6. Sombong.

Lama kutunggu. Tukang ojek dan tukang becak tak ada satupun yang muncul. Sesaat kemudian, kulihat tetangga samping rumahku keluar dengan menggunakan motor, dan sedikit melirik kearahku namun setelahnya segera buang muka.

"Astaga...sombong sekali dia? mentang aku naik kendaraan umum. Senyum kek, klakson kek. Boro-Boro mau nawarin tumpangan. Aku sumpahin ban motornu bocor, dorong motor jauh, karena nggak ketemu tukang tambal ban,"

Aku menggerutu panjang lebar. Pikirku tetanggaku takut aku dekati, karena takut dipinjami duit. Padahal biarpun kismin, suamiku masih bisa memberiku uang jajan.

Setelah menunggu beberapa lama kemudian, seorang tukang ojek menawariku untuk memakai jasanya. Akupun bergegas, karena aku tidak mau matahari membakar kulitku. Namun baru berjalan sekitar 500 meter, aku melihat tetanggaku mendorong motornya, dan kebetulan tempat itu sedikit agak sepi dan jauh dari tukang tambal ban.

Aku tersenyum jahat. Mungkin kalau aku hidup di jaman dulu, aku akan dikatakan sebagai keturunan si pahit lidah. Karena apa yang aku katakan, benar-benar kejadian.

Kutoleh sejenak, saat kami melintasi pria itu. Pria itu juga sempat melihat kearahku dan kemudian kembali berkonsentrasi mendorong motornya.

Saat tiba dipasar, aku mulai belanja sesuai kebutuhan rumah tanggaku selama satu minggu. Jujur saja, ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di pasar tradisional selama aku hidup. Berhubung ini tuntutan rumah tangga, jadi aku harus merubah total kebiasaanku sewaktu masih gadis dulu.

"Aduh maaf pak. Saya tidak jadi beli ayamnya," ujar pria yang sepertinya aku kenal.

"Nggak jadi gimana? ayamnya sudah di potong-potong ini,"

Aku lihat pedagang ayam itu tampak kesal dan marah pada pria yang membatalkan pesanan ayamnya.

"Maaf pak. Sepertinya dompet saya kececeran pak. Dadipada ayamnya saya bawa dan nggak saya bayar, mending saya bilang kan pak?"

"Ya nggak bisa gitu dong. Harusnya kamu cek dulu uangmu. Bilang saja kalau miskin, dan nggak mampu beli ayam. Nggak punya duit sok-sok'an pesan ayam. Pasti ngarep gratisan," tukang ayam itu menggerutu.

"Berapa total belanjaan ayam Om ini pak?" tanyaku tanpa menoleh kearah tetangga sombongku itu.

"60 ribu." Jawab pedagang itu.

Aku mengulurkan uang selembar 50 ribuan dan selembar 10 ribuan. Aku kemudian menyodorkan ayam itu pada tetanggaku yang masih belum kuketahui namanya itu.

"Sok jadi pahlawan ya? kalau mau bantu jangan nanggung. Dompetku kececeran, aku tidak mungkin pulang bawa ayam saja. Sekalian aku pakai uangmu, datang ke rumah uangmu akan aku ganti," pria tampan itu bicara panjang lebar setelah berhari-hari sombong terhadapku.

"Aku pikir Om hidup nggak butuh orang lain. Makannya jadi orang jangan sombong Om. Keadaan cepat sekali berbalik," ujarku tapi tanganku masih merogoh isi tasku, untuk meraih dompetku.

"Om butuh berapa? aku juga nggak bawa uang banyak. suamiku cuma kasih aku uang 500 ribu," tanyaku.

"400 ribu." Jawab pria itu singkat.

"Om mau ngutang apa mau ngerampok om? udah tahu aku bawa uang dikit, kalau ngutang tahu diri dikit dong," ketusku.

"Kamu kan nanya, ya saya jawab."

"Ya sudah. Kita bagi dua saja kalau begitu. Tadi udah 60 ribu sisa 190 ribu lagi. Yang hemat, biar cukup. Aku jadi mikir-mikir ini mau beli apa dengan uang 250 ribu," aku mengomel sembari menarik uang 190 ribu dari dompetku.

"Nanti akan aku kembalikan," ujar pria itu sembari meraih uang itu dan pergi begitu saja.

"Apa-Apaan dia? jangankan berterima kasih, nawarin tumpangan pulang aja nggak," aku benar-benar kesal dengan sikap pria dingin itu. Beruntung Delano pria super ramah, meskipun dia memiliki kekurangan yang hanya aku sendiri yang tahu.

Tiiin

Aku melihat tetangga sombongku memberiku klakson satu kali sebelum pulang kerumahnya. Tak ada tawaran padaku, darinya untuk naik motor bebeknya itu. Saat aku sampai kerumah, aku lihat dia dengan santai metikkin sayur kangkung sembari mendengarkan musik dengan headset.

Kulihat dia menghentikan aktifitasnya, saat melihatku datang dengan tangan kiri dan kanan berat membawa barang belanjaan. Pria tampan itu menghampiriku, dan menyodorkan uang 250 ribu padaku.

"Ini uangmu," ujarnya yang kemudian berbalik badan tanpa mengucapkan terima kasih.

"Makasih Om," aku teriakki dia, agar tetanggaku itu sedikit tahu diri.

Tapi dasarnya tetangga kutu kupret. Jangankan merasa bersalah, menolehpun tidak. Aku lihat dia membawa wadah dan sayur kangkungnya masuk kedalam rumah. Kini aku mengerti, dia duduk diluar mungkin sengaja menungguku karena ingin mengembalikan uangku.

Aku bergegas masuk kedalam rumah. Aku sudah tak sabar ingin makan pecel lele buatanku sendiri. Setelah selesai menyusun belanjaan ke dalam kulkas, aku segera mencuci ikan lele yang akan ku eksekusi. Setelah menggorengnya, akupun ingin membuat sambal kesukaanku. Namun sialnya aku lupa membeli terasi.

Tok

Tok

Tok

Kriekkkk

Aku memberikan senyum terbaikku, pada tetangga sombongku. Hanya satu harapku, aku tidak kena usir, sebelum apa yang aku mau bisa kudapatkan.

"Ada apa?" suara pria itu terdengar dingin dan datar.

"Om. Bagi terasinya dong, aku lupa beli tadi." Aku lihat pria itu tampak berpikir keras, sebelum akhirnya masuk kedalam.

Aku tersenyum geli, saat melihat pria itu dengan percaya diri menggunakan celemek berwarna merah muda.

"Nih...lain kali beli, jangan dibiasakan minta," ujarnya sembari menutup pintu.

Kriekkk

Dia membuka pintu kembali, namun tidak lebar seperti sebelumnya.

"Lain kali kamu panggil aku Om, maka aku akan melemparmu ke kandang buaya,"

Brakkkkk

"Iya. Lain kali aku akan memanggilmu dengan sebutan Mbah!" kuteriakki dia. Sungguh hatiku dongkol dibuatnya.

Aku bergegas pulang kerumah sembari menggerutu. Entah kenapa setiap bertemu pria itu, aku selalu dilanda emosi hebat. Setelah selesai memasak, aku langsung menyantap masakkanku sendiri. Setelah kenyang, aku baringakan tubuhku layaknya ular. Karena lelah akupun tertidur.

Prangggg

Prangggg

Prangggg

Tidurku terganggu, saat kudengar suara barang pecah begitu nyaring di telingaku. Kali ini aku ingin konsentrasi menguping, karena aku cukup penasaran kenapa teranggaku sangat suka sekali memecahkan barang-barang dirumahnya.

"Kamu bisa masak nggak sih? nggak ada satupun yang enak di lidahku. Nggak guna banget jadi laki-laki. Gini kamu nyuruh aku nggak lembur tiap hari, tapi kamu suguhin aku makanan sampah seperti ini. Terus kamu cari kerjanya kapan?" Vika memarahi suaminya sesuka hati.

"Kamu tahu sendiri aku bukan koki. Aku masak juga otodidak. harusnya kamu bisa hargain aku dikit dong," ucap Dios.

"Mau dihargai berapa kamu ha? katakan berapa?"

Pranggggg

Vika melempar semua benda yang ada di atas meja. Dios hanya bisa memijat keningnya.

"Maaf ya? lain kali aku akan memasak lebih enak lagi,"

Bisa kudengar pria sombong dan dingin itu membujuk istrinya. Aku tertegun setelah menguping pertengkaran mereka. ternyata sangat tidak menguntungkan rumah yang dibangun berdempetan seperti ini. Semua rahasia rumah tangga bisa dikuping tetangga.

Terpopuler

Comments

teti kurniawati

teti kurniawati

sudah ditambahkan jadi favorit

2022-12-06

0

Triana Mustafa

Triana Mustafa

Terima jasa reparasi Istri🤭🤭🤭🤭
Bisa tukar tambah😂😂😂😂

2022-10-07

1

Siti Muhtarom

Siti Muhtarom

mentang" suaminya nganggur seenak jidatnya aja ngehina. entar di tinggal baru nyesel😤😤😤

2022-05-31

1

lihat semua
Episodes
1 1. Ditembak
2 2. Oleh-Oleh
3 3. SAH
4 4. Piring Melayang
5 5. Pria Tidak Berguna
6 6. Sombong.
7 7. Dia Menangis?
8 8. Cari Kerja
9 9. Tambah Parah
10 10. Kesepian
11 11. Jambret
12 12. Berteman
13 13. Pulang
14 14. Pergi Lagi
15 15. Susah Tidur
16 16. Berdebar
17 17. Menghindar
18 18. Seandainya
19 19. Bohong
20 20. Talak
21 21. Ternoda
22 22. Tidak Ada Yang Aneh
23 23. Tak Terlihat
24 24. Petarung Gila
25 25. Keblinger
26 26. Basah
27 27. Pindah
28 28. Terluka
29 29. Berubah
30 30. Pertengkaran
31 31. Kecewa
32 32. Cerai.
33 33. Terusir
34 34. Impas
35 35. Ragu
36 36. Diajak ke Klub
37 37. Teman Baru
38 38. Benci
39 39. Dihina
40 40. Selamat Tinggal
41 41.Syok
42 42. Mengigau
43 43. Sindiran
44 44. Sejarah Tak Mungkin Berulang
45 45. Dios Berbohong
46 46. USG
47 47. Jangan Menyerah
48 48. Dios Datang
49 49. Menikahiku
50 50. Kembali
51 51. Sudah Menunaikan
52 52. Dios Syok
53 53. Merantau
54 54. Putus
55 55. Jangan Tersinggung
56 56. Teman Baru
57 57. Omelet terlezat
58 58. WO
59 59. Obat Gelisah
60 60. Repot
61 61. Hilang
62 62. Menghilang dan Merindu
63 63. Terkejut
64 64. Kena Labrak
65 65. Baby sittor
66 66. Amarah Rendy
67 67. Bernama Belakang Sama
68 68. Rindu Berat
69 69. Ancaman
70 70. Syok
71 71. Stres
72 72. Tulus
73 73. Meminta Restu
74 74. Sah
75 75. Diskusi
76 76. Makin Sukses
77 77. Kecewa
78 78. Bertengkar Hebat
79 79. Pertengkaran Dahsyat
80 80. Gagal Pergi
81 81. Pesan Terakhir
82 82. Sampai Kapan?
83 83. Membulatkan Tekad
84 84. Kembar
85 85. Panik
86 86. Mengunjungi Rumah Delano
87 87. Duka
88 88. Trauma
89 89. Penyakit Yang Sama
90 90. Lahirnya Si Kembar
91 91. Drama Ngurus Anak
92 92. Undangan
93 93. Putus
94 94. Uget-Uget
95 95. Galau Mencari Jodoh
96 96. Jauh Panggang Dari Api
97 97. Lamaran
98 98. Halal
99 99. Gol
100 100. Bangga
101 101. Sukses
102 102. Menangis Tapi Bahagia
Episodes

Updated 102 Episodes

1
1. Ditembak
2
2. Oleh-Oleh
3
3. SAH
4
4. Piring Melayang
5
5. Pria Tidak Berguna
6
6. Sombong.
7
7. Dia Menangis?
8
8. Cari Kerja
9
9. Tambah Parah
10
10. Kesepian
11
11. Jambret
12
12. Berteman
13
13. Pulang
14
14. Pergi Lagi
15
15. Susah Tidur
16
16. Berdebar
17
17. Menghindar
18
18. Seandainya
19
19. Bohong
20
20. Talak
21
21. Ternoda
22
22. Tidak Ada Yang Aneh
23
23. Tak Terlihat
24
24. Petarung Gila
25
25. Keblinger
26
26. Basah
27
27. Pindah
28
28. Terluka
29
29. Berubah
30
30. Pertengkaran
31
31. Kecewa
32
32. Cerai.
33
33. Terusir
34
34. Impas
35
35. Ragu
36
36. Diajak ke Klub
37
37. Teman Baru
38
38. Benci
39
39. Dihina
40
40. Selamat Tinggal
41
41.Syok
42
42. Mengigau
43
43. Sindiran
44
44. Sejarah Tak Mungkin Berulang
45
45. Dios Berbohong
46
46. USG
47
47. Jangan Menyerah
48
48. Dios Datang
49
49. Menikahiku
50
50. Kembali
51
51. Sudah Menunaikan
52
52. Dios Syok
53
53. Merantau
54
54. Putus
55
55. Jangan Tersinggung
56
56. Teman Baru
57
57. Omelet terlezat
58
58. WO
59
59. Obat Gelisah
60
60. Repot
61
61. Hilang
62
62. Menghilang dan Merindu
63
63. Terkejut
64
64. Kena Labrak
65
65. Baby sittor
66
66. Amarah Rendy
67
67. Bernama Belakang Sama
68
68. Rindu Berat
69
69. Ancaman
70
70. Syok
71
71. Stres
72
72. Tulus
73
73. Meminta Restu
74
74. Sah
75
75. Diskusi
76
76. Makin Sukses
77
77. Kecewa
78
78. Bertengkar Hebat
79
79. Pertengkaran Dahsyat
80
80. Gagal Pergi
81
81. Pesan Terakhir
82
82. Sampai Kapan?
83
83. Membulatkan Tekad
84
84. Kembar
85
85. Panik
86
86. Mengunjungi Rumah Delano
87
87. Duka
88
88. Trauma
89
89. Penyakit Yang Sama
90
90. Lahirnya Si Kembar
91
91. Drama Ngurus Anak
92
92. Undangan
93
93. Putus
94
94. Uget-Uget
95
95. Galau Mencari Jodoh
96
96. Jauh Panggang Dari Api
97
97. Lamaran
98
98. Halal
99
99. Gol
100
100. Bangga
101
101. Sukses
102
102. Menangis Tapi Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!