia biasa mengalihkan semua pikirannya ke pekerjaan, alkohol pun hanya sesekali.

Ponselnya bergetar, tertera nama Black di sana, "Katakan!"

Hmm, jadi dia sudah keluar dari rumah sakit.

"Baiklah kalau begitu," Light memutus sambungan ponselnya. Ia mulai memikirkan langkah selanjutnya untuk menghancurkan seorang Maystar Asher.

*****

Pagi pagi, Star sudah berada di balik meja kerjanya. Ia tak ingin kejadian kemarin membuatnya dipandang sebelah mata oleh atasannya. Ia harus lebih giat lagi dalam bekerja.

Seperti biasanya, Star akan mengucapkan selamat pagi dengan tubuh yang sedikit membungkuk. Light langsung masuk ke dalam ruangannya dan mengangkat sebelah tangan kirinya ke arah Black.

Black yang mengetahui maksud dari atasannya itu pun langsung masuk ke dalam ruangannya sendiri dan keluar membawa setumpuk map. Ia berjalan mendekati Star, kemudian meletakkan map tersebut di atas meja.

"Apa yang harus saya lakukan hari ini, Tuan?" tanya Star.

"Laporan laporan ini kehilangan file digitalnya. Tuan ingin kamu membuat laporan digitalnya. Tidak boleh ada yang terlewat karena akan digunakan besok siang. Jadi semua harus segera selesai.

Star sedikit menganga saat melihat tumpukan map yang setinggi kepalanya ketika ia duduk.

Yang benar saja, masa aku harus menyelesaikan ini hari ini juga? Apa mereka mengira tanganku ada sepuluh? - Star bermonolog sendiri di dalam hatinya. Ia ingin sekali menolak atau setidaknya meminta bantuan. Namun, sejak ia bekerja di sana, ia tak mengenal siapapun. Tak ada satu orang staf pun yang berani masuk ke dalam ruangan CEO, kecuali Asisten Black dan dirinya.

Bekerja di XL Corp membuatnya menjadi lebih sendiri lagi, karena merasakan suasana yang sepi. Ia benar benar tak memiliki teman.

Star hanya menganggukkan kepalanya, kemudian langsung menyusun map tersebut sesuai urutannya. Ia membuka yang pertama dan mulai mengerjakan. Ia melewati makan siang karena ia merasa waktunya akan berkurang jika digunakan untuk makan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, semua karyawan sudah membereskan semua barang barang mereka dan bergegas pulang. Di sebuah meja di depan ruang CEO, masih ada seorang gadis yang berkutat dengan komputer dan map map di sebelahnya. Tatapan matanya seakan tak teralihkan sedari tadi.

Ia baru menyelesaikan setengahnya saja, padahal ia sudah menggunakan kecepatan yang luar biasa. Star memegang perutnya yang sudah mulai mengadakan konser. Awalnya hanya musik akustik, lama kelamaan berubah jadi musik rock 'n roll.

Ia mengerjapkan matanya yang mulai perih karena terus menerus melihat angka dan huruf yang berjejer. Star pun kembali mengerjakannya tanpa melihat waktu, bahkan sekitarnya sudah terlihat gelap, hanya tinggal dirinya sendiri di sana.

Star melihat jam di pergelangan tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Mata Star sudah benar benar tidak kuat, ia sangat mengantuk. Akhirnya ia meletakkan kepalanya di atas meja dengan lengan sebagai bantalannya. Ia berencana untuk memejamkan matanya sebentar sebelum melanjutkan pekerjaannya kembali.

Brakkk!!!

Star yang sedang terbang di alam mimpi langsung berdiri dan agak oleng sedikit ke samping. Ia merasa tiba tiba saja ada gempa. Ia langsung meraih tas miliknya dan berlari menuju tangga darurat dengan mata yang belum terbuka sempurna dan wajah bantal yang begitu tercetak jelas.

Sementara di depan meja Star, Light dan Black melihat ke arah Star yang tiba tiba saja berlari, "apa yang dia lakukan?" Black hanya mengendikkan bahunya mendengar pertanyaan atasannya itu.

Saat masuk ke tangga darurat, ia sudah turun 1 lantai. Ia menetralkan nafasnya yang terengah-engah karena kakinya masih terasa lemas. Ia melihat ke bawah dan ke atas melalui celah di bagian tengah tangga. Tak ada suara kaki yang mengarah turun layaknya saat gempa. Ia hanya seorang diri.

Mungkin aku bermimpi. - Star kembali menaiki tangga menuju lantai 5 tempat mejanya berada. Dengan langkah gontai ia mendekati mejanya. Star meletakkan kembali tas miliknya ke tempatnya, kemudian mengusap matanya dengan tangan.

Mata Star langsung membulat ketika melihat cahaya yang begitu terang dari jendela besar yang berada di dekat lift. Ia melihat jam di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul 9 pagi.

Kacau! - pekiknya dalam hati. Ia langsung berlari ke toilet sambil membawa tas nya. Di dalam toilet ia mencuci wajahnya, kemudian mengulas sedikit make up agar wajahnya terlihat lebih segar. Ia tertidur selama 10 jam. Star menepuk dahinya sendiri.

Aku membuang 10 jam dengan sia sia. Bagaimana ini? aku belum menyelesaikan semuanya. - Star merutuki kecerobohannya. Ia langsung kembali ke meja kerjanya, membuka map selanjutnya dan mengerjakan tugasnya. Sebenarnya tubuhnya sudah terasa tidak nyaman. Ia tidak suka jika tidak mandi. Rasa lengket dan panas seperti mulai menjalar di tubuhnya.

Tepat jam 12, Star pun akhirnya menyelesaikan semuanya. Saat ini tubuhnya benar benar lemas karena tidak diisi dengan makanan apapun sejak kemarin pagi. Ia hanya mengganjalnya dengan banyak minum air saja.

Tokkk ... tokk ... tokk ....

"Masuk."

Star berdiru di hadapan Light yang melihatnya dengan tatapan mencibir, "bau apa ini? Apa kamu tidak mandi? menjijikkan sekali!"

Star mencium bau dari tubuhnya sendiri, tidak ada yang bau. Ia hanya merasa tubuhnya lengket saja.

"Keluar dari ruanganku. Aku tak ingin ruanganku terkontaminasi dengan bau tak sedap dari tubuhmu itu," Light langsung menunjuk ke arah pintu agar Star keluar. Star yang sudah merasa lemas pun akhirnya keluar setelah meletakkan sebuah flash disk di atas meja Light, "saya hanya ingin menyerahkan ini saja. Saya juga minta izin untuk pulang sebentar. Saya akan segera kembali."

Tanpa meng iya kan, Light menggerakkan tangannya untuk mengusir Star dari ruangannya. Star mematikan komputernya, kemudian meraih tas miliknya. Ia turun ke lantai dasar dan berjalan kaki ke apartemennya. Jika ia menunggu taksi lagi, akan memakan waktu lama. Ia sudah tidak bisa menahan rasa lengket di tubuhnya.

🧡 🧡 🧡

Terpopuler

Comments

Uba Muhammad Al-varo

Uba Muhammad Al-varo

light kelakuan mu sungguh sangat ironis 👿

2024-02-06

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!