14. Pergi Lagi

"Ini maksudnya apa? kenapa gelas tetangga bisa ada dirumah kita? pakai ada karakter foto orangnya lagi? kamu main api sama dia?"

Vika hendak membanting Gelas besar yang ada ditangannya, namun dengan sigap Dios menahan tangan Vika hingga menggantung di udara. Perlahan tangan Dios meraih gelas itu dari tangan Vika, sembari matanya menatap mata istrinya itu.

"Ini gelas kebaikkan tetangga. Tanpa gelas ini aku tiap hari minum langsung dari kran, karena aku tidak sempat buat beli gelas dan piring yang semuanya sudah dipecahkan oleh istriku," ucap Dios.

"Oh, jadi benar dugaanku. Kamu sudah main api sama dia? gitu kamu sok mau ngelarang aku cari duit dengan jalan menyimpang. Lalu apa bedanya kamu sama aku?"

"Tutup mulutmu! jangan samakan semua wanita sepertimu. Kalau nggak ada dia, mungkin suamimu mati kelaparan terus. Lalu fungsi kamu sebagai istri apa?" tanya Dios.

"Kenapa kamu protesnya sekarang? ini pasti karena kamu sudah berselingkuh dengan wanita itu kan?"

"Apaan sih? kamu sudah gila ya? dia itu punya suami, aku sudah punya istri. Rumah tangga dia harmonis, bukan seperti rumah tangga kita yang seperti di neraka ini,"

Dios berkata dengan berapi-api.

"Ya udah kalau memang seperti di neraka. Kita juga sudah tidak sejalan lagi. Lebih baik kamu ceraikan aku sekarang juga," Vika berkata dengan nada yang tak kalah tinggi.

"Kenapa sih setiap bertengkar kamu selalu mengancam dengan kata-kata seperti itu? apa aku ini sudah tidak ada artinya lagi bagi kamu? apa cinta tulus aku tidak bisa nyentuh hati kamu yang paling dalam?"

"Vika bertaubatlah. Aku akan menerimamu dengan tangan terbuka. Ayo kita benahi rumah tangga kita dari awal lagi. Kita mulai pikirkan tentang masa depan kita. Kita juga harus mulai memikirkan program anak. Aku sudah sangat menginginkannya," sambung Dios.

"Dasar suami tidak tahu diri. Masih syukur aku mau menerima kamu apa adanya. Ini malah nuntut pengen punya anak segala."

"Aku tahu tujuanmu ingin membuatku hamil. Kamu ingin aku berada dirumah dan hanya fokus ngurus anak dan suami. Enak aja, aku mah mending milih karier, daripada milih suami kayak kamu," sambung Vika.

Vika meninggalkan Dios yang mematung di ruang tamu.Sementara wanita itu pergi keluar dengan menyeret kopernya kembali. Padahal seingatku wanita itu baru pulang 2 hari yang lau.

"Kita jangan kayak mereka ya Beb? bertengkar terus. Cukup sekali kemarin itu kita bertengkar. Rasanya nggak enak banget," ujar Delano.

"Iya." Jawabku singkat.

"Tapi kamu memangnya harus ya pergi perjalanan bisnis keluar kota lagi? kamu kan baru pulang dari perjalanan bisnis 2 hari yang lalu?" tanyaku dengan bibir mengerucut.

"Ya mau gimana lagi. Namanya juga tugas. Lagipula bonus kali ini sangat besar. Kita bisa beli rumah yang lebih besar lagi dari ini. Lagian nggak bagus lingkungan tetangga kita yang seperti ini. Aku takut kamu bisa kena serangan jantung." Jawab Delano sembari terkekeh.

"Sampai berapa lama? jangan lama-lama yank. Ini aja aku masih kangen berat sama kamu," tanyaku.

"Kali ini aku nggak mau janji. Takutnya kalau aku pergi nambah hari, kamunya marah kayak kemarin. Dan satu lagi, seperti biasa aku tidak akan mengaktifkan ponselku selama aku pergi. Aku ingin fokus bekerja." Jawab Delano.

Aku sudah bisa membayangkan betapa sepinya hari-hariku selanjutnya tanpa Delano.

"Jangan sedih dan cemberut gitu. Pokoknya selama aku pergi, aku izinkan kamu pergi kerumah mama. Nanti uang jajanmu aku transfer yan sayang?"

Delano membelai pipiku dan kemudian mencium keningku. Aku terpaksa mengikhlaskannya pergi, meskipun hatiku belum rela.

Aku lambaikan tanganku, hingga mobil suamiku menghilang dari pandangan mataku. Saat aku berbalik badan, aku melihat kak Dios baru keluar rumah dengan mata yang merah.

"Kakak mau berangkat kerja?" tanyaku.

"Ya." Jawab kak Dios dengan wajah tertunduk.

Tebakkanku kak Dios saat ini tengah malu, karena matanya baru selesai menangisi istrinya lagi.

"Istri kakak pergi lagi?" tanyaku.

Namun kali ini pertanyaanku sama sekali tidak dia jawab. Dia langsung pergi dengan sepeda motornya. Namun selang 30 menit kepergiannya, kak Dios kembali lagi dengan posisi dirinya dibonceng oleh seorang tukang ojek online.

Aku lihat kakinya berjalan dengan pincang. Celananya juga robek-robek. Dan keningnya juga ikut terluka. Ada apa?

Aku bergegas mengambil kotak P3K yang belum sempat aku kembalikan. Aku segera menghampiri dirinya yang tengah duduk di teras sembari memejamkan mata.

"Kak. Kakak kenapa?" tanyaku panik.

Dios membuka matanya. Aku bisa melihat ada cairan air mata yang meleleh dari sudut matanya. Dia menangis karena lukanya? atau menangis karena apa?

Secepat kilat dia menyeka air matanya. Mungkin dia tidak ingin air mata kelemahannya diketahui orang lain.

"Kak ini kotak P3K kemaren. Ayo kita obati dulu luka kakak," ucapku.

"Sebaiknya kita obati didalam saja. Takutnya ada orang lewat, ini masih siang. Jadinya masih banyak orang yang melintas," ujar Dios.

Sejenak aku ragu. Tapi menurutku ada benarnya juga. Akupun mengekor dibelakang kak Dios, dan kemudian duduk di sofa ruang tamunya. Aku melihat situasi rumah itu. Nyaris tidak ada barang apapun disana, kecuali sofa dan foto pernikahan yang terpajang didinding.

Aku mulai membersihkan luka lecet kak dios. Aku lihat dia mengepalkan tangannya, karena menahan rasa sakit. Setelah selesai membersihkan luka pada tangan dan kakinya, aku kemudian pindah kebagian keningnya. Tanpa sadar jarakku dengannya terlalu dekat, hingga aku bisa merasakan terpaan nafasnya diwajahku.

Aku bergegas menjauhkan diri, dan secepatnya mengoleskan obat pada luka-lukanya.

"Apa masih ada luka yang lain kak?" tanyaku.

Aku ingin segera keluar dari rumah itu, karena aku sunggu merasa canggung saat ini.

"Sebenarnya masih ada. Aku merasa bagian belakangku sakit dan perih. Mungkin karena aku terguling-guling dijalan aspal tadi." Jawab Dios.

Saat dia memiringkan badannya, aku lihat memang baju bagian belakangnya sobek, hingga tembus ke baju kaos dalamnya. Sudah kepalang tanggung, aku tawarkan saja bantuan padanya. Karena menurutku dia tidak mungkin bisa mengobati luka bagian belakang punggungnya sendiri.

"Lepaskan baju kakak. Biar aku lihat dan aku obati," ujarku.

"Eh? ap-apa kamu tidak apa-apa melihat tubuhku?" tanya Dios.

"Mau bagaimana lagi. Kakak juga tidak akan bisa mengobatinya sendiri. Tahu gitu kenapa tidak dibawa ke klinik atau rumah sakit saja tadi?"

"Takutnya uang kakak nggak cukup." Jawab kak Dios.

"Bukalah!"

Kak Dios kemudian membuka bajunya. Ternyata tidak hanya bagian belakang tubuhnya saja yang terluka. Diperutnya juga terdapat luka-luka. Dan aku sungguh gagal fokus saat melihat tonjolan-tonjolan diperutnya yang Delanopun tidak punya.

Terpopuler

Comments

Susi Susilawati

Susi Susilawati

makin seru& makin tambah penasaran

2022-06-08

0

Siti Muhtarom

Siti Muhtarom

bener ini novel bikin aku penasaran aku pengen cepat tau kebenaran nyah Thor😁😁

2022-05-31

0

☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜

☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜

kyae bneran deh Delano selingkuh sama Vika, mdhan cepet ketahuan

2022-05-19

0

lihat semua
Episodes
1 1. Ditembak
2 2. Oleh-Oleh
3 3. SAH
4 4. Piring Melayang
5 5. Pria Tidak Berguna
6 6. Sombong.
7 7. Dia Menangis?
8 8. Cari Kerja
9 9. Tambah Parah
10 10. Kesepian
11 11. Jambret
12 12. Berteman
13 13. Pulang
14 14. Pergi Lagi
15 15. Susah Tidur
16 16. Berdebar
17 17. Menghindar
18 18. Seandainya
19 19. Bohong
20 20. Talak
21 21. Ternoda
22 22. Tidak Ada Yang Aneh
23 23. Tak Terlihat
24 24. Petarung Gila
25 25. Keblinger
26 26. Basah
27 27. Pindah
28 28. Terluka
29 29. Berubah
30 30. Pertengkaran
31 31. Kecewa
32 32. Cerai.
33 33. Terusir
34 34. Impas
35 35. Ragu
36 36. Diajak ke Klub
37 37. Teman Baru
38 38. Benci
39 39. Dihina
40 40. Selamat Tinggal
41 41.Syok
42 42. Mengigau
43 43. Sindiran
44 44. Sejarah Tak Mungkin Berulang
45 45. Dios Berbohong
46 46. USG
47 47. Jangan Menyerah
48 48. Dios Datang
49 49. Menikahiku
50 50. Kembali
51 51. Sudah Menunaikan
52 52. Dios Syok
53 53. Merantau
54 54. Putus
55 55. Jangan Tersinggung
56 56. Teman Baru
57 57. Omelet terlezat
58 58. WO
59 59. Obat Gelisah
60 60. Repot
61 61. Hilang
62 62. Menghilang dan Merindu
63 63. Terkejut
64 64. Kena Labrak
65 65. Baby sittor
66 66. Amarah Rendy
67 67. Bernama Belakang Sama
68 68. Rindu Berat
69 69. Ancaman
70 70. Syok
71 71. Stres
72 72. Tulus
73 73. Meminta Restu
74 74. Sah
75 75. Diskusi
76 76. Makin Sukses
77 77. Kecewa
78 78. Bertengkar Hebat
79 79. Pertengkaran Dahsyat
80 80. Gagal Pergi
81 81. Pesan Terakhir
82 82. Sampai Kapan?
83 83. Membulatkan Tekad
84 84. Kembar
85 85. Panik
86 86. Mengunjungi Rumah Delano
87 87. Duka
88 88. Trauma
89 89. Penyakit Yang Sama
90 90. Lahirnya Si Kembar
91 91. Drama Ngurus Anak
92 92. Undangan
93 93. Putus
94 94. Uget-Uget
95 95. Galau Mencari Jodoh
96 96. Jauh Panggang Dari Api
97 97. Lamaran
98 98. Halal
99 99. Gol
100 100. Bangga
101 101. Sukses
102 102. Menangis Tapi Bahagia
Episodes

Updated 102 Episodes

1
1. Ditembak
2
2. Oleh-Oleh
3
3. SAH
4
4. Piring Melayang
5
5. Pria Tidak Berguna
6
6. Sombong.
7
7. Dia Menangis?
8
8. Cari Kerja
9
9. Tambah Parah
10
10. Kesepian
11
11. Jambret
12
12. Berteman
13
13. Pulang
14
14. Pergi Lagi
15
15. Susah Tidur
16
16. Berdebar
17
17. Menghindar
18
18. Seandainya
19
19. Bohong
20
20. Talak
21
21. Ternoda
22
22. Tidak Ada Yang Aneh
23
23. Tak Terlihat
24
24. Petarung Gila
25
25. Keblinger
26
26. Basah
27
27. Pindah
28
28. Terluka
29
29. Berubah
30
30. Pertengkaran
31
31. Kecewa
32
32. Cerai.
33
33. Terusir
34
34. Impas
35
35. Ragu
36
36. Diajak ke Klub
37
37. Teman Baru
38
38. Benci
39
39. Dihina
40
40. Selamat Tinggal
41
41.Syok
42
42. Mengigau
43
43. Sindiran
44
44. Sejarah Tak Mungkin Berulang
45
45. Dios Berbohong
46
46. USG
47
47. Jangan Menyerah
48
48. Dios Datang
49
49. Menikahiku
50
50. Kembali
51
51. Sudah Menunaikan
52
52. Dios Syok
53
53. Merantau
54
54. Putus
55
55. Jangan Tersinggung
56
56. Teman Baru
57
57. Omelet terlezat
58
58. WO
59
59. Obat Gelisah
60
60. Repot
61
61. Hilang
62
62. Menghilang dan Merindu
63
63. Terkejut
64
64. Kena Labrak
65
65. Baby sittor
66
66. Amarah Rendy
67
67. Bernama Belakang Sama
68
68. Rindu Berat
69
69. Ancaman
70
70. Syok
71
71. Stres
72
72. Tulus
73
73. Meminta Restu
74
74. Sah
75
75. Diskusi
76
76. Makin Sukses
77
77. Kecewa
78
78. Bertengkar Hebat
79
79. Pertengkaran Dahsyat
80
80. Gagal Pergi
81
81. Pesan Terakhir
82
82. Sampai Kapan?
83
83. Membulatkan Tekad
84
84. Kembar
85
85. Panik
86
86. Mengunjungi Rumah Delano
87
87. Duka
88
88. Trauma
89
89. Penyakit Yang Sama
90
90. Lahirnya Si Kembar
91
91. Drama Ngurus Anak
92
92. Undangan
93
93. Putus
94
94. Uget-Uget
95
95. Galau Mencari Jodoh
96
96. Jauh Panggang Dari Api
97
97. Lamaran
98
98. Halal
99
99. Gol
100
100. Bangga
101
101. Sukses
102
102. Menangis Tapi Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!