SANDWICH

Kerugian perusahaan cukup besar karena kesalahan laporan tersebut. Ada seseorang yang sepertinya bermain cukup cantik di belakang ini semua dan Light harus mendapatkan semua bukti bukti agar orang tersebut tidak dapat menghindar lagi dari semua tuduhan.

Dari ruangannya, Light memperhatikan kerja Star dari layar komputernya. Ia terus memperhatikan hingga tak sadar bahwa ia telah menghabiskan 1 jam lebih. Black mendatangi ruangan atasannya itu untuk memberitahukan tentang pertemuan mereka kembali dengan Mr. Hawk.

Light keluar dari ruangannya, ia melihat ke arah Star yang sedang fokus dengan pekerjaannya, "Maystar! Ikut denganku!"

Star yang tidak pernah ikut dengan Light pun menjadi sedikit bingung. Ia mengambil sebuah tablet baru yang diberikan oleh Black, lalu mengambil buku kecil, dan juga tas miliknya. Ia menyimpan semua barang barang tersebut di dalam tas nya karena baginya itu akan lebih ringkas.

Mereka sampai di sebuah hotel mewah di sekitar pusat Kota London. Mr Hawk telah menunggu mereka di sebuah ruang meeting yang memang disediakan oleh hotel tersebut sebagai salah satu fasilitas dari mereka.

"Selamat datang, Tuan Light," sapa Mr. Hawk, "Silakan duduk."

Setelah bersalaman, mereka pun duduk untuk melakukan presentasi akhir dan penandatanganan kontrak kerjasama. Star yang baru pertama kali ikut dalam pertemuan seperti ini pun mencatat dan berusaha merekam dengan jelas semua hal yang dilakukan.

Namun, Light justru tidak fokus pada presentasi yang ada. Ia melihat Mr. Hawk yang terus saja memperhatikan Star. Setelah presentasi selesai, mereka berdua duduk bersama dan menandatangani kontrak kerja sama. Mereka bersalaman sebagai tanda bahwa proyek mereka akan segera dimulai.

"Tuan Light, bagaimana kalau aku mengundangmu untuk makan malam?" tanya Mr. Hawk.

"Tentu saja. Kamu bisa memberitahukan semuanya pada asistenku."

"Apa kamu bisa mengajak sekretarismu juga?"

Light menautkan kedua alisnya. Ternyata pria di hadapannya ini tidak berbasa basi dan langsung to the po**int.

"Aku ingin mengenal sekretarismu lebih jauh, apakah dia single?" tanya Mr. Hawk.

"Aku tidak tahu dan sepertinya itu bukan urusanku," jawab Light.

"Baiklah kalau begitu aku akan mendekatinya dengan caraku sendiri. Aku tidak perlu meminta izin padamu," ujar Hawk tersenyum.

Hawk berjalan mendekati Star yang sedang merapikan kontrak kerjasama dan juga berkas yang tadi ia bawa. Ia tak ingin ada yang tercecer satupun.

"Selamat siang, Nona ...," Hawk tidak melanjutkan ucapannya karena mereka memang baru berkenalan.

"Selamat siang, Tuan. Nama saya Maystar. Ini kontrak kerja samanya," Star memberikan kontrak kerja sama tersebut kepada Mr. Hawk.

"Terima kasih. Apa anda ada waktu? Saya ingin mengundang anda makan malam," tanya Hawk.

"Maafkan saya, Mr. Hawk. Terima kasih atas undangan anda, tapi saya tidak bisa karena ada hal yang harus saya kerjakan," tolak Star secara halus.

"Ahh tidak apa. Tapi jika aku mengundangmu lagi lain kali, kuharap kamu akan bersedia," Star menganggukkan sedikit kepalanya dan tersenyum. Light yang melihat dari kejauhan hanya bisa mengepalkan tangannya.

Aku tak akan membiarkan dia hidup dengan nyaman, apalagi untuk menikah dengan pria seperti Mr. Hawk. Aku akan pastikan kamu menderita dan kesepian, seperti diriku. - Light melihat mereka berdua dengan tatapan sinis dan tajam.

*****

Sejak hari itu, tak pernah sekalipun Light membiarkan Star bersantai. Bahkan ia meminta Star untuk membongkar ruang arsip, kemudian merapikannya lagi. Tubuh Star seakan remuk dengan semua pekerjaan itu.

Tiba tiba saja ponsel Star berbunyi, ia langsung mengambil ponsel di dalam sakunya dan ia pun ragu untuk mengangkatnya karena masih jam kerja. Namun, ia takut kalau itu sesuatu hal yang penting.

"Iya, Dad."

"Sayang, mengapa suaramu seperti itu?" tanya David. Star tahu ia tak bisa membohongi Daddynya. Bahkan dengan mendengarkan suara saja, Dad nya itu bisa mendeteksi ada sesuatu yang terjadi pada putri kesayangannya.

"Ahhh, aku sedang di ruang arsip Dad. Ada apa Dad menghubungiku?"

"Dad, Mom, dan Mave akan mengunjungimu minggu ini," beritahu Dad David.

"Baiklah Dad, aku menunggu kalian," Star mematikan sambungan ponselnya dan menghela nafasnya. Ia segera keluar dari ruang arsip yang terasa begitu sempit untuknya. Meskipun ruangan itu memiliki pendingin ruangan, tapi Star tidak suka berada di sana.

"Apa kamu sudah merapikan semuanya dan menemukan dokumen yang kuinginkan?" tanya Light yang berada di meja kerja miliknya.

"M-maaf, Tuan. Aku belum menemukannya dan aku belum selesai merapikannya."

Pletakkk!!!

Sebuah sentilan kembali mendarat di kening Star, "payah! tidak becus! Seharusnya kamu sudah mempelajari ruang arsip itu sejak kamu mulai bekerja di sini. Jangan semua hal menunggu untuk disuruh.

"Saya akan segera menyelesaikannya, Tuan. Tapi bolehkah jika saya izin untuk makan siang terlebih dahulu?" tanya Star.

"Silakan, tapi kamu tidak boleh keluar dari kantor. Kamu harus makan di sini, di mejamu," perintah Light.

"Baik, Tuan. Hal itu tidak masalah bagiku," Star langsung duduk setelah Light bangkit dari kursi Star. Ia melihat Star mengeluarkan sebuah tempat makan. Di dalamnya terdapat 1 potong sandwich dengan ukuran cukup besar. Baru saja Star ingin memasukkan sandwich itu ke dalam mulutnya, Light langsung menyambar dan memasukkan ke dalam mulutnya sendiri.

"Ehhh ...," teriak Star saat hanya bisa melihat kejadian tersebut yang terjadi dengan sangat cepat.

"Hmmm, lumayan juga," ucap Light yang dengan cepat telah menghabiskan sandwich milik Star.

"L-lalu aku makan apa?"

"Itu tandanya kamu harus segera kembali bekerja. Tak ada waktu istirahat ataupun makan siang untukmu," perintah Light. Pria itu langsung pergi dari sana, membiarkan Star yang sudah memegang perutnya karena sangat lapar.

"Anda tega sekali, tuan. Lama lama aku bisa kurus bekerja di sini. Makan tidak seberapa, kadang malah tidak makan, tapi pekerjaan segunung," gumamnya pelan.

Telepon di atas mejanya berbunyi, "Cepat kembali bekerja!! Aku tak mau membayar gaji karyawan yang hanya bisa diam tanpa melakukan apa apa!"

Dengan langkah gontai, Star kembali ke dalam ruang arsip. Ia kembali mencari dokumen sambil merapikan ruangan tersebut.

🧡 🧡 🧡

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!