8. Cari Kerja

Aku menyapu teras rumahku, saat kulihat tetangga tampanku baru keluar rumahnya dengan berpakaian rapi. Kulihat dia mengunci rumahnya, penampilannya jadi sorotan mataku.

Sangat disayangkan tubuh seindah dan setampan itu hanya seorang pengangguran dan jadi pembantu oleh istrinya sendiri.

"Mau kemana kak?" tanyaku menghentikan langkahnya yang hendak berjalan menuju motornya.

Kali ini juga aku melupakan dendamku dan memanggilnya dengan sebutan kakak.

"Ngapain nanya-nanya?" senyumku yang semula terbit, jadi masam seketika.

Namun saat aku teringat pertengkarannya tadi malam, aku mencoba tidak mengambil hati ucapan ketusnya.

"Tidak kepasar lagi?" tanyaku lagi. Entah mengapa aku ingin sekali berteman dengannya. Berbagi banyak hal tentang rumah tangga kami yang banyak tanda tanya.

"Jangan coba-coba mengakrabi aku. Kamu wanita bersuami, aku juga wanita beristri. Takutnya menimbulkan fitnah," ujar pria itu.

"Ya ampun kak. Kakak kalau ngomong di rem dikit dong? jangan kakak kira aku nggak tahu, kakak juga sering ngintipin aku dan suamiku saat dia pulang bekerja. Biasa aja dong kak ngomongnya, kok ngegas terus sih? nggak dapat jatah dari istri ya?" ledekku.

"Kamu pikir aku tidak tahu? kamu sering ngintipin aku dan istriku yang tengah bertengkar? mau pamer ya, mentang rumah tangganya harmonis? emang kamu tahu apa kalau aku nggak dapat jatah dari istriku? aku bisa memuaskan istriku 10 kali dalam semalam, suamimu mampu tidak?"

Pria bermulut pedas itu langsung menyerang tepat sasaran. Tapi aku yakin 100 persen, dia belum tahu urusan ranjangku yang payah.

"Suamiku malah bisa 20 kali tapi aku nggak sombong kayak situ." Jawabku yang tidak mau kalah.

"Dasar anak kecil mesum. 20 kali apanya, pembohong besar. Mungkin bisa 20 kali, tapi sekali main cuma semenit," gerutu pria itu.

Terus terang aku merasa tersinggung. Meskipun dia hanya menggerutu, tapi gerutuannya itu terasa sangat kena sasaran.

Aku membiarkannya lepas kali ini. Meski hatiku dongkol, tapi aku berdo'a dalam hati, agar tetanggaku itu mendapat pekerjaan yang layak dan bisa kembali harmonis dengan istrinya.

Dios membelah jalanan menuju pusat kota. Beberapa Cv sudah dia siapkan, untuk dia tinggalkan di tempat-tempat yang memang membuka lowongan kerja.

Dios mampir ke warung kopi, untuk sekedar mengisi perutnya dengan semangkuk mie instan dan sebutir telur dadar. Kini dia harus lebih berhemat, uang sisa pesangonnya sudah hampir habis. Sementara dirinya tidak bisa mengandalkan uang belanja yang diberikan istrinya setiap minggu.

Mata Dios tiba-tiba menatap pada dinding warkop yang tertempel sebuah lowong kerja menjadi seorang supir pribadi. Dios segera mencatat nomor kontak di loker itu, dan bergegas pulang kerumah setelah semua Cv sudah dia masukkan ke perusahaan-perusahaan yang tengah membuka lowongan kerja.

"Ya?" suara berat seorang pria diseberang telpon menyapa Dios.

"Hallo pak? maaf saya Dios. Saya dapat nomor anda dari loker. Apa bapak masih membutuhkan seorang supir pribadi?" tanya Dios.

"Ya masih. Kamu bisa datang ke alamat rumah saya. Nanti saya chat alamat saya," ujar pria diseberang telpon.

"Baik pak terima kasih," ucap Dios.

Percakapan itu akhirnya berakhir. Dios menghela nafasnya, dia tahu Vika tidak akan suka dengan pekerjaan barunya itu. Tapi dia butuh uang minimal untuk menghidupi dirinya sendiri. Dia tidak mau bergantung pada istrinya terus menerus. Dia juga ingin menabung, untuk masa depannya.

Dios senang, saat melihat Vika sang istri sudah 3 hari ini tidak kerja lembur seperti biasanya.

"Sayang. Kamu sudah pulang?" tanya Dios sembari memberi pelukkan pada istrinya itu.

"Emmm." Jawab Vika tanpa membalas pelukkan suaminya itu.

"Buatin aku teh dong! Capek banget ini," ujar Vika.

"Tunggu sebentar ya?" ucap Dios sembari mengusap puncak kepala Vika yang langsung ditepis oleh wanita itu.

Setelah teh dibuat, Dios meletakkannya diatas meja, dan duduk disebelah istrinya itu.

"Sayang. Aku ada kabar gembira buat kamu," ucap Dios.

"Kabar gembira apa?" tanya Vika sembari meraih tangkai cangkir teh.

"Aku sudah dapat kerjaan." Jawab Dios.

"Benarkah? kerja diperusahaan mana?" tanya Vika sembari menyesap tehnya.

"Supir pribadi." Jawab Dios.

Brrrruuuuaaarrr

Vika menyembur teh yang dia minum tepat diwajah suaminya. Dios mengelap wajahnya dengan telapak tangannya. Dia sudah menduga pasti Vika akan bereaksi seperti itu.

"Kamu yang benar aja dong. Mau bikin aku malu ya?" suara Vika mulai meninggi.

"Kok bikin malu sih? aku kan nggak nyuri?"

"Kamu memang nggak nyuri, tapi kamu juga kira-kira dong cari kerja. Minimal jadi karyawan biasa disebuah perusahaan. Gengsi dikit dong," ucap Vika.

"Ya sabar dong sayang. Nanti kalau udah rejekinya juga akan dapat panggilan. Tadi aku juga sudah menyebar surat lamaran lagi. Jadi supir pribadi hanya buat batu loncatan saja. Ketimbang aku nganggur dirumah?"

"Aku mah mending kamu dirumah, daripada kamu jadi supir pribadi. Kalau teman-teman aku tahu, mau ditaruh dimana mukaku?" tanya Vika.

"Kok malah mikirin omongan orang sih yank? emang mereka ngasih aku duit? ya pokoknya aku jalani saja dulu, kalau nggak betah aku bisa berhenti." Jawab. Dios yang berusaha membujuk istrinya itu.

"Terserah!"

Prakkkkk

Lagi-Lagi Vika melempar cangkir teh yang ada ditangannya. Sejak dirinya jadi pengangguran, sudah tidak terhitung berapa jumlah piring dan gelas yang sudah jadi korban oleh Vika. Namun Dios pria yang penyabar dan penyayang, tidak pernah bersikap kasar pada istrinya meskipun istrinya itu sama sekali tidak menghargainya.

Srettttt

Aku tutup hordeng rumahku, saat kudengar terakhir ada suara barang pecah dari rumah tetanggaku. Lagi-Lagi aku mendengar mereka bertengkar gara-gara pekerjaan.

Tiiinn

Tiiinn

Kudengar klakson mobil suamiku yang baru pulang bekerja.

Aku buka pintu rumahku, dan kusambut suamiku itu dengan mesra.

"Sayang. Malu dilihat tetangga," ujar Delano saat diriku bergelayut manja dengan merangkulkan kedua tangan di leher suamiku itu.

Aku juga mencium sekilas bibir suamiku, namun mataku melirik sesuatu yang ada dibelakang hordeng tetanggaku.

"Ngintip juga rupanya. Aku bikin kamu hareudang aja sekalian," batinku.

"Kangen kamu hari ini," ujarku dan kemudian mengajak suamiku berciuman cukup lama diteras rumahku.

Sretttt

Dapat kudengar suara hordeng rumah tetanggaku ditarik. Aku kemudian melepaskan ciumanku dan menarik suamiku masuk kedalam rumah.

"Kamu kenapa hari ini? kok manja. Hem?" tanya Suamiku.

Brukkkkk

Kudorong tubuh suamiku hingga tubuhnya jatuh diatas sofa. Entah setan apa yang mempengaruhiku, aku jadi hilang urat malu. Aku benar-benar menginginkan suamiku saat ini. Dan aku ingin membuat tetanggaku jadi iri mendengar suara-suara merduku.

Aku tidak mengharapkan Delano memuaskan ku dengn pusakanya karena aku tahu dia tidak mampu melakukannya. Aku ingin dia memuaskanku dengan wajahnya terbenam dipusat intiku.

Terpopuler

Comments

Siti Muhtarom

Siti Muhtarom

makin kesel aku di buat nya. yg penting kerja dan halal mikirin omongan orang. orang aja gak mikirin kita🤣🤣🤣

2022-05-31

0

☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜

☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜

gemes juga lihat si Vika😏😏

2022-05-18

0

Dina Susanti

Dina Susanti

aku mampir thor

mampir di karya aku ya

dijual di malam pertama

2022-04-03

2

lihat semua
Episodes
1 1. Ditembak
2 2. Oleh-Oleh
3 3. SAH
4 4. Piring Melayang
5 5. Pria Tidak Berguna
6 6. Sombong.
7 7. Dia Menangis?
8 8. Cari Kerja
9 9. Tambah Parah
10 10. Kesepian
11 11. Jambret
12 12. Berteman
13 13. Pulang
14 14. Pergi Lagi
15 15. Susah Tidur
16 16. Berdebar
17 17. Menghindar
18 18. Seandainya
19 19. Bohong
20 20. Talak
21 21. Ternoda
22 22. Tidak Ada Yang Aneh
23 23. Tak Terlihat
24 24. Petarung Gila
25 25. Keblinger
26 26. Basah
27 27. Pindah
28 28. Terluka
29 29. Berubah
30 30. Pertengkaran
31 31. Kecewa
32 32. Cerai.
33 33. Terusir
34 34. Impas
35 35. Ragu
36 36. Diajak ke Klub
37 37. Teman Baru
38 38. Benci
39 39. Dihina
40 40. Selamat Tinggal
41 41.Syok
42 42. Mengigau
43 43. Sindiran
44 44. Sejarah Tak Mungkin Berulang
45 45. Dios Berbohong
46 46. USG
47 47. Jangan Menyerah
48 48. Dios Datang
49 49. Menikahiku
50 50. Kembali
51 51. Sudah Menunaikan
52 52. Dios Syok
53 53. Merantau
54 54. Putus
55 55. Jangan Tersinggung
56 56. Teman Baru
57 57. Omelet terlezat
58 58. WO
59 59. Obat Gelisah
60 60. Repot
61 61. Hilang
62 62. Menghilang dan Merindu
63 63. Terkejut
64 64. Kena Labrak
65 65. Baby sittor
66 66. Amarah Rendy
67 67. Bernama Belakang Sama
68 68. Rindu Berat
69 69. Ancaman
70 70. Syok
71 71. Stres
72 72. Tulus
73 73. Meminta Restu
74 74. Sah
75 75. Diskusi
76 76. Makin Sukses
77 77. Kecewa
78 78. Bertengkar Hebat
79 79. Pertengkaran Dahsyat
80 80. Gagal Pergi
81 81. Pesan Terakhir
82 82. Sampai Kapan?
83 83. Membulatkan Tekad
84 84. Kembar
85 85. Panik
86 86. Mengunjungi Rumah Delano
87 87. Duka
88 88. Trauma
89 89. Penyakit Yang Sama
90 90. Lahirnya Si Kembar
91 91. Drama Ngurus Anak
92 92. Undangan
93 93. Putus
94 94. Uget-Uget
95 95. Galau Mencari Jodoh
96 96. Jauh Panggang Dari Api
97 97. Lamaran
98 98. Halal
99 99. Gol
100 100. Bangga
101 101. Sukses
102 102. Menangis Tapi Bahagia
Episodes

Updated 102 Episodes

1
1. Ditembak
2
2. Oleh-Oleh
3
3. SAH
4
4. Piring Melayang
5
5. Pria Tidak Berguna
6
6. Sombong.
7
7. Dia Menangis?
8
8. Cari Kerja
9
9. Tambah Parah
10
10. Kesepian
11
11. Jambret
12
12. Berteman
13
13. Pulang
14
14. Pergi Lagi
15
15. Susah Tidur
16
16. Berdebar
17
17. Menghindar
18
18. Seandainya
19
19. Bohong
20
20. Talak
21
21. Ternoda
22
22. Tidak Ada Yang Aneh
23
23. Tak Terlihat
24
24. Petarung Gila
25
25. Keblinger
26
26. Basah
27
27. Pindah
28
28. Terluka
29
29. Berubah
30
30. Pertengkaran
31
31. Kecewa
32
32. Cerai.
33
33. Terusir
34
34. Impas
35
35. Ragu
36
36. Diajak ke Klub
37
37. Teman Baru
38
38. Benci
39
39. Dihina
40
40. Selamat Tinggal
41
41.Syok
42
42. Mengigau
43
43. Sindiran
44
44. Sejarah Tak Mungkin Berulang
45
45. Dios Berbohong
46
46. USG
47
47. Jangan Menyerah
48
48. Dios Datang
49
49. Menikahiku
50
50. Kembali
51
51. Sudah Menunaikan
52
52. Dios Syok
53
53. Merantau
54
54. Putus
55
55. Jangan Tersinggung
56
56. Teman Baru
57
57. Omelet terlezat
58
58. WO
59
59. Obat Gelisah
60
60. Repot
61
61. Hilang
62
62. Menghilang dan Merindu
63
63. Terkejut
64
64. Kena Labrak
65
65. Baby sittor
66
66. Amarah Rendy
67
67. Bernama Belakang Sama
68
68. Rindu Berat
69
69. Ancaman
70
70. Syok
71
71. Stres
72
72. Tulus
73
73. Meminta Restu
74
74. Sah
75
75. Diskusi
76
76. Makin Sukses
77
77. Kecewa
78
78. Bertengkar Hebat
79
79. Pertengkaran Dahsyat
80
80. Gagal Pergi
81
81. Pesan Terakhir
82
82. Sampai Kapan?
83
83. Membulatkan Tekad
84
84. Kembar
85
85. Panik
86
86. Mengunjungi Rumah Delano
87
87. Duka
88
88. Trauma
89
89. Penyakit Yang Sama
90
90. Lahirnya Si Kembar
91
91. Drama Ngurus Anak
92
92. Undangan
93
93. Putus
94
94. Uget-Uget
95
95. Galau Mencari Jodoh
96
96. Jauh Panggang Dari Api
97
97. Lamaran
98
98. Halal
99
99. Gol
100
100. Bangga
101
101. Sukses
102
102. Menangis Tapi Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!