4. Piring Melayang

Seminggu tinggal dirumah mertuaku, kamipun pindah kerumah baru. Rumah baru kami memang tidak mewah, namun butuh waktu yang lama kalau ingin menabung membeli rumah itu. Delano bilang rumah itu dibeli berkat bantuan perusahaan.

"Masih belum banyak barang yang dibeli. Nanti kita cicil pelan-pelan," ujar Delano.

"Iya. Nanti kapan-kapan kita belanja bersama saat kamu libur ya?" tanyaku sembari menyeret koper besar ditangan kananku.

"Iya. Dirumah ini cuma ada tempat tidur, lemari dan kipas saja. Belum sempat beli ac,"

Delano berkata sembari menekan handle pintu kamar kami.

"Nggak pakai ac nggak apa. Jangan boros-boros. Kita bisa pakai uangnya buat kebutuhan yang lain,"

"Tidak masalah. Kamu jangan pikirkan uangnya, nanti akan ada rejekinya," ucap Delano.

"Sepertinya masih siang. Bagaimana kalau kita beli kompor, gas dan peralatan dapur lainnya?" tanyaku.

"Boleh. Nanti sekaliab kita belanja saja. Barang elektronik biar toko yang antar." Jawab Delano.

"Ya sudah aku nyapu dulu deh. Banyak debu,"

"Ya. Biar aku yang atur baju di lemari," ujar Delano.

Aku menyapu rumah baru kami dengan senang hati. Siapa yang tidak senang, baru seminggu menikah sudah tidak repot lagi mikirin nabung buat beli rumah.

Prangggg

Pranggggg

Prangggg

Aku terpaksa membatalkan niatku yang ingin membuang debu rumahku di depan teras. Aku lebih memilih mengintip asal suara nyaring itu lewat tirai jendela rumah.

Pranggg

Pranggg

pranggg

Sudah tidak terhitung berapa jumlah barang rentan pecah itu bersarang di lantai. Tidak hnya suara barang pecah, sayup-sayup ku dengar suara perdebatan sengit dari arah rumah tetangga sebelah rumahku.

"Ada apa?" tanya Delano yang tiba-tiba mengagetkan aku dari arah belakang.

"Tidak tahu. Sepertinya tetangga kita sedang bertengkar. Coba dengerin deh," ujarku sembari mataku sedikit naik keatas, dengan jari telunjuk yang mengambang di udara.

"Ckk...jangan dibiasakan suka nguping pembicaraan orang. Terlebih pasangan suami istri," ujar Delano seraya meraup wajahku dengan telapak tangan besarnya.

"Emang kenapa?" tanyaku.

"Emang kamu mau telingamu busuk?"

"Eh?" aku langsung menjauhkan diri dari tirai jendela rumahku.

"Katanya mau nyapu, tuh debu masih diambang pintu. Selesaikan saja pekerjaanmu, nanti debunya keburu di tiup angin dan masuk lagi kedalam rumah. Kalau sudah selesai, kita segera pergi belanja," ucap Delano.

"Iya. Kamu sudah selesai susun baju di lemari?" tanyaku.

"Tinggal separuh lagi." Jawab Delano.

Aku teruskan menyapu debu diambang pintu. Sementara Delano meneruskan menyusun pakaian ke dalam lemari. Suara barang pecahpun tidak lagi terdengar, aku pikir mungkin tetanggaku tidak memiliki lagi barang yang bisa di pecahkan.

Pekerjaanku akhirnya selesai. Namun ketika aku ingin berbalik badan memasuki rumahku, aku melihat seorang pria keluar dari rumah yang kucurigai sebagai asal dari suara nyaring itu.

Pria itu sangat tampan dan dewasa. Aku taksir usianya sekitar 30 an. Pria itu perawakannya tidak berbeda dengan suamiku. Tinggi dan sedikit berisi. Namun jambang diwajahnya yang paling aku sukai, terkesan sangat jantan dan macho.

Ku geleng-gelengkan kepalaku yang sempat liar memikirkan pria lain selain suamiku. Mana aku tahu pria yang keluar menenteng plastik hitam besar itu, adalah pelaku kekerasan dalam rumah tangga. Aku bisa menebak, isi plastik hitam itu adalah pecahan piring atau gelas yang sudah hancur berantakan.

Pria itu sekilas menatapku, sebelum meletakkan kantung plastik hitam itu kedalam tong sampah yang terbuat dari bahan seng. Aku sedikit melempar senyum kearah pria itu, namun senyum ramahku dibalas dengan wajah dingin dan tidak bersahabat.

"Sombong sekali dia. Apa dia pikir cuma dia saja yang tampan? suamiku juga tampan sempurna. Tapi dia tidak sesombong itu. Pasti dia benar-benar pelaku KDRT," aku menggerutu sembari masuk kedalam rumah.

"Sudah selesai?" tanya Delano yang ternyata baru selesai merapikan lemari.

"Sudah. Apa kita akan berangkat sekarang?" tanyaku sembari mencuci tanganku di washtafel.

"Ayo. Bersiaplah, aku tunggu di mobil." Jawab Delano.

Aku bergegas masuk kedalam kamar untuk mengambil tas. Setelah itu kami pergi untuk mencari barang-barang yang kami butuhkan. Setelah seharian pergi, kami memutuskan kembali. Barang-Barang kami akan diantar sesuai alamat. Itulah sebabnya kami bergegas pulang, karena takut barang kami sudah ada yang mengantar.

Sesuai dugaan kami, satu persatu barang kami datang, bahkan nyaris bersamaan. Begini rasanya bahagia memiliki barang yang serba baru, aku jadi senyum-senyum sendiri.

Pranggg

Pranggg

Pranggg

Lagi-Lagi aku mendengar suara barang pecah disamping rumahku. Namun kali ini tidak hanya aku, Delanopun juga ikut dengar. Yang aku herankan kenapa tetanggaku bisa bertengkar seperti minum obat?

"Kamu jangan gitu ya beb?" tanya Delano sembari menyetel kompor yang baru saja kami beli.

"Gitu gimana?" tanyaku.

"Ya gitu. Kalau marah dikit-dikit pecahin barang, atau melempar barang." Jawab Delano sembari mengencangkan baut.

"Tergantung kasusnya. Kalau kasusnya perselingkuhan, jangankan piring dan gelas, rumah inipun akan aku bakar." Jawabku asal.

"Lagian tetangga punya stok piring berapa lusin ya? apa nggak bisa diomongin baik-baik gitu? kamu jangan gitu ya yank?" tanyaku.

"Gitu gimana?" tanya Delano.

"Ya kayak tetangga sebelah KDRT. Ntar salah dikit mukul, salah dikit nampar. Aku kalau sakit balesnya parah loh?" ujarku.

"Hadeh...apa juga yang mau kita ributkan beb. Setahun lebih kita pacaran, apa pernah kita bertengkar? pada intinya jangan neko-neko dan harus bisa nerima kekurangan dan kelebihan pasangan masing-masing," ucap Delano.

"Iya juga. Moga aja tetangga bisa akur ya? kalau tiap hari dengar barang di banting, gimana mau tidur nyenyak," ujarku.

Aku mengumpulkan kardus-kardus bekas barang yang kami beli siang ini. Aku tidak ingin banyak sampah yang menumpuk di rumahku. Akupun membawanya kedepan untuk kumasukkan ke dalam tong sampah.

Lagi-Lagi aku bertemu dengan pria berwajah dingin, yang tidak lain adalah tetanggaku yang sedang perang badai dengan istrinya. Pria itu kembali membawa plastik hitam besar, dan menaruh plastik beserta isinya kedalam tong sampah.

Kali ini aku menyapanya tidak lagi dengan senyuman. Namun kupanggil dengan sebutan Om.

"Om," sapaku saat kami sama-sama sedang membuang sampah.

Pria yang semula berbalik ingin pergi, jadi menghentikan langkahnya saat kupanggil dirinya Om.

"Panggil aku kakak. Aku tidak setua itu,"

Suara pria itu sungguh berat. Seberat jalan rumah tangganya yang sedang dihantam gelombang tsunami. Namun jujur saja, jenis suara itulah yang paling aku suka. Berat dan penuh wibawa.

"Caren kak. Tetangga baru kalian," aku mengulurkan tangan sembari tersenyum kearah pria itu.

Pria itu menatap tanganku yang terulur, namun mengabaikannya saat melihat sebuah bayangan berkelebat di jendela depan rumahnya. Aku menarik kembali tanganku, dan membiarkan pria itu pergi begitu saja.

Sayup-Sayup aku mendengar ocehan seorang wanita dari arah rumah yang dimasuki pria itu. Aku bisa menebak, pasti akan ada pecahan piring berikutnya.

Terpopuler

Comments

Siti Muhtarom

Siti Muhtarom

next Thor🥰

2022-05-31

0

☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜

☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜

tetangganya serem klo tiap jam tengkar🤭🤭

2022-05-17

0

TK

TK

semangat Thor 😍👍

2022-04-17

1

lihat semua
Episodes
1 1. Ditembak
2 2. Oleh-Oleh
3 3. SAH
4 4. Piring Melayang
5 5. Pria Tidak Berguna
6 6. Sombong.
7 7. Dia Menangis?
8 8. Cari Kerja
9 9. Tambah Parah
10 10. Kesepian
11 11. Jambret
12 12. Berteman
13 13. Pulang
14 14. Pergi Lagi
15 15. Susah Tidur
16 16. Berdebar
17 17. Menghindar
18 18. Seandainya
19 19. Bohong
20 20. Talak
21 21. Ternoda
22 22. Tidak Ada Yang Aneh
23 23. Tak Terlihat
24 24. Petarung Gila
25 25. Keblinger
26 26. Basah
27 27. Pindah
28 28. Terluka
29 29. Berubah
30 30. Pertengkaran
31 31. Kecewa
32 32. Cerai.
33 33. Terusir
34 34. Impas
35 35. Ragu
36 36. Diajak ke Klub
37 37. Teman Baru
38 38. Benci
39 39. Dihina
40 40. Selamat Tinggal
41 41.Syok
42 42. Mengigau
43 43. Sindiran
44 44. Sejarah Tak Mungkin Berulang
45 45. Dios Berbohong
46 46. USG
47 47. Jangan Menyerah
48 48. Dios Datang
49 49. Menikahiku
50 50. Kembali
51 51. Sudah Menunaikan
52 52. Dios Syok
53 53. Merantau
54 54. Putus
55 55. Jangan Tersinggung
56 56. Teman Baru
57 57. Omelet terlezat
58 58. WO
59 59. Obat Gelisah
60 60. Repot
61 61. Hilang
62 62. Menghilang dan Merindu
63 63. Terkejut
64 64. Kena Labrak
65 65. Baby sittor
66 66. Amarah Rendy
67 67. Bernama Belakang Sama
68 68. Rindu Berat
69 69. Ancaman
70 70. Syok
71 71. Stres
72 72. Tulus
73 73. Meminta Restu
74 74. Sah
75 75. Diskusi
76 76. Makin Sukses
77 77. Kecewa
78 78. Bertengkar Hebat
79 79. Pertengkaran Dahsyat
80 80. Gagal Pergi
81 81. Pesan Terakhir
82 82. Sampai Kapan?
83 83. Membulatkan Tekad
84 84. Kembar
85 85. Panik
86 86. Mengunjungi Rumah Delano
87 87. Duka
88 88. Trauma
89 89. Penyakit Yang Sama
90 90. Lahirnya Si Kembar
91 91. Drama Ngurus Anak
92 92. Undangan
93 93. Putus
94 94. Uget-Uget
95 95. Galau Mencari Jodoh
96 96. Jauh Panggang Dari Api
97 97. Lamaran
98 98. Halal
99 99. Gol
100 100. Bangga
101 101. Sukses
102 102. Menangis Tapi Bahagia
Episodes

Updated 102 Episodes

1
1. Ditembak
2
2. Oleh-Oleh
3
3. SAH
4
4. Piring Melayang
5
5. Pria Tidak Berguna
6
6. Sombong.
7
7. Dia Menangis?
8
8. Cari Kerja
9
9. Tambah Parah
10
10. Kesepian
11
11. Jambret
12
12. Berteman
13
13. Pulang
14
14. Pergi Lagi
15
15. Susah Tidur
16
16. Berdebar
17
17. Menghindar
18
18. Seandainya
19
19. Bohong
20
20. Talak
21
21. Ternoda
22
22. Tidak Ada Yang Aneh
23
23. Tak Terlihat
24
24. Petarung Gila
25
25. Keblinger
26
26. Basah
27
27. Pindah
28
28. Terluka
29
29. Berubah
30
30. Pertengkaran
31
31. Kecewa
32
32. Cerai.
33
33. Terusir
34
34. Impas
35
35. Ragu
36
36. Diajak ke Klub
37
37. Teman Baru
38
38. Benci
39
39. Dihina
40
40. Selamat Tinggal
41
41.Syok
42
42. Mengigau
43
43. Sindiran
44
44. Sejarah Tak Mungkin Berulang
45
45. Dios Berbohong
46
46. USG
47
47. Jangan Menyerah
48
48. Dios Datang
49
49. Menikahiku
50
50. Kembali
51
51. Sudah Menunaikan
52
52. Dios Syok
53
53. Merantau
54
54. Putus
55
55. Jangan Tersinggung
56
56. Teman Baru
57
57. Omelet terlezat
58
58. WO
59
59. Obat Gelisah
60
60. Repot
61
61. Hilang
62
62. Menghilang dan Merindu
63
63. Terkejut
64
64. Kena Labrak
65
65. Baby sittor
66
66. Amarah Rendy
67
67. Bernama Belakang Sama
68
68. Rindu Berat
69
69. Ancaman
70
70. Syok
71
71. Stres
72
72. Tulus
73
73. Meminta Restu
74
74. Sah
75
75. Diskusi
76
76. Makin Sukses
77
77. Kecewa
78
78. Bertengkar Hebat
79
79. Pertengkaran Dahsyat
80
80. Gagal Pergi
81
81. Pesan Terakhir
82
82. Sampai Kapan?
83
83. Membulatkan Tekad
84
84. Kembar
85
85. Panik
86
86. Mengunjungi Rumah Delano
87
87. Duka
88
88. Trauma
89
89. Penyakit Yang Sama
90
90. Lahirnya Si Kembar
91
91. Drama Ngurus Anak
92
92. Undangan
93
93. Putus
94
94. Uget-Uget
95
95. Galau Mencari Jodoh
96
96. Jauh Panggang Dari Api
97
97. Lamaran
98
98. Halal
99
99. Gol
100
100. Bangga
101
101. Sukses
102
102. Menangis Tapi Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!