UNGKAPAN HATI RAY

"Selamat pagi!" sapa Ray. Lagi lagi pagi ini Ray menyapanya.

"Pagi, Tuan Ray," Star membalas sapaan Ray. Namun langsung kembali fokus pada pekerjaannya. Ia tak ingin terkena teguran lagi dari Tuan Light, atasannya.

"Nanti siang, temani aku makan lagi ya. Aku tak suka sendirian," pinta Ray.

"Ehemm ...," Light yang keluar dari ruangannya langsung berdehem dan menatap tajam ke arah Star yang menunduk.

"Kamu! Ikut denganku sekarang menemui klien."

"Kak, bukankah biasa kamu mengajak Black?" tanya Ray.

"Aku sedang menyuruh Black pergi mengurus sesuatu. Kamu jaga di sini," ucap Light pada Ray.

"Cepat!!" perintah Light pada Star yang langsung menyambar tas dan perlengkapan lain yang ia butuhkan.

Star berjalan mengikuti Light dari belakang, sementara Ray hanya bisa melihat keduanya dari kejauhan.

"Apa yang sebenarnya kamu rencanakan, Kak?" gumam Ray.

Di dalam mobil, Light berpikir. Adiknya adalah pria yang dingin dan kaku. Ia tak pernah melihat Ray dekat dengan siapapun, bahkan bisa dikatakan ia akan menghindar dari keramaian. Adiknya itu lebih suka suasana yang sepi.

Sementara itu, Star yang duduk persis di sebelah Light, di kursi penumpang sebelah kemudi, hanya bisa membuang pandangannya ke arah luar jendela. Dirinya merasa takut, gugup dan kaku berada berduaan saja dengan atasannya itu.

"Kamu masih ingat dengan apa yang aku katakan, bukan?" tanya Light membuka pembicaraan.

"Saya ingat, Tuan. Saya juga sudah menjauhinya, tapi ia terus saja mendekati dan menyapa saya. Akan sangat tidak sopan jika saya tidak membalasnya, apalagi dia adalah adik anda, Tuan."

"Lakukan saja perintahku, jangan terlalu banyak bicara. Sepertinya aku terlalu lunak padamu," ucap Light.

Star menghela nafas kasar. Ia benar benar sudah jengah dengan semua keadaan ini. Pantas saja tak ada sekretaris yang betah bekerja bersamanya, demikian pikir Star.

Mereka turun di sebuah perusahaan besar yang ternyata tak lain adalah milik Mr. Hawk. Dengan langkah mengikuti langkah atasannya, Star berjalan di belakang Light.

Mereka mengadakan meeting dengan cepat karena Mr. Hawk akan langsung berangkat menuju Paris, tempat proyek mereka berada.

"Baiklah Tuan Light, kita akan segera bertemu di sana," ujar Mr. Hawk.

Mereka bersalaman. Namun ada yang berbeda kali ini dengan Mr. Hawk ia sama sekali tak melihat ke arah Star. Ia begitu fokus dengan rencana proyek mereka yang akan segera dimulai. Bahkan setelah pertemuan selesai, ia langsung pergi tanpa menoleh ke arah yang lain, selain Tuan Light. Star merasa lega dengan hal ini karena atasannya sudah mewanti wanti dirinya saat di dalam mobil sebelum turun.

Jangan pecicilan! Jangan kegenitan atau dekat dekat dengan Mr. Hawk. Kamu juga tidak boleh berbicara apapun dengannya. - Star kadangkala bingung dengan atasannya itu. Atasannya itu terlalu posesif, seperti sedang melarang kekasihnya bertemu atau bersama pria lain.

"Kita pulang!"

Light langsung mengantarkan Star ke apartemennya. Star tidak tahu dari mana atasannya itu bisa mengetahui tempat tinggalnya.

"Terima kasih, Tuan," ucap Star saat ia turun dari mobil milik Light. Meskipun belum jam pulang kantor, tapi Light tidak ingin membawa Star kembali ke XL Corp agar tidak bertemu kembali dengan Ray.

*****

1 bulan berlalu lagi, hari ini Tuan Light dan asisten Black akan pergi menuju Paris, untuk perletakan batu pertama proyek kerja sama dengan Mr. Hawk. Tuan Light berencana akan berada di Paris selama 1 minggu karena agenda mereka cukup padat, mulai dari acara peresmian, konferensi pers, hingga jamuan makan.

Star tidak ikut ke Paris karena tidak ada yang bisa ia kerjakan. Sudah ada asisten Black yang bisa mengurus semua kebutuhan Light di sana.

Ray yang menggantikan posisi Light sementara di XL Corp, terlihat mulai kembali mendekati Star. Ia mengajak Star makan siang, makan malam, bahkan menjemputnya saat pagi dan kembali mengantarkannya saat pulang.

Saat ini Star tengah duduk di dalam mobil milik Ray. Semakin hari hubungan keduanya semakin dekat, Star sudah menganggapnya sebagai kakak, sama seperti Mave. Di dalam hati, Star bisa saja menganggap bahwa Ray memiliki perasaan khusus padanya. Namun, ia menampik semua itu karena ia memang tak ingin membuka hatinya pada pria manapun.

Ketakutan dan trauma yang ia miliki adalah kelemahannya. Bagaimana ia bisa berhubungan dengan pria jika saat bersentuhan dengan pria, maka ia akan mengalami alergi dan serangan panik. Belum lagi dengan luka di tubuhnya. Mana ada pria yang menginginkan wanita dengan luka pada kulit seperti dirinya. Maka akan lebih baik jika ia menutup diri dan menghindarinya.

"Star, aku tahu kamu pasti mengerti bagaimana perasaanku padamu. Aku menyukaimu, apakah kamu mau menjadi kekasihku?" tanya Ray. Star tak merasa kaget, ia sudah tahu akan seperti ini mengingat sikap Ray belakangan ini. Justru ia menantikan saat ini agar ia bisa menjelaskan pada pria itu bahwa dirinya bukqnlah wanita yang cocok untuk pria seperti Ray.

"Terima kasih sudah menyukaiku. Aku merasa senang. Namun, maaf jika aku harus menolak keinginanmu."

"Apa kami menyukai kakakku?" tanya Ray.

"Tidak, Tuan. Aku tidak menyukai anda ataupun Tuan Light. Saat ini semua yang saya lakukan adalah murni karena pekerjaan. Maafkan saya jika saya mengecewakan anda."

Star mencoba membuka pintu, namun dengan cepat Ray menekan centrak lock dan membuat Star tak bisa membuka pintu, "Tuan, apa yang anda lakukan?"

"Kamu harus menjadi kekasihku! Itu satu satunya cara untuk menolongmu. Aku akan memaksamu jika itu terpaksa," ucap Ray.

"Aku tidak mau. Jangan paksa aku!" teriak Star mencoba untuk membuka pintu.

Ray kembali menjalankan mobilnya. Ia menuju ke sebuah hotel dan turun dari mobil. Ia berjalan memutar, dan dengan kunci otomatis di tangannya, ia membuka pintu tempat Star berada. Ia menarik tubuh Star agar keluar.

"Apa yang anda lakukan?" teriak Star.

"Aku akan membuatmu menikah denganku, meminta pertanggung jawabanku!" Star sudah dewasa, ia tahu ke mana arah pembicaraan pria di hadapannya ini.

"Lepaskan aku! T-tolong," Ray sedikit membekap mulut Star agar tidak terdengar siapapun.

"Diam, atau kamu ingin membuat keributan di sini? Dengan senang hati aku akan mengumumkan pernikahan kita ke khalayak ramai. Bukankah dengan begitu, banyak orang yang akan merekam dan memasangnya di media sosial sebagai sesuatu yang romantis?" Wajah Star terlihat mulai ketakutan.

Tubuh Ray yang terasa begitu panas karena amarahnya dan kepanikan dalam tubuh Star, langsung membuat alergi kembali menyerangnya. Tubuhnya terasa mulai sakit dan kembali memerah. Nafasnya mulai sedikit tersengal, "T-to-long aku ... Dad ... Mom ...," Star pun langsung tak sadarkan diri.

🧡 🧡 🧡

Terpopuler

Comments

Pansy

Pansy

Light ada rasa kali 😁

2022-04-22

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!