RASA PANAS YANG DIBENCI

Star kini duduk di meja kerjanya, ia nampak tersenyum. Ia memeriksa semua yang ada di mejanya dan memindahkan semua sesuai posisi yang ia inginkan.

Ia menyalakan komputer yang ada di hadapannya, kemudian kembali mengulik isi di dalamnya. Ia menghabiskan waktu sekitar 1 jam hingga semua barang rapi dan ia mengerti apa yang ada di dalam komputernya.

Di sudut rak mejanya terdapat sebuah tablet. Ia mengambil dan melihat bahwa isinya adalah jadwal kerja atasannya itu. Ia membacanya kemudian menyalinnya ke sebuah buku kecil yang ia bawa. Meskipun zaman sudah berubah dengan teknologi, tapi Star masih nyaman dengan salinan tangannya sendiri.

Star melihat jam di pergelangan tangannya, sudah jam makan siang. Ia mengambil sebuah tas bekal yang ia bawa karena memang ia sudah menyiapkan makan siang untuk dirinya. Baru saha ia ingin membuka, ia melihat asisten Black berlari menuju ruangan CEO-nya.

Black mengetuk pintu dan membukanya, lalu terdengar suara teriakan dari dalam, membuat Star kaget. Ia melihat atasannya itu keluar dengan wajah marah dan menatap tajam ke arahnya.

Light berhenti di depan meja kerjanya, "Apa yang kamu lakukan sedari tadi? Apa kamu bersenang senang dengan meja barumu? baru hari pertama bekerja sudah membuatku kehilangan jutaan dollar. Kalau sampai terjadi, lihatlah apa yang bisa kulakukan padamu," ucap Light dengan geram. Ia menyentil kening Star, kemudian langsung meninggalkan meja Star tanpa Star mengerti apa kesalahannya.

Setelah melihat kepergian atasannya itu, Star mengusap keningnya yang terasa sakit karena sentilan Light. Ia membuka kotak bekalnya dan mulai menyuapi dirinya sendiri. Ia masih mencerna setiap perkataan Light. Ia membuka buku catatannya, tak ada yang salah.

Hingga sore, Light baru kembali ke kantor. Ia melihat Star masih duduk di belakang mejanya. Ia menatap tajam ke arah gadis itu, "Masuk!!"

Star membawa tablet, juga buku catatan kecil serta bolpoin di tangannya. Ia masuk ke dalam, berdiri dekat dengan meja atasannya itu.

"Black, kamu urus proposal ini dulu. Aku tak mau kesalahan ini terjadi lagi."

"Baik, Tuan," Black keluar dari ruangan itu, meninggalkan Star berdua dengan Light.

Light tampak diam sambil memperhatikan dokumen di hadapannya. Star yang berdiri melihatnya menjadi bingung karena tadi ia disuruh masuk, tapi sekarang ia hanya berdiri tanpa mengerjakan apapun.

"Maaf, Tuan. Apa ada sesuatu yang harus saya kerjakan?" tanya Star.

Light menoleh ke arah Star dengan tatapan tajam, "Apa kamu tahu kesalahanmu hari ini?"

Star langsung menggelengkan kepalanya, karena ia memang tidak tahu apa kesalahannya. Ia sudah memeriksa semuanya dan tidak merasa ada kesalahan.

Brakkk!!!

Light menggebrak mejanya, "baru 1 hari kamu menjadi sekretaris sudag hampir membuatku kehilangan proyek jutaan dollar. Apa kamu tidak memeriksa jadwal kerjaku?"

"Aku sudah memeriksanya, Tuan. Hari ini anda tak ada pertemuan atau meeting apapun," jawab Star sambil memperlihatkan layar tabletnya.

Light mengambil tablet itu dan tersenyum sinis, "Apa kamu tidak bisa melihat tahunnya? ini jadwal tahun lalu."

Star melihatnya lebih detail dan ia membulatkan matanya ketika menyadari kesalahannya. Ia tak menyangka bahwa jadwal tersebut adalah jadwal tahun lalu. Light menarik tablet itu dan melemparkannya ke dinding hingga hancur berantakan.

Star tersentak kaget, "M-maafkan saya, tapi saya memang belum mendapatkan jadwal apapun."

"Seharusnya lulusan universitas ternama sepertimu memiliki inisiatif. Apa kamu tidak bisa bertanya pada Black?" Light meninggikan suaranya, membuat Star memeluk buku kecilnya di depan dada. Sampai saat ini, tak pernah ada yang pernah berteriak atau memarahinya, karena itulah ia sangat kaget.

"M-maafkan saya, Tuan. Saya berjanji tak akan ada kesalahan seperti ini lagi."

Light tersenyum sinis seakan menertawakan Star. Ia mengibaskan tangannya dan menyuruh Star keluar dari ruangannya.

Setelah Star keluar dari ruangan, Light tersenyum dengan puas karena sudah membuat gadis itu ketakutan. Ya, ia memanipulasi semuanya. Ia memang tak ada jadwal hari apa apa hari ini, semua sudah ia atur. Sedikit demi sedikit ia ingin menghancurkan mental seorang Maystar Asher.

*****

Star kembali ke apartemennya dengan berjalan kaki. Sebenarnya Maverick sudah menyiapkan mobil untuknya, namun karena jarak dari apartemen ke kantor tidak jauh, maka Star ingin berjalan kaki.

Ia langsung membersihkan dirinya setelah meletakkan tas di atas meja. Ia membuka pakaiannya dan meletakkannya di keranjang pakaian kotor, kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

Di bawah kucuran air shower yang dingin, Star membersihkan tubuhnya. Jika orang orang suka mandi air hangat, maka ia lebih suka air dingin. Bahkan di musim dingin, ia tetap menggunakan air dingin. Ia merasa lebih segar jika terkena dinginnya air. Setelah selesai, ia mengeringkan tubuhnya dan berhenti di wastafel dengan sebuah cermin besar di hadapannya.

Ia kembali memutar tubuhnya dan melihat bekas lukanya yang menyilang dari lengan atas ke pertengahan tulang belakangnya. Ia hanya tersenyum melihatnya.

Ia memakai bathrobe dan keluar. Ia akan membiarkan rambutnya kering dengan sendirinya karena ia sangat membenci hairdryer. Rasa panas yang ditimbulkan oleh hairdryer membuat tubuhnya memerah seperti alergi hingga mati rasa.

Star berjalan menuju dapur dan mengeluarkan beberapa sayuran. Ia hanya akan membuat sandwich seperti tadi pagi, dengan isian sayur. Ia tidak pernah menyentuh kompor ataupun oven. Ia benci semua itu.

Membawa sandwich buatannya, ia duduk di sofa kemudian menyalakan televisi. Tak ada acara yang menarik baginya. Akhirnya ia mengambil ponsel dan menghubungi keluarganya.

"Halo sayang!" sapa Angel.

"Mom," Star langsung tersenyum saat melihat Mommynya.

"Bagaimana hari pertamamu?"

"Menyenangkan Mom," Star tidak ingin orang tuanya khawatir. Jika ia mengatakan bahwa di hari pertama dia sudah mendapatkan bentakan dan omelan, pasti ia akan segera disuruh kembali ke Munich. Mereka memang tinggal di Roma, namun sejak musibah itu, mereka sekeluarga pindah ke Munich agar Star bisa mendapatkan pengobatan yang terbaik.

"Mommy ikut senang sayang."

"Dad di mana?"

"Dad di sini, sayang. Apa kamu sudah merindukan Daddy?" ucap David dam memunculkan wajahnya di layar ponsel.

"Sangat! Aku merindukan kalian semua," ucap Star.

Mereka saling menceritakan keseharian mereka dan tertawa bersama. Star bahkan melupakan hal buruk yang terjadi padanya hari ini.

🧡 🧡 🧡

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!