12. Berteman

"Istri kakak belum pulang juga?" tanyaku saat

melihat Dios baru keluar rumah pukul 10 pagi.

"Belum. Bagaimana dengan lukamu? apa suamimu sudah menghubungimu?" kali ini dia gantian menanyaiku.

"Sudah agak mendingan. Nanti aku kembalikan kotak P3K punya kakak. Selama 8 hari di luar negeri, baru sekali dia chat aku. Saat mengabari kalau perjalanan bisnisnya diperpanjang selama 10 hari." Jawabku.

"Kakak sudah sarapan?" tanyaku lagi.

"Belum. Ini rencananya mau beli mie instan ke warung ujung jalan." Jawabnya sembari menyarungi kakinya dengan sendal mode tertutup.

"Tidak usah beli. Aku kemarin banyak nasi sisa. Jadi kubuat nasi goreng. Aku juga menggoreng dua telur. Kakak mau tidak?" tanyaku.

"Boleh deh. Daripada kamu buang. Mubazir kan?" ujar Dios.

"Kakak tunggu disini. Biar aku ambilkan. Apa kakak mau ambil piring dulu?" tanyaku lagi.

"Pakai piringmu saja. Di rumah tidak ada lagi piring dan gelas. Hanya tinggal sendok saja." Jawabnya dengan santai.

Aku tidak lagi bertanya. Kini aku sudah tahu, kenapa kemarin dia makan kolakku hanya membawa sebatang sendok dari dalam rumahnya.

Aku bergegas masuk kedalam rumah. Aku ambil sepiring nasi goreng beserta telur dadar dan segelas besar air minum.

Trenyuh. Hanya kata itu yang bisa aku ungkapkan. Saat kulihat pria tampan itu makan dengan lahapnya. Seharusnya dia memakan masakkan istrinya sendiri, bukan masakkan istri orang lain. Aku tidak habis pikir dengan istri orang ini. Hanya karena suaminya hidup dalam kekurangan, dia bisa menghalalkan segala cara demi mencapai kesenangannya sendiri.

"Sampai kapan kakak mau bertahan dengannya? wanita dewasa, berselingkuh dengan pria dewasa, tidak mungkin hanya bergandengan tangan saja sepanjang hari sepanjang malam. Kamu tentu tahu maksudku," tanyaku sembari menatap kearahnya.

Tangannya yang sedang ingin menyuap nasi goreng, menggantung di udara saat mendengar pertanyaanku.

"Sampai rasa cintaku untuknya terkikis habis oleh penghianatannya." Jawab Dios sembari melanjutkan makannya.

Aku menghela nafas panjang. Pria disampingku ini begitu mencintai istrinya dengan tulus.

Glukk

Glukk

Glukk

Diteguknya air putih satu cangkir besar. Cangkir kesayanganku, yang diluarnya tercetak fotoku yang di sablon

"Aku pinjam gelasmu ya? aku tidak punya gelas dan piring. Jadi sekalian saja aku pinjam yang ini saja," ujar Dios.

"Jadi bagaimana cara kakak minum beberapa hari ini? kenapa tidak bilang kalau mau pinjam gelas?" tanyaku.

"Minum air kran. Lucu aja kalau aku minum pakai panci atau kuali." Jawabnya sembari terkekeh.

Ya Tuhan...tampan sekali saat dia tertawa dan tersenyum. Ini tawa dan senyumnya yang pertama kali aku lihat, setelah selama ini dia mengajakku gencatan emosi.

"Kakak tampan kalau tersenyum," ujarku tanpa sadar.

Tawanya tiba-tiba mereda saat mendengar pujianku. Wajahnya jadi kembali dingin dan kaku.

"Hati-Hati dengan ucapanmu. Bukan tidak mungkin nanti kita jadi pasangan selingkuh juga," ucap Dios.

Pukkkkk

Aku pukul bahunya yang menurutku sudah bicara ngawur itu.

"Aku juga mau selingkuh milih-milih kali kak. Mana mau sama kakak yang galaknya minta ampun." Jawabku.

"Galak apanya? aku galak juga ada alasan. Apalagi dengan wanita penggoda. Aku akan galak setengah mati," ujarnya.

Aku hanya mencebikkan bibirku saat mendengar ucapannya.

"Aku pulang ya? makasih loh nasi gorengnya. Ini kali pertama seorang wanita masakin buat aku. Selain ibuku dan tukang warteg ya?" ucapnya sembari tersenyum.

Sepertinya aku mulai suka melihat senyuman tetanggaku itu. Daripada aku melihat dia selalu murung, bahkan menangis.

"Sama-Sama kak." aku membalas dengan senyum serupa.

Aku menatap punggung pria setia itu dengan tangan kiri dan kanan membawa piring dan gelas dari rumahku.

Aku mencoba kembali menghubungi suamiku yang nomor ponselnya sama sekali tidak bisa kuhubungi setelah dia mengirim chat waktu itu. Namun akhirnya aku masih saja menelan rasa kecewaku.

Kalau sudah seperti ini aku akan uring-uringan dan menangis di dalam kamar karena merindukannya.

*****

Hari ini hari ke 11. Hari dimana Delano berjanji akan pulang setelah melakukan perjalanan bisnis selama 10 hari di luar negeri. Aku harap dia menepati janjinya, meskipun nomor ponselnya masih saja sulit dihubungi. Kadang aku sempat berpikir, apa mungkin orang sibuk sama sekali tidak bisa mengirim chat walau hanya sekali?

Aku sudah berjanji dalam hatiku, bahwa aku akan memberinya pelajaran saat dia pulang nanti. Bukan apa-apa, aku sangat berharap setelah menyatu dengannya nanti, aku akan segera diberikan calon momongan.Soalnya sudah 3 hari yang lalu aku selesai dari masa haidku.

Aku melihat Dios baru pulang dari bekerja saat waktu menunjukkan pukul 8 malam. Lagi-Lagi aku melihatnya menenteng nasi bungkus didalam sebuah plastik berwarna putih. Dia menoleh kearah jendela ruang tamuku, sepertinya dia sadar kalau saat ini aku sedang mengintip dari balik tirai.

Aku keluar teras segera. Karena aku ingin menyapanya untuk menghilangkan rasa dongkol didada.

"Suamimu belum pulang?" tanya kak Dios sembari menaikkan sepeda motornya keteras rumahnya dengan menggunakan sebuah lempeng papan.

"Belum." Jawabku dengan wajah sedih.

"Bukankah dia berjanji pulang hari ini?" tanya Dios.

"Seharusnya iya. Tapi sampai saat ini nomor ponselnya pun sulit dihubungi." Jawabku yang sudah mulai pakai sedikit emosi.

Kulihat kak Dios memasang standar sepeda motonya, dan meraih nasi bungkus yang tercantol dipengait sepeda motor bagian depan. Pria itu kemudian menghampiriku dan duduk disamping kursi teras rumahku.

"Kamu takut sendirian dirumah?" tanya Dios.

"Tidak. Kalau aku takut, tidak mungkin aku bisa bertahan hingga 10 hari dirumah sendirian." Jawabku.

"Kalau kamu takut atau kesepian, mending kamu pulang kerumah orang tuamu saja. Setidaknya ada yang menghiburmu disana," ucap Dion.

"Kalau aku pulang, mereka akan banyak tanya. Dan aku paling tidak suka ditanya, dengan jawaban yang aku sendiri tidak tahu jawabannya apa," ucapku.

"Kalau begitu bersabarlah. Kalau dia masih milikmu, dia akan kembali pada pemiliknya," ujar Dios.

Lagi-Lagi aku merasa kata-kata Dios sarat akan makna tersembunyi. Tapi berhubung moodku sedang buruk, aku malas untuk banyak bertanya.

"Sudah makan?" aku hanya menggelengkan kepalaku. Entah mengapa suasana hatiku mendadak tidak karuan, hingga akupun melupakan makan malamku.

"Ambil piring dan sendok. Kita makan bersama," ujar kak Dios.

"Eh? nggak usah kak. Aku bisa makan mie instan nanti." Jawabku.

"Tidak usah. Kita makan ini saja, cukup kok."

"Tidak usah kak. Lagi pula aku tidak lapar." Jawabku.

"Tidak usah dipikirkan. Dia pasti baik-baik saja. Mungkin dia ada kepentingan darurat yang tidak bisa dia tinggalkan. Berpikirlah positif terus," ujar Dios.

"Ya." Jawabku singkat.

"Masuklah! jangan dibiasakan kena angin malam, nanti kamu sakit," ujar Dios.

Sangat lucu. Suami sendiri bahkan tidak perduli tentang keaadanku disini. Sementara pria lain dengan penuh perhatian memperhatikan aku dari angin malam.

Terpopuler

Comments

Siti Muhtarom

Siti Muhtarom

makanya ada pepatah bilang rumput te tangga lebih hijau eeh... bener begitu bukan Thor lupa aku🤭🤭🤣🤣🤣🤣🤣

2022-05-31

0

☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜

☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜

fix selingkuh itu

2022-05-19

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

❤️❤️❤️❤️❤️❤️

2022-04-06

2

lihat semua
Episodes
1 1. Ditembak
2 2. Oleh-Oleh
3 3. SAH
4 4. Piring Melayang
5 5. Pria Tidak Berguna
6 6. Sombong.
7 7. Dia Menangis?
8 8. Cari Kerja
9 9. Tambah Parah
10 10. Kesepian
11 11. Jambret
12 12. Berteman
13 13. Pulang
14 14. Pergi Lagi
15 15. Susah Tidur
16 16. Berdebar
17 17. Menghindar
18 18. Seandainya
19 19. Bohong
20 20. Talak
21 21. Ternoda
22 22. Tidak Ada Yang Aneh
23 23. Tak Terlihat
24 24. Petarung Gila
25 25. Keblinger
26 26. Basah
27 27. Pindah
28 28. Terluka
29 29. Berubah
30 30. Pertengkaran
31 31. Kecewa
32 32. Cerai.
33 33. Terusir
34 34. Impas
35 35. Ragu
36 36. Diajak ke Klub
37 37. Teman Baru
38 38. Benci
39 39. Dihina
40 40. Selamat Tinggal
41 41.Syok
42 42. Mengigau
43 43. Sindiran
44 44. Sejarah Tak Mungkin Berulang
45 45. Dios Berbohong
46 46. USG
47 47. Jangan Menyerah
48 48. Dios Datang
49 49. Menikahiku
50 50. Kembali
51 51. Sudah Menunaikan
52 52. Dios Syok
53 53. Merantau
54 54. Putus
55 55. Jangan Tersinggung
56 56. Teman Baru
57 57. Omelet terlezat
58 58. WO
59 59. Obat Gelisah
60 60. Repot
61 61. Hilang
62 62. Menghilang dan Merindu
63 63. Terkejut
64 64. Kena Labrak
65 65. Baby sittor
66 66. Amarah Rendy
67 67. Bernama Belakang Sama
68 68. Rindu Berat
69 69. Ancaman
70 70. Syok
71 71. Stres
72 72. Tulus
73 73. Meminta Restu
74 74. Sah
75 75. Diskusi
76 76. Makin Sukses
77 77. Kecewa
78 78. Bertengkar Hebat
79 79. Pertengkaran Dahsyat
80 80. Gagal Pergi
81 81. Pesan Terakhir
82 82. Sampai Kapan?
83 83. Membulatkan Tekad
84 84. Kembar
85 85. Panik
86 86. Mengunjungi Rumah Delano
87 87. Duka
88 88. Trauma
89 89. Penyakit Yang Sama
90 90. Lahirnya Si Kembar
91 91. Drama Ngurus Anak
92 92. Undangan
93 93. Putus
94 94. Uget-Uget
95 95. Galau Mencari Jodoh
96 96. Jauh Panggang Dari Api
97 97. Lamaran
98 98. Halal
99 99. Gol
100 100. Bangga
101 101. Sukses
102 102. Menangis Tapi Bahagia
Episodes

Updated 102 Episodes

1
1. Ditembak
2
2. Oleh-Oleh
3
3. SAH
4
4. Piring Melayang
5
5. Pria Tidak Berguna
6
6. Sombong.
7
7. Dia Menangis?
8
8. Cari Kerja
9
9. Tambah Parah
10
10. Kesepian
11
11. Jambret
12
12. Berteman
13
13. Pulang
14
14. Pergi Lagi
15
15. Susah Tidur
16
16. Berdebar
17
17. Menghindar
18
18. Seandainya
19
19. Bohong
20
20. Talak
21
21. Ternoda
22
22. Tidak Ada Yang Aneh
23
23. Tak Terlihat
24
24. Petarung Gila
25
25. Keblinger
26
26. Basah
27
27. Pindah
28
28. Terluka
29
29. Berubah
30
30. Pertengkaran
31
31. Kecewa
32
32. Cerai.
33
33. Terusir
34
34. Impas
35
35. Ragu
36
36. Diajak ke Klub
37
37. Teman Baru
38
38. Benci
39
39. Dihina
40
40. Selamat Tinggal
41
41.Syok
42
42. Mengigau
43
43. Sindiran
44
44. Sejarah Tak Mungkin Berulang
45
45. Dios Berbohong
46
46. USG
47
47. Jangan Menyerah
48
48. Dios Datang
49
49. Menikahiku
50
50. Kembali
51
51. Sudah Menunaikan
52
52. Dios Syok
53
53. Merantau
54
54. Putus
55
55. Jangan Tersinggung
56
56. Teman Baru
57
57. Omelet terlezat
58
58. WO
59
59. Obat Gelisah
60
60. Repot
61
61. Hilang
62
62. Menghilang dan Merindu
63
63. Terkejut
64
64. Kena Labrak
65
65. Baby sittor
66
66. Amarah Rendy
67
67. Bernama Belakang Sama
68
68. Rindu Berat
69
69. Ancaman
70
70. Syok
71
71. Stres
72
72. Tulus
73
73. Meminta Restu
74
74. Sah
75
75. Diskusi
76
76. Makin Sukses
77
77. Kecewa
78
78. Bertengkar Hebat
79
79. Pertengkaran Dahsyat
80
80. Gagal Pergi
81
81. Pesan Terakhir
82
82. Sampai Kapan?
83
83. Membulatkan Tekad
84
84. Kembar
85
85. Panik
86
86. Mengunjungi Rumah Delano
87
87. Duka
88
88. Trauma
89
89. Penyakit Yang Sama
90
90. Lahirnya Si Kembar
91
91. Drama Ngurus Anak
92
92. Undangan
93
93. Putus
94
94. Uget-Uget
95
95. Galau Mencari Jodoh
96
96. Jauh Panggang Dari Api
97
97. Lamaran
98
98. Halal
99
99. Gol
100
100. Bangga
101
101. Sukses
102
102. Menangis Tapi Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!