3. SAH

Air mataku mengalir laksana air terjun, saat Delano sudah Sah menjadi suamiku beberapa detik yang lalu. Suasana haru begitu terasa di kediamanku saat ini, terlebih aku adalah putri satu-satunya di keluargaku.

Keesokkan harinya kami mengadakan resepsi disebuah gedung sederhana. Keluargaku memang sengaja mengundang banyak orang, karena mereka pikir aku adalah putri satu-satunya mereka. Dan menginginkan pernikahan sekali dalam seumur hidup.

Malam harinya mama memanggilku untuk datang ke kamarnya. Dia ingin minta di bantu untuk menuliskan nominal amplop beserta nama orangnya. Meskipun ada rasa sedikit malas, tapi aku tetap membantu mamaju.

"Udah ah ma capek...ngantuk. Sisanya mama sama papa teruskan ya? kasihan Delano tadi minta dipijat kakinya," ujarku seraya berdiri dari tepi tempat tidur orang tuaku.

"Awas pelan-pelan saja. Jangan buru-buru, biar nggak sakit nantinya," aku mengerti arah tujuan omongan mama. Namun aku berpura-pura tidak mendengar, meskipun sebenarnya aku sangat gugup saat ini.

Oh ya. Tinggi badan suamiku sudah hampir 2 meter. hanya kurang 20 sentimeter saja. Bayanganku kepemilikkannya, tidak jauh beda dengan tinggi besar orangnya.

Aku tertawa sendiri saat membayangkan benda satu itu akan mengobrak abrik milikku sebentar lagi. Meski aku bukan pelaku se*s bebas, tapi aku sering juga nonton blue film bersama-sama temanku. Awalnya aku penasaran, tapi lama kelamaan ketagihan juga. Aku jadi tahu banyak hal tentang posisi-posisi saat orang dewasa bercinta. Aku juga tahu cara tehnik berciuman yang membuat seseorang bergairah. Dan yang paling penting, aku jadi tahu tiap ukuran normal orang Asia sampai Afrika. Semua yang aku tahu hanya sekedar lewat video tidak bermoral, untuk pengalaman aku hanya bernilai 0 besar.

Namun sejujurnya aku lebih penasaran dengan bentuk punya suamiku. Ah...pikiranku benar-benar kotor saat ini. Bahkan aku sempat memikirkan bagaimana caraku mendesah, agar suamiku tambah bergairah.

Krieekkkk

Kutekan handle pintu kamarku. Malam ini Delano memang tengah menginap dirumahku, 3 hari kemudian akan diadakan acara ngundu mantu di rumah mertuaku.

Kudengar Suara Delano sudah mendengkur. Antara lega dan kecewa bercampur jadi satu. Lega karena mahkotaku selamat, dan kecewa karena malam pertamaku ternyata gagal malam ini.

*****

Cup

Aku merasakan keningku sedikit dingin, karena Delano memberikan ciuman selamat pagi untukku. Ciuman pertama kami, setelah menjalin kasih setahun setengah lebih 40 hari. Aku sembunyikan wajahku didalam selimut. Meski hanya ciuman dikening, namun entah mengapa jantungku debarannya sudah seperti gempa berskala 3,5.

"Maaf semalam kamu aku tinggal tidur duluan. Capek banget Beb. Kamu nggak kenapa-kenapa kan?" tanya Delano sembari perlahan menarik selimut yang menutupi wajahku.

"Nggak apa. Aku juga lelah. Soal malam pertama kita bisa melakukannya kapan saja." Jawabku.

"Beb. Kamu ingin kita bulan madu kemana?" tanya Delano.

"Tidak perlu kemana-mana. Jangan menghambur-hamburkan uang demi hal yang dimana saja bisa melakukannya,"

"Kali aja kamu pengen sesuatu yang beda," ujar Delano.

"Mending uangnya kita tabung buat masa depan," ucapku sembari beranjak dari tempat tidur.

Tap

Delano menarik tanganku hingga aku jatuh diatas tubuhnya. Di tepikannya rambutku ke belakang telingaku. Dia kemudian membalikkan posisi kami, hingga aku berada dibawah kungkungannya.

"Mau sekarang?" tanya Delano.

"Kok tanya aku? kamunya mau nggak?" tanyaku.

Terdengar lucu saja saat kudengar pertanyaan itu keluar dari mulut suamiku. Meskipun aku ingin, tentu saja aku gengsi mengatakannya. Jadinya terpaksalah aku pura-pura tidak menginginkannya saat ini, meskipun aku sudah penasaran setengah mati.

"Kita main santai aja kali ya? kita bisa melakukannya saat pindah dirumah baru nanti," ucap Delano sembari menarik tubuhnya yang tadi mengungkungku.

Hah? selama itu? lalu bagaimana dengan nasib yang dibawah sana? yang mulai nyut-nyutan. Ughhh...sehari menikah dengannya aku jadi tahu kalau suamiku ini tipe pria yang sedikit kurang peka.

Namun apa mau dikata, demi gensiku yang setinggi langit dan selebar bumi. Aku akan mencoba berpura-pura tidak perduli, meskipun pada kenyataannya hatiku dongkol setengah mati.

Dan pada akhirnya 3 haripun berlanjut, di rumah mertuaku melaksanakan acara ngundu matu, agar para terangga semuanya tahu, kalau suamiku kini sudah memperistri diriku.

"Ma. Lusa kami mulai pindah ya?" tanya Delano, saat kami tengah makan malam bersama di rumah mertuaku.

Baru tadi sore acara ngudu mantu berakhir, tapi Delano sudah membicarakan tentang kepindahan kami ke rumah baru. Tentu saja raut wajah ibu mertuaku mendadak mendung.

Ku senggol kaki suamiku dengan ujung sendalku. Aku memberikan kode padanya dengan ujung daguku sembari mengarah pada ibu mertuaku.

"Kan pindahnya juga nggak jauh ma. Paling cuma 20 menitan dari sini," sambung Delano.

Mataku melotot kearahnya. Bukan kata itu yang ingin aku dengar dari mulut suamiku. Aku tidak keberatan jika harus tinggal barang seminggu atau sebulan dengan ibu mertuaku. Aku juga bisa memaklumi, mungkin ibu mertuaku ingin mencicipi masakkan menantunya. Meskipun aku tidak pandai memasak, tapi untuk masakkan standar masih bisa aku lakukan.

"Harus lusa ya? apa tidak bisa kalian tinggal barang sebulan di sini?" tanya mama Wina.

"Bisa kok ma? jangan dengarkan omongan Ano. Kami akan pindah bulan depan saja,"

Aku berusaha membuat mama Wina mengembalikan senyumnya yang hilang beberapa detik yang lalu.

"Kok gitu beb? tempat kerjaku jauh dari sini," tanya Delano.

"Cuma satu bulan sayang. Kasihan mama belum rela lepasin kamu, iya kan ma?" aku mengedipkan mataku kearah mama Wina.

"Biarkan saja dia pindah lusa sendirian. Sekarang anak kandungku bukan dia lagi, sudah berubah jadi Carenina. Biarin deh nggak punya anak laki," sindir Wina.

"Bukan gitu ma. Tempat kerja Ano agak jauh dari sini. Itulah sebabnya Ano cari perumahan yang lebih dekat dari kantor," ujar Delano.

"Ya sudah mama minta seminggu deh," bujuk mama Wina.

Delano menghela nafas dan kemudian mengangguk sembari tersenyum. Malam itu obrolan di meja makan terasa ringan. Satu lagi yang kutemukan di keluarga ini. Ayah mertua dan adik iparku sangat pendiam, jika dibandingkan dengan mama Wina dan Delano.

Seperti malam-malam sebelumnya. Malam-Malam kami banyak dihabiskan dengan mengobrol. Aku tidak tahu apa yang salah dengan suamiku, hingga dirinya tidak bernafsu untuk memulai malam pertama kami yang sudah sangat kudambakan.

Kadang aku hampir seperempat hari menatap diriku dicermin, hanya untuk melihat apa ada yang kurang dari tubuhku. Tapi aku cukup percaya diri, karena selain berparas cantik. Aku juga mempunyai body yang bisa di bilang cukup montok.

"Apa benar-benar harus di rumah baru, baru bisa malam pertama? Jangankan malam pertama, mengajakku berciuman saja tidak. Ini apa ada yang salah denganku?" aku selalu perang batin kalau hari sudah beranjak malam.

Dan seperti biasa, setelah mengobrol panjang, aku di tinggal tidur begitu saja tanpa mengerti perasaanku yang gundah gulana.

Terpopuler

Comments

Siti Muhtarom

Siti Muhtarom

kok aku jd penasaran apa mungkin suaminya.....?????🤔🤔🤔

2022-05-31

0

☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜

☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜

eh...jangan²🤔🤔

2022-05-17

0

TK

TK

😱😱😱

2022-04-17

0

lihat semua
Episodes
1 1. Ditembak
2 2. Oleh-Oleh
3 3. SAH
4 4. Piring Melayang
5 5. Pria Tidak Berguna
6 6. Sombong.
7 7. Dia Menangis?
8 8. Cari Kerja
9 9. Tambah Parah
10 10. Kesepian
11 11. Jambret
12 12. Berteman
13 13. Pulang
14 14. Pergi Lagi
15 15. Susah Tidur
16 16. Berdebar
17 17. Menghindar
18 18. Seandainya
19 19. Bohong
20 20. Talak
21 21. Ternoda
22 22. Tidak Ada Yang Aneh
23 23. Tak Terlihat
24 24. Petarung Gila
25 25. Keblinger
26 26. Basah
27 27. Pindah
28 28. Terluka
29 29. Berubah
30 30. Pertengkaran
31 31. Kecewa
32 32. Cerai.
33 33. Terusir
34 34. Impas
35 35. Ragu
36 36. Diajak ke Klub
37 37. Teman Baru
38 38. Benci
39 39. Dihina
40 40. Selamat Tinggal
41 41.Syok
42 42. Mengigau
43 43. Sindiran
44 44. Sejarah Tak Mungkin Berulang
45 45. Dios Berbohong
46 46. USG
47 47. Jangan Menyerah
48 48. Dios Datang
49 49. Menikahiku
50 50. Kembali
51 51. Sudah Menunaikan
52 52. Dios Syok
53 53. Merantau
54 54. Putus
55 55. Jangan Tersinggung
56 56. Teman Baru
57 57. Omelet terlezat
58 58. WO
59 59. Obat Gelisah
60 60. Repot
61 61. Hilang
62 62. Menghilang dan Merindu
63 63. Terkejut
64 64. Kena Labrak
65 65. Baby sittor
66 66. Amarah Rendy
67 67. Bernama Belakang Sama
68 68. Rindu Berat
69 69. Ancaman
70 70. Syok
71 71. Stres
72 72. Tulus
73 73. Meminta Restu
74 74. Sah
75 75. Diskusi
76 76. Makin Sukses
77 77. Kecewa
78 78. Bertengkar Hebat
79 79. Pertengkaran Dahsyat
80 80. Gagal Pergi
81 81. Pesan Terakhir
82 82. Sampai Kapan?
83 83. Membulatkan Tekad
84 84. Kembar
85 85. Panik
86 86. Mengunjungi Rumah Delano
87 87. Duka
88 88. Trauma
89 89. Penyakit Yang Sama
90 90. Lahirnya Si Kembar
91 91. Drama Ngurus Anak
92 92. Undangan
93 93. Putus
94 94. Uget-Uget
95 95. Galau Mencari Jodoh
96 96. Jauh Panggang Dari Api
97 97. Lamaran
98 98. Halal
99 99. Gol
100 100. Bangga
101 101. Sukses
102 102. Menangis Tapi Bahagia
Episodes

Updated 102 Episodes

1
1. Ditembak
2
2. Oleh-Oleh
3
3. SAH
4
4. Piring Melayang
5
5. Pria Tidak Berguna
6
6. Sombong.
7
7. Dia Menangis?
8
8. Cari Kerja
9
9. Tambah Parah
10
10. Kesepian
11
11. Jambret
12
12. Berteman
13
13. Pulang
14
14. Pergi Lagi
15
15. Susah Tidur
16
16. Berdebar
17
17. Menghindar
18
18. Seandainya
19
19. Bohong
20
20. Talak
21
21. Ternoda
22
22. Tidak Ada Yang Aneh
23
23. Tak Terlihat
24
24. Petarung Gila
25
25. Keblinger
26
26. Basah
27
27. Pindah
28
28. Terluka
29
29. Berubah
30
30. Pertengkaran
31
31. Kecewa
32
32. Cerai.
33
33. Terusir
34
34. Impas
35
35. Ragu
36
36. Diajak ke Klub
37
37. Teman Baru
38
38. Benci
39
39. Dihina
40
40. Selamat Tinggal
41
41.Syok
42
42. Mengigau
43
43. Sindiran
44
44. Sejarah Tak Mungkin Berulang
45
45. Dios Berbohong
46
46. USG
47
47. Jangan Menyerah
48
48. Dios Datang
49
49. Menikahiku
50
50. Kembali
51
51. Sudah Menunaikan
52
52. Dios Syok
53
53. Merantau
54
54. Putus
55
55. Jangan Tersinggung
56
56. Teman Baru
57
57. Omelet terlezat
58
58. WO
59
59. Obat Gelisah
60
60. Repot
61
61. Hilang
62
62. Menghilang dan Merindu
63
63. Terkejut
64
64. Kena Labrak
65
65. Baby sittor
66
66. Amarah Rendy
67
67. Bernama Belakang Sama
68
68. Rindu Berat
69
69. Ancaman
70
70. Syok
71
71. Stres
72
72. Tulus
73
73. Meminta Restu
74
74. Sah
75
75. Diskusi
76
76. Makin Sukses
77
77. Kecewa
78
78. Bertengkar Hebat
79
79. Pertengkaran Dahsyat
80
80. Gagal Pergi
81
81. Pesan Terakhir
82
82. Sampai Kapan?
83
83. Membulatkan Tekad
84
84. Kembar
85
85. Panik
86
86. Mengunjungi Rumah Delano
87
87. Duka
88
88. Trauma
89
89. Penyakit Yang Sama
90
90. Lahirnya Si Kembar
91
91. Drama Ngurus Anak
92
92. Undangan
93
93. Putus
94
94. Uget-Uget
95
95. Galau Mencari Jodoh
96
96. Jauh Panggang Dari Api
97
97. Lamaran
98
98. Halal
99
99. Gol
100
100. Bangga
101
101. Sukses
102
102. Menangis Tapi Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!