10. Kesepian

Aku memutuskan untuk tetap tinggal di rumah kami, meskipun Delano melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri. Agak terasa sepi memang, terutama pada saat malam hari. Namun anehnya aku tidak merasakan takut sama sekali.

Hari ini hari ketiga Delano pergi. Aku semakin tidak sabar menunggu kepulangannya, karena aku sangat merindukan suamiku. Aku sibak sedikit tirai jendela ruang tamuku. Saat ini aku memang tengah berada di ruang tamu, sembari memantengi sebuah aplikasi yang tengah kugandrungi saat ini. Karena merasa kesepian, aku habiskan waktuku dengan membaca novel di aplikasi mangatoon.

Aku lihat tetangga tampanku baru pulang bekerja, saat waktu menunjukkan pukul 8 malam. Aku lihat dia juga menenteng nasi bungkus seperti hari-hari sebelumnya, sementara istrinya aku sama sekali belum melihatnya.

Keesokkan harinya aku melihat tetangga tampanku sedang melakukan aksi tarik menarik koper dengan istrinya. Ingin rasanya aku lerai pertengkaran itu, tapi aku berusaha tidak ingin ikut campur. Aku masih ingat ekspresi galak tetangga tampanku, yang membuatku jadi ngeri memikirkannya.

"Aku melarangmu pergi!" ujar Dios sembari menarik koper yang diseret oleh Vika.

"Apa hakmu melarangku? aku pergi juga buat perjalanan bisnis, buka buat hura-hura." Jawab Vika sembari menghempaskan tangan suaminya.

"Aku punya alasanku sendiri kenapa aku melarangmu pergi. Sadarlah Vika, kali ini aku akan memaafkan kesalahanmu. Asal kamu berjanji tidak akan mengulanginya lagi."

"Aku tidak perduli kamu mau memaafkan aku atau tidak. Yang penting aku senang dan bahagia. Kalau nurutin kamu, emang kamu bisa kasih aku apa?"

Vika kembali menyeret kopernya, namun kembali ditarik oleh Dios.

"Lepasin nggak? dasar laki-laki tidak berguna. Bisanya ngelarang, tapi nggak bisa menuhin kebutuhan istri. Minggir nggak!" hardik Vika.

"Sekali nggak tetap nggak! kamu istriku jadi harus menuruti perintahku," ucap Dios dengan nada yang sudah mulai meninggi.

Plakkkkk

Vika dengan sekuat tenaga menampar Dios, hingga wajah pria itu tertoleh kesamping.

"Jadi suami juga harus ingat batasan. Kalau tidak mampu menafkahi, setidaknya jangan sok menceramahiku. Kalau kamu terus begini, jangan salahkan aku akan mengajukan perceraian kepengadilan," ucap Vika berapi-api.

Dios sedikit melirik kearah jendela ruang tamuku, aku bergegas menutup tirai gordeng. Aku tidak ingin tetangga tampanku tahu, kalau aku mengintip pertengkaran mereka sejak tadi.

"Pergilah jika memang kamu mau pergi. Tapi aku mohon jangan pergi dengan pria lain," ujar Dios melembut.

"Terserah aku mau pergi dengan siapa. Kamu mau melarangku atau tidak, aku sama sekali tidak perduli. Karena aku akan tetap pergi tanpa seizinmu sekalipun,"

Vika menyeret kopernya. Dan segera menyetop sebuah taksi untuk dia tumpangi. Sementara itu, Dios tiba-tiba lututnya jatuh ketanah lebih dulu. Aku lihat dia menngis lagi. Ada apa? kenapa dia menangis? kali ini ada masalah apalagi mereka? kenapa istrinya tidak menurut meskipun suaminya sudah melarangnya pergi?

Aku trenyuh. Aku tiba-tiba meremas bagian dadaku. Entah mengapa aku jadi ikut merasakan sesak didadaku. Pria setegas itu sampai mengeluarkan air mata? bukankah bagi seorang pria, air matalah yang paling mahal bagi mereka?

Aku melihat dia begitu frustasi, dan tidak terasa aku juga ikut meneteskan air mata. Sejak hari itu aku tidak pernah melihatnya selama tiga hari. Aku benar-benar merasa sendirian sekarang. Terlebih Delano bilang akan memperpanjang perjalanan bisnisnya selama 10 hari.

Karena menurutku terlalu lama, aku memutuskan untuk menginap dirumah mama selama satu malam. Setelah satu malam berlalu, aku kembali pulang kerumahku. Aku lihat ada motor tetangga tampanku di depan rumah, dan itu artinya dia sudah pulang setelah menghilang selama 3 hari.

Sayup-Sayup aku mendengar pria itu kembali bertengkar dengan istrinya lewat sambungan telpon. Tetangga priaku memaksa istrinya agar segera pulang, namun sepertinya istrinya itu belum mau.

Tok

Tok

Tok

Aku ketuk rumahnya. Aku bawakan semangkuk kolak pisang yang dicampur ubi jalar buatan mamaku. Sebenarnya bisa dibilang itu hanya alasanku. Aku lebih ingin tahu keadaan dirinya yang menghilang selama tiga hari.

Kriekkkk

Pria itu membuka pintu rumahnya meskipun tidak terlalu lebar.

"Ada apa?" dia bertanya padaku dengan suara datar dan dingin.

Aku tidak memperdulikan pertanyaannya lebih dulu. Tapi aku lebih fokus pada matanya yang tampak merah dan sedikit ada sisa air mata.

"Apa kakak suka kolak? aku baru pulang dari rumah mamaku, dan membawa kolak ini. Aku pikir tidak akan habis kalau aku memakannya sendiri. Suamiku lagi pergi perjalanan bisnis keluar negeri, jadi sayang kalau mau dibuang."

Aku menjelaskan panjang lebar. Dan dia menatapku dengan tatapan datar.

"Tunggulah diluar. Aku akan kembali mengambil sendok," ujarnya.

"Sendok? buat apa sendok? harusnya dia ambil mangkok kan?" batinku.

Tidak berapa lama kemudian, dia kembali dengan benar-benar membawa sebatang sendok. Aku yang duduk di kursi teras cukup merasa heran. Pria itu kemudian duduk disebelahku dengan hanya ada meja yang menjadi sekat diantara kami. Diraihnya mangkok yang berisi kolak, dan kemudian mulai menyantapnya dengan sendok yang dia bawa.

Dia makan dalam diam. Aku memperhatikan cara dia makan yang selalu tertunduk tanpa menegakkan kepalanya sedikitpun.

"Terima kasih," dia mengucapkan terima kasih setelah semangkok kolak sudah dia habiskan hingga tandas.

Seingatku itu ucapan terima kasih yang dia ucapkan pertama kali padaku. Dan mulutku yang sudah gatal, tidak tahan untuk tidak bertanya padanya.

"Kakak kemana saja 3 hari ini?" tanyaku.

"Keluar kota. Bosku ada perjalanan bisnis ke luar kota." Jawab Dios.

"Nama kakak siapa? hampir sebulan kita bertetangga dan bertegur sapa, tapi aku sama sekali tidak tahu nama kakak," tanyaku.

"Dios. Dios Almigo." Dia menyebut namanya yang indah.

"Namaku Carenina Martadinata," kami berkenalan tanpa berjabatan tangan.

"Istri kakak belum pulang?" tanyaku iseng. Aku pikir daripada sepi dirumah, mending aku mengobrol saja dengannya.

"Daripada menanyakan istriku, suamimu sendiri kemana? kamu menanyakan istriku, pasti karena kamu sudah kenyang mendengar dan melihat pertengkaran kami?" Dios bertanya padaku dengan senyum getir.

"Suamiku keluar negeri. Dia melakukan perjalanan bisnis disana." Jawabku.

Namun ada yang menggelitikku saat ini. Saat aku menjawab pertanyaanya, dia malah tersenyum sinis kearahku. Entahlah, sebenarnya aku tidak bisa mengartikan arti senyum misteriusnya itu.

"Kamu sepertinya sangat mempercayai suamimu? berapa lama kamu menikah dan berpacaran dengannya?" dia menanyakan hal yang sensitif menurutku, namun karena aku pikir akulah yang memulainya maka aku harus menjawabnya dengan gamblang.

"Pacaran setahun setengah. Menikah baru 1 bulan lebih."

Dios malah menertawakan jawabanku. Hingga aku sedikit merasa tersinggung.

"Ada apa? kenapa kakak tertawa?" tanyaku jengkel.

"Miris."

Hanya itu kata yang keluar dari mulutnya.

"Kakak sendiri berapa tahun?" aku jadi ikut penasaran.

"Pacaran 5 tahun. Menikah 5 tahun lebih."

Cukup lama. Belum ada apa-apanya jika dibandingkan denganku yang masih seumur jagung.

Terpopuler

Comments

Rydwan Ap

Rydwan Ap

ini udah ketebak pasti Delano selingkuh sama si vika😫

2024-06-30

0

Siti Muhtarom

Siti Muhtarom

jadi bener Delano dan Vika selingkuh Thor😏😏

2022-05-31

0

☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜

☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜

ko pikiranku Delano sama Vika ya 🙄🙄

2022-05-18

0

lihat semua
Episodes
1 1. Ditembak
2 2. Oleh-Oleh
3 3. SAH
4 4. Piring Melayang
5 5. Pria Tidak Berguna
6 6. Sombong.
7 7. Dia Menangis?
8 8. Cari Kerja
9 9. Tambah Parah
10 10. Kesepian
11 11. Jambret
12 12. Berteman
13 13. Pulang
14 14. Pergi Lagi
15 15. Susah Tidur
16 16. Berdebar
17 17. Menghindar
18 18. Seandainya
19 19. Bohong
20 20. Talak
21 21. Ternoda
22 22. Tidak Ada Yang Aneh
23 23. Tak Terlihat
24 24. Petarung Gila
25 25. Keblinger
26 26. Basah
27 27. Pindah
28 28. Terluka
29 29. Berubah
30 30. Pertengkaran
31 31. Kecewa
32 32. Cerai.
33 33. Terusir
34 34. Impas
35 35. Ragu
36 36. Diajak ke Klub
37 37. Teman Baru
38 38. Benci
39 39. Dihina
40 40. Selamat Tinggal
41 41.Syok
42 42. Mengigau
43 43. Sindiran
44 44. Sejarah Tak Mungkin Berulang
45 45. Dios Berbohong
46 46. USG
47 47. Jangan Menyerah
48 48. Dios Datang
49 49. Menikahiku
50 50. Kembali
51 51. Sudah Menunaikan
52 52. Dios Syok
53 53. Merantau
54 54. Putus
55 55. Jangan Tersinggung
56 56. Teman Baru
57 57. Omelet terlezat
58 58. WO
59 59. Obat Gelisah
60 60. Repot
61 61. Hilang
62 62. Menghilang dan Merindu
63 63. Terkejut
64 64. Kena Labrak
65 65. Baby sittor
66 66. Amarah Rendy
67 67. Bernama Belakang Sama
68 68. Rindu Berat
69 69. Ancaman
70 70. Syok
71 71. Stres
72 72. Tulus
73 73. Meminta Restu
74 74. Sah
75 75. Diskusi
76 76. Makin Sukses
77 77. Kecewa
78 78. Bertengkar Hebat
79 79. Pertengkaran Dahsyat
80 80. Gagal Pergi
81 81. Pesan Terakhir
82 82. Sampai Kapan?
83 83. Membulatkan Tekad
84 84. Kembar
85 85. Panik
86 86. Mengunjungi Rumah Delano
87 87. Duka
88 88. Trauma
89 89. Penyakit Yang Sama
90 90. Lahirnya Si Kembar
91 91. Drama Ngurus Anak
92 92. Undangan
93 93. Putus
94 94. Uget-Uget
95 95. Galau Mencari Jodoh
96 96. Jauh Panggang Dari Api
97 97. Lamaran
98 98. Halal
99 99. Gol
100 100. Bangga
101 101. Sukses
102 102. Menangis Tapi Bahagia
Episodes

Updated 102 Episodes

1
1. Ditembak
2
2. Oleh-Oleh
3
3. SAH
4
4. Piring Melayang
5
5. Pria Tidak Berguna
6
6. Sombong.
7
7. Dia Menangis?
8
8. Cari Kerja
9
9. Tambah Parah
10
10. Kesepian
11
11. Jambret
12
12. Berteman
13
13. Pulang
14
14. Pergi Lagi
15
15. Susah Tidur
16
16. Berdebar
17
17. Menghindar
18
18. Seandainya
19
19. Bohong
20
20. Talak
21
21. Ternoda
22
22. Tidak Ada Yang Aneh
23
23. Tak Terlihat
24
24. Petarung Gila
25
25. Keblinger
26
26. Basah
27
27. Pindah
28
28. Terluka
29
29. Berubah
30
30. Pertengkaran
31
31. Kecewa
32
32. Cerai.
33
33. Terusir
34
34. Impas
35
35. Ragu
36
36. Diajak ke Klub
37
37. Teman Baru
38
38. Benci
39
39. Dihina
40
40. Selamat Tinggal
41
41.Syok
42
42. Mengigau
43
43. Sindiran
44
44. Sejarah Tak Mungkin Berulang
45
45. Dios Berbohong
46
46. USG
47
47. Jangan Menyerah
48
48. Dios Datang
49
49. Menikahiku
50
50. Kembali
51
51. Sudah Menunaikan
52
52. Dios Syok
53
53. Merantau
54
54. Putus
55
55. Jangan Tersinggung
56
56. Teman Baru
57
57. Omelet terlezat
58
58. WO
59
59. Obat Gelisah
60
60. Repot
61
61. Hilang
62
62. Menghilang dan Merindu
63
63. Terkejut
64
64. Kena Labrak
65
65. Baby sittor
66
66. Amarah Rendy
67
67. Bernama Belakang Sama
68
68. Rindu Berat
69
69. Ancaman
70
70. Syok
71
71. Stres
72
72. Tulus
73
73. Meminta Restu
74
74. Sah
75
75. Diskusi
76
76. Makin Sukses
77
77. Kecewa
78
78. Bertengkar Hebat
79
79. Pertengkaran Dahsyat
80
80. Gagal Pergi
81
81. Pesan Terakhir
82
82. Sampai Kapan?
83
83. Membulatkan Tekad
84
84. Kembar
85
85. Panik
86
86. Mengunjungi Rumah Delano
87
87. Duka
88
88. Trauma
89
89. Penyakit Yang Sama
90
90. Lahirnya Si Kembar
91
91. Drama Ngurus Anak
92
92. Undangan
93
93. Putus
94
94. Uget-Uget
95
95. Galau Mencari Jodoh
96
96. Jauh Panggang Dari Api
97
97. Lamaran
98
98. Halal
99
99. Gol
100
100. Bangga
101
101. Sukses
102
102. Menangis Tapi Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!