13. Pulang

Sebuah mobil hitam berhenti di depan rumahku tepat pada pukul 8 malam. Aku intip dari jendela rumahku, dan kulihat Delano turun dari mobil. Aku lihat dia membuka bagasi mobil bagian belakang, untuk menurunkan sebuah koper dari sana.

Entah kenapa aku malah tidak terlalu senang lagi Delano pulang. Mungkin karena amarahku sudah memuncak setelah janji 10 hari menjadi 3 minggu tanpa kabar. Hatiku benar-benar jengkel dan merasa sudah dibohongi.

Kriekkk

Aku buka pintu rumahku sebelum dia mengetuknya. Aku juga melihat kak Dios baru pulang dari bekerja, dan sempat melirik kearah kami yang masih berada di teras.

"Apa kabarmu. Hem?" tanya Delano dengan wajah tanpa dosa.

Dia ingin meraih wajahku, namun aku segera menepis tangannya itu. Tanpa banyak bicara aku tinggalkan dia sendiri di teras. Aku ingin mengajaknya ribut besar-besaran malam ini. Tapi aku tidak ingin ribut di depan tetanggaku yang tahu betul masalahku saat ini.

"Aku minta maaf karena tidak mengabarimu. Aku benar-benar sibuk. Karena terjadi sesuatu di perusahaan. Tapi kabar baiknya, sekarang aku diangkat jadi wakil direktur diperusahaanku," ujar Delano saat tiba di kamar kami.

"Jangan jadikan sibuk sebagai alasan. Kamu juga tahu sifatku. Aku bukan orang yang berpikiran sempit. Kalau kamu sibuk aku juga mengerti. Tapi masuk akal nggak sih, kalau kamu kerja nggak ada waktu istirahatnya?"

"Ya memang ada. Tapi aku benar-benar menggunakannya untuk beritirahat." Jawab Delano.

"Aku sengaja mematikan ponselku. Agar aku benar-benar fokus menyelesaikan masalah kantorku. Please kamu harus ngertiin aku dong," ujar Delano.

"Aku nggak ngertiin kamu gimana lagi sih? aku bahkan selama 3 minggu kamu tinggalkan, cuma satu malam nginap di rumah mama. Aku nggak mau mereka banyak tanya, yang aku sendiri bingung mau jawab apa," aku tidak kalah emosi dari dia.

"Kamu kenapa sih? suami nggak pulang dicariin? suami pulang malah diomelin. Aku ini baru pulang kerja. Capek tahu nggak?"

Baru kali ini aku melihat Delano semarah ini. Bisa dibilang ini adalah pertengkaran pertama kami dari berpacaran, hingga menikah. Dan aku mulai berpikir, apa iya aku ini keterlaluan sebagai seorang istri. Dan jadilah untuk meluapkan rasa kesalku, aku menangis tersedu-sedu.

"Maaf," Delano membawa kepalaku dan dibenamkannya kedalam dadanya yang bidang.

"Aku tu kangen kamu tahu nggak sih? hikz..." aku mengungkapkan isi hatiku dalam dekapannya.

"Aku tahu. Karena aku juga sangat merindukanmu," ujar Delano.

Aku semakin mengeratkan pelukkanku. Aku cium wangi parfumnya. Sempat aku terngiang ucapan kak Dios yang aneh. Tapi aku bersyukur, wangi parfum Delano masih sama seperti wangi parfum yang dia pakai setiap hari.

"Jangan marah lagi ya? aku tahu aku salah. Tapi percayalah. Kerja kerasku demi masa depan kita berdua nanti," Delano membujukku dengan lembut, hingga hatiku langsung luluh seketika.

"Oh ya. Aku membawa oleh-oleh untukmu," ujar Delano sembari melepaskan pelukkannya.

Delano kemudian membuka kopernya, dan meraih sebuah kotak berwarna merah. Ada sebuah kalung emas putih disana.

"Apa ini emas putih?" tanyaku.

"Ya. Aku mendapatkan bonus dari pekerjaanku. Jadi aku belikan ini saja untukmu." Jawab Delano.

Aku berhambur kepelukkannya. Aku merasa bersalah karena sudah menuduhnya, padahal dia sangat perduli denganku.

"Aku pasangkan ya?" tanyanya dan akupun mengangguk tersipu.

Delano memasangkan kalung itu di leherku. Kemudian dia menggigit kecil telingaku hingga aku sedikit terangsang oleh ulahnya itu.

"Sangat cantik sayang," bisiknya.

"Makasih ya sayang. Maafkan aku. Seharusnya aku tidak bersikap seperti tadi," ujarku sembari mengalungkan tangan di kedua lehernya.

Tanpa banyak kata dia langsung mengecup bibirku. Kamipun berpagut mesra. Ah...lama tidak berciuman dengannya, aku merasakan nikmat saat dia dengan lembut melu**t bibirku.

Aku dan dia tampak tergesa-gesa melepas pakaian kami. Aku merasa dia begitu bersemangat, mungkin dia sudah sangat menginginkannya setelah 3 minggu berpuasa. Setidaknya itulah yang ada didalam pikiranku saat ini.

Seperti biasa dia memuaskan aku lebih dahulu dengan daging lembut bagian atasnya. Setelah aku mendapat pelepasanku, aku langsung membuat dirinya berada dibawahku. Setelah banyak searching, aku baru tahu kalau posisi ini membuat ayam jagoku akan sedikit lebih lama bertahan.

Ternyata bukan isapan jempol menurutku. Delano yang bisa bermain tidak lebih dari 3 menit, saat ini bisa bertahan hingga 5 menit. Tapi tetap saja aku belum mendapat pelepasanku yang selanjutnya.

Ah...sudahlah. Aku terima saja nasibku kali ini. Yang penting aku tahu, dia tidak mungkin menghianatiku dengan kemampuannya yang sangat payah itu.

Aku mendengar Delano mendengkur. Mungkin dia sangat lelah pikirku. Sementara aku sama sekali tidak bisa tidur dan memutuskan untuk pergi ke ruang tamu.

Ceklekkk

Aku mendengar seseorang membuka pintu. Aku lihat istri tetanggaku baru pulang setelah waktu menunjukkan hampir pukul 10 malam. Tapi anehnya kali ini tidak ada suara pertengkaran seperti biasanya. Terlebih suara piring dan gelas yang dibanting ke lantai.

Aku tersenyum sendiri. Pikirku saat ini pasti kak Dios tengah bertempur dengan istrinya sama seperti yang kulakukan dengan suamiku. Aku sandarkan kepalaku di sofa, tidak terasa akupun jatuh tertidur.

*****

"Kamu langsung masuk kerja lagi setelah melakukan perjalanan bisnis?" tanyaku.

"Ya.Walau sekarang sudah jadi wakil direktur, tapi aku kan belum jadi seorang bos. Jadi masih harus giat bekerja." Jawab Delano.

Aku bantu suamiku memasang dasinya. Kemudian kutemani dia sarapan pagi. Setelahnya kuantar dia hingga ke depan teras rumah kami.

Aku melirik kearah kak Dios yang baru saja mengeluarkan motor. Sepertinya dia akan berangkat bekerja.

"Suamimu pulang juga rupanya," ujar Kak Dios.

"Iya. Aku lihat istrimu juga sudah pulang semalam. Aku juga tidak mendengar kalian bertengkar," ucapku.

"Soalnya dia pulang sudah malam. Aku sangat lelah dan mengantuk. Tidak mood bertengkar dengannya,"

"Sekarang?" tanyaku penasaran.

"Dia masih tidur." Jawabnya.

"Kakak sudah sarapan?" tanyaku.

"Makan mie instan." Jawabnya.

"Mau nasi goreng lagi? ada sisa dari kami sarapan tadi. Cukup buat ganjel perut kakak," tanyaku.

"Tidak usah. Kakak buru-buru sekarang. Kakak pergi ya?"

"Ya. Hati-Hati kak,"

Tiin

Kak Dios mengklason sebelum dia pergi membelah jalan. Akupun masuk kedalam, untuk melanjutkan pekerjaan rumahku. Karena Delano pulang, aku memutuskan untuk pergi kepasar untuk memenuhi kebutuhan kami selama satu minggu.

Terpopuler

Comments

Siti Muhtarom

Siti Muhtarom

fix ini mah beneran bikin aku penasaran Thor apa mungkin mereka selingkuh. pergi bareng pulang bareng pasti ini mah ada udang d balik bakwan🤣🤣🤣🤣

2022-05-31

0

☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜

☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜

apa bner selingkuh sama Vita🤔🤔ko pulangnya bisa bareng

2022-05-19

0

Anonymous

Anonymous

akibat kesepian melanda ini mah🤭

2022-04-08

0

lihat semua
Episodes
1 1. Ditembak
2 2. Oleh-Oleh
3 3. SAH
4 4. Piring Melayang
5 5. Pria Tidak Berguna
6 6. Sombong.
7 7. Dia Menangis?
8 8. Cari Kerja
9 9. Tambah Parah
10 10. Kesepian
11 11. Jambret
12 12. Berteman
13 13. Pulang
14 14. Pergi Lagi
15 15. Susah Tidur
16 16. Berdebar
17 17. Menghindar
18 18. Seandainya
19 19. Bohong
20 20. Talak
21 21. Ternoda
22 22. Tidak Ada Yang Aneh
23 23. Tak Terlihat
24 24. Petarung Gila
25 25. Keblinger
26 26. Basah
27 27. Pindah
28 28. Terluka
29 29. Berubah
30 30. Pertengkaran
31 31. Kecewa
32 32. Cerai.
33 33. Terusir
34 34. Impas
35 35. Ragu
36 36. Diajak ke Klub
37 37. Teman Baru
38 38. Benci
39 39. Dihina
40 40. Selamat Tinggal
41 41.Syok
42 42. Mengigau
43 43. Sindiran
44 44. Sejarah Tak Mungkin Berulang
45 45. Dios Berbohong
46 46. USG
47 47. Jangan Menyerah
48 48. Dios Datang
49 49. Menikahiku
50 50. Kembali
51 51. Sudah Menunaikan
52 52. Dios Syok
53 53. Merantau
54 54. Putus
55 55. Jangan Tersinggung
56 56. Teman Baru
57 57. Omelet terlezat
58 58. WO
59 59. Obat Gelisah
60 60. Repot
61 61. Hilang
62 62. Menghilang dan Merindu
63 63. Terkejut
64 64. Kena Labrak
65 65. Baby sittor
66 66. Amarah Rendy
67 67. Bernama Belakang Sama
68 68. Rindu Berat
69 69. Ancaman
70 70. Syok
71 71. Stres
72 72. Tulus
73 73. Meminta Restu
74 74. Sah
75 75. Diskusi
76 76. Makin Sukses
77 77. Kecewa
78 78. Bertengkar Hebat
79 79. Pertengkaran Dahsyat
80 80. Gagal Pergi
81 81. Pesan Terakhir
82 82. Sampai Kapan?
83 83. Membulatkan Tekad
84 84. Kembar
85 85. Panik
86 86. Mengunjungi Rumah Delano
87 87. Duka
88 88. Trauma
89 89. Penyakit Yang Sama
90 90. Lahirnya Si Kembar
91 91. Drama Ngurus Anak
92 92. Undangan
93 93. Putus
94 94. Uget-Uget
95 95. Galau Mencari Jodoh
96 96. Jauh Panggang Dari Api
97 97. Lamaran
98 98. Halal
99 99. Gol
100 100. Bangga
101 101. Sukses
102 102. Menangis Tapi Bahagia
Episodes

Updated 102 Episodes

1
1. Ditembak
2
2. Oleh-Oleh
3
3. SAH
4
4. Piring Melayang
5
5. Pria Tidak Berguna
6
6. Sombong.
7
7. Dia Menangis?
8
8. Cari Kerja
9
9. Tambah Parah
10
10. Kesepian
11
11. Jambret
12
12. Berteman
13
13. Pulang
14
14. Pergi Lagi
15
15. Susah Tidur
16
16. Berdebar
17
17. Menghindar
18
18. Seandainya
19
19. Bohong
20
20. Talak
21
21. Ternoda
22
22. Tidak Ada Yang Aneh
23
23. Tak Terlihat
24
24. Petarung Gila
25
25. Keblinger
26
26. Basah
27
27. Pindah
28
28. Terluka
29
29. Berubah
30
30. Pertengkaran
31
31. Kecewa
32
32. Cerai.
33
33. Terusir
34
34. Impas
35
35. Ragu
36
36. Diajak ke Klub
37
37. Teman Baru
38
38. Benci
39
39. Dihina
40
40. Selamat Tinggal
41
41.Syok
42
42. Mengigau
43
43. Sindiran
44
44. Sejarah Tak Mungkin Berulang
45
45. Dios Berbohong
46
46. USG
47
47. Jangan Menyerah
48
48. Dios Datang
49
49. Menikahiku
50
50. Kembali
51
51. Sudah Menunaikan
52
52. Dios Syok
53
53. Merantau
54
54. Putus
55
55. Jangan Tersinggung
56
56. Teman Baru
57
57. Omelet terlezat
58
58. WO
59
59. Obat Gelisah
60
60. Repot
61
61. Hilang
62
62. Menghilang dan Merindu
63
63. Terkejut
64
64. Kena Labrak
65
65. Baby sittor
66
66. Amarah Rendy
67
67. Bernama Belakang Sama
68
68. Rindu Berat
69
69. Ancaman
70
70. Syok
71
71. Stres
72
72. Tulus
73
73. Meminta Restu
74
74. Sah
75
75. Diskusi
76
76. Makin Sukses
77
77. Kecewa
78
78. Bertengkar Hebat
79
79. Pertengkaran Dahsyat
80
80. Gagal Pergi
81
81. Pesan Terakhir
82
82. Sampai Kapan?
83
83. Membulatkan Tekad
84
84. Kembar
85
85. Panik
86
86. Mengunjungi Rumah Delano
87
87. Duka
88
88. Trauma
89
89. Penyakit Yang Sama
90
90. Lahirnya Si Kembar
91
91. Drama Ngurus Anak
92
92. Undangan
93
93. Putus
94
94. Uget-Uget
95
95. Galau Mencari Jodoh
96
96. Jauh Panggang Dari Api
97
97. Lamaran
98
98. Halal
99
99. Gol
100
100. Bangga
101
101. Sukses
102
102. Menangis Tapi Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!