15. Susah Tidur

"Ssttttt"

Tap

Kak Dios mendesis, saat aku mulai membersihkan luka bagian perutnya. Luka itu sedikit agak dalam memang, hingga aku sendiri agak takut melihatnya.

Kak Dios menangkap tanganku yang kupakai buat membersihkan luka-lukanya. Sepertinya dia benar-benar merasakan sakit.

"Tahan sedikit ya kak? atau kalau tidak kita ke rumah sakit saja," ujarku.

Kak Dios melepaskan tanganku. Dan aku kembali mulai membersihkan lukanya.

"Akkkhh...."

Lagi-Lagi kak Dios menjerit kesakitan, hingga pria itu mengeluarkan air mata. Melihat dia menangis, entah kenapa aku juga jadi ikut menangis. Entah apa yang aku tangiskan itu. Apa karena luka itu, apa karena pria itu menangis, atau apa karena melihat penderitaan pria itu yang diabaikan oleh istrinya.

Tidak terasa air mataku mengalir hingga kedaguku. Namun tiba-tiba aku merasakan telapak tangan hangat menyentuh pipiku. Aku melihat kearah pria itu, dan pria itu menggelengkan kepalanya.

"Jangan pernah menangisi pria lain, selagi kamu merasa hubunganmu dan suamimu baik-baik saja," ujar Dios.

"Kenapa? apa kalau hubungan kami bermasalah, aku baru boleh menangisi pria lain?" tanyaku sembari menyeka air mataku.

Ku lihat kak Dios diam. Dia kemudian membalikkan tubuhnya, dan kulihat luka dibelakang punggungnya sama parahnya dengan bagian depan.

"Apa kakak tidak khawatir infeksi? ini lukanya banyak sekali kak?"

"Cepatkah bersihkan. Kemudian obati," ujar kak Dios.

Aku mulai membersihkan lukanya. Aku tidak mendengar lagi keluhan dari mulutnya, tapi aku melihat dia mengepalkan tangannya untuk menahan rasa sakitnya itu.

"Terima kasih," ujar Dios.

"Sebaiknya jangan pakai baju dulu kak. Biarkan obatnya meresap dulu. Aku akan pergi ke apotik buat mencari obat antibiotik. Aku takut luka kakak infeksi,"

"Maaf sudah merepotkanmu," ujar kak Dios.

"Tidak masalah. Oh ya, motor kakak kemana ya?" tanyaku yang tidak melihat motornya.

"Di bengkel. Banyak yang rusak soalnya." Jawab kak Dios.

"Ya sudah aku pergi naik ojek online saja,"

Aku kemudian keluar dari rumah itu dan pulang kerumah untuk mengambil uang dan ponselku. Setelah membeli obat di apotik, akupun bergegas pulang karena kak Dios sangat membutuhkan obat itu.

Aku pergi ke dapur kak Dios untuk megambilkan pria itu air minum. Aku tidak menemukan gelas lain, selain gelas yang berasal dari rumahku. Akupun meraih gelas itu dan mengisinya dengan air galon.

"Kak. Ini airnya," ujarku sembari menyodorkan segelas air dan obat yang aku beli dari Apotik.

Dios mulai mengerjapkan matanya. Mata pria itu terlihat memerah. Tidak hanya matanya, wajahnyapun ikut memerah. Reflek tanganku meraba keningnya, dan aku rasakan suhu tuhuhnya sangat panas.

"Ka-kakak demam? jangan-jangan luka kakak infeksi kak? sebaiknya biar lebih pasti, kita berobat saja ke rumah sakit kak? takutnya malah bahaya," terlihat sekali aku sangat panik saat ini.

"Kakak tunggu disini ya? biar aku panggil taksi dulu," langkahku terhenti saat tangannya mencekal tanganku.

"Jangan tinggalin aku," ujar kak Dios lirih.

Lagi-Lagi aku melihat ada air mata yang megalir dari sudut matanya.

"Aku tidak akan pergi. Kakak minum obat dulu ya? siapa tahu agak mendingan," ucapku.

Hal ganjil terjadi diantara kami, saat tangan kak Dios tidak henti-hentinya menggenggam tanganku. Tangan itu seolah tidak mau dilepaskan. Hingga tanganku pribadi jadi berkeringat dibuatnya. Setelah kak Dios terlelap, pegangan tangan itu barulah terlepas. Akupun diam-diam pulang kerumah, karena ingin membuatkan kak Dio makan siang.

Aku kemudian memeriksa laci dikamarku. Beruntung aku ingat, kalau Delano selalu menyetok obat-obatan disana. Dan aku menemukam ada obat deman, yang cocok untuk keadan kak Dios sekarang ini.

Setelah memasak, aku bawakan kak Dios hasil masakkanku. Dan tidak lupa obat demamnya juga.

Waktu menunjukkan pukul 12 siang, saat aku membangunkannya untuk makan siang dan minum obat demam buat kak Dios. Aku bahkan menyuapi pria itu makan, karena tangannya baru terasa sakit digerakkan.

"Kakak pindah ke kamar gih. Istirahat di kamar saja. Aku pulang dulu ya kak?" ucapku.

"Eh? Caren...."

Aku menoleh kearahnya, namun saat kutunggu-tunggu kata selanjutnya yang keluar dari mulutnya, kak Dios malah menggeleng lesu.

"Tidak ada. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih," ujar kak Dios.

"Sama-Sama kak." Jawabku sembari tersenyum.

Aku melangkah keluar pintu rumahnya dan menutup pintu itu.

"Aku pasti sudah gila. Bisa-Bisanya aku berharap dia tetap tinggal disini dan menemaniku tidur," ujar Dios.

Aku membuka pintu rumahku. Dan entah mengapa aku lebih suka bersama kak Dios, paripada sepi dirumah sendirian. Karena lelah, akupun berbaring diatas sofa dan jatuh tertidur.

Waktu menunjukkan pukul 5 sore, saat aku terbangun. Anehnya saat pertama kali aku terbangun, aku malah memikirkan pria lain, yang tak lain adalah kak Dios. Ternyata aku masih mengkhawatirkan pria itu. Padahal dia punya istri sendiri, yang seharusnya menghawatirkan dia.

Aku bergegas ke dapur. Aku pikir tidak ada yang bisa membantunya saat ini selain aku. Istrinya yang seharusnya disamping dia, kini pergi entah kemana. Aku memutuskan untuk memasak makan malam untukku dan untuknya. Dan aku pergi kerumah kak Dios, saat waktu menunjukkan pukul 7 malam.

"Kok gelap? apa kak Dios pergi?"

Aku coba menekan handle pintu rumahnya, dan ternyata pintu itupun terbuka.

"Kak? kak Dios?" aku menyeru namanya dalam kegelapan.

Aku meraba-raba dinding rumah itu, untuk mencari tempat menyalakan lampu.

Cteeekkkk

Lampu menyala di ruang tamu, tapi aku tidak lagi melihat kak Dios yang tadi berbaring di sofa. Aku kembali memanggilnya dan saat bertemu dengan kamar yang kuyakini kamar pribadi kak Dios, akupun mengetuknya perlahan.

Tok

Tok

Tok

"Kak. Apa kakak ada didalam?" aku menyerunya sembari mengetuk pintu.

Namun berapa kalipun aku mengetuk, tidak ada jawaban dari dalam.

Ceklek

Aku memberanikan diri, karena aku sangat khawatir. Dan kekhawatiranku itupun terjadi. Kak Dios saat ini sedang demam tinggi. Tubuhnya bahkan menggigil.

"Ka-Kakak kenapa? kita kerumah sakit saja yuk kak?" aku memegang tangannya,"

Perlahan mata kak Dios terbuka dan lagi-lagi pria itu menangis.

"Ca-Caren. Dingin," kata itu begitu lirih nyaris tak terdengar.

"Kakak minum obat dulu ya? aku bawa obat deman,"

Aku berlari kedapur untuk mengambil air minum. Aku hampir saja jatuh tersungkur, karena terlalu terburu-buru.

"Minumlah obatnya kak,"

Aku bantu kak Dios setengah duduk, dan pria itu meminum obatnya. Aku selimuti tubuhnya yang menggigil. Kak Dios saat ini masih tidak mengenakan pakaiannya.

"A-Aku pulang dulu ya kak? semoga obat deman itu bisa membantumu," ujarku meskipun aku tidak tega meningalkan kak Dios sendiri.

"Ca-Caren. Jangan tinggalin kakak," ucapnya lirih.

"Kakak harus hubungi istri kakak. Suruh dia pulang. Dia harus tahu keadaan kakak seperti ini," ucapku.

"Nomor ponselnya tidak aktif." Jawab Dios.

"Huuuff...ahh...dingin," tubuh kak Dios masih saja gemetar.

"Kita kerumah sakit saja kak. Sepertinya kakak beneran infeksi deh," aku khawatir pada pria yang wajahya sedikit pucat itu.

"Jangan pulang. Temani kakak saja. Please...."

Sungguh ini pergolakkan batin bagiku. Aku menyadari permintaanya itu sangatlah tidak pantas. Tapi dia tidak mengizinkan aku membawanya kerumah sakit. Dia hanya menginginkan aku berada disisinya.

Terpopuler

Comments

Siti Muhtarom

Siti Muhtarom

aduh kok aku jadi dag Dig dug sih🤭🤣🤣

2022-05-31

0

☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜

☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜

nah...mulai wes

2022-05-19

0

Pani Achmat

Pani Achmat

lanjut thour

2022-04-07

1

lihat semua
Episodes
1 1. Ditembak
2 2. Oleh-Oleh
3 3. SAH
4 4. Piring Melayang
5 5. Pria Tidak Berguna
6 6. Sombong.
7 7. Dia Menangis?
8 8. Cari Kerja
9 9. Tambah Parah
10 10. Kesepian
11 11. Jambret
12 12. Berteman
13 13. Pulang
14 14. Pergi Lagi
15 15. Susah Tidur
16 16. Berdebar
17 17. Menghindar
18 18. Seandainya
19 19. Bohong
20 20. Talak
21 21. Ternoda
22 22. Tidak Ada Yang Aneh
23 23. Tak Terlihat
24 24. Petarung Gila
25 25. Keblinger
26 26. Basah
27 27. Pindah
28 28. Terluka
29 29. Berubah
30 30. Pertengkaran
31 31. Kecewa
32 32. Cerai.
33 33. Terusir
34 34. Impas
35 35. Ragu
36 36. Diajak ke Klub
37 37. Teman Baru
38 38. Benci
39 39. Dihina
40 40. Selamat Tinggal
41 41.Syok
42 42. Mengigau
43 43. Sindiran
44 44. Sejarah Tak Mungkin Berulang
45 45. Dios Berbohong
46 46. USG
47 47. Jangan Menyerah
48 48. Dios Datang
49 49. Menikahiku
50 50. Kembali
51 51. Sudah Menunaikan
52 52. Dios Syok
53 53. Merantau
54 54. Putus
55 55. Jangan Tersinggung
56 56. Teman Baru
57 57. Omelet terlezat
58 58. WO
59 59. Obat Gelisah
60 60. Repot
61 61. Hilang
62 62. Menghilang dan Merindu
63 63. Terkejut
64 64. Kena Labrak
65 65. Baby sittor
66 66. Amarah Rendy
67 67. Bernama Belakang Sama
68 68. Rindu Berat
69 69. Ancaman
70 70. Syok
71 71. Stres
72 72. Tulus
73 73. Meminta Restu
74 74. Sah
75 75. Diskusi
76 76. Makin Sukses
77 77. Kecewa
78 78. Bertengkar Hebat
79 79. Pertengkaran Dahsyat
80 80. Gagal Pergi
81 81. Pesan Terakhir
82 82. Sampai Kapan?
83 83. Membulatkan Tekad
84 84. Kembar
85 85. Panik
86 86. Mengunjungi Rumah Delano
87 87. Duka
88 88. Trauma
89 89. Penyakit Yang Sama
90 90. Lahirnya Si Kembar
91 91. Drama Ngurus Anak
92 92. Undangan
93 93. Putus
94 94. Uget-Uget
95 95. Galau Mencari Jodoh
96 96. Jauh Panggang Dari Api
97 97. Lamaran
98 98. Halal
99 99. Gol
100 100. Bangga
101 101. Sukses
102 102. Menangis Tapi Bahagia
Episodes

Updated 102 Episodes

1
1. Ditembak
2
2. Oleh-Oleh
3
3. SAH
4
4. Piring Melayang
5
5. Pria Tidak Berguna
6
6. Sombong.
7
7. Dia Menangis?
8
8. Cari Kerja
9
9. Tambah Parah
10
10. Kesepian
11
11. Jambret
12
12. Berteman
13
13. Pulang
14
14. Pergi Lagi
15
15. Susah Tidur
16
16. Berdebar
17
17. Menghindar
18
18. Seandainya
19
19. Bohong
20
20. Talak
21
21. Ternoda
22
22. Tidak Ada Yang Aneh
23
23. Tak Terlihat
24
24. Petarung Gila
25
25. Keblinger
26
26. Basah
27
27. Pindah
28
28. Terluka
29
29. Berubah
30
30. Pertengkaran
31
31. Kecewa
32
32. Cerai.
33
33. Terusir
34
34. Impas
35
35. Ragu
36
36. Diajak ke Klub
37
37. Teman Baru
38
38. Benci
39
39. Dihina
40
40. Selamat Tinggal
41
41.Syok
42
42. Mengigau
43
43. Sindiran
44
44. Sejarah Tak Mungkin Berulang
45
45. Dios Berbohong
46
46. USG
47
47. Jangan Menyerah
48
48. Dios Datang
49
49. Menikahiku
50
50. Kembali
51
51. Sudah Menunaikan
52
52. Dios Syok
53
53. Merantau
54
54. Putus
55
55. Jangan Tersinggung
56
56. Teman Baru
57
57. Omelet terlezat
58
58. WO
59
59. Obat Gelisah
60
60. Repot
61
61. Hilang
62
62. Menghilang dan Merindu
63
63. Terkejut
64
64. Kena Labrak
65
65. Baby sittor
66
66. Amarah Rendy
67
67. Bernama Belakang Sama
68
68. Rindu Berat
69
69. Ancaman
70
70. Syok
71
71. Stres
72
72. Tulus
73
73. Meminta Restu
74
74. Sah
75
75. Diskusi
76
76. Makin Sukses
77
77. Kecewa
78
78. Bertengkar Hebat
79
79. Pertengkaran Dahsyat
80
80. Gagal Pergi
81
81. Pesan Terakhir
82
82. Sampai Kapan?
83
83. Membulatkan Tekad
84
84. Kembar
85
85. Panik
86
86. Mengunjungi Rumah Delano
87
87. Duka
88
88. Trauma
89
89. Penyakit Yang Sama
90
90. Lahirnya Si Kembar
91
91. Drama Ngurus Anak
92
92. Undangan
93
93. Putus
94
94. Uget-Uget
95
95. Galau Mencari Jodoh
96
96. Jauh Panggang Dari Api
97
97. Lamaran
98
98. Halal
99
99. Gol
100
100. Bangga
101
101. Sukses
102
102. Menangis Tapi Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!