"Dia kumat lagi menghindariku. Aneh, kenapa aku tidak sedih lagi saat vika tidak pulang. Malah sebaliknya aku merasa kehilangan saat Caren menjauhiku. Dios, jangan membawa orang lain dalam hubunganmu yang sudah pelik. Kasihan Caren," batin Dios.
Dios mengintip Caren. Kalau-kalau tetangganya itu keluar dari rumah. Namun sudah dua hari ini Caren tidak keluar rumah dan dia merasa kehilangan wanita itu.
"hufffftt bosan dirumah terus. Apa aku pergi kerumah mama saja ya?"
Aku mulai menutup buku majalah yang aku baca. Berhari-Hari aku bolak balik membaca majalah itu hingga selesai. Kemudian aku beralih ke ponsel, menonton segala jenis video yang ada di media sosial YT. Namun entah kenapa pikiranku selalu tertuju pada tetangga yang ingin aku hindari itu.
"Delano sebenarnya kamu sesibuk apa sih? sudah satu minggu kita tidak berkomunikasi. Apa saat jam istirahat tidak sempat chat juga? aku tidak butuh materi berlimpah, kalau hubungan kita makin hari makin jauh," ucap Caren lirih.
"Lebih baik aku refresing ke mall saja,"
Aku kemudian bergegas mengganti pakaianku dengan pakaian yang sedikit rapi. Aku juga membawa tas tangan sebagai pelengkap penampilanku.
"Caren tunggu!"
Hah sudah kuduga. Pria ini pasti sengaja menungguku sampai keluar rumah. Apa dia tahu? saat ini dan untuk selamanya aku tidak ingin bertemu lagi dengannya.
"Ada apa kak?" aku bertanya sembari memasang wajah yang luar biasa datar.
"Kamu mau kemana?" tanya Dios.
"Mau jalan ke mall."
"Mau jalan bersamaku?" tanyanya lagi.
"Tidak perlu kak. Aku mau jalan sendiri. Lagian nggak pantas kalau kita terlihat jalan bersama." Jawabku.
Kulihat Dios menghela nafas panjang. Aku juga melihat dia memasang wajah sedih. Ada apa?
"Apa kamu sama sekali tidak merindukanku?" tanya Dios.
Pertanyaan gila macam apa ini? dia ini maunya apa sih?
Aku duduk dikursi teras. Diapun duduk dikursi yang lain. Aku ingin memperjelas ucapannya dan juga aku ingin tahu, dia menganggapku sebagai apa.
"Sebenarnya apa sih mau kakak? kadang aku merasa kakak seperti menyimpan perasaan yang tidak wajar padaku. Kadang aku merasa kakak tidak menganggapku. Aku merasa kakak hanya menjadikan aku obat dikala kakak sedang kesepian."
"Kak tolong ya? aku sudah sadar kalau kelakuan kita tempo hari sangat tidak dibenarkan. Jadi tolong bantu aku menjadi istri yang baik lagi seperti dulu. Aku sudah menyadari semua kekeliruanku selama ini," sambung Caren.
"Caren sepertinya aku jatuh cinta padamu."
Jawaban Dios seperti kilatan petir bagiku. Disisi lain aku sudah menyadari kesalahanku pada Delano, tapi disisi lain aku senang saat mendengar pengakuannya yang tidak terduga itu. Ada apa denganku?
Aku menelan air ludahku, untuk menetralkan debaran dijantungku.
"Tidakkah kamu pernah berpikir? perasaan kita sama-sama hadir disaat kita sama-sama merasa kesepian?"
"Maaf kak. Kalau kata kakak harus aku potong lebih dulu. Aku cuma mau meluruskan saja. Ini maksudnya perasaan yang bagaimana ya? bukankah kakak juga bisa memikirkan kalau itu sebagai bentuk kehilafan kita berdua?"
"Bagaimana bisa kakak mengartikan itu sebagai perasaan terdalam atau cinta? bukankah itu terlalu cepat?"
Dios terdiam. Dia menyadari terlalu gila menyatakan perasaan pada istri orang seperti itu. Tapi dia yakin kalau perasaannya itu tidaklah salah.
"Apa yang kamu rasakan saat berjauhan denganku?" tanya Dios.
"Lagi-Lagi omong kosong," ujarku
"Aku sungguh-sugguh. Karena saat berjauhan denganmu aku selalu teringat denganmu, merindukanmu, dan...."
"Kak," lagi-lagi kupotong kata-katanya. Aku ingin dia tahu batasan saat berbicara.
"Aku mohon kita harus sama-sama berhenti. Mari kita sama-sama berada dititik nol lagi, seperti saat pertama kita bertemu," sambungku.
"Aku berani mengungkapkan perasaanku karena ada sebuah alasan kuat," ujar Dios.
"Alasan apa?" tanyaku.
"Aku tidak bisa mengatakannya. Karena suatu saat kamu akan tahu sendiri." Jawab Dios.
"Kalau kakak tidak mau mengatakannya, maka tidak akan mungkin perasaan kakak akan berbalas." Jawabku.
"Bagaimana kalau aku katakan kalau selama ini Delano sudah berselingkuh darimu?" tanya Dios.
Sungguh ucapan Dios membuatku berang seketika. Meski Delano kurang perhatian padaku akhir-akhir ini, tapi aku yakin suamiku tidak mungkin selingkuh. Akupun langsung bangkit dari duduk karena emosi.
"Jangan hanya ingin memuluskan keinginan kakak, kakak jadi seenaknya memfitnah suamiku. Seharusnya sebelum mengungkap perasaanmu padaku, kakak juga berkaca pada diri sendiri. Apa kakak sudah pantas untukku?"
Aku sadar aku sudah menghinanya. Hingga wajah pria tampan itu mendadak sedih seketika. Namun karena aku gengsi meminta maaf, aku akhirnya memutusan pergi dari situ untuk melanjutkan rencanaku pergi ke mall.
Namun sepanjang perjalanan menuju tempat itu, pikiranku jadi tidak tenang. Entah mengapa rasa bersalahku lebih besar dari amarahku. Sesampai di mall, mendadak moodku jadi rusak. Namun aku tetap pergi meihat-lihat, karena aku berharap moodku kembali lagi.
Aku memutuskan ke salah satu restauran yang ada di mall itu. Aku memesan jus alpukat kesukaanku, dan makanan berat sebagai penutup malamku nanti.
Deg
Tanpa sengaja aku melihat Delano yang duduk hanya kelang tiga meja dariku. Aku tidak mungkin salah mengenali suamiku sendiri. Tapi bukankah dia bilang akan pergi keluar kota? tapi kenapa dia ada disini? satu kota denganku?.
Aku tidak mau berpikir negatif. Mungkin Delano baru datang dari luar kota dan langsung ada pekerjaan kantor. Karena saat ini aku tengah melihat Delano sedang bersama dua orang pria dewasa, dan satu orang wanita parubaya.
Aku tersenyum dari kejahuan. Begitu seriusnya suamiku mencari nafkah untukku. Tapi dengan tidak tahu dirinya aku malah main serong dibelakangnya. Akhirnya karena yakin Delano akan pulang malam ini, aku memutuskan untuk pergi kesalah satu toko pakaian yang menjual berbagai macam lingerie. Aku ingin memberikan kejutan untuknya malam ini. Karena terus terang aku sudah menginginkan sentuhan itu.
Setelah apa yang kucari sudah kudapatkan, aku bergegas pulang. Aku ingin memasakkan makanan enak untuk menyambut pulang suami tercintaku.
Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Saat ini aku tengah mengenakan lingerie merah yang aku beli sewaktu jalan-jalan tadi. Iipstik merah merona sudah terpasang dibibir mungilku. Namun orang yang kutunggu-tunggu tidak kunjung datang juga. Hingga aku menunggu sampai jam 12 malampun, Delano tidak kunjung datang juga.
Tiga hari sejak terakhir kali aku bertemu Delanopun berlalu. Kini aku tidak lagi menunggunya seperti 3 malam yang lalu. Namun hatiku selalu bertanya-tanya. Ada apa dengan Delano? kenapa nomor ponselnya masih tidak bisa dihubungi? dan tiba-tiba saja aku jadi teringat dengan kata-kata Dios tentang perselingkuhan Delano. Akupun mengetuk pintu rumah tetanggaku itu meski waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Siti Muhtarom
cerita nya bagus bnget aku suka Thor. ttp semngat buat berkarya sukses terus ya Thor🥰🥰🥰🥰
2022-05-31
1
☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜
nah kan mulai tau sendiri caren
2022-05-19
0
@ry..me..
Up ka neti...... 😘 😘 😘 😘 😘 😘 Ni cerita gk dipromo ya ka... Andai q gk iseng liat karyamu gk bkal tau aq ada cerita baru... 😘 😘 Ka othor begitu berani menyajikan kisah yg sensitip tip tiiiip.. Tp q syukkkaaaa... 😘 😘
2022-04-10
1