Sesuai dengan prediksiku. Saat Delano menghujamku dengan kepemilikkannya, hanya mampu bertahan tidak lebih dari 3 menit. Namun aku bisa berteriak puas, saat dirinya bermain di pusat intiku dengan lidahnya. Aku sengaja berteriak lebih keras, terlebih saat aku mencapai puncak tertinggi dari pertempuran itu.
Oke fine Caren. Mungkin aku memamg ditakdirkan mendapatkan kesenangan ranjangku dengan cara berbeda. Aku hanya berharap bibit yang di tanam oleh suamiku, segera tumbuh dan aku tidak merasa kesepian lagi.
"Kamu terlihat sangat bersemangat hari ini. Ada apa. Hem?" tanya Delano sembari membelai lengan telanjangku.
Saat ini kami memang tengah berada disebuah sofa panjang, tanpa mengenakan busana sehelai benangpun. Tubuhku dan tubuhnya tidak memiliki jarak walau barang satu sentipun.
Aku membelai dada suamiku dengan jari telunjukku. Berharap dia segera mengulangi lagi perbuatannya, sebelum panggilan umat berkumandang.
"Entah mengapa aku sangat merindukanmu hari ini." aku tahu jawabanku sama sekali tidak sejalan antara mulut dan hatiku. Namun sejujurnya aku memang menginginkan lebih tentang urusan ranjangku.
"Ayo kita bersih-bersih. Udah lengket banget ini," Delano menggeser tubuhnya, untuk memberi jarak diantara kami berdua.
Aku menuruti kehendak suamiku itu. Aku tidak mungkin memaksanya lagi, seperti yang kulakukan beberapa saat yang lalu. Aku menyadari aku bersikap kekanakkan, hanya karena ingin membalas perbuatan tetangga padaku.
"Kamu masak apa buat makan malam kita?" tanya Delano saat jam makan malam tiba.
Delano menarik kursi untukku dan kemudian menarik kursi untuk dirinya sendiri. Delano sama sekali tidak berubah, dia selalu berprilaku manis, yang membuatku tidak mengingat kekurangannya.
"Udang goreng tepung, sayur capcay, sama sambal." Jawabku sembari membuka tudung makanan diatas meja.
Aku menuangkan nasi ke piring suamiku, dan juga ke piringku sendiri. Kami menikmati makan malam kami sebelum akhirnya pergi beristirahat.
Kutoleh suamiku saat waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Delano sudah mendengkur, sementara aku jadi sulit tidur. Aku putuskan untuk pergi ke ruang tamu, dengan membuat secangkir teh yang aku nikamati dengan sebungkus roti keju.
Namun telingaku sedikit terganggu, saat tidak sengaja kudengar suara-suara merdu yang bersahutan di sebelah ruang tamuku. Ku sibak sedikit tirai jendela ruang tamuku, dapat aku lihat siluet seorang pria tengah bergerak maju mundur menghajar sasaran yang ada di depannya.
Glekkkk
Jujur saja aku merinding saat mendengar jeritan nikmat dari wanita itu. Aku bahkan dengan kurang kerjaannya melihat jam di ponselku dan menghitung durasi permainan mereka.
OMG
Tidak terasa aku menikmati suara-suara merdu itu nyaris 45 menit lamanya. Aku sampai memijat keningku sendiri karena teringat durasiku yang bisa berkali-kali lipat jika harus mencapai durasi tetanggaku. Tapi dengan percaya dirinya aku memamerkan suara merduku tadi sore. Memalukan!"
Aku putuskan untuk kembali ke kamar. Aku bahkan tidak memperdulikan lagi teh dan roti yang aku tinggalkan diruang tamu. Aku lihat Delano tidur dengan damainya, tanpa tahu barang di dalam celanaku sedang nyut-nyutan.
*****
Kulihat tetangga priaku sudah berpakaian rapi, saat aku keluar membawa debu dengan sapuku. Wajahnya juga tidak lagi kusut dan masam seperti hari-hari sebelumnya. Dan aku tahu penyebab wajahnya yang berseri itu. Berhubung dia tidak suka aku akrab dengannya, maka aku juga tidak akan bertanya berapa ronde dia melakukan hal itu pada istrinya. Aku tidak perlu bertanya seberapa hebatnya dia, aku sudah bisa menebak dari suara merdu istrinya itu.
Aku tahu dia melirik kearahku. Aku bisa melihatnya dengan ekor mataku. Namun saat aku memutar kepalaku dengan gerakkan cepat, dia seolah-olah tidak pernah melihat kearahku.
Ah...sebenarnya untuk apa sih aku bersikap dingin padanya? seharusnya aku mengerti, kemelut rumah tangganya mungkin lebih pelik dariku saat ini.
"Kakak sudah dapat kerja?" tanyaku yang mencoba menurunkan egoku.
"Ya." Jawabnya singkat sembari menaiki motornya.
"Kerja dimana kak?" tanyaku kembali.
"Jadi supir pribadi." Jawabnya lagi.
"Wah...jangan lupa traktir kalau dapat gaji pertama," isengku. Tapi tidak mendapat jawaban sama sekali. Bahkan wajahnya malah berubah lebih dingin dari sebelumnya.
"Aku hanya bercanda. Selera humormu payah sekali," sambungku.
Tanpa berbasa basi pria itu langsung pergi begitu saja. Sumpah punya tetangga parah banget. Bahkan menurutku sikapnya itu tambah parah setelah mendapat pekerjaan.
Aku merasakan sepi disekitar rumahku. Rumahku ini memang cukup aneh jika dibandingan dengan perumahan lainnya. Entah mengapa hanya rumahku dan rumah tetanngaku yang dibuat terpisah.itulah sebabnya hanya tetangga sombongku saja yang tiap hari bisa kulihat.
Karena merasa kesepian, aku putuskan untuk berkunjung kerumah mamaku. Lagi pula ini kali pertama aku berpisah dengan keluargaku, itulah sebabnya aku sedikit merasakan rindu pada mereka.
"Ah...cucu kesayanganku pulang rupanya,"
Nenek menyambutku penuh hangat. Aku juga memeluk beliau tidak kalah erat. Meski aku dibesarkan oleh kedua orang tuaku, tapi aku lebih akrab dengan nenekku.
"Bagaimana? apa ada kendala di rumah tanggamu. Hem?" tanya Nenek.
"Tidak ada nek. Semuanya aman terkendali " Jawabku seadanya, karena aku tidak mungkin menceritakan urusan ranjangku yang amburadul.
"Baguslah. Kalau ada kendala alias masalah dalam rumah tangga, hadapi dengan kepala dingin. Jangan bersikap kekanakkan, apalagi dikit-dikit ngadu dengan orang tua,"
Nenekku panjang lebar menasehatiku. Tapi aku mengerti garis besarnya. Pada intinya aku harus tetap menjaga keharmonisan rumah tanggaku, dan aku pasti akan melakukan itu.
Setelah melepas rindu dengan keluargaku, aku kembali pulang pada sore harinya. Aku juga disuruh mamaku membawa hasil masakkannya, agar aku tidak capek lagi masak saat menyambut kepulangan suamiku nanti.
Suasana rumahku dan rumah tetanggaku masih sepi seperti aku meninggalkannya siang tadi. Aku tahu suamiku belum pulang, begitu juga dengan tetanggaku. Dan anehnya mereka seperti janjian pulang bersamaan. Suamiku pulang jam 8 malam karena lembur, dan tetanggaku tidak lama kemudian juga datang dengan wajah lelah.
"Aku bawakan martabak keju kesukaanmu," ujar Delano sembari menyodorkan satu kotak martabak untukku.
Kulirik tetanggaku, yang ternyata juga mencuri-curi pandang kearah kami. Aku lihat dia menenteng nasi bungkus, dan kemudian memasukkan kunci kelubang pintu.
Brakkk
Pria itu menutup pintu dengan lumayan keras. Aku tidak tahu artinya apa, karena aku juga tidak perduli. Aku lebih gagal fokus pada wangi martabak yang dibawakan suamiku. Aku gandeng lengan suamiku, aku ceritakan banyak hal saat datang ke rumah orang tuaku. Meski aku tidak tahu Delano mendengarkan ceritaku atau tidak, tapi setahuku dia memang pendengar yang baik selama ini.
"Beb. Besok aku ada perjalanan bisnis bersama direktur perusahaanku," ujar Delano membuka pembicaraan saat aku menemaninya makan malam.
"Berapa lama?" tanyaku.
"Satu minggu." Jawab Delano sembari menyuapkan makanan kedalam mulutnya.
"Lama sekali?" tanyaku gelisah.
"Kenapa? kamu takut sendirian dirumah?"
"Tidak juga. Tapi kan aku merasa sepi jadinya." Jawabku.
"Kalau kamu kesepian, kamu boleh menginap dirumah mama," ujar Delano.
"Baiklah." Akhirnya aku setuju. Aku tidak ingin Delano jadi kepikiran saat meninggalkan aku sendiri di rumah.
Karena esok hari Delano akan pergi, aku minta dilayani beberapa kali. Seperti sebelumnya, aku hanya bisa di puaskan oleh daging tak bertulang bagian atasnya. Tapi itu tidak mengapa, setidaknya dia sudah berusaha. Lain kali jika kesabaranku sudah mulai menipis, perlahan aku akan mengajaknya berobat.
Keesokkan harinya Delano pergi pagi-pagi sekali. Aku baru tahu dia akan melakukan perjalanan bisnis keluar negeri, saat dia menyiapkan beberapa pakaian kedalam kopernya.
Dan seperti biasa, tetangga sombongku hanya melirik sekilas saat aku mengantar kepergian suamiku, sementara dirinya akan pergi bekerja dengan motornya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Siti Muhtarom
makin seru dan bikin penasaran aku Thor. masih bertanya" siapa🤔🤔 di sini yg punya hubungan terlarang sang istri atau suami???😇😇
2022-05-31
1
☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜
mulai kyae ini,🤭🤭
2022-05-18
0
M.sultan Maghroby
up
2022-04-05
1