Episode 16 - Perjanjian
" … Dia adalah Johnny Crist, level bertarung dari orang ini adalah A."
Seluruh penonton sontak bersorak serentak di atas bangku masing-masing. Bahkan ada yang mengeluarkan uang untuk memasang taruhan untuk petarung bernama Johnny Crist.
Tak lama kemudian seorang pria berkulit hitam masuk ke dalam ring dengan pakaian berwarna oranye layaknya seorang tahanan. Rambutnya panjang se pundak tak terurus, badannya tinggi tegap serta banyak luka sayatan di punggungnya.
"Kita panggil peserta selanjutnya, peserta nomer dua. Dia adalah tentara bayaran yang mengkhianati kampnya. Dia melakukan pemberontakan hingga menembak mati sang ketua kampnya. Dia juga mampu bertarung dengan baik bahkan pernah berburu beruang sendirian. Dia adalah Tan Lin, pria berkebangsaan China dengan kemampuan bertarung level A."
Seorang pria asia keluar dari sebuah lorong peserta dan masuk ke dalam ring pertandingan. Ia juga memakai pakaian berwarna oranye serta rambut lurus yang menutupi poninya. Tubuhnya tak begitu tinggi, bahkan tak begitu berisi.
"Bagaimana, apa kau mau menerima kontrak tawaran ini?" tanya Anton sembari menatap Dafa.
Dafa tak menjawab apapun, wajahnya terlihat pucat. Tatapannya juga mulai memudar, terdengar suara notifikasi monoton yang sering ia dengar.
DING!!!
Dafa tak bisa melihat apapun karena ia tak bisa melihat apapun. Sedikit demi sedikit pandangannya mulai memburam layaknya orang yang masih baru bangun tidur.
"Hei Dafa! Kenapa wajahmu?" tanya Anton yang melihat wajah Dafa semakin pucat.
Dafa tak bergeming sedikitpun, perlahan-lahan perasaan aneh ia rasakan. Anton kaget melihat tubuh Dafa yang awalnya tinggi besar, sekarang malah menjadi kecil kurus. Anton segera beranjak dari tempat duduknya dan langsung membawa Dafa keluar dari tempat tersebut.
...~...
Terlihat banyak sekali kode-kode angka yang berjatuhan layaknya rintik hujan. Seorang anak berusia 15 tahun sedang duduk menyendiri melihat pemandangan yang asing tersebut. Dia adalah Dafa, ia juga tak ingat kapan ia ada disana. Tubuhnya juga kembali seperti normal, yaitu kecil dan kurus.
"Apa yang terjadi denganku? Sedang dimana aku?" gumam Dafa sambil menatap kedua tangannya.
"Kenapa tubuhku kembali lagi seperti ini? Apa aku melakukan kesalahan?" gumamnya lagi.
[ Dafa Setyawan, seorang host dari Martial System. Anda telah melanggar peraturan dari Martial System. ]
Suara pria bak robot terdengar di tempat itu hingga bergema. Dafa seketika berdiri dan berjalan mencari asal suara tersebut. Ia menyentuh kode-kode angka yang berjatuhan bagaikan rintik hujan dan ternyata itu adalah dinding penghalang.
Dafa yang merasa dirinya tertekan dengan tempat tersebut memukul dinding itu berkali-kali.
[ Apa gunanya memukul dinding penghalang tersebut? ]
Suara monoton itu terdengar lagi. Karena kesal, Dafa berteriak untuk bertanya kepada seseorang yang memiliki suara seperti robot tersebut.
"Apa kesalahanku?!" Dafa berteriak sangat keras hingga tenggorokannya terasa sakit.
[ Tak perlu sampai berteriak begitu. Kesalahan mu yang pertama adalah memiliki sifat sombong, yang kedua Martial System memberikanmu sesuatu dengan instant. ]
"Sombong? Kapan aku sombong?" Dafa mengingat beberapa ingatan.
[ Tak perlu kau ingat lebih dalam lagi, setelah keluar dari sini. Ubahlah dirimu tanpa cara instant dari Martial System. Perlu diingatkan, tubuhmu yang saat ini adalah tubuh aslimu dan yang kau pakai sebelumnya adalah tubuh pemberian dari Martial System. ]
"Maksudnya?"
[ Kau hanya diberikan ujian selama beberapa hari oleh Martial System. Tentu saja tubuhmu yang bagus itu akan diambil kembali dan menjadi seperti semula. Perlu diingatkan, bahwa Martial System takkan pernah memberikan sesuatu dengan instant. ]
Dafa mulai paham dengan penjelasan dari seseorang yang tak dikenal tersebut.
[ Akan ku beri waktu selama satu bulan untuk kau mengasah tubuh serta keahlianmu. Untuk seni bela diri yang kau dapatkan tetap kau kuasai. Jadi gunakanlah sebaik mungkin. ]
"Tunggu sebentar! Siapa kau sebenarnya?"
[ Dalam waktu singkat kau akan tahu siapa diriku. Aku akan pergi dari sini dan mengembalikan dirimu ke tempat semula. Satu bulan lagi aku akan menemuimu kembali. ]
Seketika sebuah cahaya melahap Dafa dan ia terbangun dari dari tidurnya. Di sekitarnya ada Irfan, Melisa, Ayah Melisa serta beberapa anak buah Anton.
Dafa segera beranjak dari tidurnya lalu duduk sebentar untuk melihat keadaan. Tubuhnya kembali seperti dahulu kala, kecil dan kurus. Namun ia tak merasa bahwa ia lemah, ia berbeda dengan ia yang dulu. Meski bertubuh kecil dan kurus, ia tak seperti pecundang yang dulu.
"Akhirnya, bangun juga," sapa Irfan yang melihat Dafa sudah bangun dari tidurnya.
"Hei, kenapa tubuhmu kembali mengecil seperti pertama kali bertemu?" tanya Irfan yang bingung.
"Entahlah," ucap Dafa lalu berdiri.
"Dafa, terima kasih udah mengkhawatirkan ku," ungkap Melisa yang duduk di antara Irfan dan ayahnya.
"Iya, tak apa-apa," ucap Dafa lalu berjalan mendekati pintu.
"Mau kemana?" Terdengar suara yang pernah ia dengar, itu adalah suara Anton yang berdiri menatap pemandangan dari kaca jendela.
Dafa melepaskan tangannya dari gagang pintu lalu mendekati Anton.
"Aku ingin menerima kontrak tersebut!" seru Dafa.
"Benarkah? Tapi ngomong-ngomong, kenapa tubuhmu mengecil? Bukankah ini kejadian aneh," ucap Anton.
"Entahlah, tapi aku ada syarat untuk menandatangani kontrak tersebut," ucap Dafa.
"Apa itu?" tanya Anton sembari mengusap dagunya.
"Biarkan mereka bebas selama satu bulan, tidak, selama dua bulan," ucap Dafa dan membuat Anton ingin berbicara namun tak bisa.
"Eee … Argghhh … Kenapa harus dua bulan?" tanya Anton.
"Karena satu bulan akan aku gunakan untuk mengembalikan kondisi ku dan satu bulan lagi adalah masa aku bertarung di bawah tanah. Bagaimana, mau atau tidak?" tawar Dafa sambil melipat kedua tangannya.
Anton berpikir sejenak, tak lama kemudian ia memberikan tangannya untuk berjabat tangan kepada Dafa.
"Baiklah, aku setuju. Tapi berikan aku nomor ponselmu terlebih dahulu," ucapnya.
Dafa meraih tangannya lalu berjabat tangan dengan Anton.
"Mana ponselmu?" tanya Dafa yang meminta ponsel milik Anton.
Anton memberikan ponselnya kepada Dafa. Dafa pun mengetikkan nomor ponselnya dan disimpan dengan nama 'Dafa Sang Master Bela Diri'.
"Namamu terlalu norak," ucap Anton lalu mengambil kembali ponselnya.
"Daripada ada banyak nama Dafa yang kamu cari," jawab Dafa.
"Aku pulang, ya. Mereka juga sudah bebas, kan?" ucap Dafa yang membuka pintu.
"Ya! Bawa pergi semuanya, lagi pula aku juga tak punya tempat untuk menampung mereka," jawab Anton.
Dafa, Irfan, Melisa dan Ayah Melisa keluar dari gedung itu dengan selamat, meski Ayah Melisa wajahnya agak memar dan Dafa kembali menjadi kurus lagi.
"Baiklah, aku memiliki perjanjian dengan dua orang yang tak dikenal. Menjadi yang terkuat dengan latihan sendiri dan mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dari pertarungan bawah tanah. Mungkin akan menjadi pengalaman yang menyenangkan," batin Dafa sambil tersenyum menatap layar sistem.
[ Level Up To 15! ]
...### Solo Fighter ###...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Charyno_~
makin aneh alur ceritanya
2022-07-04
0
Kaylha✌️✌️
sangat mantap
2022-06-27
1
ysrlkdafi
malah di nerf :) padahal ada sistem
2022-06-22
4